myCatalog

Rabu, 02 September 2020

ALL ABOUT WHITE DAY FOR US






WHITE DAY FOR US



PARK CHANYEOL
+
DO KYUNGSOO
|
|
|
|
|





Hari ini, bertepatan dengan tanggal 14 Februari.
Siapa yang tidak tahu kalau hari ini adalah hari Valentine yang dirayakan oleh seluruh umat manusia di penjuru dunia, bahkan termasuk hampir seluruh murid disekolah menengah atas yang cukup terkemuka di Seoul pun tidak luput untuk merayakan hari valentine itu.
Hari dimana mereka bisa memanfaatkan moment 'Love Day' untuk menyatakan perasaan yang selama ini mereka pendam dalam-dalam pada orang yang sudah cukup lama hanya mereka perhatikan saja dalam diam dari kejauhan.
Termasuk kedua sahabat baik yang sudah saling mengenal sejak saat masih bayi, ketika keduanya masih saling merangkak sambil mengemut jempol mereka bahkan sudah selalu bersama-sama kemanapun mereka pergi.
Park Chanyeol dan Do Kyungsoo.
Tidak ada yang bisa memisahkan keduanya, dimana ada Chanyeol disana ada Kyungsoo begitupun sebaliknya, dimana dan kemana Kyungsoo pergi makan Chanyeol akan senantiasa mengikuti walau harus menerima tatapan nan tajam dari pria pendek itu. Bahkan keduanya berada di sekolah yang sama, kelas yang sama dan duduk di meja yang sama.
Sudah dikatakan bukan? Bahwa Park Chanyeol dan Do Kyungsoo tak terpisahkan, seperti tertempel oleh lem tak kasat mata.
Dan saat ini mereka berdua tengah berdiri ditengah taman sekolah sembari memanjangkan leher masing-masing, hanya demi untuk menanti kehadiran gadis yang mereka incar selama ini untuk memberikan coklat valentine. Kurang lebih tujuan mereka adalah ingin menyatakan perasaan mereka pada gadis yang mereka sukai sejak mereka menginjakkan kaki mereka di sekolah ini untuk pertama kali.
“Apa kau melihatnya?” Tanya Kyungsoo yang bukan hanya memanjangkan lehernya tetapi juga menjinjitkan kakinya salahkan saja tubuhnya yang terlihat sangat pendek jika di bandingkan dengan tubuh Chanyeol yang jauh lebih tinggi daripada dirinya dan berdiri disisinya, tanpa harus bersusah payah memanjangkan lehernya.
“Tidak, aku belum melihat tanda-tanda kedatangannya…” Chanyeol pun menyerah dan akhirnya duduk di bangku taman, ia lelah sedari tadi memanjangkan lehernya karena yang akan terjadi nantinya mugkin tinggi badannya akan bertambah jika lehernya terus ia panjangkan.
“Yak? Kenapa kau duduk?”
“Kita kekelas merek saja bagaimana? Bukankah mereka satu kelas?”
Mata bulat Kyungsoo yang sudah besar hampir melompat keluar dari sarangnya, ia segera duduk disebelah Chanyeol “Kau gila? Apa kau berniat untuk menyatakan perasaanmu di depan seluruh penghuni kelasnya? Memang kau punya keberanian seperti itu?”
Chanyeol berfikir sejenak ia menggaruk-garuk dagunya “Huuum sejujurnya tidak.. ya sudah kita berikan saja coklatnya lalu kita nyatakan lagi nanti ketika White Day 1 bulan lagi.. Lagipula tanpa menyatakan apapun kau akan tahu jawabannya jika dia memberikanmu cokelat balasan bulan depan.”
“Menunggu lagi?”
Dengan gemas Chanyeol meraih lengan Kyungsoo lalu mengigitnya, dirinya benar-benar gemas dengan tingkah pria satu ini yang sejak tadi selalu memprotes segala ucapannya “Jadi mau mu apa eoh?”
“Yaak sakit, bodoh..” Kyungsoo mengusap sayang lengannya yang menjadi korban gigitan Chanyeol, lihatlah lengan bulatnya kini terdapat bekas deretan gigi atas Chanyeol “Kau ini kanibal?”
“Kau menggemaskan, jika kau wanita sudah pasti cokelat ini akan kuberikan kepadamu hahahahaha” Chanyeol tertawa puas bahkan sampai mengelus-elus perutnya karena ia tahu Kyungsoo paling tidak suka disamakan dengan wanita.
Kyungsoo dan saudara sepupunya di negeri tirai bambu sana sama saja, berwajah seperti perempuan tetapi tidak mau terlihat seperti perempuan padahal kenyataannya mereka sangat terlihat seperti perempuan, ada yang mengerti dengan apa yang tengah Chanyeol pikirkan??
“Ck sudah hentikan, ya sudah aku ikuti saranmu, ayo cepat kita kekelas mereka.. Yang terpenting cokelat yang sudah kubawa ini tidak sia-sia..” Kyungsoo menarik-narik lengan Chanyeol dan mau tidak mau pria tinggi itupun bangkit berdiri lalu merangkul Kyungsoo dan melangkah bersama.
“Baiklah-baiklah, kau benar-benar sangat bawel seperti seorang perempuan..”
“Sekali lagi kau mengatakan diriku seperti perempuan lagi akan ku tenggelamkan kau di sungai Han..” omel Kyungsoo sambil menyilangkan kedua tangannya didadanya, lihat lah dia tidak ingin di katakan mirip dengan wanita tetapi perilakunya seperti wanita saat tengah merajuk.
Chanyeol dan Kyungsoo mengintip dari balik kaca jendela mencoba memastikan kalau gadis yang mereka incar ada di dalam kelas lebih tepatnya hanya Kyungsoo yang mengintip sedangkan Chanyeol dengan santai menunjukkan wajah tampannya dari kaca kelas “Kau ada melihatnya?” Tanya Kyungsoo yang sekarang tengah berjongkok di bawah jendela setelah mencoba mengintip dan hasilnya gagal ia tidak memiliki keberanian bahkan untuk sekedar mengintip.
“Yak, kenapa kau dari tadi memintaku melihat terus?” omel Chanyeol terlebih melihat Kyungsoo yang justru tengah berjongkok saat ini.
“Bukankah tubuhmu lebih tinggi dariku? Jadi tolong lihatkan keberadaannya untukku..”
Chanyeol berdecak sebal, Kyungsoo selalu saja berhasil memintanya melakukan apapun jika sudah memelas seperti  itu, menggemaskan dan menyebalkan secara bersamaan.
“Kyungsoo-ah, incaranmu ada didalam..”
Mendengar ucapan Chanyeol, Kyungsoo segera bangkit dari acara berjongkoknya, sembari mencoba mengatur ekspresi wajah terbaiknya “Apa benar kita harus masuk kedalam..”
“Tentu saja, bukankah kau sangat ingin memberikan coklat buatanmu itu padanya?”
“Lalu kau sendiri?” Tanya Kyungsoo bingung, bukankah Chanyeol juga memintanya membantu untuk menyiapkan cokelat untuk gadis yang Chanyeol sukai?
“Aku mengikutimu jika kau berikan pada gadis itu, aku pun akan memberikan cokelatku pada gadis yang kuincar. Jika kau tidak memberikannya aku pun juga tidak akan memberikan cokelatnya..” Chanyeol menarik Kyungsoo untuk melangkah mendekati pintu kelas “Ayolah cepat, kau sangat menyukainya bukan?” Tanya Chanyeol sambil menepuk-nepuk kepala Kyungsoo dan Kyungsoopun mengangguk hanya saja ia ragu untuk melangkah masuk, kaki nya yang sudah melangkah maju selangkah ia tarik kembali mundur 2 langkah.
“Aku temani..” Chanyeol akhirnya menarik Kyungsoo masuk kedalam kelas dan tiba-tiba seisi kelas yang tengah bising seketika diam dan langsung menatap kedua pria yang baru masuk tersebut “Wendy-ssi? Kyungsoo mencarimu..”
Gadis manis bernama Wendy itu mendongak dan tersenyum girang ketika mendengar Kyungsoo mencarinya, bahkan pria itu sudah berada dihadapannya “Ya, ada apa?”
Awalnya Kyungsoo terlihat ragu, ia ingin beranjak pergi saja. Namun seisi kelas sudah tahu dirinya datang untuk mencari Wendy, perlahan ia melangkah mendekati meja gadis yang ia sukai sejak hari pertama ia memasuki kelas musik saat musim panas tahun lalu.
Kyungsoo meletakan coklat buatannya di meja milik Wendy “Itu untukmu..”
“Benarkah? Ini untukku?” Wendy segera meraih coklat itu dan memeluknya senang, reaksi gadis itu tentu saja membuat Kyungsoo mengembangkan senyum dengan senang.
“Apa ada yang ingin kau sampaikan juga padaku?” Tanya Wendy semangat tetapi Kyungsoo segera menggeleng.
“Hm, sepertinya tak ada.. aah ya, terima kasih Wendy-ssi..” Kyungsoo membungkuk sedikit dan segera menyeret Chanyeol keluar dari kelas milik gadis tersebut bersamaan dengan suara riuh dari seluruh penghuni kelas, ia menyeret sahabatnya untuk kembali berlari ke taman.
“Ah aku lupa..” Kyungsoo mengerem langkahnya, hingga Chanyeol menabrak punggungnya. Namun dengan cepat dirinya berbalik dengan masih menggandeng jemari Chanyeol, ia hampir melangkah kembali menyeret sahabat tingginya itu ke kelas Wendy andai Chanyeol tidak menahan langkahnya.
“Mau kemana lagi?”
Kyungsoo menunjuk Chanyeol dan cokelat dalam bungkusan kertas pink yang masih berada di genggaman tangan Chanyeol “Bukankah kau juga akan memberikan cokelat itu pada Joy?”
Sejenak Chanyeol mengerutkan keningnya sepertinya pria tinggi itu tengah berfikir “Aku tidak jadi memberikannya aku ingin memakannya sendiri saja..” kali ini Chanyeol yang menarik Kyungsoo untuk menuju taman dan sukses membuat wajah Kyungsoo kini berubah menjadi penasaran.
“Bukankah kau menyukainya?”
“Tidak terlalu, aku hanya mengikutimu..”
Setelah sampai kembali ditaman Chanyeol segera menghempaskan bokong bulatnya ke atas bangku taman, ia membuka bungkus cokelat miliknya. Yang sebenarnya dibuatkan oleh Kyungsoo agar Chanyeol  tidak perlu membeli cokelat lagi untuk diberikan pada gadis yang Chanyeol sukai.
