In
Heaven
Pairing : Kim Junsu, Choi Seorin
Genre : Sad, Romance
Leght : OneShoot
Title : In Heaven
Author : Choi Seorin [최서린]
Ponsel seorang namja yang tergeletak pasrah diatas meja
bar sedari tadi terus bergetar dan berbunyi tetapi sang pemilik ponsel tidak
menghiraukannya jika tidak direject maka ia abaikan begitu saja
“Ya Junsu Oppa, kenapa kau tidak menerima panggilan itu??
Suara ponselmu itu berisik sekali..”
“Jika kau ingin mengangkatnya angkat saja aku malas
menerima telfon darinya..”
“Waeyo???”
Namja bernama Junsu itu mendengus kesal “Aku bosan dia
selalu hadir dalam hidupku setiap hari ia selalu datang kerumahku bahkan
membuatkan aku bekal untuk makan dikantor kau fikir aku tidak bosan apa?”
“Hei Oppa, seharusnya kau bersyukur… masih bagus ada yeoja
yang mau menjadi kekasihmu dan berperilaku baik padamu..”
“Aish kau sama saja tidak memberikan solusi untukku..”
“Solusi??? Solusi apa lagi? Kulihat tidak ada masalah
apapun disini…”
“Ada masalah disini dan masalahnya adalah dia, aku bosan
dengannya…”
“Bukankah dulu kau yang menjadikannya yeojamu??? Kenapa
sekarang kau yang bosan bukannya dia aneh kau benar-benar aneh Oppa…”
“Biar saja aneh…”
“Lebih baik kau temui dia bicara baik-baik dan selesaikan
masalah yang sebenarnya tidak ada ini dengan nya…” yeoja dihadapan Junsu
sengaja menekankan kata-kata ‘yang sebenarnya tidak ada’ untuk mengejek
Junsu tetapi sepertinya ejekkan itu tidak mempan
“Baiklah aku akan berbicara dengannya…” namja imut itu
segera beranjak keluar dari bar yang sedari tadi ia duduki bar ini belum buka
karena bar ini milik sahabatnya ia bebas kesana kapan saja dan jam berapa saja
dan yeoja tadi adalah yeojachingu sahabatnya
Drrrt drrrrt drrrrt
Lagi-lagi ponsel Junsu bergetar dengan malas akhirnya ia
menerima panggilan yang sedari tadi masuk di ponselnya “Yoboseyo?” sapanya
malas
“Oppa odia?”
“Dijalan ada apa?”
“Mau kubawakan makan siang kekantormu??”
“Tidak usah..”
“Mwo? Tidak usah?? Waeyo?”
“Kubilang tidak usah ya tidak usah.. neo odia aku perlu
bicara denganmu..”
“Na?? aku sedang ada dipusat kota dekat Myeondong
Oppa..”
“Sedang
apa kau disana?”
“Bunga dirumahmu sudah hampir layu Oppa, jadi aku
ingin menggantinya…”
“Kau ini benar-benar kurang kerjaan… ya sudah tunggu aku
disana…” Junsu segera memutuskan sambungan telfon tanpa ucapan perpisahan atau
apapun, namja itu segera melangkah masuk kedalam mobilnya dan melajukan
mobilnya menuju Myeondong
Junsu keluar dari mobilnya ia berjalan menghampiri
seorang yeoja berambut pendek sebahu yang menunggunya ditaman kecil dekat jalan
Myeondong “Kau lama menunggu?” ucap Junsu membuat seorang yeoja segera menoleh
kearahnya
“Oppa, akhirnya kau datang juga.. aniyo aku tidak lama
menunggu…”
“Oh bagus lah…”
“Lalu apa yang ingin kau katakan Oppa?”
“Apa kau bisa jangan selalu mengurusiku lagi?”
“Nde?”
“Jangan terlalu mengurusiku aku risih kau tahu, aku tidak
suka kau terlalu mengatur hidupku..”
“Aku tidak pernah mengatur hidupmu Oppa..”
“Kau setiap hari datang kerumahku, kau datang kekantorku
dan membawa bekal untukku kau fikir mau ditaruh dimana mukaku, aku malu dengan
teman-temanku!”
“Geundae Oppa, aku bukan bermaksud untuk membuatmu merasa
seperti itu..”
“Maka dari itu bisa kau hentikan kelakuanmu itu, aku
muak..”
Yeoja itu tersentak mendengar ucapan Junsu ia tidak
menyangka namja yang sudah bersama dengannya 3 tahun ini mengatakan hal itu apa
iya kalau cinta itu bisa memudar dengan seiringnya waktu???
“Oppa… aku….”
“Wae? Kau tidak ingin menghentikan kelakuanmu?”
“Bukan begitu Oppa, hanya saja jika aku tidak datang
kerumahmu siapa yang akan membantumu membereskan rumah dan juga siapa yang
membuatkan sarapan untukmu?”
“Aku bisa menyewa pembantu, atau apapun asal kau tidak
mengusik hidupku lagi…”
“Geundae…”
“Kau masih tidak ingin juga?? Baiklah.. mungkin sebaiknya
kau teruskan hobi membosankanmu itu pada namja lain..”
“Maksudmu?”
“Kita sudahi saja hubungan ini, aku muak denganmu aku
bosan denganmu…”
“Oppa? Shireo… aku… aku akan ubah sikapku jika kau tidak
suka dengan yang kulakukan selama ini…”
“Ani, sudah cukup aku lelah karena bosan… annyeong…”
Junsu segera beranjak meninggalkan mantan yeojachingunya
Yeoja itu segera berlari menahan lengan Junsu “Oppa jebal
jangan tinggalkan aku jebal…”
“Aku juga mohon padamu jangan menggangguku lagi kalau
perlu kau enyah saja dari hidupku dan menghilang dari hadapanku aku benar-benar
muak padamu!!!!” bentak Junsu sambil menghempaskan jemari yeojanya yang tadi
menahan lengannya
Yeoja itu terdiam menatap Junsu airmata mulai menggenang
dimatanya, Junsu bahkan tidak memperdulikan kalau kata-katanya tadi sudah
menyakiti hati yeoja yang selama ini menemani hidupnya, Junsu beranjak
meninggalkan yeoja itu tetapi tidak lama kemudian yeoja itu berteriak
“Oppa, aku pergi membeli bunga dulu, aku tahu kau pasti
hanya sedang bingung… tunggu aku dirumahmu saja Oppa…” ucap yeoja itu sambil
berjalan gontai menyebrangi jalan toko bunga tujuannya ada disebrang jalan sana
Sedang Junsu hanya berdecak kesal “Pabo, keputusanku
tidak akan kuubah aku sudah tidak…” gumaman Junsu terhenti ketika ia mendengar
decitan mobil dan dentuman yang cukup keras dijalan
CCCCKKKIIIIITTTTTTTTTTTTTTT
BRUKKK!!!!!