Benar-benar sahabat yang baik hati.
“Hei kau benar-benar membukanya? Kau akan memakannya?”
Chanyeol mengigit ujung coklat sambil menoleh kearah Kyungsoo, merasakan makanan manis itu meleleh didalam mulutnya “Terima kasih Kyungsoo-ya, cokelat darimu benar-benar enak..”
“Yaaak aku tidak memberikannya padamu..” omel Kyungsoo tak terima.
“Kau memberikannya, kau saja yang lupa..”
Mau tak mau pria bermata bulat itu merotasikan kedua matanya malas “Ya ya ya ya, aku memberikannya agar kau juga bisa memberikan cokelat tersebut pada gadis yang kau sukai Chanyeolie..”
“Tetapi aku lebih menyukai cokelatmu daripada gadis itu jadi kumakan saja cokelatmu daripada memberikannya pada orang lain, ini pertama kalinya aku mendapatkan cokelat darimu jadi tidak akan kuberikan pada siapapun..” ucap Chanyeol meneruskan kegiatannya memakan coklat buatan Kyungsoo.
Mau tak mau Kyungsoo tertawa pelan mendengar ucapan Chanyeol, hei pria ini lebih tinggi darinya, lebih terlihat dewasa daripada dirinya, bahkan umur pria itu juga lebih tua beberapa bulan dari dirinya tetapi kenapa Chanyeol bisa terlihat kekanak-kanakan seperti ini?
Padahal si jangkung ini bisa langsung meminta saja pada dirinya untuk dibuatkan cokelat, Kyungsoo akan segera membuatkannya dengan senang hati tanpa harus menunggu Valentine tiba.
“Menurutmu? White day bulan depan apa dia akan membalasku?” Tanya Kyungsoo penuh semangat sembari mendudukkan dirinya di sisi kiri sahabatnya itu, tetapi Chanyeol hanya menggendikkan bahunya tanda tidak tahu, atau tak perduli.
“Aku tidak tahu, mungkin saja iya..” Chanyeol sibuk memakan coklat miliknya “Kau tidak mau mencobanya?” Chanyeol menyodorkan coklat milik nya tepat ke bibir Kyungsoo bahkan menempel pada bibir pria bermata besar itu dan Kyungsoo hanya menggeleng malas sembari membersihkan cokelat yang menempel pada bibirnya menggunakan tangan.
“Aku sudah memakan cokelat buatan ku sendiri..” Kyungsoo bangkit dari duduknya sembari merentangkan tangan melakukan sedikit peregangan otot. Usai menyerahkan coklat pada Wendy ia merasa bebannya terangkat dan sangat lega.
“Ayo kita kembali ke kelas..”
Seperti seekor anak anjing yang penurut, Chanyeol mau tidak mau mengikuti ucapan Kyungsoo ia segera bangkit dari duduknya tetapi pria tinggi itu tetap memakan coklat yang baru saja ia tawarkan pada Kyungsoo bahkan sempat tertempel di bibir Kyungsoo sambil mengikuti langkah Kyungsoo di depannya, Chanyeol menatap punggung Kyungsoo sambil tersenyum sendiri dan mengunyah coklat kesukaannya.
“Hmm terasa jauh lebih manis..” gumam Chanyeol senang.
Krriiiiiiiing!!!!’
Kyungsoo melompat bangun dari atas kasurnya, tidak disangka hari ini dirinya akan telat bangun. Ini pasti karena semalaman ia harus menemani Chanyeol chatting di KTALK pria tinggi itu akan menganggu Kyungsoo jika dia tidak bisa tidur “Omooooo aku masih harus mandi dan belum sarapan??? Yang benar sajaaaa….”
Kyungsoo berlari keluar rumah sambil memakai dasinya dengan terburu-buru, namun langkah nya terhenti ketika melihat ada sesosok pria tinggi bersandar di dinding pagar rumahnya.
“Eoh? Chanyeol?” Kyungsoo tidak percaya Chanyeol masih menunggunya padahal jelas-jelas dirinya telat.
“Lama sekali kau keluar..” omel Chanyeol sembari membenahi jas sekolahnya lalu berdiri tegap di hadapan Kyungsoo, ia lelah dan hampir kesemutan seluruh badan karena menunggu pria pendek ini.
“Kenapa kau masih disini?” Tanya Kyungsoo masih bingung, dan Chanyeol mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Kyungsoo.
“Eoh? Aku jelas menjemputmu bodoh..”
 “A-aku tahu kau menjemputku Park Chanyeol..” Kyungsoo rasanya ingin menjitak dan menendang kepala Chanyeol yang pagi-pagi sudah mengatainya bodoh “Tapi diriku telat mengapa kau masih menungguku disini?”
Chanyeol melangkah semakin mendekati Kyungsoo lalu merangkul pria mungil itu dan menariknya agar mulai melangkah “Yang membuatmu bangun telat itu diriku jadi aku sudah pasti akan berangkat bersamamu..”
“Aigoo kau sahabat terbaikku Chanyeollieee…” ucap Kyungsoo senang sambil memeluk erat Chanyeol yang hampir kehabisan nafas karena pelukan kuat Kyungsoo padanya.
Dan disepanjang perjalan keduanya tidak berhenti tertawa akibat lelucon yang Chanyeol katakan, seolah-olah keduanya lupa bahwa mereka sudah terlambat untuk berangkat kesekolah dan begitu sampai di gerbang sekolah tawa di bibir Kyungsoo segera redup karena menatap miris pagar hitam besar yang sudah tertutup rapat itu.
“Kita libur saja hari ini..” ucap Chanyeol tenang, ia tidak bereaksi sama sekali melihat pintu gerbang sekolahnya sudah dikunci rapat-rapat oleh ketua kedisiplinan.
“Libur? Jika diriku pulang kerumah eomma akan membunuhku karena tahu aku tidak diijinkan masuk karena telat..”
Chanyeol mencubit gemas pipi bulat Kyungsoo “Siapa bilang kita pulang, kita pergi bermain Kyungsoo-ah ayo ikut aku..” Chanyeol segera menarik tangan Kyungsoo agar mereka segera meninggalkan pelataran sekolah bahkan Kyungsoo hanya bisa pasrah saat Chanyeol menariknya entah akan kemana mereka. 

                “HOAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!”
Chanyeol dan Kyungsoo menjerit kuat dengan kedua tangan yang terangkat keatas ketika roller coaster yang mereka naiki sekarang menukik turun kebawah dari ketinggian yang sangat luar biasa menurut mereka, namun sangat terlihat mereka menikmatinya.
“Apa tadi kau melihat pasangan kekasih di depan kita? Pria itu hampir menangis..” Chanyeol tidak ada henti-henti nya tertawa bersama dengan Kyungsoo ketika mengingat pasangan yang duduk di depan mereka saat roller coaster menukik kebawah, jika bisa rasanya Chanyeol ingin berguling-guling mentertawakan pasangan kekasih yang hampir menangis di depan mereka tadi, kejam memang, namun mentertawakan penderitaan orang lain adalah sebuah kebahagiaan tersendiri.
“Kau seharusnya lihat bagaimana wajahmu tadi Chanyeol-ah..”
“Wajahku tentu saja selalu tampan hahahahaha..” Chanyeol menghempaskan tubuh tingginya di bangku yang disediakan ditaman bermain ia menarik Kyungsoo agar duduk disebelahnya “Apa lagi yang ingin kau mainkan setelah ini?”
Kyungsoo menggaruk pipinya setelah tubuhnya terhempas duduk diatas bangku ia kemudian berpikir sejenak, jujur dirinya bingung ingin bermain apa karena dia tiba-tiba terseret kemari karena ajakan Chanyeol. Dirinya ataupun mereka sama sekali tidak memiliki rencana apapun saat memutuskan untuk datang kemari, sehingga sekarang mereka dilanda kebingungan akan permaianan apa yang hendak mereka mainkan bersama “Hm tidak tahu..”
“Apa kau ingin makan sesuatu?” Tanya Chanyeol lagi, kali ini pria tinggi itu mengubah posisi duduknya agar menghadap Kyungsoo yang duduk disampingnya.
Pria pendek itu kembali berfikir sembari mendongakkan kepalanya “Aku ingin sesuatu yang manis..”
“Baiklah tunggu disini jangan kemana-mana..” Chanyeol segera bangkit dan pergi meninggalkan Kyungsoo dengan tiba-tiba, bahkan Kyungsoo bingung kenapa Chanyeol meninggalkannya begitu saja padahal ia hanya menyebutkan ingin makanan manis dan belum mengatakan apa yang sangat ingin dirinya makan saat ini.
Namun begitu pria tinggi itu kembali Chanyeol sudah membawakan sebuah cup Ice Cream untuknya dan ada ice cream cone juga di genggaman Chanyeol yang tengah dimakan oleh pria jangkung tersebut selama perjalanan dari truck ice cream kembali pada tempatnya semula.
“O! Ice Cream..” Kyungsoo menerima dengan senang Ice cream cup yang di berikan Chanyeol padanya, ternyata pria itu tahu apa yang dirinya inginkan, walaupun musim belum berganti dari musim dingin namun menyantap ice cream adalah salah satu hal yang disukai oleh Kyungsoo “Terima kasih Chanyeol-ah..”
“Um, ya..” jawab Chanyeol seadanya sambil menjilat Ice Cream cone miliknya, ia menoleh sesekali kearah Kyungsoo “Apa kau sudah memikirkan ingin naik apa? Aku masih ingin disini sampai malam..”
Ia baru menekuni kegiatan barunya namun Chanyeol kembali memberikan pertanyaan berat untuknya, Kyungsoo mengemut sendok plastik ice nya ia menatap keseluruhan taman “Hh, aku tidak tahu aku mengikutimu saja, kuserahkan waktuku hari ini untuk menemanimu..” Chanyeol mengangguk-angguk mengerti, dan untuk sementara mereka terdiam sibuk dengan ice cream masing-masing.
“Kyungsoo-ah, boleh ku pegang tanganmu?” Tanya Chanyeol sembari menoleh setelah mereka sama-sama terdiam cukup lama.
“Hah?”
“Anggap saja kau membantuku latihan agar nanti ketika diriku sudah menyatakan perasaanku dan saat diriku berkencan dengan orang yang kusukai kedua tanganku ini sudah tidak canggung lagi.. Bagaimana?”
Kyungsoo berfikir sejenak sepertinya tidak ada salahnya membantu sahabatnya ini, lagipula keduanya sudah melajang seumur hidup. “Baiklah..”