“Aigoo yeoja itu tertabrak…!!!”
“Dia terlempar jauh sekali!”
“Apa dia tidak melihat jalan ketika menyebrang?”
Junsu terdiam entah kenapa perasaannya tidak enak, ia
perlahan berbalik badan ia melihat di tengah jalan sana sudah banyak kerumunan
orang-orang yang mengelilingi seorang yeoja yang tertabrak tadi, dengan ragu ia
menghampiri kerumunan itu
“Kulihat tadi dia sempat bertengkar dengan seorang namja
sebelum meyebrang…” ucap seseorang membuat Junsu yang mendengarnya semakin
merasa tidak enak tiba-tiba didalam dadanya ia merasa seperti tertusuk sangat
dalam sangat sakit ia berharap yang tertabrak tadi bukan yeojanya, iya yeojanya
ia pasti akan menarik kembali yeojanya menjadi yeojanya kembali asal yang
tertabrak itu bukan yeoja yang dicintainya
“Panggil ambulance!!”
“Dia sudah tidak bernafas..”
Junsu menerobos masuk kedalam kerumunan mulutnya
mengangga dengan sendirinya, airmatanya bahkan sudah meluncur tanpa bisa ia
kendalikan lagi kakinya bahkan melemas ketika yang ia lihat tergeletak tidak
berdaya atau lebih tepatnya tidak bernyawa saat ini adalah yeojanya benar-benar
yeojanya
BRUKK!!!
Junsu terduduk disamping tubuh yeojanya bahkan
orang-orang bingung melihat Junsu seperti itu “Seorin-ah???” panggil Junsu
sambil meraih tubuh yeojanya masuk dalam pelukannya
“Seorin-ah ireona.. aku tadi tidak bersungguh-sungguh
dengan ucapanku.. kau jangan bercanda Seorin-ah… ireona!” bentak Junsu sambil
menguncang-guncang tubuh yeoja yang bernama Seorin itu bahkan baju biru dongker milik Junsu sudah
berganti warna dengan warna darah Seorin
“Relakan saja aku sudah mengecek nadinya, dia sudah tidak
ada..”
Junsu mulai menangis terisak “Arrrrrrgggggghhhhh
andwae!!!!!”
~~
In Heaven ~~
Junsu
bangun dengan kasar dari tidurnya, ia memimpikan kejadian 1 bulan yang lalu
lagi, kecelakaan Yeojachingunya, kecelakaan yang sama sekali tidak pernah
diharapkannya sama sekali terjadi begitu saja dihadapannya dan siapa yang patut
disalahkan?? Tentu dirinya… andai ia tidak berkata seperti hari itu mungkin
yeojanya masih ada hingga hari ini
“Seorin-ah…
mianhae…” gumam Junsu sembari mengusap-usap wajahnya, itu adalah rutinitas
barunya setiap pagi jika ia bermimpi tentang kecelakaan Seorin mengusap
wajahnya lalu bergumam maaf terus menerus mungkin lebih tepatnya dibilang ia
memimpikan kecelakaan itu setiap hari
“Ya
Kim Junsu, ada apa denganmu??? Sudahlah ini sudah 1 bulan, untuk apa kau terus
memikirkannya???”
Suara
seorang namja membuyarkan lamunannya ketika ia sedang termenung diruang
kerjanya “Yoochun-ah…”
“Hei
sudahlah, aku yakin dia akan sedih jika kau terus seperti ini…”
“Geundae
kecelakaan itu terjadi karena aku… kau tahu bagaimana tatapan keluarganya
padaku??? Mereka membenciku karena tahu
akulah penyebab kematian Seorin…”
“Kau
sendiri yang bilang bukan kau bosan dengannya, kau lelah mempunyai yeoja
sepertinya dan Tuhan mengabulkannya bukan?”
BRAK!!!
Junsu
memukul meja kerjanya “Tapi seharusnya tidak dengan cara seperti ini, aku bosan
dengannya memang tetapi hidup tanpanya lebih membosankan kau tahu…”
“Lalu
kau ingin menyalahkan Tuhan begitu???”
“Keure
ani… ini semua mutlak salahku aku hanya ingin diberi kesampatan 1 kali lagi
saja…”
“Untuk
apa? Memperbaiki segalanya??? Junsu-ah, yang sudah terjadi biarlah terjadi kau
tidak mungkin bisa memutar ulang segalanya…” Yoochun berjalan kearah pintu “1
Jam lagi akan ada rapat kau siapkan dirimu…” ucap Yoochun sebelum keluar
meninggalkan ruangan Junsu
Junsu
menghela nafas, tentu saja ia meminta kesempatan agar ia dapat memperbaiki
segalanya, ia tidak ingin hari itu terjadi ia tidak akan mengucapakan kata-kata
sekasar itu pada Seorin bahkan ia akan memperbaiki segala sikap buruknya pada
yeoja itu asal waktu dapat kembali perasaan kehilangan baru membuatnya sadar
betapa berarti yeoja itu baginya
Junsu
membuka laci mejanya dan menemukan bingkai foto dirinya dan Seorin yang selama
beberapa bulan ini ia simpan didalam laci karena ia mulai merasa bosan dengan
yeoja itu, tetapi kini ia kembali meletakkan bingkai foto itu dimejanya,
bosan??? Kenapa ia bisa merasa bosan dengan mudahnya??? Benar kata yeojachingu
Yoochun seharusnya Seorin yang bosan padanya bukan dirinya yang bosan pada
Seorin apa yang bisa Seorin banggakan dari namja seperti dirinya??? Sedangkan
dirinya banyak yang bisa ia banggakan dari Seorin apalagi ketika teman-teman
sekantornya memuji Seorin saat yeoja itu mengantarkan bekal untuknya, kenapa ia
baru sadar sekarang itu semua pujian bukan ejekan seperti yang selama ini ia
kira
“Kim
Junsu, kau namja terbodoh didunia!” ucap Junsu sambil menatap foto yang kni
sudah berdiri kembali diatas meja kerjanya
Junsu
kembali bangun dari tidurnya ia menatap sekeliling cahaya matahari menyusup
masuk dari sela tirai jendela kamarnya ia mengalihkan pandangannya keseluruh
penjuru kamarnya, kamarnya sedikit rapih walau masih ada ceceran baju di tepi
tempat tidur karena semalam ketika pulang kerja Junsu segera melepas baju kerjanya
dan menggantinya tetapi seingatnya semenjak kematian Seorin kamarnya tidak
pernah serapih ini, ah jika ingat kematian Seorin kemarin malam ia tidak
memimpikan kejadian itu lagi padahal 1 bulan kemarin ia memimpikan kejadian itu
setiap hari..