Dengan cepat Chanyeol segera menyambar jemari Kyungsoo lalu menggenggamnya dengan erat ia memposisikan duduknya untuk menghadap Kyungsoo “Apa kau sangat menyukai Wendy?”
“Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang hal itu?”
“Hanya ingin tahu saja..”
“Bukankah kau yang menjodoh-jodohkanku dengannya?”
Chanyeol tertawa terbahak mendengar jawaban Kyungsoo atas pertanyaannya “Lalu karena itu juga kau memberikan cokelat itu pada nya?” Tanya Chanyeol lagi, dan tawa pria tinggi itu makin menjadi ketika melihat Kyungsoo mengangguk “Jadi sebenarnya kau mencintainya atau tidak?”
Kyungsoo berfikir sebentar ia melepaskan genggaman tangan Chanyeol dari tangannya ia kembali memakan Ice Creamnya “Sepertinya menyukainya.. sepertinya juga tidak.. entah lah..”
Memang benar awalnya Kyungsoo tertarik dengan kecantikan Wendy, apalagi ketika ia pertama kali melihatnya memasuki pintu kelas ruang musik. Hei siapa juga yang tidak menyukai Wendy, gadis itu sangat cantik, wajahnya pun juga manis, serta suaranya pun indah dan ketika dirinya bertanya tentang Wendy pada Chanyeol pria tinggi itu langsung saja menjodoh-jodohkan dirinya pada Wendy dan secara tidak langsung Kyungsoo menekankan pada dirinya bahwa dirinya memang menyukai Wendy sejak saat itu.
Perlu ditekankan bahwa Kyungsoo sudah melajang seumur hidup, sehingga dirinya sama sekali tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta yang sesungguhnya, si polos itu hanya bisa mempercayai apa yang keluar dari  bibir sahabatnya bahwa dirinya menyukai Wendy pada pandangan pertama.
Kyungsoo mengubah posisi duduknya jadi menyamping untuk menghadap Chanyeol “Lalu bagaimana kau bisa menyukai Joy?”
Dirinya tak terlihat terganggu dengan pertanyaan dari sahabat mungilnya itu, Chanyeol masih sibuk menjilat ice creamnya dan hanya melirik sesekali “Memang kapan diriku mengatakan bahwa aku menyukainya?”
Kedua netra bulat Kyungsoo makin membulat menatap Chanyeol terkejut akan jawabannya “Bukankah kau menjawab iya ketika aku menanyakanmu waktu itu..”
Kali ini pria jangkung itu menoleh dan menatap Kyungsoo ia mengusap sisa ice cream di sudut bibir Kyungsoo dengan jempolnya “Kau yang bertanya bukan? Dan diriku jelas menjawab iya karena aku memang tidak membencinya..” kemudian ia menjilat jempolnya yang sebelumnya menyentuh sudut bibir Kyungsoo.
“A-aa i-itu..” ucapan Kyungsoo tersendat ketika melihat Chanyeol menjilat sisa ice cream yang tadi menempel di sudut bibirnya, ia pun kembali duduk seperti semula dan menghiraukan apa yang dilihatnya barusan “Kupikir dirimu serius mengucapkannya waktu itu..” susah payah Kyungsoo berusaha kembali pada topik pembicaraan dan segera kembali memakan sisa ice creamnya yang sudah mulai mencair, entah kenapa ia mulai merasakan debaran aneh didada kirinya karena kelakuan Park Chanyeol, dan ini adalah pertama kali dalam hidupnya ia merasakan debaran kuat didada kirinya karena ulah orang lain, bukan karena dirinya akan dihukum oleh kedua orangtuanya, bahkan dengan Wendy sekalipun Kyungsoo tidak pernah merasakan debaran seperti ini.
“Aku serius aku memang menyukainya, aku tidak membencinya Kyungsoo-ya..” lanjut Chanyeol bahkan hampir ingin tertawa melihat ekspresi wajah Kyungsoo, pria itu mengigit sendok ice creamnya dan menoleh pada Chanyeol, lagi.
“Lalu, apa ada yang kau sukai?”
Chanyeol melirik Kyungsoo bahkan kegiatan menjilat ice creamnya pun ia hentikan “Ada..”
Mata besar milik Kyungsoo kembali melebar seketika “Benarkah?? Siapa dia? Apa aku mengenalnya?”
Reaksi berleiuhan Kyungsoo membuat Chanyeol terkekeh geli dan kembali menjilat ice creamnya “Kau tidak mengenalnya..”
Kyungsoo menarik-narik lengan Chanyeol agar menjawab pertanyaannya “Aku tahu kau berbohong padaku, diriku mengenalmu sejak lahir Chanyeol-ah pasti aku pernah bertemu dengannya sekali dalam hidupku, ayo ceritakan tentang dia Park Chanyeol..”
Shireoo..” Chanyeol membiarkan Kyungsoo merengek sambil menarik-narik lengan kanannya ia tetap sibuk menjilat ice cream yang berada ditangan kirinya, bukankah Kyungsoo terlihat manis dan menggemaskan jika seperti itu, maka Chanyeol tak akan pernah menjawab siapa yang tengah disukainya karena dirinya ingin melihat Kyungsoo terus merengek padanya.
White Day For Us -
Siang itu Chanyeol terlihat sedikit kurang bersemangat, ia bahkan saat ini tengah menelungkupkan kepalanya dimeja dan tengah menatap Kyungsoo yang sibuk mencatat disebelahnya, dan tentu saja pria pendek itu akan menghiraukan kehadirannya jika sedang fokus dengan segala tugas-tugas sekolahnya “Kyungsoo-ah..”
“Hmm?” tanpa menoleh Kyungsoo menyahuti panggilan Chanyeol padanya, ia benar-benar tengah fokus mencatat beberapa materi penting yang tertinggal dari catatan milik Chanyeol.
“Nanti temani aku apa kau bisa? aku ingin membeli miniatur mainan..”
Kali ini Kyungsoo menoleh ia menatap Chanyeol “Kau sudah umur berapa eoh? Kenapa masih suka membeli miniatur mainan?”
“Itu hobi Kyungsoo-ah tidak ada hubungannya dengan umur, temani aku ya?.”gantian sekarang Chanyeol yang merengek sambil menarik-narik lengan kanan Kyungsoo sama seperti Kyungsoo yang menarik-narik lengan Chanyeol seminggu yang lalu ditaman bermain.
Pria bermata bulat itu menghela nafas malas melihat tingkah Chanyeol yang tidak sesuai dengan postur tubuhnya, baru ia berniat membuka mulutnya untuk menolak ajakan Chanyeol tiba-tiba sesosok gadis memasuki kelas mereka dan berdiri tepat didepan meja keduanya yang kebetulan adalah meja paling depan dikelas.
Chanyeol dan Kyungsoo mau tak mau menoleh bersamaan begitu melihat bayangan yang menuntupi meja mereka “O! Wendy-ssi..” sapa Kyungsoo sedikit terkejut melihat gadis itu bisa tiba-tiba berada dihadapannya.
Sedangkan Chanyeol kembali menelungkupkan kepalanya kemeja dirinya tidak suka ketika ia tengah berbicara dengan Kyungsoo dan tiba-tiba ada yang datang mengganggu pembicaraannya walaupun itu gadis yang Kyungsoo sukai sekalipun “Ada apa?” Tanya Kyungsoo bingung ini pertama kalinya Wendy mendatanginya.
“Umm, ada yang ingin kubicarakan nanti sepulang sekolah..”
Bahkan walau tengah menunduk dan menelungkupkan kepalanya pun Chanyeol merotasi kedua matanya malas, jadi sekarang gadis di hadapan Kyungsoo juga menyukai Kyungsoo begitu? Waw, haruskan Chanyeol bertepuk tangan sekarang karena cinta sahabatnya terbalas?
Kenapa harus repot-repot mengajak Kyungsoo berbicara segala bukannya dia bisa saja memberikan Kyungsoo balasan coklat saat white day nanti? Menyusahkan saja, sudah jelas- jelas ia ingin mengajak Kyungsoo untuk menemaninya nanti tetapi gadis ini datang, ah sungguh menyebalkan.
Dirinya yakin pasti Kyungsoo akan...
“Ah, maafkan aku Wendy-ssi diriku harus langsung pulang karena ada janji dengan Chanyeol..”
... Pergi dengan, Wen... Sebentar?
Apa yang baru saja dirinya dengar??
Park Chanyeol segera mendongakan kepalanya yang semula terkelungkup diatas meja kemudian menoleh menatap Kyungsoo tidak percaya, hei sahabatnya ini bodoh atau apa? Gadis yang disukainya ingin mengajaknya berbicara saat pulang sekolah nanti, kenapa dia malah menolak? Kyungsoo ini tidak peka atau bodoh sih?
“Ah benarkah itu?” Tanya Wendy seakan tak percaya dan segera melempar tatapan matanya pada Chanyeol, sedikit banyak dari tatapannya ia berharap bahwa pria tinggi itu mengerti bahwa dirinya tak ingin di tolak dan dirinya harap Chanyeol mengalah dengan membatalkan janjinya saja bersama Kyungsoo.
Sontak saja pria tinggi itu merasa ia mendapatkan tatapan tajam yang seolah-olah ingin mengulitnya hidup-hidup dari Wendy saat ini juga. Bahkan dari tatapan saja Chanyeol paham bahwa dirinya diminta untuk mengalah dan memberikan waktu milik Kyungsoo yang sudah mau menemaninya pada gadis tersebut, what? Apa gadis itu gila??
Chanyeol duduk tegak di bangkunya balas menatap Wendy bahkan jauh lebih menantang daripada tatapan gadis tersebut padanya, seolah-olah dari kedua matanya ia mengatakan ‘Aku tidak akan mengalah padamu’ Chanyeol menoleh pada Kyungsoo “Ya kami ada janji baru saja aku memintanya menemaniku..” Chanyeol memasang wajah sedih yang dibuat-buat sambil merangkul Kyungsoo “Ah kau telat sedetik Wendy-ssi, maafkan aku..”
Sedangkan Kyungsoo justru tertawa renyah ia berfikir ucapan Chanyeol adalah lelucon terhadapa ajakan Wendy pada dirinya, tanpa ia sadari bahwa tatapan Chanyeol dan Wendy saat ini terlihat seperti orang yang hampir saling ingin membunuh satu sama lain. “Mungkin lain kali kita bisa berbicara Wendy-ssi..” ucap Kyungsoo membuat senyum kemenangan terukir di bibir Wendy, karena dirinya masih memiliki 'lain kali' dari Kyungsoo.
“Baiklah, lain kali aku akan mencarimu lagi Kyungsoo-ssi jika aku ingin berbicara denganmu..” Wendy meletakkan sebuah permen rasa cokelat diatas meja milik Kyungsoo "Untukmu.." setelah memberikan sebuah permen cokelat gadis cantik itu segera melangkah keluar dari kelas Kyungsoo dan Chanyeol dengan senyum manis, usai gadis itu tak terlihat lagi dipandangan mereka Chanyeol segera menoleh pada Kyungsoo yang segera memakan permen tersebut tanpa basa basi karena dirinya ingin memakan sesuatu yang manis saat ini.
“Kau ingin berbicara dengannya?”
“Hanya berbicara bukan? Memang apa salahnya?” ujarnya, Kyungsoo kemudian sibuk kembali menyalin catatan dengan santai sedangkan Chanyeol hanya bisa menepuk keningnya pelan, Kyungsoo memang benar-benar tidak peka dengan apa yang barusan terjadi.
Hening...
Sepi...
Hanya suara lagu anime yang menemani langkah kaki Kyungsoo dan Chanyeol didalam sebuah toko action figure yang terdapat ditengah kota. Sudah berapa lama mereka berada didalam toko hingga pemiliknya sesekali menatap kearah mereka seolah-olah keduanya akan mengutil ditoko tersebut, keduanya sudah berkeliling disetiap rak action figure sebanyak 5x dimasing-masing lorong.
Kyungsoo melipat kedua tangannya di depan dada ia benar-benar bosan sangat bosaaaaaaan, bayangkan saja sudah hampir 1 jam dirinya berdiri dibelakang Chanyeol yang sedari tadi hanya berputar-putar dari rak 1 ke rak yang lain melihat miniatur mainan yang ingin dibelinya, namun tak jadi karena terlalu banyak pertimbangan.
“Yak Park Chanyeol kau ingin membuat kita menginap di toko ini?” omel Kyungsoo setelah melihat sekarang sudah menunjukkan jam 7 malam dari jam tangan yang tengah digunakan olehnya dan perutnya sudah sangat lapar meronta-ronta meminta untuk segera diisi dengan makanan, salahkan Chanyeol yang lupa membawa uangnya jadi mereka harus kembali kerumah dan setelah sampai dirumah ibu mereka sudah pasti meminta keduanya berganti pakaian dan makan siang terlebih dahulu membuat mereka pun berangkat ketika angka sudah menunjukkan pukul 5 sore.
“Aku bingung akan membeli yang mana..” jawab Chanyeol sembari memiringkan kepalanya bingung ia tertarik dengan semua miniatur anime itu, namun pertimbangannya pun banyak terutama dalam hal keuangan.
“Jadi kau belum menentukan akan membeli yang mana?”
Chanyeol menoleh “Sudah, hanya saja terlalu banyak aku karakter yang kuinginkan, membuatku bingung Kyungsoo-ah, sebaiknya kau pilihkan untukku daripada kau hanya mengomel di belakangku seperti gadis yang tengah kejatuhan bulan..”
‘PLETAK’
Kyungsoo menghadiahi Chanyeol jitakan di kepalanya memang dirinya sedikit cerewet tetapi kenapa Chanyeol menyamakannya dengan gadis yang tengah pms? Park Chanyeol memang benar-benar menyebalkan.
“Lihat kau bahkan memukul kepalaku, kau benar-benar sedang datang bulan eoh?” Chanyeol mengelus sayang kepala besarnya ia tidak sangka jitakan Kyungsoo begitu membuat kepalanya berdenyut.
 “Kau pilih saja sendiri, tinggal ambil 1 saja kenapa sulit sekali..” rajuk Kyungsoo “Aku lapar kau tahu cepatlah aku menunggumu diluar..” omel Kyungsoo dan beranjak meninggalkan Chanyeol di dalam toko yang masih mengelus kepalanya.
“Hah, dia benar-benar terlihat seperti perempuan ketika sedang marah..” Chanyeol segera mengambil asal satu miniatur bahkan tidak melihat nya sama sekali karakter apa yang disambarnya kemudian ia segerea beranjak menuju meja kasir kemudian membayarnya dengan kartu milik ayahnya, lalu sejak tadi apa yang dirinya pertimbangkan?
Jika semudah itu dirinya memilih kenapa tidak dari tadi saja dia melakukannya dan tidak harus membuat Kyungsoo berdiri di belakangnya dan mengekorinya sedari tadi, seperti seorang baby sitter yang tengah menjaga seorang bayi besar.
Chanyeol melangkah keluar dari toko ia menoleh kesamping begitu melihat Kyungsoo tengah mengusap-usap kedua tangannya sepertinya pria bermata besar itu mulai kedinginan “Kau kedinginan?” Tanya Chanyeol ketika sudah berdiri di depan Kyungsoo yang tengah bersandar di dinding toko.
“Cepat sekali kau sudah keluar?”Kyungsoo sampai mengerutkan keningnya karena terheran-heran melihat Chanyeol yang ikut keluar dengan kantung belanjaan kurang dari 5 menit dirinya keluar dari dalam toko “Apa kau sudah benar-benar memilih miniatur yang kau suka?” Tanya Kyungsoo lagi memastikan, bukankah tadi si jangkung ini sangat lama memilih bahkan dirinya sampai tidak menjawab pertanyaan Chanyeol padanya padahal terlihat jelas dirinya memang kedinginan saat ini.
“Sudah..” Chanyeol segera menyimpan mainan yang ia beli kedalam tas selempang kecil miliknya lalu segera menggandeng jemari Kyungsoo dan berniat menarik Kyungsoo untuk melangkah.
“Yaak, apa-apaan kau ini?” tahan Kyungsoo, ia terlihat mempertanyakan tentang jemarinya yang berada dalam genggaman Chanyeol, pria itu bahkan mengangkat tangannya dan memperlihatkan jemarinya yang berada dalam genggaman erat telapak tangan Chanyeol.
Sedangkan pria itu hanya menatap Kyungsoo dan genggaman tangan keduanya dengan wajah bodoh khas miliknya ketika dirinya tak merasa ada yang salah dengan apa yang tengah dilakukan oleh dirinya “Apalagi? Bukankah waktu itu kau memperbolehkanku menggenggam jemarimu?”
“A! ah itu… hahahahaha..” Kyungsoo hanya bisa tertawa canggung karena cara Chanyeol meraih jemarinya barusan benar-benar berbeda dengan biasanya dan jangan lupa dadanya yang tiba-tiba berdebar sama seperti hari itu ketika ia melihat Chanyeol menjilat sisa ice creamnya.
“Ayo, katamu kau lapar bukan? Aku akan mentraktirmu makan hotpot..” Chanyeol menarik Kyungsoo melangkah bersamanya dan memasukkan sebelah tangan Kyungsoo dalam genggamannya kedalam saku jaket tebalnya “Apa sudh lebih hangat?”
Kepala Kyungsoo mengangguk dengan cepat, saat jemarinya di genggam saja sudah terasa hangat ditambah dengan berada dalam saku mantel tebalnya, tentu saja hangat.
“Kau tahu diriku kedingingan?” Tanya Kyungsoo bingung sembari menoleh pada Chanyeol.
“Kau menggosok tanganmu tadi dan juga jemarimu seperti es dalam frezer dikulkasku…” jawab Chanyeol membuat keduanya terkekeh bersama dan memutuskan untuk melangkah menuju kedai terdekat dari toko miniatur, bahkan mereka sama sekali tidak melihat kehadiran Wendy sedari tadi yang melihat kedua pria tersebut yang saling mengenggam jemari satu sama lain dan saling bertaut erat seperti itu.
“Bukankah mereka hanya bersahabat?" Gumamnya seorang diri. "Lagipula bukankah Kyungsoo memberikan cokelat padaku pada hari Valentine berarti yang dia sukai diriku bukan? Lalu Park Chanyeol itu... siapanya?” Gadis itu menghela nafas gusar sembari menatap punggung Kyungsoo dan Chanyeol yang sudah melangkah menjauh darinya “Sebaiknya besokku nyatakan saja..”
White Day For Us -
Keesokan harinya Kyungsoo melangkah seorang diri menuju perpustakaan sesekali ia menunduk sembari membaca ulang buku tugasnya, apa saja buku yang harus ia cari nanti diperpustakaan jika ingin menjawab semua soal-soal dari tugas yang di berikan oleh guru padanya hari ini “Kyungsoo-ah..”
Kyungsoo kembali mendongak dan segera menoleh ketika mendengar Chanyeol memanggilnya dari arah belakang “Ya Chanyeol-ah?”
Pria dengan kelebihan tinggi itu menghentikan langkahnya ketika sudah berdiri tepat di hadapan Kyungsoo yang lebih pendek, ia menunduk untuk menatap wajah sahabatnya itu “Kau mau kemana? Bukannya ini jam istirahat? Kau tidak ke kantin? Apa kau tak lapar?”
Rombongan pertanyaan panjang Chanyeol hanya Kyungsoo jawab dengan gelengan dari kepalanya “Aku ingin mencari buku untuk jawaban pertanyaan dari Lee Songsaengnim..” Kyungsoo menunjuk jalan yang mengarah menuju perpustakaan dan mengangkat buku tugas ditangannya yang lain.
“Kau sudah akan mengerjakannya?” Tanya Chanyeol tidak percaya aish Kyungsoo benar-benar sangat rajin.
“Aku ini tidak sepintar dirimu..” Kyungsoo ingin meneruskan langkahnya keperpustakaan tetapi Chanyeol meraih jemarinya sama seperti kemarin malam kemudian menarik Kyungsoo agar melangkah bersamanya.
Mwoya igo?” protes Kyungsoo sembari mengangkat lagi jemarinya yang sudah berada dalam genggaman erat Chanyeol, tetapi ia tidak menepis genggaman tersebut. Ia membiarkan sahabatnya mengenggam jemarinya karena Kyungsoo mulai menyukai setiap debaran ketika Chanyeol menyentuh jemarinya selembut ini bahkan setiap genggaman Chanyeol akan ia balas dengan genggaman yang lebih erat.
“Aku akan menemanimu, memang kaki pendekmu sampai jika mengambil buku dirak yang tinggi..” tetapi pria tinggi itu menghancurkan suasana romantis yang Kyungsoo bangun dalam kepalanya, oh rasanya Kyungsoo sangat ingin menendang kepala Park Chanyeol saat ini.