Junsu
beranjak bangun dari tempat tidurnya lalu segera masuk kekamar mandi ia berniat
mencuci mukanya, setelah membasuh wajahnya dengan air hangat ia mulai mengendus
tunggu dulu, ini bau sabun cair yang biasa dibelikan Seorin kan?? Oke mungkin
itu tidak aneh tetapi kemarin ia bukan mandi dengan sabun ini lagi pula
seminggu yang lalu sabun terakhir yang dibelikan Seorin sebelum ia meninggal
sudah habis jadi bagaimana mungkin bisa ada baunya disini? Junsu menghampiri
sudut kamar mandi ia melihat botol sabun yang Seorin selalu beli untuknya ia
membuka tutup botolnya seketika itu juga kening Junsu berkerut
“Kenapa
ada setengah??? Aneh…” ucap Junsu sambil kembali menutup botol sabun miliknya
ia kembali melangkah keluar kamar mandi terus sampai keluar kamar ia menuju
dapur lalu mengambil air putih kerongkongannya rasanya kering
Tok
Tok Tok Tok
Junsu
menoleh kearah pintu apartementnya sambil tetap minum, ia memutuskan
menghabiskan air minumnya dulu baru membukakan pintu, Junsu melirik kearah jam
dinding didapur “Masih pagi… siapa yang datang?” Junsu melangkah dengan
setengah rasa ngantuk yang masih bisa ia rasakan matanya masih berat ingin
rasanya ia tidur sambil jalan
Tok
Tok Tok Tok
“Nde
Chamkaman…” ucap Junsu, ia tidak habis pikir siapa yang datang??? Sudah
pagi-pagi tidak sabaran pula… benar-benar mirip Seorin tetapi tidak mungkin kan
yang ada didepan pintu itu Seorin??? Mimpi..
CLEK!
Junsu
membuka pintu apartementnya sambil menguap dan sedikit menunduk ia benar-benar
masih mengantuk dan malas meladeni tamu pagi harinya
“Oppa
kau lama sekali sich!”
Junsu
terdiam ia tidak percaya dapat mendengar suara itu lagi, ia perlahan
mendongakkan kepalanya matanya menatap tamu pagi harinya sedikit tidak percaya
bahkan tidak ada suara yang keluar sedikitpun dari mulutnya
“Oppa?”
tamunya itu kini melambai-lambaikan tangannya di hadapan Junsu lalu tersenyum
“Aish kau masih mengantuk ternyata… kau tidak marah aku datang telat kan???”
ucap tamunya itu yang sudah bisa di identifikasikan seorang yeoja karena ia
memanggil JUnsu Oppa
“Hehehe
aku yakin kau tidak marah…” yeoja itu segera masuk kedalam apartement Junsu
bahkan Junsu tidak menghalangi atau berkata apapun? Junsu hanya menatap yeoja
yang kini sedang berjalan dan melangkah kearah dapur rumahnya
Junsu
mulai berjalan kearah dapur masih dalam keadaan setengah bengong antara percaya
dan tidak percaya melihat yeoja yang kini sedang mengeluarkan barang belanjaan
dari kantung belanjaannya sambil berceloteh
“Kau
tahu Oppa tadi supermarket ramai, belum lagi aku harus ke pasar membeli daging
sapi ini…” ucap yeoja itu sambil mengeluarkan daging dan menyusunnya dimeja
“Nanti akan kumasakan jadi ketika malam kalau Oppa lapar kau bisa hangatkan…”
Junsu
masih menatap yeoja dihadapannya tidak percaya masih memperhatikan gerak
geriknya dengan tatapan apa-mungkin? Bagaimana-bisa-dia-ada-disini?
Merasa diperhatikan yeoja itu menoleh kearah Junsu
“Aish
Oppa, wae??? Kenapa memandangiku seperti itu? Kau seperti sedang melihat
hantu?? Atau kau marah padaku karena aku datang telat hari ini?? Aku kan sudah
bilang hari ini pasar dan supermarket ramai sekali Oppa…” yeoja itu berharap
ada perubahan diwajah Junsu tetapi tetap sama saja ternyata
“Baiklah-baiklah
jika kau ingin marah nanti saja tunggu aku selesaikan ini semua araseo??” ucap
yeoja itu kembali membereskan belanjaannya
Junsu
menatap kalender yang tertempel di pintu kulkasnya matanya membulat melihat
tanggal dikalender itu kenapa tanggalnya berubah jadi 2 bulan yang lalu?? Tapi
ia segera memutar memorynya tentang kejadian pagi ini kamar yang rapi dan sabun
yang masih setengah botol ia sedikit meyakinkan kalau kecelakaan yang menimpa
yeojanya waktu itu hanya mimpi belaka, perlahan namun pasti Junsu
menyunggingkan senyum ia diberi kesempatan, Tuhan memberinya kesempatan 1 kali
lagi untuk menebus segalanya
Junsu
kembali menatap yeoja yang masih berkutat dengan bahan makanan yang dibeli
yeoja itu, setelah benar-benar meyakinkan kalau ini nyata Junsu segera
berhambur lari memeluk yoeja itu dari samping membuat yeoja yang sedang
konsentrasi itu hampir jatuh limbung kesamping andai saja jika Junsu tidak
menahannya
“Oppa??
Waeyo???”
“Kau
disini Seorin-ah, kau disini…”
Yeoja
yang ternyata Seorin itu mengerutkan kening tapi tak lama ia tersenyum “Aku
memang selalu ada disini Oppa setiap pagi kau lupa?”
“Aniyo
aku tidak lupa, ingat mulai hari ini kau harus terus datang jangan sampai telat
lagi aku ingin melihatmu setiap hari…”
“Mwo???
Tumben bukannya kemarin kau melarangku untuk datang pagi-pagi kesini?”