“Kau benar-benar menyebalkan Park Chanyeol!” omel Kyungsoo sembari memukul kepala Chanyeol dengan buku tugas yang sedari tadi ada di tangannya.
“Yak kenapa kau suka sekali memukul kepalaku, jika nanti aku tidak pintar lagi bagaimana?” Chanyeol mengusap kepalanya dengan tangannya yang tengah menggenggam jemari Kyungsoo, jadi secara tak langsung punggung tangan Kyungsoo ikut mengusap kepala Chanyeol.
Sesaat mereka saling melempar tatapan dalam diam dengan posisi saling berhadapan dengan tangan Kyungoo yang masih berada di atas kepala Chanyeol dan telapak tangan Chanyeol yang kini berpindah atas punggung tangan Kyungsoo agar pria itu mengusap kepalanya yang berdenyut.
“Kyungsoo-ssi..”
Mendengar namanya dipanggil Kyungsoo dan Chanyeol langsung menoleh kearah sumber suara, tetapi posisi mereka tetap sama tak berubah sama sekali. Bahkan Kyungsoo juga tidak memindahkan posisi tangannya saat ini walaupun ia melihat Wendy yang memanggilnya, namun Chanyeol yang memindahkan posisi tangan Kyungsoo agar turun dari kepalanya dan kembali masuk kedalam genggaman eratnya.
“Ya, Wendy-ssi?” Tanya Kyungsoo tanpa merasa dirinya dan Chanyeol tengah memberikan tanda tanya besar didalam kepala seorang gadis.
Sipelaku pemanggilan segera mengalihkan pandangannya yang sedari tadi menatap genggaman tangan Kyungsoo dan Chanyeol pada wajah Kyungsoo ia tersenyum semanis mungkin pada pria tersebut “Kyungsoo-ssi aku ingin berbicara denganmu sekarang..”
Kali ini Chanyeol pun ikut mengalihkan pandangannya pada Kyungsoo jika Kyungsoo kali ini mengikuti gadis itu untuk ‘berbicara sebentar’ maka bisa jadi besok Kyungsoo bukalah lagi seorang pria single seperti dirinya.
“Ah, maaf aku harus segera keperpustakaan bisakah lain kali saja?” jawaban Kyungsoo benar-benar membuat Wendy mencelos OH MY GOD kenapa urusan ke perpustakaan lebih penting daripada dirinya? Dirinya adalah gadis terpopuler satu sekolah, bukankah Kyungsoo sendiri yang memberikan dirinya cokelat saat hari valentine? Bukankah seharusnya pria itu menuruti kemauannya agar Wendy bersedia memberikan cokelat balasan pada Kyungsoo nanti saat whiteday tiba, dirinya jadi bertanya-tanya apakah Kyungsoo menyukainya atau tidak?
Chanyeol menaikkan sebelah alisnya untuk berfikir keras kenapa ia bisa mempunyai sahabat sebodoh Do Kyungsoo? Bukannya pria pendek ini mengejar Wendy sejak dulu? Walaupun memang hal itu terjadi karena ucapannya sediri maka dari itu Kyungsoo mengejar Wendy, tetapi ya paling tidak seharusnya Kyungsoo peka sedikit mengapa gadis itu sejak kemarin meminta waktu untuk berbicara dengan Kyungsoo.
“Tak apa bukan?” Tanya Kyungsoo lagi, ia mencoba memastikan karena Wendy hanya diam saja tidak memberikan jawaban apapun padanya ataupun menunjukkan reaksi padanya.
Wendy mengigit bibirnya ia kecewa dengan sikap Kyungsoo yang terlihat biasaa saja atas rasa kecewanya padahal dirinya sudah mulai menyukai pria pemalu itu “Akan kukatakan disini saja..” Wendy menatap Kyungsoo “Maaf, sepertinya White Day nanti aku tidak bisa memberikan cokelat balasan padamu..”
Chanyeol tersedak liurnya sendiri mendengar ucapan Wendy, waw apakah ini sebuah penolakan? Ia kembali menatap ekspresi wajah Kyungsoo yang masih tetap seperti sedia kala sangat polos seolah-olah hal tersebut bukanlah perkara besar “Ah begitu? Tak apa Wendy-ssi, diriku juga tidak meminta balasan.. Kau mau menerima cokelat pemberian dariku saja sudah cukup bagiku.”
Namun justru kini Wendy yang tertohok atas ucapan Kyungsoo dan Chanyeol terbahak dalam hatinya karena ucapan polos  Kyungsoo benar-benar berhasil membuat sang primadona menghentakan kakinya lalu beranjak pergi meninggalkan Kyungsoo dan Chanyeol. Melihat Wendy pergi dengan kesal membuat Kyungsoo menoleh menatap Chanyeol dengan mata besarnya yang kebingungan mau tidak mau pria tinggi itupun akhirnya memuntahkan tawa yang sudah ia tahan sedari tadi.
“Mengapa kau tertawa eoh?” Tanya Kyungsoo justru kesal pada Chanyeol “Apa aku salah berbicara padanya?”
Pria tinggi itu tidak menjawab ia hanya terus tertawa sambil kembali menarik Kyungsoo melangkah menuju perpustakaan dan mengelus perutnya sendiri “Yak katakan Chanyeol-ah ada apa?” Tanya Kyungsoo sambil menarik-narik tangan Chanyeol yang tengah mengenggam jemarinya tapi Chanyeol tetap sibuk dengan tawanya sendiri, membiarkan Kyungsoo menelan rasa penasarannya seorang diri.
Diminggu siang yang cerah Chanyeol tengah melangkahkan kaki jenjangnya menaiki tangga rumah Kyungsoo, ia sudah biasa berkunjung dan langsung masuk begitu saja ke kamar Kyungsoo. Toh dirinya sudah permisi pada ibunda sahabat pendeknya itu saat tadi bertemu didepan rumah ketika ia melihat ibu dari pria pemilik mata besar itu melangkah pergi dari rumah, sepertinya akan pergi berbelanja.
“Kyungsoo-ah..” panggil Chanyeol dari tangga padahal ia belum sampai di kamar Kyungsoo tetapi suaranya sudah sampai terlebih dahulu ke kamar pria bermata besar itu dan sipemilik kamar segera meninggalkan pekerjaannya di meja belajar kemudian segera melangkah keluar dari kamarnya, ia mengeluarkan kepalanya dan melihat Chanyeol tengah tersenyum 5 jari pada nya dari tangga.
“Kau sudah datang?”
“Ya, aku sudah berjanji bukan akan mengajari soal yang tidak kau mengerti itu hari ini?” sekarang Chanyeol sudah berdiri tepat di depan kamar Kyungsoo, pria mungil itu segera kembali menuju meja belajarnya dan membiarkan pintu tetap terbuka itu artinya ia membiarkan Chanyeol masuk sendiri kedalam kamarnya tanpa dipersilahkan, karena biasanya juga Chanyeol akan masuk dengan sendirinya bahkan tanpa mengetuk kemudian menganggunya.
Chanyeol segera menjatuhkan tubuh jangkungnya di tempat tidur Kyungsoo ia memeluk boneka beruang besar pemberiannya pada Kyungsoo Natal tahun lalu kemudian menyamankan posisinya dan kembali duduk menghadap Kyungsoo yang kini menatap malas kearahnya.
“Oh ayolah Park Chanyeol aku memintamu kemari untuk mengajariku bukan untuk menikmati hari libur..”
“Aku hanya merindukan suasana kamarmu.. sudah seminggu aku tidak kemari..” Chanyeol berkata seolah-olah dirinya sudah bertahun-tahun tidak datang berkunjung kerumah Kyungsoo. 
“Cepatlah bangun pemalas…” Kyungsoo menarik-narik tangan Chanyeol agar segera bangkit dari posisi duduk santainya dan mau tak mau pria tinggi itu mengikuti kemauan Kyungsoo.
Ia pun segera duduk tegap smebari menyilangkan kedua kakinya di atas tempat tidur Kyungsoo dan menghadap Kyungsoo tidak lupa boneka beruang itu masih dalam dekapannya, ia bisa mengendus aroma Kyungsoo dari boneka beruang besar tersebut.
Kyungsoo langsung menyodorkan buku tugasnya dihadapan Chanyeol “Soal ini, diriku benar-benar tidak mengerti sama sekali..”
“Ah itu, soal itu sangat mudah Kyungsoo-ah kau benar-benar tidak mengerti?” ledek Chanyeol begitu melihat soal yang tidak di mengerti Kyungsoo.
“Yak, kan sudah kubilang aku tidak sepintar dirimu Park Chanyeol.. kapasitas kepalaku tidak sebesar kapasitas kepala besarmu” omel Kyungsoo rasanya ia ingin menendang Chanyeol sampai terlempar keluar dari jendela kamarnya.
Chanyeol mengusap-usap dagunya ia terlihat seperti tengah berfikir, bukankah katanya soal itu mudah untuknya apa yang tengah di fikirkan Chanyeol? “Jika aku bisa mengajarimu sampai mengerti apa imbalan yang kudapatkan?” Tanya Chanyeol.
“Apa? Apa diriku tak salah dengar kau minta imbalan?”
“Ya tentu saja, hari ini hari minggu Kyungsoo-ah, harusnya aku sekarang sedang tidur di ranjangku memanjangkan tubuh tapi karena dirimu aku datang kemari untuk mengajarimu, aku jelas harus mendapakan imbalan untuk ini..”
Kyungsoo menggaruk-garuk pipinya yang tidak gatal “Aku tidak ikhlas mengeluarkan uangku untuk mentraktirmu..” ucap Kyungsoo dengan jujur dan sukses membuat Chanyeol tertohok kenapa sahabat macam ini yang ia miliki sejak lahir.
“Baiklah temani saja diriku berjalan-jalan setelah selesai aku mengajarimu bagaimana?” tawar Chanyeol membuat Kyungsoo memunculkan kerut keraguan di keningnya, ia saja sudah berhari-hari tidak mengerti dengan soal yang ia amati tersebut, padahal gurunya pun sudah menjelaskan 5x berulang-ulang dipapan tulis selama jam pelajaran dan dirinya tetap tidak paham. Ia tidak yakin Chanyeol bisa mengajarinya dalam sehari, apa masih sempat jika mereka harus pergi keluar lagi?
“Terserah kau saja lah, cepat ajari aku…”
Pinta Kyungsoo tak perduli dengan tawaran Chanyeol, ia hanya melihat senyum lebar pria itu sebelum buku tugasnya dirampas begitu saja dari hadapannya.
Dan kini Kyungsoo tengah menatap sekelilingnya dengan tatapan takjub, ia benar-benar tidak percaya sekarang dirinya berada dipuncak namsan bersama dengan Chanyeol pria tinggi itu berhasil mengajarinya soal-soal yang ia tidak mengerti hanya dalam waktu 3 jam.
Bahkan itu sudah termasuk memberikan Kyungsoo test dengan beberapa soal yang Chanyeol buat sendiri, dan setelah Kyungsoo mengatakan dirinya mengerti Chanyeol segera mengambil pulpen ditangan Kyungsoo dan menutup buku tugas Kyungsoo kemudian menarik pria tersebut agar segera beranjak dari kamarnya setelah sebelumnya memakaikan jaket hangat pada Kyungsoo karena ini masih awal maret dan udara pasti masih terasa dingin.
“Bagaimana kau bisa mengajariku dengan cara semudah itu? Padahal Songsaengnim juga tidak tahu ada cara semudah itu..” Tanya Kyungsoo penasaran jujur saja ia tidak mengerti kenapa Chanyeol bisa jadi sepintar itu, padahal seingatnya ibunya dan ibu Chanyeol memberikan mereka susu pendamping yang sama.
“Seharusnya diriku yang menjadi Songsaengnim maka muridku akan memuji-mujiku seperti dirimu…” menyesal Kyungsoo bertanya apalagi memuji, karena pria di samping kanannya ini malah jadi makin besar kepala.
“Pemandangan dari atas namsan ketika malam pasti sangat indah sudah lama kita tidak kemari bukan? “ Tanya Chanyeol pada Kyungsoo dan pria mungil itu berusaha mengingat kapan terakhir kali mereka datang ke namsan bersama dengan Chanyeol kalau tidak salah pada saat natal ketika mereka masih di Junior High School wah bukankah itu sudah sangat lama sekali.
“Sepertinya sudah sangat lama sekali jika di ingat-ingat..”
Chanyeol menoleh ia menatap lekat-lekat Kyungsoo “Ya Do Kyungsoo…”
Kyungsoo menoleh bingung menatap sahabatnya, langka sekali Chanyeol akan memanggil namanya dengan begitu lengkap “Ya?” ia menatap Chanyeol dengan kedua mata besarnya, terdapat pertanyaan dari tatapannya pada pria tinggi itu.
“Kau ini sebenarnya bodoh atau apa?”
“Mwo?!” hampir saja Kyungsoo berniat untuk melayangkan lagi jitakan sayangnya pada kepala Chanyeol.
Namun pria itu mengacak surai rambut lembut Kyungsoo usai mengatai pria tersebut bodoh, rambut milik Kyungsoo benar-benar terasa sangat lembut seperti rambut bayi “Apa kau tidak mengerti arti Valentine dan White Day?” Tanya Chanyeol lagi dan Kyungsoo hanya menggeleng yang Kyungsoo tahu ia harus memberikan Cokelat di hari valentine pada salah satu wanita yang ia sukai saat itu dan pada saat itu dirinya menyukai Wendy ya walaupun ia tidak jadi menyatakan perasaannya pada Wendy ia tidak terlalu kecewa tentang itu dan tentang White Day kata banyak orang itu adalah hari pembalasan dari si penerima cokelat pada si pemberi cokelat dihari valentine sebulan lalu memang artinya apalagi selain itu?
“Apa kau tidak sadar Wendy menyukaimu Eoh? Dia beberapa kali ingin mengajakmu berbicara ber-2 bukan?” Chanyeol kembali menatap pemandangan di hadapannya, suasana malam kota Seoul yang keindahnya tak dapat dilewatkan begitu saja, apalagi dari ketinggian seperti ini “Dan ketika dia mengatakan kalau dia tidak bisa membalas pemberianmu pada white day jawabanmu padanya benar-benar membuatku tercengang..” rasanya Chanyeol hampir tertawa terbahak-bahak lagi ketika mengingat bagaimana expresi bodoh Do Kyungsoo saat itu dengan polos mengatakan ia juga tidak mengharapkan balasan apalagi kalau bukan bodoh?
“Benarkah? Dia menyukaiku? Rasanya itu tidak mungkin..”
“Jika memang benar dia menyukaimu bagaimana?” Tanya Chanyeol dengan nada serius “Apa kau akan menerimanya?”
Kyungsoo yang sudah tak menatap Chanyeol lagi sejak dirinya disebut bodoh oleh sahabatnyapun hanya melirik sebentar lalu kembali menatap kedepan, langit malam kota Seoul.
“Setelah kata-kata bodohku? Aku rasa tidak mungkin, lagipula aku tidak terlalu kecewa dengan itu.. mungkin memang aku mengejarnya karena dorongan dari ucapan-ucapanmu..”
“Kau begitu mengikuti semua ucapanku eoh?” Tanya Chanyeol lagi mata pria tinggi itu masih menatap wajah Kyungsoo dari samping.
“Siapa suruh kau sahabatku sejak kecil..”
Chanyeol mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian ia meraih kedua bahu kecil Kyungsoo agar menghadap kearahnya “Jika aku memintamu agar tidak menganggapku sahabatmu lagi bagaimana?”
“A-apa??” mata bulat Kyungsoo hampir keluar dari rongganya, apa Chanyeol sedang mabuk ketinggian? Otak pria tinggi itu tidak berputar terbalik karena naik terlalu tinggi ke puncak namsan bukan? Kenapa mengatakan hal menyakitkan seperti itu? Jika tidak ingat tempat rasanya Kyungsoo ingin menangis saja.
“Jangan salah paham dulu bodoh..” Chanyeol mengelus pipi Kyungsoo ia bisa melihat pria di hadapannya ini pasti sedang berfikir yang tidak-tidak “Maksudku, itu…uh..” Chanyeol menunduk sesaat lalu kembali menatap Kyungsoo di hadapannya “Berhentilah menjadi sahabatku Kyungsoo-ya, karena diriku menganggapmu lebih daripada sahabat..”
Kyungsoo mengedip-ngedipkan kedua mata bulatnya dirinya tengah berusaha mencerna maksud kata-kata Chanyeol padanya. Walau ia tahu ini seperti sebuah pengakuan tetapi ia masih mencoba untuk menghubungkannya dengan maksud lain tetapi hasilnya tetap sama ucapan Chanyeol padanya adalah sebuah pengakuan.
‘Dug...Dug...Dug’
Lagi-lagi Kyungsoo merasakan debaran seperti hari itu bahkan wajahnya kini sudah memerah seperti terbakar “A-Apa yang kau bicarakan? A-Aku tidak mengerti..” bohong jika Kyungsoo tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Chanyeol, pipinya saja sudah seperti kepiting rebus saat ini.
Chanyeol hampir terbahak melihat ekspresi kepiting rebus di hadapannya, rasanya ingin memakan wajah bulat Kyungsoo “Aku menyukaimu… sangat menyukaimu, ah tidak aku mencintaimu..”
Kyungsoo hanya bisa kembali diam tetapi mata bulatnya masih menatap Chanyeol dan jangan lupa rona merahnya sekarang sudah sampai di telinganya “Kyungsoo-ya kau yakin bisa pulang dengan wajah semerah itu?” ejek Chanyeol dengan wajah pura-pura berpikirnya.
“K-kau yang membuatku memerah..” Kyungsoo akhirnya hanya bisa menunduk untuka menyembunyikan rona merah di seluruh wajahnya. Jangankan wajah, detak jantungnya saja saat ini tidak bisa ia kontrol hanya karena ucapan bodoh yang keluar dari bibir Park Chanyeol. Rasanya sesak dan hampir meledak bahkan ia bisa merasa bahwa didalam perutnya seperti ada ratusan kupu-kupu yang terbang dan ingin menyeruak keluar.
Sejak kapan ia merasakan hal seperti ini? Ia bahkan tidak sadar kalau dirinya juga menyukai pria jangkung dihadapannya ini.
“Begini saja, valentine kemarin aku mendapatkan cokelat darimu bukan?”
Kyungsoo menganggukkan kepalanya pelan tetapi ia segera menggeleng dan kembali mendongak menatap Chanyeol kesal “Yak aku tidak memberikannya aish..”
Chanyeol terbatuk menahan tawanya yang hampir meledak “Aku akan menunggumu tgl 14 maret 3 hari lagi disini aku akan memberikanmu cokelat balasan…” pipi bulat Kyungsoo kembali merona “Jika kau menerimaku datanglah kemari sebelum tanggal 14 berakhir, tapi jika kau menolakku kau bisa tidur saja dirumahmu dan tidak usah datang.. bagaimana?”
Perlahan dengan wajah meronanya Kyungsoo mengangguk mengiyakan, karena jika harus menjawab hari ini bibirnya benar-benar terasa sangat kelu. Bahkan bernafas saja sudah sangat sulit saat ini, apa begini rasanya jatuh cinta? Mengapa dirinya baru tahu.
Kyungsoo kini menatap Chanyeol yang sekarang sudah kembali sibuk menatap pemandangan malam dari atas namsan, usai pengakuan pria itu keduanya kembali diam menikmati pemandangan indah Seoul dari ketinggian “Sejak kapan kau menyukaiku?”
Pria tinggi itu kembali menoleh dan menatap Kyungsoo “Sejak kau mengatakan bahwa kau menyukai Wendy, sejak itu aku sadar bahwa dirku menyukaimu..” Chanyeol tersenyum menang sembari menatap sekeliling yang semakin ramai dimalam hari “Tapi sepertinya pada akhirnya diriku yang menang dari gadis itu..” Chanyeol kembali menatap Kyungsoo “Melihat wajahmu yang semerah kepiting rebus membuat tingkat kepercayaan diriku meningkat seketika..”
Kyungsoo segera kembali mengalihkan pandangannya dari tatapan pria tinggi dihadapannya, jika ia berbalas pandang dengan Chanyeol bisa dipastikan seluruh tubuhnya pun bisa ikut merah mendidih “Kau harus membalasku dengan cokelat paling manis mengerti, karena cokelat buatanku itu sangat enak..” ucap Kyungsoo pelan bahkan bibirnya tidak bisa berhenti melengkung keatas menunjukkan kalau dirinya sangat bahagia saat ini.
Sedangkan Chanyeol yang berdiri disamping kanannya ikut tersenyum seperti orang bodoh ia tidak menyangka benar-benar menyukai sahabatnya sendiri, orang yang ia kenal bahkan sejak masih belajar merangkak bersama.