“Ani,
ani mulai hari ini kau harus datang aku
tidak perduli kau harus datang… saranghae Seorin-ah saranghae…”
Mau
tidak mau Seorin tersenyum melihat tingkah namjachingunya ini, walau ia sedikit
bingung dengan perubahan sikap namjanya ini “Nado Oppa…”
~~
In Heaven ~~
Hari
minggu pertama setelah hari itu, Junsu masih ingat bagaimana sikap dinginnya
dulu pada yeojachingunya setiap yeoja itu mengajaknya keluar Junsu akan
memberikan ribuan alasan untuk menolaknya, tapi tidak kali ini tanpa menunggu
yeojanya yang mengajaknya ia yang mengajak yeojanya keluar terlebih dahulu
Junsu
mengayuh sepedanya ia berjanji akan pergi piknik dengan yeojanya selama 2 hari
di sebuah desa kecil yang terdapat hamparan pemandangan lahan luas yang
membentang hijau serta banyak terdapat bunga matahari disana, sejak kemarin
sore mereka sudah sampai dan sekarang mereka janjian bertemu didekat jembatan
menuju tujuan piknik pertama mereka
Dari
kejauhan Junsu sudah melihat yeojanya sudah menunggu bersama sepeda mini
berwarna putih yang berdiri tegak disampingnya, Junsu mempercepat kayuhannya
agar dapat cepat menghampiri yeoja itu
“Chagi-ya…”
Yeoja
itu meoleh “Oppa… kau sudah datang…”
Junsu
tersenyum “Nde…”
Seorin
pun ikut tersenyum tetapi senyum diwajahnya memudar ketika ia menyadari baju
yang ia dan Junsu gunakan benar-benar tidak nyambung “Oppa, kita sebenarnya mau
bersepeda atau piknik?? Aku salah kostum Oppa… kenapa aku malah memakai dress
ini…”
Junsu
berubah sedikit panic dan segera menghampiri yeojanya “Aish tenanglah.. kita
melakukan dua-duanya Chagi… bersepeda iya dan piknik pun iya… kau mewakili
piknik dan aku mewakili bersepeda…”
“Benarkah???
Apa kita tidak terlihat seperti orang yang salah kostum?”
“Aniyo…
lagipula biarkan saja… ayo kita jalan…” Junsu meraih jemari Seorin dan
menuntunnya berjalan kesepedanya “Kita bersepeda sebentar sampai didalam
araseo??”
Seorin
mengangguk ia menaiki sepeda mini miliknya dan mulai mengayuh sepedanya setelah
ia membenahi topi jerami berpita pink miliknya ia menyusul Junsu yang sudah
beranjak menjalankan sepedanya terlebih dahulu
Mereka
saling meledek satu sama lain sambil mengayuh sepedanya beriringan hingga akhirnya
mereka sampai di sebuah ladang yang cukup luas dan dipenuhi dengan bunga
matahari yang menghadap kearah timur secara serempak, Seorin menutup mulutnya
dengan kedua tangannya ia mungkin merasa takjub dengan pemandangan dihadapannya
atau ia terharu karena Junsu membawanya ketempat seindah ini??
“Oppa,
tempat ini bagus sekali…”
“Kau
suka?”
“Keure…”
“Kita
akan makan siang disini Chagi baru kita akan kembali kepenginapan…”
“Makan
siang disini?”
“Nde
wae?”
“Ani,
hanya saja apa aku bisa makan jika tempatnya seindah ini jangan-jangan aku
hanya akan makan angin saja Oppa…”
“Tidak
akan, jika perlu aku akan menyuapimu jika kau terlalu terpesona dengan tempat
ini…”
Seorin
tersenyum lalu meraih jemari Junsu dan menariknya untuk melangkah memasuki
ladang bunga matahari itu lebih dalam, dan Junsu sudah bisa ditebak ia tidak
menolak dan tidak akan pernah menolak bahkan ia sudah berfikir jika Seorin
tidak menariknya masuk kedalam ia yang akan menarik yeoja itu masuk kedalam
Seorin
menutup matanya menikmati semilir angin yang melewati tubuhnya yang kini
berdiri ditengah-tengah hamparan bunga matahari jika ia bisa memilih ia ingin
membangun sebuah rumah kecil ditengah-tengah ladang ini dan tujuannya jelas
untuk menikmati keindahan yang ia rasakan sekarang setiap hari, ia bersumpah
tidak akan pernah melupakan hari ini,
Seorin menoleh kearah Junsu yang sejak tadi hanya menatapnya
memperhatikan tiap gerak gerik yeojachingunya dan kini Junsu tersenyum dengan
lembut dan tulus ketika Seorin menoleh kearahnya ia tidak ingin moment hari ini
cepat berakhir, ia masih ingin mengukir banyak kenangan dengan yeoja
dihadapannya ini
~~
In Heaven ~~
Seorin
mengerutkan dahi ketika ia menerima kiriman bunga matahari dihari minggu paginya,
hari ini ia absen datang kerumah Junsu karena Junsu berkata kalau ia yang akan
datang kerumah Seorin
“Bunga
matahari… indah…” gumam Seorin sambil meletakkan bunga matahari itu di atas
meja ia tidak menemukan adanya kertas ucapan ataupun nama pengirim tetapi ia
sudah bisa menebak siapa yang mengirimkannya bunga ini
Seorin
meraih ponselnya lalu menghubungi sebuah nomor yang dihapalnya diluar kepalanya
“Oppa…”
Seorin
tersenyum “Kau yang mengiriman bunga matahari ini untukku?”
“Hmm, aniyo…”
“Mwo??
Bukan??? Lalu siapa??”
“Hmm, mollayo…”
Seorin
mengerutkan keningnya dari nada suaranya sepertinya Junsu sedikit mengerjainya
“Ah, mungkin ada namja yang suka padaku dan mengirimkanku ini…”
“Mwo???!!!”
“Nde,
mungkin ini dari secret admiereku Oppa…”
“Ya!! Itu dariku tahu…”
“Jinja???
Tadi katamu bukan??”
“Aish… ya sudah bukakan pintu aku sudah ada
didepan…”
“Benarkah???
Baiklah aku akan membukakan pintu, chamkaman ne?” Seorin berlari kecil kearah
pintu apartement dan segera membuka pintu itu “Oo!” Seorin memekik kaget ketika
pintu apartementnya terbuka ia disuguhkan lagi dengan beberapa tangkai bunga
matahari yang kini ada ditangan namjachingunya
“Untukmu…”
“Wah…”
Seorin mengambil bunga matahari yang ada ditangan Junsu lalu memeluk bunga matahari
itu “Gomawo Oppa…”
“Nde,
tapi aku tidak dipeluk? Hanya bunga matahari itu saja yang kau peluk?”
Seorin
tampak berfikir “Tentu Oppa, aku lebih mencintai bunga ini dari pada dirimu…”
Seorin segera beranjak kedalam meninggalkan Junsu, Junsu mengerucutkan bibirnya
tanda kesal tetapi ia segera menyusul Seorin kedalam apartementnya
“Kau
memang tidak ada kerjaan Oppa?? Kau bilang akhir-akhir ini kerjaan dikantormu
banyak…”
“Nde
memang banyak…”
“Lalu
kenapa hari ini kau bisa bermain kemari?? Dulu sepertinya kau akan memilih
dirumah berkutat dengan laptopmu…”
Junsu
menoleh kearah Seorin ia sedikit berfikir sebegitu work a holic kah dirinya
yang dulu sampai-sampai mengacuhkan Seorin??? “Aku bosan bekerja terus…”
“Oh…”
Seorin mengangguk-anggukan kepalanya
“Lalu
kuliahmu bagaimana Chagi?”
“Baik-baik
saja… dan semakin baik ketika sikapmu membaik padaku Oppa…”
Junsu
tersenyum “Memang sikapku mempengaruhi dosenmu memberikan nilai…”
“Ani
bukan itu, tapi jika kita bertengkar atau kau tidak suka dengan bekal yang kubuatkan
aku jadi malas belajar jadi terkadang nilaiku turun karena memikirkan dimana
letak kesalahanku…”
Junsu
kembali terdiam, apa benar dirinya sebegitu menyebalkan itu??? Sampai-sampai
membuat nilai Seorin turun hanya karena memikirkan tentang dirinya??
“Hari
ini kau mau makan apa Oppa?”
“Hmm
entahlah, aku juga bingung… terserah kau saja…”
“Baiklah…”
Seorin beranjak kearah dapur meninggalkan Junsu diruang tamu, Junsu mengedarkan
pandangannya keseluruh penjuru apartement Seorin ia menghampiri meja ruang tamu
ketika melihat ponsel Seorin tergeletak pasrah diatasnya, sesekali ia ingin
melihat isi ponselnya yeojachingunya walau memang melanggar privasi, matanya
sedikit membulat ketika melihat wallpaper ponsel Seorin itu foto mereka saat 3
tahun lalu beberapa hari setelah mereka resmi menjadi sepasang kekasih “Omo,
dia masih menyimpan foto ini dan menjadikannya wallpaper??” Junsu kembali
meletakkan ponsel itu ketempatnya rasanya ia batal mengotak atik isi ponsel
Seorin karena melihat wallpaper itu, hatinya bagai dihantam palu yang
menyadarkannya kalau yeojanya tidak pernah berubah dari 3 tahun yang lalu
sampai sekarang, yeoja itu jelas masih sangat mencintainya foto 3 tahun lalu
masih disimpan dengan baik jika ingin jujur Junsu sudah tidak menyimpan foto
itu lagi bahkan wallpaper ponselnya selama ini hanya ia pasangkan wajahnya
sendiri saja baru sebulan ini ia memakai foto couple mereka berdua ketika
mereka berada dipadang bunga matahari sebulan lalu Junsu merasa bersalah karena
sempat bersikap acuh pada yeoja yang kini sedang berkutat didapur, kenapa
perasaannya bisa berubah??? Padahal perasaan Seorin padanya sedikitpun tidak
berubah bahkan sama atau jangan-jangan lebih sekarang??? Aish Kim Junsu kau
benar-benar bodoh….
~~
In Heaven ~~
Seorin
menatap jam tangan yang melingkar ditangannya untuk yang kesekian kalinya, ia
sudah 1 jam menunggu kedatangan Junsu direstoran ini… Seorin sesekali menoleh
kebelakang dengan sedikit harapan kalau ia menoleh tiba-tiba Junsu muncul
dibelakangnya dan melangkah mendekat kearahnya
“Odie??”
guman Seorin sedikit kesal, ia bingung Junsu selalu saja seperti ini pasti jika
mengajak makan malam selalu ngaret… seharusnya jika namja itu memang masih
sibuk tidak usah mengajaknya makan malam, menunggu itu membosankan…
“Atau
kutelfon saja??” tanya Seorin ketika memandang ponselnya yang tergeletak ditepi
meja makan “Ah, aniyo… dia pasti datang…” Seorin meyakinkan dirinya sendiri, ia
menatap seporsi es krim yang sudah ia habiskan sembari menunggu Junsu, apa ia
harus memesan lagi sambil menunggu Junsu datang???
Junsu
berlarian dari parkiran mobil hingga memasukki restoran yang cukup romantic
suasananya “Sudah pesan…” ucap Junsu pada pelayan didepan pintu ketika pelayan
itu akan menghampirinya, Junsu sudah hapal betul apa yang akan ditanyakan oleh
pelayan itu
“Aish,
sial-sial kenapa aku bisa telat sampai 1 jam begini??” umpatnya entah pada
siapa jika ingat tadi ketika ia sudah bersiap pulang bosnya malah memanggil
dirinya dan Yoochun untuk menghadap dan akhirnya malah berakhir dengan diskusi
singkat, jika bukan karena Junsu melihat jam yang bertengger manis didinding
ruangan bosnya dirinya tidak akan sadar ia sudah terlambat 1 jam, dan sekarang
ia harus berlarian hanya untuk mengejar waktu dan memastikan Seorin masih
menunggunya
Langkah
Junsu terhenti ketika ia tiba dimejanya, ia melihat punggung seorang yeoja yang
sudah menunggunya sejak 1 jam yang lalu ah salah mungkin lebih malah, Junsu
tersenyum saat tahu yeojanya masih setia menunggu bahkan tadi ketika ia
mengecek ponselnya ia tidak menemukan satupun panggilan dari Seorin itu artinya
Seorin percaya ia akan datang dan tidak menuntut Junsu untuk datang secepatnya
Junsu
melangkah dengan santai menghampiri mejanya, ia segera duduk dihadapan Seorin
tanpa menyapa atau memberi aba-aba kalau ia sudah tiba membuat Seorin sempat
tersentak kaget karena tiba-tiba ada sekelebat namja melewatinya dan langsung
duduk dengan angkuhnya dihadapannya
Seorin
menatap Junsu yang kini malah langsung meminum air putih yang sudah tersedia
sejak tadi, ia jengkel pada namja dihadapannya ini ia janji tidak mau berbicara
dengan Junsu malam ini
Junsu
yang menyadari sikap diam Seorin hanya menatap Seorin tanpa berbicara juga
Junsu jelas sadar kalau yeojanya kini marah padanya karena ia datang
sangat-sangat telat, keduanya diam untuk waktu yang cukup lama hingga akhirnya
Seorin merasa musik didalam restoran ini sedikit aneh kenapa suara nya
terdengar lebih kencang dari sebelumnya dan kini Seorin melihat Junsu
tersenyum-senyum sendiri sambil memainkan gelas yang ada ditangannya, Seorin
benar-benar jengkel dengan sikapnya kenapa sama sekali tidak meminta maaf
karena telat datang?? ini malah duduk diam dan senyum-senyum sendiri, apa
namjachingunya kini sudah mulai tidak waras??
Kali
ini Seorin merasa aneh, kenapa lagu yang terdengar dikupingnya ada 2?? Yang
satu samar-samar terdengar yang 1 nya terdengar jelas dikupingnya bahkan
rasa-rasanya suara itu berasal dari belakang tubuhnya, Seorin menoleh untuk
memastikan tetapi matanya membulat sempurna ketika ia menyadari kalau dibelakangnya
ada 3 orang asing, 1 bernyanyi 2 bermain gitar dibelakangnya matanya langsung
menoleh kilat kearah Junsu
Junsu
tersenyum “Mian aku terlambat…”
Seorin
mau tidak mau ikut tersenyum, tetapi senyumnya hilang digantikan dengan wajah
penasaran ketika Junsu meletakkan sebuah kotak persegi berwarna biru ditengah
meja makan
“Igo
mwoya Oppa?”
“Menikahlah
denganku…” ucap Junsu to the point, ia tidak ragu lagi untuk mengungkapkan
kata-kata yang ingin ia ucapkan pada Seorin malam ini karena melihat Seorin
yang masih menunggunya keraguan Junsu langsung luntur diganti dengan keyakinan
100%
“Op,oppa??”
“Nde
chagi, aku serius menikahlah denganku…”
Seorin
memandang tidak percaya pada Junsu, kenapa tiba-tiba Junsu melamarnya apa yang
harus ia jawab???
“Chagi??”
Seorin
menatap ulang wajah Junsu, lalu mengangguk “Nde Oppa, ayo kita menikah…”
~~
In Heaven ~~
Satu
bulan lewat dari hari dimana Junsu melamar Seorin dan seminggu lagi hari yang
dinantikan keduanya akan segera datang hari pernikahan mereka, hari yang akan
mengikat mereka dengan janji suci dihadapan Tuhan
Kini
Junsu sedang berkutat diruangannya didalam kantor, ia benar-benar sibuk
belakangan ini karena nanti setelah menikah ia ingin mengambil cuti untuk
menghabiskan waktu bersama Seorin jadi dia harus menyelesaikan kerjaannya untuk
beberapa minggu kedepan dalam beberapa hari ini
Tok
Tok Tok
“Masuk..”
ucap Junsu tanpa menoleh kearah pintu
“Aigoo
Kim Junsu, ini sudah jam berapa??”
Junsu
menoleh kearah pintu dan terdapat sahabatnya sedang berdiri dipintu ruang
kerjanya sambil menyeder di sisi pintu dan melipat tangan didada “Yoochun-ah…”
“Hei
ini sudah hampir jam makan siang, kau makan dulu baru meneruskan pekerjaanmu
lagi…”
“Nde
araseo…” Junsu kembali berkutat pada kertas-kertas dan map-map yang menumpuk diatas
meja kerjanya
“Hei!”
omel Yoochun
“Hmm?”
Junsu menoleh sekilas lalu kembali berkutat lagi dengan kerjaannya
“Baiklah-baiklah…
terserah padamu saja jika ingin meneruskan kerja tanpa makan siang, jangan
salahkan aku jika nantinya kau malah jatuh sakit karena ini…”
“Nde
Yoochun-ah, kau tenang saja aku tidak akan semudah itu jatuh sakit…”
Yoochun
mengangguk-anggukan kepalanya walau Junsu tidak melihatnya karena masih asik
berkutat dengan kertas dimejanya “Efek akan segera menikah itu benar-benar
parah ya… hebat…” puji Yoochun
Junsu
menghentikan gerakannya lalu menatap kalender dimeja kerjanya, tanpa sadar
senyum kembali mengembang dibibirnya jika ingat ia akan menikah sebentar lagi
seminggu lagi, tapi tiba-tiba senyum diwajah Junsu menghilang ketika menyadari
angka pada bulan yang tertera di kalendernya tiba-tiba ia teringat kejadian
saat itu yang entah nyata atau tidak ia kehilangan Seorin
“Tanggal
hari itu kalau tidak salah…” mata Junsu membulat “H,hari ini???”
“Apanya
yang hari ini Junsu-ah?”
Junsu
mengarahkan pandangannya pada Yoochun “Hari ini tanggal berapa Yoochun-ah?”
Yoochun
mengerutkan keningnya, bukannya Junsu sedang melihat kalender kenapa malah
bertanya pada dirinya sekarang tanggal berapa?? “Tanggal 10 Junsu-ah… wae???”
Junsu
benar-benar terdiam entah kenapa firasatnya tiba-tiba memburuk,
ingatan-ingatannya tentang kejadian saat itu mulai berputar di otaknya, Seorin
yang terluka, Seorin yang menyebrang jalan, Seorin yang tertabrak mobil, Seorin
yang bersimbah darah, dan Seorin yang pergi meninggalkannya
Junsu
menepuk-nepuk kepalanya pelan ia mana bisa membayangkan kejadian itu sekarang??
Seminggu lagi hari bahagia itu datang tidak mungkin kan Tuhan akan mengambil
Seorin darinya, lagi pula mereka baik-baik saja mereka tidak bertengkar jadi
Seorin tidak mungkin akan kecelakaan bukan??? Mereka… tunggu! Junsu mengepalkan
tangannya ia teringat sesuatu
“Kubilang
tidak usah ya tidak usah.. neo odia aku perlu bicara denganmu..”
“Na?? aku sedang ada dipusat kota dekat Myeondong Oppa..”
“Sedang apa kau disana?”
“Bunga dirumahmu sudah hampir layu Oppa, jadi aku ingin
menggantinya…”
“Kau ini benar-benar kurang kerjaan… ya
sudah tunggu aku disana…”
Pabo!!!
Junsu
tersentak dari bangkunya sendiri ia segera bangkit dari bangkunya membuat
Yoochun yang masih berdiri didepan ruangannya bingung menatap sahabatnya
tiba-tiba berdiri dari duduknya setelah sebelumnya bersikap sedikit aneh, dan
sekarang namja itu terlihat panik dan sibuk mengambil jasnya lalu memakainya
“Junsu-ah
waeyo?”
“Aku
harus pergi Yoochun-ah kalau tidak aku akan terlambat…”
“Mwo??
Kemana?? Hei kenapa kau panik begini?? Ada apa??”
“Aku
tidak bisa menjelaskannya, aku pergi dulu!!”
Tanpa
memperdulikan panggilan Yoochun Junsu segera berlari meninggalkan ruang
kerjanya menuju parkiran mobil dan bergegas ke Myondong, iya Myondong! Tanpa
mereka bertengkar atau pun tidak Seorin pasti akan tetap keMyondong hari ini,
karena alasan yang sama seperti di mimpinya itu bunga diapartementnya yang
sudah layu, ah Shit!!! Tahu begitu seharusnya dari pagi ia pergi membelinya
sendiri padahal tadi pagi ia melihat salah satu pot bunga diapartementnya
bunganya memang sudah ada yang layu dan bodohnya ia membiarkannya, aish pabo
Junsu pabo neo jeongmal paboya!!!
Junsu
menghempaskan ponselnya ke bangku disebelahnya dan kembali fokus pada jalanan,
ia sesekali menggerutu kesal kenapa ponsel Seorin sama sekali tidak dapat
dihubungi??? Disaat keadaan sedang genting seperti ini Seorin malah tidak
mengangkat telfonnya, Junsu menghela nafas akhirnya ia tahu rasanya jika
telfonnya yang ia rasa penting tidak diangkat diabaikan sungguh tidak
mengenakan sedangkan dulu ia terlalu sering mengabaikan panggilan Seorin di
ponselnya, apa ini karma namanya??
Junsu
memarkir mobilnya ditepi jalan Myondong, ia segera turun dari mobil ia menatap
sekeliling ia bingung harus mulai mencari dari mana?? Ingatannya tentang tempat
Seorin kecelakaan sedikit blur, Junsu memijat-mijat pelipisnya pelan sambil
menghela nafas tahu tidak tahu blur tidak blur yang jadi tujuan utamanya saat
ini adalah menemukan Seorin, Junsu melangkah mencari Seorin ditepi jalan
Myondong yang terlihat sangat ramai siang ini ramainya sama seperti hari itu
dalam ingatan blurnya
“Odia??”
gumam Junsu bingung, ia tiba-tiba terdiam “Ah nde!! Dia menungguku ditaman
kecil dekat Myondong! Dia pasti akan melewati jalan itu!!” Junsu segera berlari
menghampiri tempat yang ia maksud, langkahnya ia percepat ketika ia melihat jam
ditangannya 5 menit lagi, Junsu masih ingat dengan jelas jam kecelakaan waktu
itu 5 menit lagi seharusnya kecelakaan itu seharusnya terjadi yang harus ia
lakukan hanya menghalangi Seorin menyebrang ketoko bunga sampai mobil yang
menabrak Seorin lewat
Langkah
Junsu terhenti ia bisa melihat Seorin disebrangnya, ia melihat yeoja itu sedang
menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki seperti dugaannya Seorin akan
menyebrang kearah samping, Junsu sedikit menghela nafas lega ketika melihat
yeojanya itu terlihat santai tidak seperti dalam bayangannya walau Junsu tidak
bisa melihat wajah Seorin ia yakin mata yeoja itu kini berbinar bukannya
terluka, Junsu menyebrangi jalan kecil agar bisa menghampiri Seorin ia ingin
mengejutkan yeojanya yang sedang mendengar music dari earphone berwarna kuning
yang sedari tadi bertengger manis dikedua kupingnya, ketika jarak mereka hanya
tinggal beberapa meter lagi Junsu melihat yeojanya mulai menyebrang mengikuti
namja yang tiba-tiba menyebrang didepannya padahal lampu hijau bagi penyebrang
belum menyala, tanpa dikomando kaki Junsu berlari mendekati Seorin
“Andwae!!!
Jerit Junsu
~~
In Heaven ~~
Seorin
melangkahkan kakinya masuk kedalam apartement Junsu setelah tadi pagi ia sudah
datang dan kemudian pergi lagi untuk membeli barang yang tertinggal dari list
barang yang harus dibelinya, yeoja itu meletakan barang belanjaannya dimeja
dapur ia menghampiri benda yang barusan juga dibawanya dan ia letakan bersandar
didinding ruang tamu, ia membuka kain penutup benda berbentuk persegi itu ia
tersenyum melihat benda itu yang ternyata kanvas yang sudah ia lukis dengan
wajah dan bentuk tubuh Junsu, ia merasa Junsu dilukisannya benar-benar keren
“Kenapa
ia selalu terlihat tampan??” gumam Seorin pada dirinya sendiri, ia lalu
memandang sekeliling ia sedang berfikir akan digantung dimana lukisan yang ia
selesaikan selam 2 minggu ini dengan penuh perasaan…
“Ah
disitu saja…”
Seorin
berjalan menuju kearah balkon ia menatap dinding yang terlihat kosong di ruang
tengah yang menghubungkan kebalkon apartement Junsu “Mungkin suasananya akan
berbeda jika aku meletakkannya disini…” Seorin tersenyum lalu meletakkan
lukisan itu disofa ia beranjak kedapur ingin mencari paku dan palu langkahnya
terhenti ketika melewati tasnya ia melihat ponselnya menekan layarnya dan
senyum mengembang dibibirnya, melihat wallpapernya yang bertahan selama 3 tahun
dan tidak pernah diubahnya dan melihat tanggal yang tertera di layar ponselnya
“Sudah
tangal 10, ah 7 hari lagi…” pekik Seorin menahan kesenangannya, ia kembali
mencari paku dan palu dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda
Seorin
turun dari bangku yang ia naiki untuk memasang lukisannya ia memandang lukisan
yang sudah tergantung itu dari berbagai sudut “Bagus…” ucapnya puas ia
mengalihkan pandangannya pada balkon diluar ia melongokan kepalanya keluar
balkon
“Ah
udara nya segar…” gumamnya lagi menikmati angin yang tumben sangat menyejukkan
siang ini, matanya teralihkan pada sususan pot disebelah kanannya ia melihat
bunga matahari yang ia tanam bersama dengan Junsu 1 bulan yang lalu sudah mulai
layu
“Ah,
layu… kenapa ya?? Apa bunga itu tidak cocok ditanam disini???” gumamnya “Ah
bunga itu juga layu??” Seorin melangkah masuk kedalam apartement “Baiklah
sambil menunggu Junsu pulang aku sebaiknya pergi membeli bunga baru saja…”
ucapnya bersemangat sambil mengambil tas miliknya yang ia letakan dimeja dapur
lalu segera beranjak meninggalkan apartement tanpa menyadari kalau ponselnya
tertinggal dimeja
Seorin
melangkah perlahan menyusuri jalan setapak menikmati musim gugur, ia memutuskan
untuk berjalan kaki saja keMyondong sambil melihat dedaunan berjatuhan dari
dahannya ia sangat menyukai musim gugur melihat dedaunan yang berjatuhan ketika
ia sedang berjalan membawa kesan romantic tersendiri baginya, andai kini ia
sedang berjalan dengan Junsu disebelahnya pasti akan lebih terasa kesan
romantisnya, yeoja itu memakai earphone kuning dikedua kupingnya berjalan
menikmati musim gugur ditemani lagu mellow ini yang paling ia sukai dalam
hidupnya
Seorin
sudah tiba dijalan Myondong, ia baru menyadari ia sudah sampai jalan
Myondong karena tadi ada anak kecil yang
menabraknya efek menikmati daun yang berguguran dimusim gugur membuatnya merasa
seperti orang bodoh yang lupa pada keadaan sekitar, lagipula sedari tadi ia
juga sibuk memikirkan bunga apa yang akan ia beli untuk menggantikan bunga
matahari yang sudah layu itu lagi pula ada bunga lain juga yang layu tadi,
sepertinya Seorin ingin membeli banyak bunga hari ini
Seorin
menghentikan langkahnya ditepi jalan ia kini sedang menunggu lampu hijau bagi
pejalan kaki walau sebenarnya jalan tempatnya meyebrang itu termasuk sepi
tetapi ia harus menaati peraturan bukan?? Hei Seorin itu taat peraturan lho…
Seorin
menggoyang-goyangkan kepalanya perlahan menikmati alunan music yang mengalir
indah ditelinganya, ia tidak habis fikir bagaimana cara musisi itu menciptakan
music seindah ini??? Seorin tersentak ketika ia melihat namja disampingnya
tiba-tiba melangkah menyebrang jalan, tanpa melihat lagi lampu penyebrang jalan
sudah hijau atau belum Seorin segera mengikuti orang itu menyebrang jalan dan
sebuah suara yang sangat familiar di telinganya menghentikan langkahnya yang
walau saat itu tengah mendengar music
“Andwae!!!”
Seorin
mendengar suara Junsu, yeoja ini menoleh kesamping mata kecilnya membulat kaget
saat sadar ada sebuah mobil yang sudah tidak bisa direm lagi melaju cepat
kearahnya, untuk seketika entah karena kaget atau takut kaki Seorin rasanya
kelu mati rasa Seorin seakan-akan lupa bagaimana caranya bergerak walau hanya
untuk menghindar dari mobil itu
“Ani…
aku tidak mau mati disini… hanya tinggal seminggu lagi jebal!!!” jerit batin
Seorin tetapi tetap saja kedua kakinya tidak dapat ia gerakan, hingga ia merasa
ada seseorang yang memeluknya sebelum ia merasa dirinya dihantam kuat oleh
mobil itu
BRRUUUUUKKKK!!!!
“Omo
Yeoja dan namja itu tertabrak mobil!”
“Bagaimana
caranya mereka berdua bisa tertabrak???”
“Panggil
ambulance!!!”
Samar-samar
Seorin masih mendengar teriakan para pejalan kaki yang shock melihat dirinya
dan sesosok namja kata mereka??? Seorin menolehkan kepalanya dengan susah payah
ia melihat sesosok namja berjas hitam tergeletak sama seperti dirinya
menggenggam jemarinya dengan erat namja itu pun kini menatapnya dengan mata
sayu dan nafas tersengal
“O,
oppa…”
Namja
dihadapannya tersenyum dipaksakan menahan sakit yang mendera sekujur tubuhnya
“Gomawo…” ucap namja itu, ia mengambil nafas sejenak sebelum melanjutkan
ucapannya “Gomawo, kau sudah hadir… dalam… hidupku… aku beruntung jadi
kekasihmu…”
Seorin
ikut tersenyum sama dipaksakan karena sakit yang mendera tubuhnya rasanya
benar-benar tiada ampun lagi, apa ini akhir hidupnya??? Atau akhir hidup
mereka??? Ia melihat namja disebelahnya hampir menutup kedua matanya, sebelum
kesadarannya sendiri benar-benar hilang Seorin mengeratkan genggaman jemarinya
ditangan namja itu “Junsu Oppa… saranghae…”
Walau
tidak bisa membalas Junsu tersenyum, ini kata-kata terindah yang ia dengar
sebelum ia menutup matanya yang bahkan mungkin tidak akan terbuka lagi
selamanya, Seorin pun menutup kedua matanya ia menghela nafas sebelum kedua
matanya menutup sempurna dan samar-samar ia kembali mendengar pekikan
orang-orang disekitarnya hingga kesadarannya benar-benar hilang dan itu mungkin
untuk selamanya
“Namja
ini sudah tidak bernafas!! Cepat ambulancenya!!!”
“Denyut
nadi yeoja ini juga sudah tidak ada, kita kehilangan mereka…”
~~ In Heaven
~~
Sesosok
namja berpakaian putih bersih dan memiliki sayap yang besar dipunggungnya
mengulurkan jemarinya pada Yeoja yang terduduk didekatnya, ketika yeoja itu
menoleh keatas namja itu tersenyum padanya wajah tampan namja itu masih sama
dan tidak berubah masih dapat membuat yeoja itu merasakan rasa tenang saat
melihat senyumannya
Yeoja
itu meraih jemari namja itu, ia menyelipkan jemari-jemari kecilnya diantara
telapak tangan besar namja itu dan bangkit berdiri gaun putihnya yang bersih
bersinar dan sayap dipunggungnya bergoyang ketika yeoja itu bergerak bangun
dari duduknya
“Junsu
Oppa…”
“Hmm?”
“Apa
disana kita akan bahagia?”
Namja
itu tersenyum dan menggenggam erat jemari yeoja disampingnya “Setelah melewati
cahaya ini kita tidak akan merasakan sakit lagi Seorin-ah… aku jamin akan itu…”
Yeoja
itu mengangguk ia melangkah bersama dengan namja itu meninggalkan 2 sosok tubuh
yang kini masih tergeletak tak bernyawa di tengah jalan dan dikerumuni banyak
orang
“Gomawo…
aku beruntung mengenalmu…” ucap namja itu
Yeoja
itu hanya tersenyum dan mengeratkan tautan jemari mereka sebelum mereka
melewati cahaya putih tanpa menoleh lagi kebelakang “Saranghae Oppa…”
THE
END
21
November 2011
00:26
AM

Tidak ada komentar:
Posting Komentar