Sebelum ia memutuskan untuk mengatakan hal ini pada Kyungsoo, bahkan sebelum ia berani untuk terus menumbuhkan perasaannya ini. Chanyeol sudah menceritakan perasaannya pada orangtuanya dan ibu Kyungsoo, ia sudah siap menerima omelan bahkan bisa jadi tendangan dari Ayahnya tetapi yang ia terima ternyata dukungan dari kedua orang tuanya dan dari ibu Kyungsoo tentunya sedangkan Appa Kyungsoo akan menjadi urusan ibu Kyungsoo nantinya.
Betapa beruntungnya Chanyeol bukan? Ia hanya perlu menunggu, menunggu hingga tanggal 14 maret tiba.
White Day For Us -
Chanyeol mematut dirinya di depan cermin yang berdiri di kamarnya, setelah ia yakin penampilannya benar-benar sudah rapi dan tentunya keren ia segera meraih kotak berbentuk hati berwana putih yang sejak tadi berada diatas meja didalamnya sudah ada cokelat berwarna putih juga dengan tulisan berwarna coklat dengan bahasa inggris ‘Be Mine’ Chanyeol tersenyum sendiri ia menghela nafas pelan kemudian menoleh kearah jendela kamarnya mungkin ia harus mengecek rumah Kyungsoo yang berada disebelah rumahnya.
Hari ini setelah pulang dari sekolah ternyata Kyungsoo harus menemani ibunya terlebih dahulu untuk berbelanja maka dari itu ia memutuskan untuk berangkat ke namsan nanti setelah memastikan Kyungsoo kembali kerumah bersama dengan sang calon ibu mertua, yuph hari ini ada tanggal 14 maret tanggal yang dinanti oleh keduanya, Chanyeol khususnya.
Pria tinggi itu melangkah menghampiri jendela kamarnya, kedua netranya melihat kebawah tepat kearah taxi yang baru saja berhenti di depan rumah Kyungsoo, ah itu pasti Kyungsoo dan ibunya, pria tinggi itu menatap jam ditangannya yang sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Senyum diwajah Chanyeol mengembang ketika tebakannya benar saat ia melihat ibuKyungsoo dan anak menggemaskannya itu turun dari taxi, tetapi senyuman Chanyeol berubah ketika ia melihat ada yang menahan Kyungsoo untuk masuk kedalam rumahnya “Wendy?”
Chanyeol melihat Kyungsoo mengangguk sesaat lalu pergi bersama Wendy entah kemana? Chanyeol berusaha memanjangkan lehernya agar bisa menebak kemana arah Wendy dan Kyungsoo melangkah, tetapi ia tidak berhasil rasanya ingin memukul dinding saja tetapi ia masih menyanyangi tangannya, kenapa juga Wendy tiba-tiba muncul hari ini?
“Tunggu sebentar…” Chanyeol menoleh dan segera menghampiri kalender, ia menepuk jidatnya “White day..” Chanyeol segera meraih kotak putih yang berisi coklat miliknya yang sebelumnya ia letakan diatas meja belajar. Pria tinggi itu segera beranjak keluar dari kamarnya bahkan sapaan dari ibunya tidak ia tanggapi karena ia sudah melesat dengan cepat keluar dari rumah.
Dirinya mencoba mengikuti arah terakhir ia melihat Wendy dan Kyungsoo pergi, mencari jejak kemana kedua orang itu pergi. Chanyeol tidak mengerti dengan Wendy, bukankah wanita itu sudah mengatakan tidak akan memberikan cokelat balasan pada Kyungsoo?
Kenapa tiba-tiba gadis itu muncul di hari white day? Dirinya hampir mendapatkan Kyungsoo tapi berbeda ceritanya jika Kyungsoo menerima cokelat balasan dari Wendy habis sudah, perasaannya selama ini pada sahabatnya akan berakhir saat itu juga.
Chanyeol menghentikan langkahnya ia benar-benar lelah menyusuri jalan yang tidak tahu arah tujuannya kemana? Ia tidak tahu Wendy membawa Kyungsoo kemana, dirinya menghela nafas setelah menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya “Jam 9…” ia bingung haruskah meneruskan mencari Kyungsoo dan Wendy atau pergi ke Namsan?
“Sial! Kenapa gadis itu muncul hari ini..” Chanyeol memukul udara ia pun segera membalik badan dari arah sebelumnya ia memutuskan untuk menunggu di Namsan saja, ia yakin Kyungsoo pasti datang bukankah Kyungsoo terlihat menyukainya?
Wajah merah itu tidak akan muncul di wajah Kyungsoo jika pria itu tidak menyukainya, iya bukan? “Kau harus datang Kyungsoo-ya, aku menunggumu di Namsan..” gumam Chanyeol pada udara dan dengan bodohnya dia sampai lupa membawa ponselnya hanya karena ingin mengejar Kyungsoo dan Wendy sungguh, dirinya sebenarnya terlihat jauh lebih bodoh daripada Kyungsoo saat ini.
Kyungsoo menatap Wendy yang sedari tadi hanya diam saja di hadapannya sesekali ia melihat jam yang melingkar di tangannya sudah sejam mereka hanya berdiri di taman dekat rumah Kyungsoo tetapi gadis itu hanya diam saja.
Tadinya saat Wendy tiba-tiba muncul di depan rumah ia sudah akan menolak untuk yang ke-3 kalinya jika gadis ini meminta waktunya untuk berbicara dengannya tetapi ibunya berkata ‘berbicaralah dengannya tidak baik bersikap buruk pada seorang gadis’ mau tidak mau Kyungsoo mengikuti permintaan ibunya.
“Wendy-ssi? Kau ada alasan bukan kenapa ingin berbicara denganku?” Tanya Kyungsoo ia sudah mengerti kenapa Wendy ingin berbicara padanya ia mengerti karena dijelaskan oleh Chanyeol 3 hari lalu saat mereka berada di Namsan, namun rasanya saat ini benar-benar tidak tepat.
“Hari ini White Day Kyungsoo-ssi..”
Kyungsoo menggangguk-angguk dirinya tahu hari ini White Day dan dirinya sudah di buru waktu dan janji dengan Chanyeol, dirinya tidak tega membuat Chanyeol benar-benar menunggunya sampai tengah malam di atas puncak Namsan bisa-bisa makhluk kelebihan kalsium itu sakit karena terkena angin malam “Lalu?”
“Ah umm…”
Pria bermata bulat itu mengigit bibirnya hingga terlihat memerah, rasanya ia ingin berlari saja dari taman meninggalkan Wendy. Ia menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal sama sekali “Iya ada apa?”
“Apa kau ada janji Kyungsoo-ssi? Kau terlihat gelisah..” Tanya Wendy mengalihkan pembicaraan karena ia juga melihat bahwa Kyungsoo terlihat tidak tenang berbincang dengannya.
Namun ia berharap Kyungsoo menjawab tidak, karena ia masih ingin menghabiskan waktu dan berbicara banyak pada Kyungsoo. Wendy ingin meminta maaf karena mengatakan tidak akan memberikan cokelat balasan pada Kyungsoo, padahal sekarang ia sudah berdiri dihadapan Kyungsoo dan akan memberikan cokelat balasan pada Kyungsoo. Dan ia yakin setelah hari ini mereka akan menjadi pasangan kekasih, mereka ideal bukan? Dirinya cantik dan Kyungsoo pun tampan.
Kyungsoo mengangguk dengan cepat, ia bersyukur pertanyaan itu keluar dari bibir Wendy “Ya aku ada janji..” jawaban Kyungsoo lagi-lagi membuat Wendy kembali mencelos, ada janji dengan siapa Kyungsoo malam-malam seperti ini pada White Day seharusnya Kyungsoo meluangkan waktu untuknya.
“Bisakah aku pergi sekarang? Mungkin kau bisa mengatakan apa yang ingin kau katakan besok disekolah jjika kau sulit mengatakannya saat ini.. ” Tanya Kyungsoo lagi dengan wajah memelas, lebih pada memelas daripada saat dirinya memaksa Chanyeol untuk mengajarinya dihari minggu.
“Kau ada janji dengan siapa memangnya?” Tanya Wendy lagi lama-lama ia gerah juga karena Kyungsoo terlihat mengabaikannya.
“Chanyeol..”
Perlahan Wendy menghela nafas Chanyeol lagi dan lagi, sudah berkali-kali ia melihat Kyungsoo bersama Chanyeol bahkan berpegangan tangan di hadapannya, “Kenapa kau harus menemui Chanyeol saat White Day? Seharusnya kau yang mendatangi dan membuat janji denganku pada White Day.. ingat bukan kau memberikan cokelat padaku pada Valentine kemarin?”
Kyungsoo menggaruk pipinya yang tidak gatal penilaiannya pada Wendy sedikit luntur ,wanita ini sepertinya tidak bisa mengontrol emosi dengan baik “Aku memang memberikanmu cokelat karena kurasa aku menyukaimu, dan kau baik..”
“Kau menyukaiku?” Tanya Wendy dengan raut wajah senang yang belum pernah Kyungsoo lihat sebelumnya dan Kyungsoo mengangguk pelan.
“Lalu bisakah aku pergi?” Tanya Kyungsoo lagi.
Raut senang itu kembali menjadi cemberut ketika mendengar Kyungsoo sangat ingin pergi darinya “Kenapa kau harus pergi? Memang Chanyeol itu tidak punya kekasih? Kenapa dia harus selalu pergi denganmu? Dia Gay? Kenapa kau harus berteman dengan dia?”
 Lama kelamaan Kyungsoo pun lelah menghadapi Wendy, ia menghela nafas malas dan menatap gadis itu “Wendy-ssi, apa kau tidak terlalu berlebihan menilai Chanyeol?”
“Dia memonopolimu..”
“Lalu? Kau bukan siapa-siapaku bukan? Aku tidak masalah Chanyeol memonopoliku..”
Wendy tersentak kaget “Bu-Bukankah tadi kau mengatakan kau menyukaiku?” Wendy mengeluarkan cokelat dari dalam tasnya ia menyodorkannya pada Kyungsoo “Aku sudah membeli cokelat untuk membalasmu.. itu artinya kita saling menyukai bukan?”
Kyungsoo mendorong pelan cokelat itu dengan kata lain ia mengembalikan cokelat itu pada Wendy atau lebih tepatnya menolak cokelat tersebut “Maaf, aku memang menyukaimu tetapi aku tidak mencintaimu.. aku benar-benar harus pergi maafkan aku..” Kyungsoo membungkuk lalu segera berlari pergi meninggalkan Wendy ia kembali melihat jam tangannya sudah jam 10 malam yang benar saja berbicara dengan Wendy saja menghabiskan 2 jam padahal ia tidak mendapat makna dari pembicaraannya dengan gadis itu tadi.
“Kau sudah kembali?” sapa ibu Kyungsoo ketika anaknya berlari masuk kedalam rumahnya tetapi tidak lama setelah membawa 2 jaket tebal di tangannya Kyungsoo kembali berlari keluar “Kau mau pergi lagi?” dan lagi-lagi pertanyaan ibunya tidak di sahuti oleh Kyungsoo yang sudah berlari meninggalkan rumah bahkan ia tidak sadar berlari melewati Wendy begitu saja yang ternyata menyusulnya kerumah.
“Jadi yang kau cintai si tiang listrik itu?” Wendy tersenyum bodoh “Harusnya aku menyadarinya..”
Sedangkan saat ini Chanyeol mengusap-usap tangannya yang terasa hampir membeku, ia meruntuki kebodohannya yang hanya memakai 1 jaket yang kurang tebal dan lupa membawa sarung tangannya.
Chanyeol benar-benar panik tadi sampai lupa segalanya yang ia ingat hanya membawa cokelat yang sudah ia buat dengan susah payah untuk Kyungsoo, dirinya menatap sekeliling yang masih ramai tidak begitu sepi banyak pasangan kekasih yang datang karena ini WhiteDay bahkan banyak yang memasang kunci yang bertuliskan nama mereka dan pasangannya dipagar pembatas di puncak Namsan.
Sesekali ah bukan tapi 5 menit sekali ia menatap jam di tangannya entah kenapa ia merasa jarum jamnya hari ini cepat sekali berpindah angka sudah jam 11 lewat tetapi Kyungsoo masih belum menampakkan batang hidungnya apa bersama dengan Wendy sampai membuatnya lupa dengan janji mereka?
Atau jangan-jangan Kyungsoo sudah menerima cokelat dari Wendy dan sedang bermesra-mesraan dengan Wendy sekarang lalu membiarkannya membeku kedinginan ditempat ini sendirian?
“Aish bodoh, apa yang kau pikirkan Park Chanyeol!” umpatnya pada dirinya sendiri, ia kembali mengusap-usap tangannya, Chanyeol sesekali melangkah ke tepi pembatas melihat kebawah mungkin saja ia bisa melihat Kyungsoo dibawah sana tetapi ia kembali mengurungkan niatnya begitu melihat berapa tingginya posisi dirinya sekarang “Tinggi sekali.. mana mungkin Kyungsoo akan terlihat dari atas sini..”
Chanyeol kembali melangkah menuju tempat awalnya menunggu ia berharap Kyungsoo benar-benar datang jika tidak Chanyeol bersumpah akan menganggu hidup Kyungsoo selamanya dan akan membuat si pendek itu menyesal menolak dirinya hari ini.
Dengan tergesa-gesa dan merapalkan kalimat permisi berkali-kali, Kyungsoo berlari masuk kedalam gedung agar ia bisa menaiki cable car menuju Namsan. Nafasnya putus-putus jika ia tidak ingat Chanyeol tengah menunggunya ia tidak akan repot-repot berlari dengan kaki pendeknya bukannya cepat sampai ia malah hampir mati kelelahan.
“Aigoo..” Kyungsoo bersandar bahkan sampai terduduk karena terlalu lelah ia menghirup nafas banyak-banyak ia tidak memperdulikan banyak yang menatapnya bingung saat ini.
Ia kembali melihat jam di tangannya sudah setengah 12 tidak bisakah cable car ini berjalan lebih cepat? Kyungsoo meraih ponselnya ia mencoba menghubungi Chanyeol tetapi tidak ada jawaban sama sekali padahal tesambung “Kenapa tidak di angkat dari tadi?” omel Kyungsoo “Akan kupukul kepala si tiang listrik itu nanti..” Kyungsoo menutup matanya ia bahkan berselonjor mengistirahatkan kakinya “Arghhhh lelahnya..” dan lagi-lagi ia tidak memperdulikan orang-orang yang memperhatikan tingkahnya.
Chanyeol membuka penutup kotak cokelatnya kemudian mengendus-endus aromanya perlahan ia menyakinkan dirinya jika sampai berganti hari coklatnya tidak akan basi bukan? Ini cokelat buatan yang bukan dibeli ditoko cokelat mahal, ia takut kualitasnya akan berbeda “Masih bau coklat..” gumamnya ia kembali menutup kotak cokelat miliknya dan meletakkannya di meja yang berada tepat disebelahnya.
Pria tinggi itu kembali menggosokkan kedua tangannya, tempatnya berdiri menunggu Kyungsoo mulai sepi Chanyeol kembali menatap kesekeliling ia benar-benar berharap Kyungsoo secepatnya datang dan mereka segera pulang, disini benar-benar sangat dingin dan ia merasa hampir mati beku diatas sini.
“Chanyeol..”
Chanyeol segera menoleh ia akhirnya melihat Kyungso datang walau dia datang dan tidak langung segera menghampirinya, pria bermata bulat itu membungkuk dan menompangkan sebelah tangannya pada lutut. Kyungsoo terlihat mengambil nafas banyak-banyak rasanya pria itu terlihat sangat kelelahan.
“Kau kenapa?” Tanya Chanyeol bingung ia segera menghampiri Kyungsoo pria pendek itu penuh dengan keringat “Kenapa kau berkeringat..”
Kyungsoo berdiri menghadap Chanyeol ia masih menghirup udara banyak-banyak “Aku berlari sampai disini, kau tahu berapa jauhnya? Apa kau tidak tahu jalanan tadi sangat macet entah kenapa masih saja ada orang yang keluar di jam seperti ini? Dan diriku memutuskan berlari kemari dan turun dari taxi aghhhh lelahnyaaaa..” Kyungsoo mengomel panjang lebar, sedangkan Chanyeol tersenyum mendengar ucapan Kyungsoo. Itu artinya Kyungsoo benar-benar berusaha menghampirinya di Namsan sebelum hari berganti.
“Kenapa lama sekali?” Tanya Chanyeol sambil menatap Kyungsoo yang sudah berhenti mengomel Kyungsoo membalas tatapan Chanyeol, ia menghela nafas.
“Maaf… tadi Wendy menemuiku..”
Chanyeol mengigit bibir, sebenarnya ia ingin bilang kalau dirinya tahu itu tetapi ia lebih memilih untuk diam dan mendengarkan cerita Kyungsoo “Dan kau tahu dia hanya diam selama 1 jam, bahkan ujung-ujungnya dia mengomeliku karena aku terlalu dekat denganmu setelah mengomeliku dia memberikanku cokelat balasan..” Kyungsoo menghirup nafas lagi sebelum memulai ceritanya kembali “Bayangkan aku menghabiskan 2 jam hanya untuk berbicara dengannya…”
Mendengar penuturan panjang lebar pria pendek itu, Chanyeol menatap Kyungsoo putus asa ia benar-benar takut begitu mendengar Wendy memberikan Kyungsoo cokelat balasan “Lalu, apa kau menerima cokelatnya?”
Sebentar Kyungsoo terdiam dan menatap Chanyeol ia tersenyum jahil “Seharusnyaa iya.. namun sayangnya diriku sudah berjanji pada seseorang untuk menerima cokelat balasan atas cokelat yang kuberikan padanya dengan tidak sengaja..” Kyungsoo menadahkan tangannya didepan wajah Chanyeol “Mana coklat balasan untukku?”
Bukannya memberikan cokelatnya Chanyeol justru menggenggam jemari Kyungsoo yang menadah dihadapannya lalu menarik pria pendek itu kedalam pelukannya, ia memeluk Kyungsoo erat, sangat erat seolah-olah ia takut Kyungsoo akan lepas dari dirinya jika ia melepaskan pelukan itu.
Saranghae.. Saranghae…. Saranghae… Neomu Saranghae Do Kyungsoo..” ucap Chanyeol berkali-kali.
Kyungsoo tersenyum senang di bahu Chanyeol ia lagi-lagi merasakan ada kupu-kupu yang terbang di dalam perutnya dan benar-benar minta dikeluarkan dari mulutnya “Nado.. Nado Saranghae Park Chanyeol..”
Keduanya tetap berpelukan entah berapa lama mereka tidak memperdulikan tatapan orang-orang yang melewati mereka dan menatap mereka bingung karena melihat sesama pria yang saling berpelukan.
Biarkan keduanya menikmati pelukan mereka biarkan baik Chanyeol dan Kyungsoo merasakan indah nya White Day yang berarti untuk mereka, tahun ini.

THE END
“Ini coklat untukmu..” Chanyeol memberikan coklat buatannya pada Kyungsoo ketika mereka berada dalam cable car menuju kembali pulang walaupun Kyungsoo sudah membawakan jaket tebal tambahan untuk mereka ber-2 tetap saja dinginnya Namsan sangat dahsyat, terlebih saat ini adalah tengah malam.
 “Waaaww....” Kyungsoo membuka kotak putih itu dan mata nya membulat melihat coklat putih di dalam kotak “Apa kau yang membuatnya?”
“Ya, diriku mencoba untuk membuatnya. Aku meminta bantuan eomma dan noonaku untuk memberikan petunjuk membuatnya dari pintu dapur..”
Kyungsoo tertawa ia bisa membayangkan bagaimana Chanyeol yang tak pernah memasuki dapur kali ini justru menggunakan dapur untuk membuatkan cokelat untuk dirinya. ada kebanggan dan kebahagiaan dalam sudut hati terdalamnya karena Chanyeol sampai mau menyentuh dapur demi dirinya.
“Boleh aku memakannya?” ia benar-benar tidak sabar mencicipi cokelat buatan Chanyeol untuknya.
“Tentu.. aku yakin rasanya tidak kalah enak dengan punyamu..”
Kesal, Kyungsoo memanyunkan bibirnya merasa tersaingi ia memotek sedikit ujung coklat buatan Chanyeol dan mulai memakannya, namu baru saja ia menghisap sebentar coklat dari Chanyeol ia segera menoleh horror pada Chanyeol bahkan Chanyeol pun ikut membalas tatapan Kyungsoo tidak kalah horror.
“Ada apa??”
“Asin! Yaaaak Park Chanyeol kau mau membunuhku!” Kyungsoo memukuli lengan Chanyeol tanpa ampun dan Chanyeol hanya bisa melindungi lengannya dengan jemari panjangnya walau itu tidak bisa dijadikan pelindung sama sekali.
“A-akhh arrghh yaaakk.. aku tidak bisa membedakan yang mana gula halus dan garam halus, yak aww maafkan aku Kyungsoo-ya.…”


bener-bener the end -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar