myCatalog

Rabu, 21 Oktober 2015

In Heaven



In Heaven

Pairing             : Kim Junsu, Choi Seorin
Genre               : Sad, Romance
Leght               : OneShoot
Title                 : In Heaven
Author             : Choi Seorin [최서린]



            Ponsel seorang namja yang tergeletak pasrah diatas meja bar sedari tadi terus bergetar dan berbunyi tetapi sang pemilik ponsel tidak menghiraukannya jika tidak direject maka ia abaikan begitu saja
            “Ya Junsu Oppa, kenapa kau tidak menerima panggilan itu?? Suara ponselmu itu berisik sekali..”


            “Jika kau ingin mengangkatnya angkat saja aku malas menerima telfon darinya..”
            “Waeyo???”
            Namja bernama Junsu itu mendengus kesal “Aku bosan dia selalu hadir dalam hidupku setiap hari ia selalu datang kerumahku bahkan membuatkan aku bekal untuk makan dikantor kau fikir aku tidak bosan apa?”
            “Hei Oppa, seharusnya kau bersyukur… masih bagus ada yeoja yang mau menjadi kekasihmu dan berperilaku baik padamu..”
            “Aish kau sama saja tidak memberikan solusi untukku..”
            “Solusi??? Solusi apa lagi? Kulihat tidak ada masalah apapun disini…”
            “Ada masalah disini dan masalahnya adalah dia, aku bosan dengannya…”
            “Bukankah dulu kau yang menjadikannya yeojamu??? Kenapa sekarang kau yang bosan bukannya dia aneh kau benar-benar aneh Oppa…”
            “Biar saja aneh…”
            “Lebih baik kau temui dia bicara baik-baik dan selesaikan masalah yang sebenarnya tidak ada ini dengan nya…” yeoja dihadapan Junsu sengaja menekankan kata-kata ‘yang sebenarnya tidak ada’ untuk mengejek Junsu tetapi sepertinya ejekkan itu tidak mempan
            “Baiklah aku akan berbicara dengannya…” namja imut itu segera beranjak keluar dari bar yang sedari tadi ia duduki bar ini belum buka karena bar ini milik sahabatnya ia bebas kesana kapan saja dan jam berapa saja dan yeoja tadi adalah yeojachingu sahabatnya
            Drrrt drrrrt drrrrt
            Lagi-lagi ponsel Junsu bergetar dengan malas akhirnya ia menerima panggilan yang sedari tadi masuk di ponselnya “Yoboseyo?” sapanya malas
            “Oppa odia?”
            “Dijalan ada apa?”
“Mau kubawakan makan siang kekantormu??”
            “Tidak usah..”
            “Mwo? Tidak usah?? Waeyo?”
            “Kubilang tidak usah ya tidak usah.. neo odia aku perlu bicara denganmu..”
            “Na?? aku sedang ada dipusat kota dekat Myeondong Oppa..”
            “Sedang apa kau disana?”
            “Bunga dirumahmu sudah hampir layu Oppa, jadi aku ingin menggantinya…”
            “Kau ini benar-benar kurang kerjaan… ya sudah tunggu aku disana…” Junsu segera memutuskan sambungan telfon tanpa ucapan perpisahan atau apapun, namja itu segera melangkah masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya menuju Myeondong
            Junsu keluar dari mobilnya ia berjalan menghampiri seorang yeoja berambut pendek sebahu yang menunggunya ditaman kecil dekat jalan Myeondong “Kau lama menunggu?” ucap Junsu membuat seorang yeoja segera menoleh kearahnya
            “Oppa, akhirnya kau datang juga.. aniyo aku tidak lama menunggu…”
            “Oh bagus lah…”
            “Lalu apa yang ingin kau katakan Oppa?”
            “Apa kau bisa jangan selalu mengurusiku lagi?”
            “Nde?”
            “Jangan terlalu mengurusiku aku risih kau tahu, aku tidak suka kau terlalu mengatur hidupku..”
            “Aku tidak pernah mengatur hidupmu Oppa..”
            “Kau setiap hari datang kerumahku, kau datang kekantorku dan membawa bekal untukku kau fikir mau ditaruh dimana mukaku, aku malu dengan teman-temanku!”
            “Geundae Oppa, aku bukan bermaksud untuk membuatmu merasa seperti itu..”
            “Maka dari itu bisa kau hentikan kelakuanmu itu, aku muak..”
            Yeoja itu tersentak mendengar ucapan Junsu ia tidak menyangka namja yang sudah bersama dengannya 3 tahun ini mengatakan hal itu apa iya kalau cinta itu bisa memudar dengan seiringnya waktu???
            “Oppa… aku….”
            “Wae? Kau tidak ingin menghentikan kelakuanmu?”
            “Bukan begitu Oppa, hanya saja jika aku tidak datang kerumahmu siapa yang akan membantumu membereskan rumah dan juga siapa yang membuatkan sarapan untukmu?”
            “Aku bisa menyewa pembantu, atau apapun asal kau tidak mengusik hidupku lagi…”
            “Geundae…”
            “Kau masih tidak ingin juga?? Baiklah.. mungkin sebaiknya kau teruskan hobi membosankanmu itu pada namja lain..”
            “Maksudmu?”
            “Kita sudahi saja hubungan ini, aku muak denganmu aku bosan denganmu…”
            “Oppa? Shireo… aku… aku akan ubah sikapku jika kau tidak suka dengan yang kulakukan selama ini…”
            “Ani, sudah cukup aku lelah karena bosan… annyeong…” Junsu segera beranjak meninggalkan mantan yeojachingunya
            Yeoja itu segera berlari menahan lengan Junsu “Oppa jebal jangan tinggalkan aku jebal…”
            “Aku juga mohon padamu jangan menggangguku lagi kalau perlu kau enyah saja dari hidupku dan menghilang dari hadapanku aku benar-benar muak padamu!!!!” bentak Junsu sambil menghempaskan jemari yeojanya yang tadi menahan lengannya
            Yeoja itu terdiam menatap Junsu airmata mulai menggenang dimatanya, Junsu bahkan tidak memperdulikan kalau kata-katanya tadi sudah menyakiti hati yeoja yang selama ini menemani hidupnya, Junsu beranjak meninggalkan yeoja itu tetapi tidak lama kemudian yeoja itu berteriak
            “Oppa, aku pergi membeli bunga dulu, aku tahu kau pasti hanya sedang bingung… tunggu aku dirumahmu saja Oppa…” ucap yeoja itu sambil berjalan gontai menyebrangi jalan toko bunga tujuannya ada disebrang jalan sana
            Sedang Junsu hanya berdecak kesal “Pabo, keputusanku tidak akan kuubah aku sudah tidak…” gumaman Junsu terhenti ketika ia mendengar decitan mobil dan dentuman yang cukup keras dijalan
            CCCCKKKIIIIITTTTTTTTTTTTTTT
            BRUKKK!!!!!
            “Aigoo yeoja itu tertabrak…!!!”
            “Dia terlempar jauh sekali!”
            “Apa dia tidak melihat jalan ketika menyebrang?”
            Junsu terdiam entah kenapa perasaannya tidak enak, ia perlahan berbalik badan ia melihat di tengah jalan sana sudah banyak kerumunan orang-orang yang mengelilingi seorang yeoja yang tertabrak tadi, dengan ragu ia menghampiri kerumunan itu
            “Kulihat tadi dia sempat bertengkar dengan seorang namja sebelum meyebrang…” ucap seseorang membuat Junsu yang mendengarnya semakin merasa tidak enak tiba-tiba didalam dadanya ia merasa seperti tertusuk sangat dalam sangat sakit ia berharap yang tertabrak tadi bukan yeojanya, iya yeojanya ia pasti akan menarik kembali yeojanya menjadi yeojanya kembali asal yang tertabrak itu bukan yeoja yang dicintainya
            “Panggil ambulance!!”
            “Dia sudah tidak bernafas..”
            Junsu menerobos masuk kedalam kerumunan mulutnya mengangga dengan sendirinya, airmatanya bahkan sudah meluncur tanpa bisa ia kendalikan lagi kakinya bahkan melemas ketika yang ia lihat tergeletak tidak berdaya atau lebih tepatnya tidak bernyawa saat ini adalah yeojanya benar-benar yeojanya
            BRUKK!!!
            Junsu terduduk disamping tubuh yeojanya bahkan orang-orang bingung melihat Junsu seperti itu “Seorin-ah???” panggil Junsu sambil meraih tubuh yeojanya masuk dalam pelukannya
            “Seorin-ah ireona.. aku tadi tidak bersungguh-sungguh dengan ucapanku.. kau jangan bercanda Seorin-ah… ireona!” bentak Junsu sambil menguncang-guncang tubuh yeoja yang bernama Seorin itu  bahkan baju biru dongker milik Junsu sudah berganti warna dengan warna darah Seorin
            “Relakan saja aku sudah mengecek nadinya, dia sudah tidak ada..”
            Junsu mulai menangis terisak “Arrrrrrgggggghhhhh andwae!!!!!”
                                              ~~ In Heaven ~~
Junsu bangun dengan kasar dari tidurnya, ia memimpikan kejadian 1 bulan yang lalu lagi, kecelakaan Yeojachingunya, kecelakaan yang sama sekali tidak pernah diharapkannya sama sekali terjadi begitu saja dihadapannya dan siapa yang patut disalahkan?? Tentu dirinya… andai ia tidak berkata seperti hari itu mungkin yeojanya masih ada hingga hari ini
“Seorin-ah… mianhae…” gumam Junsu sembari mengusap-usap wajahnya, itu adalah rutinitas barunya setiap pagi jika ia bermimpi tentang kecelakaan Seorin mengusap wajahnya lalu bergumam maaf terus menerus mungkin lebih tepatnya dibilang ia memimpikan kecelakaan itu setiap hari
“Ya Kim Junsu, ada apa denganmu??? Sudahlah ini sudah 1 bulan, untuk apa kau terus memikirkannya???”
Suara seorang namja membuyarkan lamunannya ketika ia sedang termenung diruang kerjanya “Yoochun-ah…”
“Hei sudahlah, aku yakin dia akan sedih jika kau terus seperti ini…”
“Geundae kecelakaan itu terjadi karena aku… kau tahu bagaimana tatapan keluarganya padaku???  Mereka membenciku karena tahu akulah penyebab kematian Seorin…”
“Kau sendiri yang bilang bukan kau bosan dengannya, kau lelah mempunyai yeoja sepertinya dan Tuhan mengabulkannya bukan?”
BRAK!!!
Junsu memukul meja kerjanya “Tapi seharusnya tidak dengan cara seperti ini, aku bosan dengannya memang tetapi hidup tanpanya lebih membosankan kau tahu…”
“Lalu kau ingin menyalahkan Tuhan begitu???”
“Keure ani… ini semua mutlak salahku aku hanya ingin diberi kesampatan 1 kali lagi saja…”
“Untuk apa? Memperbaiki segalanya??? Junsu-ah, yang sudah terjadi biarlah terjadi kau tidak mungkin bisa memutar ulang segalanya…” Yoochun berjalan kearah pintu “1 Jam lagi akan ada rapat kau siapkan dirimu…” ucap Yoochun sebelum keluar meninggalkan ruangan Junsu
Junsu menghela nafas, tentu saja ia meminta kesempatan agar ia dapat memperbaiki segalanya, ia tidak ingin hari itu terjadi ia tidak akan mengucapakan kata-kata sekasar itu pada Seorin bahkan ia akan memperbaiki segala sikap buruknya pada yeoja itu asal waktu dapat kembali perasaan kehilangan baru membuatnya sadar betapa berarti yeoja itu baginya
Junsu membuka laci mejanya dan menemukan bingkai foto dirinya dan Seorin yang selama beberapa bulan ini ia simpan didalam laci karena ia mulai merasa bosan dengan yeoja itu, tetapi kini ia kembali meletakkan bingkai foto itu dimejanya, bosan??? Kenapa ia bisa merasa bosan dengan mudahnya??? Benar kata yeojachingu Yoochun seharusnya Seorin yang bosan padanya bukan dirinya yang bosan pada Seorin apa yang bisa Seorin banggakan dari namja seperti dirinya??? Sedangkan dirinya banyak yang bisa ia banggakan dari Seorin apalagi ketika teman-teman sekantornya memuji Seorin saat yeoja itu mengantarkan bekal untuknya, kenapa ia baru sadar sekarang itu semua pujian bukan ejekan seperti yang selama ini ia kira
“Kim Junsu, kau namja terbodoh didunia!” ucap Junsu sambil menatap foto yang kni sudah berdiri kembali diatas meja kerjanya
Junsu kembali bangun dari tidurnya ia menatap sekeliling cahaya matahari menyusup masuk dari sela tirai jendela kamarnya ia mengalihkan pandangannya keseluruh penjuru kamarnya, kamarnya sedikit rapih walau masih ada ceceran baju di tepi tempat tidur karena semalam ketika pulang kerja Junsu segera melepas baju kerjanya dan menggantinya tetapi seingatnya semenjak kematian Seorin kamarnya tidak pernah serapih ini, ah jika ingat kematian Seorin kemarin malam ia tidak memimpikan kejadian itu lagi padahal 1 bulan kemarin ia memimpikan kejadian itu setiap hari..
Junsu beranjak bangun dari tempat tidurnya lalu segera masuk kekamar mandi ia berniat mencuci mukanya, setelah membasuh wajahnya dengan air hangat ia mulai mengendus tunggu dulu, ini bau sabun cair yang biasa dibelikan Seorin kan?? Oke mungkin itu tidak aneh tetapi kemarin ia bukan mandi dengan sabun ini lagi pula seminggu yang lalu sabun terakhir yang dibelikan Seorin sebelum ia meninggal sudah habis jadi bagaimana mungkin bisa ada baunya disini? Junsu menghampiri sudut kamar mandi ia melihat botol sabun yang Seorin selalu beli untuknya ia membuka tutup botolnya seketika itu juga kening Junsu berkerut
“Kenapa ada setengah??? Aneh…” ucap Junsu sambil kembali menutup botol sabun miliknya ia kembali melangkah keluar kamar mandi terus sampai keluar kamar ia menuju dapur lalu mengambil air putih kerongkongannya rasanya kering
Tok Tok Tok Tok
Junsu menoleh kearah pintu apartementnya sambil tetap minum, ia memutuskan menghabiskan air minumnya dulu baru membukakan pintu, Junsu melirik kearah jam dinding didapur “Masih pagi… siapa yang datang?” Junsu melangkah dengan setengah rasa ngantuk yang masih bisa ia rasakan matanya masih berat ingin rasanya ia tidur sambil jalan
Tok Tok Tok Tok
“Nde Chamkaman…” ucap Junsu, ia tidak habis pikir siapa yang datang??? Sudah pagi-pagi tidak sabaran pula… benar-benar mirip Seorin tetapi tidak mungkin kan yang ada didepan pintu itu Seorin??? Mimpi..
CLEK!
Junsu membuka pintu apartementnya sambil menguap dan sedikit menunduk ia benar-benar masih mengantuk dan malas meladeni tamu pagi harinya
“Oppa kau lama sekali sich!”
Junsu terdiam ia tidak percaya dapat mendengar suara itu lagi, ia perlahan mendongakkan kepalanya matanya menatap tamu pagi harinya sedikit tidak percaya bahkan tidak ada suara yang keluar sedikitpun dari mulutnya
“Oppa?” tamunya itu kini melambai-lambaikan tangannya di hadapan Junsu lalu tersenyum “Aish kau masih mengantuk ternyata… kau tidak marah aku datang telat kan???” ucap tamunya itu yang sudah bisa di identifikasikan seorang yeoja karena ia memanggil JUnsu Oppa
“Hehehe aku yakin kau tidak marah…” yeoja itu segera masuk kedalam apartement Junsu bahkan Junsu tidak menghalangi atau berkata apapun? Junsu hanya menatap yeoja yang kini sedang berjalan dan melangkah kearah dapur rumahnya
Junsu mulai berjalan kearah dapur masih dalam keadaan setengah bengong antara percaya dan tidak percaya melihat yeoja yang kini sedang mengeluarkan barang belanjaan dari kantung belanjaannya sambil berceloteh
“Kau tahu Oppa tadi supermarket ramai, belum lagi aku harus ke pasar membeli daging sapi ini…” ucap yeoja itu sambil mengeluarkan daging dan menyusunnya dimeja “Nanti akan kumasakan jadi ketika malam kalau Oppa lapar kau bisa hangatkan…”
Junsu masih menatap yeoja dihadapannya tidak percaya masih memperhatikan gerak geriknya dengan tatapan apa-mungkin? Bagaimana-bisa-dia-ada-disini? Merasa diperhatikan yeoja itu menoleh kearah Junsu
“Aish Oppa, wae??? Kenapa memandangiku seperti itu? Kau seperti sedang melihat hantu?? Atau kau marah padaku karena aku datang telat hari ini?? Aku kan sudah bilang hari ini pasar dan supermarket ramai sekali Oppa…” yeoja itu berharap ada perubahan diwajah Junsu tetapi tetap sama saja ternyata
“Baiklah-baiklah jika kau ingin marah nanti saja tunggu aku selesaikan ini semua araseo??” ucap yeoja itu kembali membereskan belanjaannya
Junsu menatap kalender yang tertempel di pintu kulkasnya matanya membulat melihat tanggal dikalender itu kenapa tanggalnya berubah jadi 2 bulan yang lalu?? Tapi ia segera memutar memorynya tentang kejadian pagi ini kamar yang rapi dan sabun yang masih setengah botol ia sedikit meyakinkan kalau kecelakaan yang menimpa yeojanya waktu itu hanya mimpi belaka, perlahan namun pasti Junsu menyunggingkan senyum ia diberi kesempatan, Tuhan memberinya kesempatan 1 kali lagi untuk menebus segalanya
Junsu kembali menatap yeoja yang masih berkutat dengan bahan makanan yang dibeli yeoja itu, setelah benar-benar meyakinkan kalau ini nyata Junsu segera berhambur lari memeluk yoeja itu dari samping membuat yeoja yang sedang konsentrasi itu hampir jatuh limbung kesamping andai saja jika Junsu tidak menahannya
“Oppa?? Waeyo???”
“Kau disini Seorin-ah, kau disini…”
Yeoja yang ternyata Seorin itu mengerutkan kening tapi tak lama ia tersenyum “Aku memang selalu ada disini Oppa setiap pagi kau lupa?”
“Aniyo aku tidak lupa, ingat mulai hari ini kau harus terus datang jangan sampai telat lagi aku ingin melihatmu setiap hari…”
“Mwo??? Tumben bukannya kemarin kau melarangku untuk datang pagi-pagi kesini?”
“Ani, ani  mulai hari ini kau harus datang aku tidak perduli kau harus datang… saranghae Seorin-ah saranghae…”
Mau tidak mau Seorin tersenyum melihat tingkah namjachingunya ini, walau ia sedikit bingung dengan perubahan sikap namjanya ini “Nado Oppa…”
                                              ~~ In Heaven ~~
Hari minggu pertama setelah hari itu, Junsu masih ingat bagaimana sikap dinginnya dulu pada yeojachingunya setiap yeoja itu mengajaknya keluar Junsu akan memberikan ribuan alasan untuk menolaknya, tapi tidak kali ini tanpa menunggu yeojanya yang mengajaknya ia yang mengajak yeojanya keluar terlebih dahulu
Junsu mengayuh sepedanya ia berjanji akan pergi piknik dengan yeojanya selama 2 hari di sebuah desa kecil yang terdapat hamparan pemandangan lahan luas yang membentang hijau serta banyak terdapat bunga matahari disana, sejak kemarin sore mereka sudah sampai dan sekarang mereka janjian bertemu didekat jembatan menuju tujuan piknik pertama mereka
Dari kejauhan Junsu sudah melihat yeojanya sudah menunggu bersama sepeda mini berwarna putih yang berdiri tegak disampingnya, Junsu mempercepat kayuhannya agar dapat cepat menghampiri yeoja itu
“Chagi-ya…”
Yeoja itu meoleh “Oppa… kau sudah datang…”
Junsu tersenyum “Nde…”
Seorin pun ikut tersenyum tetapi senyum diwajahnya memudar ketika ia menyadari baju yang ia dan Junsu gunakan benar-benar tidak nyambung “Oppa, kita sebenarnya mau bersepeda atau piknik?? Aku salah kostum Oppa… kenapa aku malah memakai dress ini…”
Junsu berubah sedikit panic dan segera menghampiri yeojanya “Aish tenanglah.. kita melakukan dua-duanya Chagi… bersepeda iya dan piknik pun iya… kau mewakili piknik dan aku mewakili bersepeda…”
“Benarkah??? Apa kita tidak terlihat seperti orang yang salah kostum?”
“Aniyo… lagipula biarkan saja… ayo kita jalan…” Junsu meraih jemari Seorin dan menuntunnya berjalan kesepedanya “Kita bersepeda sebentar sampai didalam araseo??”
Seorin mengangguk ia menaiki sepeda mini miliknya dan mulai mengayuh sepedanya setelah ia membenahi topi jerami berpita pink miliknya ia menyusul Junsu yang sudah beranjak menjalankan sepedanya terlebih dahulu
Mereka saling meledek satu sama lain sambil mengayuh sepedanya beriringan hingga akhirnya mereka sampai di sebuah ladang yang cukup luas dan dipenuhi dengan bunga matahari yang menghadap kearah timur secara serempak, Seorin menutup mulutnya dengan kedua tangannya ia mungkin merasa takjub dengan pemandangan dihadapannya atau ia terharu karena Junsu membawanya ketempat seindah ini??
“Oppa, tempat ini bagus sekali…”
“Kau suka?”
“Keure…”
“Kita akan makan siang disini Chagi baru kita akan kembali kepenginapan…”
“Makan siang disini?”
“Nde wae?”
“Ani, hanya saja apa aku bisa makan jika tempatnya seindah ini jangan-jangan aku hanya akan makan angin saja Oppa…”
“Tidak akan, jika perlu aku akan menyuapimu jika kau terlalu terpesona dengan tempat ini…”
Seorin tersenyum lalu meraih jemari Junsu dan menariknya untuk melangkah memasuki ladang bunga matahari itu lebih dalam, dan Junsu sudah bisa ditebak ia tidak menolak dan tidak akan pernah menolak bahkan ia sudah berfikir jika Seorin tidak menariknya masuk kedalam ia yang akan menarik yeoja itu masuk kedalam
Seorin menutup matanya menikmati semilir angin yang melewati tubuhnya yang kini berdiri ditengah-tengah hamparan bunga matahari jika ia bisa memilih ia ingin membangun sebuah rumah kecil ditengah-tengah ladang ini dan tujuannya jelas untuk menikmati keindahan yang ia rasakan sekarang setiap hari, ia bersumpah tidak akan pernah melupakan hari ini,  Seorin menoleh kearah Junsu yang sejak tadi hanya menatapnya memperhatikan tiap gerak gerik yeojachingunya dan kini Junsu tersenyum dengan lembut dan tulus ketika Seorin menoleh kearahnya ia tidak ingin moment hari ini cepat berakhir, ia masih ingin mengukir banyak kenangan dengan yeoja dihadapannya ini
                                              ~~ In Heaven ~~
Seorin mengerutkan dahi ketika ia menerima kiriman bunga matahari dihari minggu paginya, hari ini ia absen datang kerumah Junsu karena Junsu berkata kalau ia yang akan datang kerumah Seorin
“Bunga matahari… indah…” gumam Seorin sambil meletakkan bunga matahari itu di atas meja ia tidak menemukan adanya kertas ucapan ataupun nama pengirim tetapi ia sudah bisa menebak siapa yang mengirimkannya bunga ini
Seorin meraih ponselnya lalu menghubungi sebuah nomor yang dihapalnya diluar kepalanya “Oppa…”
Seorin tersenyum “Kau yang mengiriman bunga matahari ini untukku?”
“Hmm, aniyo…”
“Mwo?? Bukan??? Lalu siapa??”
“Hmm, mollayo…”
Seorin mengerutkan keningnya dari nada suaranya sepertinya Junsu sedikit mengerjainya “Ah, mungkin ada namja yang suka padaku dan mengirimkanku ini…”
“Mwo???!!!”
“Nde, mungkin ini dari secret admiereku Oppa…”
“Ya!! Itu dariku tahu…”
“Jinja??? Tadi katamu bukan??”
“Aish… ya sudah bukakan pintu aku sudah ada didepan…”
“Benarkah??? Baiklah aku akan membukakan pintu, chamkaman ne?” Seorin berlari kecil kearah pintu apartement dan segera membuka pintu itu “Oo!” Seorin memekik kaget ketika pintu apartementnya terbuka ia disuguhkan lagi dengan beberapa tangkai bunga matahari yang kini ada ditangan namjachingunya
“Untukmu…”
“Wah…” Seorin mengambil bunga matahari yang ada ditangan Junsu lalu memeluk bunga matahari itu “Gomawo Oppa…”
“Nde, tapi aku tidak dipeluk? Hanya bunga matahari itu saja yang kau peluk?”
Seorin tampak berfikir “Tentu Oppa, aku lebih mencintai bunga ini dari pada dirimu…” Seorin segera beranjak kedalam meninggalkan Junsu, Junsu mengerucutkan bibirnya tanda kesal tetapi ia segera menyusul Seorin kedalam apartementnya
“Kau memang tidak ada kerjaan Oppa?? Kau bilang akhir-akhir ini kerjaan dikantormu banyak…”
“Nde memang banyak…”
“Lalu kenapa hari ini kau bisa bermain kemari?? Dulu sepertinya kau akan memilih dirumah berkutat dengan laptopmu…”
Junsu menoleh kearah Seorin ia sedikit berfikir sebegitu work a holic kah dirinya yang dulu sampai-sampai mengacuhkan Seorin??? “Aku bosan bekerja terus…”
“Oh…” Seorin mengangguk-anggukan kepalanya
“Lalu kuliahmu bagaimana Chagi?”
“Baik-baik saja… dan semakin baik ketika sikapmu membaik padaku Oppa…”
Junsu tersenyum “Memang sikapku mempengaruhi dosenmu memberikan nilai…”
“Ani bukan itu, tapi jika kita bertengkar atau kau tidak suka dengan bekal yang kubuatkan aku jadi malas belajar jadi terkadang nilaiku turun karena memikirkan dimana letak kesalahanku…”
Junsu kembali terdiam, apa benar dirinya sebegitu menyebalkan itu??? Sampai-sampai membuat nilai Seorin turun hanya karena memikirkan tentang dirinya??
“Hari ini kau mau makan apa Oppa?”
“Hmm entahlah, aku juga bingung… terserah kau saja…”
“Baiklah…” Seorin beranjak kearah dapur meninggalkan Junsu diruang tamu, Junsu mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru apartement Seorin ia menghampiri meja ruang tamu ketika melihat ponsel Seorin tergeletak pasrah diatasnya, sesekali ia ingin melihat isi ponselnya yeojachingunya walau memang melanggar privasi, matanya sedikit membulat ketika melihat wallpaper ponsel Seorin itu foto mereka saat 3 tahun lalu beberapa hari setelah mereka resmi menjadi sepasang kekasih “Omo, dia masih menyimpan foto ini dan menjadikannya wallpaper??” Junsu kembali meletakkan ponsel itu ketempatnya rasanya ia batal mengotak atik isi ponsel Seorin karena melihat wallpaper itu, hatinya bagai dihantam palu yang menyadarkannya kalau yeojanya tidak pernah berubah dari 3 tahun yang lalu sampai sekarang, yeoja itu jelas masih sangat mencintainya foto 3 tahun lalu masih disimpan dengan baik jika ingin jujur Junsu sudah tidak menyimpan foto itu lagi bahkan wallpaper ponselnya selama ini hanya ia pasangkan wajahnya sendiri saja baru sebulan ini ia memakai foto couple mereka berdua ketika mereka berada dipadang bunga matahari sebulan lalu Junsu merasa bersalah karena sempat bersikap acuh pada yeoja yang kini sedang berkutat didapur, kenapa perasaannya bisa berubah??? Padahal perasaan Seorin padanya sedikitpun tidak berubah bahkan sama atau jangan-jangan lebih sekarang??? Aish Kim Junsu kau benar-benar bodoh….
                                              ~~ In Heaven ~~
Seorin menatap jam tangan yang melingkar ditangannya untuk yang kesekian kalinya, ia sudah 1 jam menunggu kedatangan Junsu direstoran ini… Seorin sesekali menoleh kebelakang dengan sedikit harapan kalau ia menoleh tiba-tiba Junsu muncul dibelakangnya dan melangkah mendekat kearahnya
“Odie??” guman Seorin sedikit kesal, ia bingung Junsu selalu saja seperti ini pasti jika mengajak makan malam selalu ngaret… seharusnya jika namja itu memang masih sibuk tidak usah mengajaknya makan malam, menunggu itu membosankan…
“Atau kutelfon saja??” tanya Seorin ketika memandang ponselnya yang tergeletak ditepi meja makan “Ah, aniyo… dia pasti datang…” Seorin meyakinkan dirinya sendiri, ia menatap seporsi es krim yang sudah ia habiskan sembari menunggu Junsu, apa ia harus memesan lagi sambil menunggu Junsu datang???
Junsu berlarian dari parkiran mobil hingga memasukki restoran yang cukup romantic suasananya “Sudah pesan…” ucap Junsu pada pelayan didepan pintu ketika pelayan itu akan menghampirinya, Junsu sudah hapal betul apa yang akan ditanyakan oleh pelayan itu
“Aish, sial-sial kenapa aku bisa telat sampai 1 jam begini??” umpatnya entah pada siapa jika ingat tadi ketika ia sudah bersiap pulang bosnya malah memanggil dirinya dan Yoochun untuk menghadap dan akhirnya malah berakhir dengan diskusi singkat, jika bukan karena Junsu melihat jam yang bertengger manis didinding ruangan bosnya dirinya tidak akan sadar ia sudah terlambat 1 jam, dan sekarang ia harus berlarian hanya untuk mengejar waktu dan memastikan Seorin masih menunggunya
Langkah Junsu terhenti ketika ia tiba dimejanya, ia melihat punggung seorang yeoja yang sudah menunggunya sejak 1 jam yang lalu ah salah mungkin lebih malah, Junsu tersenyum saat tahu yeojanya masih setia menunggu bahkan tadi ketika ia mengecek ponselnya ia tidak menemukan satupun panggilan dari Seorin itu artinya Seorin percaya ia akan datang dan tidak menuntut Junsu untuk datang secepatnya
Junsu melangkah dengan santai menghampiri mejanya, ia segera duduk dihadapan Seorin tanpa menyapa atau memberi aba-aba kalau ia sudah tiba membuat Seorin sempat tersentak kaget karena tiba-tiba ada sekelebat namja melewatinya dan langsung duduk dengan angkuhnya dihadapannya
Seorin menatap Junsu yang kini malah langsung meminum air putih yang sudah tersedia sejak tadi, ia jengkel pada namja dihadapannya ini ia janji tidak mau berbicara dengan Junsu malam ini
Junsu yang menyadari sikap diam Seorin hanya menatap Seorin tanpa berbicara juga Junsu jelas sadar kalau yeojanya kini marah padanya karena ia datang sangat-sangat telat, keduanya diam untuk waktu yang cukup lama hingga akhirnya Seorin merasa musik didalam restoran ini sedikit aneh kenapa suara nya terdengar lebih kencang dari sebelumnya dan kini Seorin melihat Junsu tersenyum-senyum sendiri sambil memainkan gelas yang ada ditangannya, Seorin benar-benar jengkel dengan sikapnya kenapa sama sekali tidak meminta maaf karena telat datang?? ini malah duduk diam dan senyum-senyum sendiri, apa namjachingunya kini sudah mulai tidak waras??
Kali ini Seorin merasa aneh, kenapa lagu yang terdengar dikupingnya ada 2?? Yang satu samar-samar terdengar yang 1 nya terdengar jelas dikupingnya bahkan rasa-rasanya suara itu berasal dari belakang tubuhnya, Seorin menoleh untuk memastikan tetapi matanya membulat sempurna ketika ia menyadari kalau dibelakangnya ada 3 orang asing, 1 bernyanyi 2 bermain gitar dibelakangnya matanya langsung menoleh kilat kearah Junsu
Junsu tersenyum “Mian aku terlambat…”
Seorin mau tidak mau ikut tersenyum, tetapi senyumnya hilang digantikan dengan wajah penasaran ketika Junsu meletakkan sebuah kotak persegi berwarna biru ditengah meja makan
“Igo mwoya Oppa?”
“Menikahlah denganku…” ucap Junsu to the point, ia tidak ragu lagi untuk mengungkapkan kata-kata yang ingin ia ucapkan pada Seorin malam ini karena melihat Seorin yang masih menunggunya keraguan Junsu langsung luntur diganti dengan keyakinan 100%
“Op,oppa??”
“Nde chagi, aku serius menikahlah denganku…”
Seorin memandang tidak percaya pada Junsu, kenapa tiba-tiba Junsu melamarnya apa yang harus ia jawab???
“Chagi??”
Seorin menatap ulang wajah Junsu, lalu mengangguk “Nde Oppa, ayo kita menikah…”
                                              ~~ In Heaven ~~
Satu bulan lewat dari hari dimana Junsu melamar Seorin dan seminggu lagi hari yang dinantikan keduanya akan segera datang hari pernikahan mereka, hari yang akan mengikat mereka dengan janji suci dihadapan Tuhan
Kini Junsu sedang berkutat diruangannya didalam kantor, ia benar-benar sibuk belakangan ini karena nanti setelah menikah ia ingin mengambil cuti untuk menghabiskan waktu bersama Seorin jadi dia harus menyelesaikan kerjaannya untuk beberapa minggu kedepan dalam beberapa hari ini
Tok Tok Tok
“Masuk..” ucap Junsu tanpa menoleh kearah pintu
“Aigoo Kim Junsu, ini sudah jam berapa??”
Junsu menoleh kearah pintu dan terdapat sahabatnya sedang berdiri dipintu ruang kerjanya sambil menyeder di sisi pintu dan melipat tangan didada “Yoochun-ah…”
“Hei ini sudah hampir jam makan siang, kau makan dulu baru meneruskan pekerjaanmu lagi…”
“Nde araseo…” Junsu kembali berkutat pada kertas-kertas dan map-map yang menumpuk diatas meja kerjanya
“Hei!” omel Yoochun
“Hmm?” Junsu menoleh sekilas lalu kembali berkutat lagi dengan kerjaannya
“Baiklah-baiklah… terserah padamu saja jika ingin meneruskan kerja tanpa makan siang, jangan salahkan aku jika nantinya kau malah jatuh sakit karena ini…”
“Nde Yoochun-ah, kau tenang saja aku tidak akan semudah itu jatuh sakit…”
Yoochun mengangguk-anggukan kepalanya walau Junsu tidak melihatnya karena masih asik berkutat dengan kertas dimejanya “Efek akan segera menikah itu benar-benar parah ya… hebat…” puji Yoochun
Junsu menghentikan gerakannya lalu menatap kalender dimeja kerjanya, tanpa sadar senyum kembali mengembang dibibirnya jika ingat ia akan menikah sebentar lagi seminggu lagi, tapi tiba-tiba senyum diwajah Junsu menghilang ketika menyadari angka pada bulan yang tertera di kalendernya tiba-tiba ia teringat kejadian saat itu yang entah nyata atau tidak ia kehilangan Seorin
“Tanggal hari itu kalau tidak salah…” mata Junsu membulat “H,hari ini???”
“Apanya yang hari ini Junsu-ah?”
Junsu mengarahkan pandangannya pada Yoochun “Hari ini tanggal berapa Yoochun-ah?”
Yoochun mengerutkan keningnya, bukannya Junsu sedang melihat kalender kenapa malah bertanya pada dirinya sekarang tanggal berapa?? “Tanggal 10 Junsu-ah… wae???”
Junsu benar-benar terdiam entah kenapa firasatnya tiba-tiba memburuk, ingatan-ingatannya tentang kejadian saat itu mulai berputar di otaknya, Seorin yang terluka, Seorin yang menyebrang jalan, Seorin yang tertabrak mobil, Seorin yang bersimbah darah, dan Seorin yang pergi meninggalkannya
Junsu menepuk-nepuk kepalanya pelan ia mana bisa membayangkan kejadian itu sekarang?? Seminggu lagi hari bahagia itu datang tidak mungkin kan Tuhan akan mengambil Seorin darinya, lagi pula mereka baik-baik saja mereka tidak bertengkar jadi Seorin tidak mungkin akan kecelakaan bukan??? Mereka… tunggu! Junsu mengepalkan tangannya ia teringat sesuatu
“Kubilang tidak usah ya tidak usah.. neo odia aku perlu bicara denganmu..”
            “Na?? aku sedang ada dipusat kota dekat Myeondong Oppa..”
            “Sedang apa kau disana?”
            “Bunga dirumahmu sudah hampir layu Oppa, jadi aku ingin menggantinya…”
“Kau ini benar-benar kurang kerjaan… ya sudah tunggu aku disana…”
Pabo!!!
Junsu tersentak dari bangkunya sendiri ia segera bangkit dari bangkunya membuat Yoochun yang masih berdiri didepan ruangannya bingung menatap sahabatnya tiba-tiba berdiri dari duduknya setelah sebelumnya bersikap sedikit aneh, dan sekarang namja itu terlihat panik dan sibuk mengambil jasnya lalu memakainya
“Junsu-ah waeyo?”
“Aku harus pergi Yoochun-ah kalau tidak aku akan terlambat…”
“Mwo?? Kemana?? Hei kenapa kau panik begini?? Ada apa??”
“Aku tidak bisa menjelaskannya, aku pergi dulu!!”
Tanpa memperdulikan panggilan Yoochun Junsu segera berlari meninggalkan ruang kerjanya menuju parkiran mobil dan bergegas ke Myondong, iya Myondong! Tanpa mereka bertengkar atau pun tidak Seorin pasti akan tetap keMyondong hari ini, karena alasan yang sama seperti di mimpinya itu bunga diapartementnya yang sudah layu, ah Shit!!! Tahu begitu seharusnya dari pagi ia pergi membelinya sendiri padahal tadi pagi ia melihat salah satu pot bunga diapartementnya bunganya memang sudah ada yang layu dan bodohnya ia membiarkannya, aish pabo Junsu pabo neo jeongmal paboya!!!
Junsu menghempaskan ponselnya ke bangku disebelahnya dan kembali fokus pada jalanan, ia sesekali menggerutu kesal kenapa ponsel Seorin sama sekali tidak dapat dihubungi??? Disaat keadaan sedang genting seperti ini Seorin malah tidak mengangkat telfonnya, Junsu menghela nafas akhirnya ia tahu rasanya jika telfonnya yang ia rasa penting tidak diangkat diabaikan sungguh tidak mengenakan sedangkan dulu ia terlalu sering mengabaikan panggilan Seorin di ponselnya, apa ini karma namanya??
Junsu memarkir mobilnya ditepi jalan Myondong, ia segera turun dari mobil ia menatap sekeliling ia bingung harus mulai mencari dari mana?? Ingatannya tentang tempat Seorin kecelakaan sedikit blur, Junsu memijat-mijat pelipisnya pelan sambil menghela nafas tahu tidak tahu blur tidak blur yang jadi tujuan utamanya saat ini adalah menemukan Seorin, Junsu melangkah mencari Seorin ditepi jalan Myondong yang terlihat sangat ramai siang ini ramainya sama seperti hari itu dalam ingatan blurnya
“Odia??” gumam Junsu bingung, ia tiba-tiba terdiam “Ah nde!! Dia menungguku ditaman kecil dekat Myondong! Dia pasti akan melewati jalan itu!!” Junsu segera berlari menghampiri tempat yang ia maksud, langkahnya ia percepat ketika ia melihat jam ditangannya 5 menit lagi, Junsu masih ingat dengan jelas jam kecelakaan waktu itu 5 menit lagi seharusnya kecelakaan itu seharusnya terjadi yang harus ia lakukan hanya menghalangi Seorin menyebrang ketoko bunga sampai mobil yang menabrak Seorin lewat
Langkah Junsu terhenti ia bisa melihat Seorin disebrangnya, ia melihat yeoja itu sedang menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki seperti dugaannya Seorin akan menyebrang kearah samping, Junsu sedikit menghela nafas lega ketika melihat yeojanya itu terlihat santai tidak seperti dalam bayangannya walau Junsu tidak bisa melihat wajah Seorin ia yakin mata yeoja itu kini berbinar bukannya terluka, Junsu menyebrangi jalan kecil agar bisa menghampiri Seorin ia ingin mengejutkan yeojanya yang sedang mendengar music dari earphone berwarna kuning yang sedari tadi bertengger manis dikedua kupingnya, ketika jarak mereka hanya tinggal beberapa meter lagi Junsu melihat yeojanya mulai menyebrang mengikuti namja yang tiba-tiba menyebrang didepannya padahal lampu hijau bagi penyebrang belum menyala, tanpa dikomando kaki Junsu berlari mendekati Seorin
“Andwae!!! Jerit Junsu
                                              ~~ In Heaven ~~
Seorin melangkahkan kakinya masuk kedalam apartement Junsu setelah tadi pagi ia sudah datang dan kemudian pergi lagi untuk membeli barang yang tertinggal dari list barang yang harus dibelinya, yeoja itu meletakan barang belanjaannya dimeja dapur ia menghampiri benda yang barusan juga dibawanya dan ia letakan bersandar didinding ruang tamu, ia membuka kain penutup benda berbentuk persegi itu ia tersenyum melihat benda itu yang ternyata kanvas yang sudah ia lukis dengan wajah dan bentuk tubuh Junsu, ia merasa Junsu dilukisannya benar-benar keren
“Kenapa ia selalu terlihat tampan??” gumam Seorin pada dirinya sendiri, ia lalu memandang sekeliling ia sedang berfikir akan digantung dimana lukisan yang ia selesaikan selam 2 minggu ini dengan penuh perasaan…
“Ah disitu saja…”
Seorin berjalan menuju kearah balkon ia menatap dinding yang terlihat kosong di ruang tengah yang menghubungkan kebalkon apartement Junsu “Mungkin suasananya akan berbeda jika aku meletakkannya disini…” Seorin tersenyum lalu meletakkan lukisan itu disofa ia beranjak kedapur ingin mencari paku dan palu langkahnya terhenti ketika melewati tasnya ia melihat ponselnya menekan layarnya dan senyum mengembang dibibirnya, melihat wallpapernya yang bertahan selama 3 tahun dan tidak pernah diubahnya dan melihat tanggal yang tertera di layar ponselnya
“Sudah tangal 10, ah 7 hari lagi…” pekik Seorin menahan kesenangannya, ia kembali mencari paku dan palu dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda
Seorin turun dari bangku yang ia naiki untuk memasang lukisannya ia memandang lukisan yang sudah tergantung itu dari berbagai sudut “Bagus…” ucapnya puas ia mengalihkan pandangannya pada balkon diluar ia melongokan kepalanya keluar balkon
“Ah udara nya segar…” gumamnya lagi menikmati angin yang tumben sangat menyejukkan siang ini, matanya teralihkan pada sususan pot disebelah kanannya ia melihat bunga matahari yang ia tanam bersama dengan Junsu 1 bulan yang lalu sudah mulai layu
“Ah, layu… kenapa ya?? Apa bunga itu tidak cocok ditanam disini???” gumamnya “Ah bunga itu juga layu??” Seorin melangkah masuk kedalam apartement “Baiklah sambil menunggu Junsu pulang aku sebaiknya pergi membeli bunga baru saja…” ucapnya bersemangat sambil mengambil tas miliknya yang ia letakan dimeja dapur lalu segera beranjak meninggalkan apartement tanpa menyadari kalau ponselnya tertinggal dimeja
Seorin melangkah perlahan menyusuri jalan setapak menikmati musim gugur, ia memutuskan untuk berjalan kaki saja keMyondong sambil melihat dedaunan berjatuhan dari dahannya ia sangat menyukai musim gugur melihat dedaunan yang berjatuhan ketika ia sedang berjalan membawa kesan romantic tersendiri baginya, andai kini ia sedang berjalan dengan Junsu disebelahnya pasti akan lebih terasa kesan romantisnya, yeoja itu memakai earphone kuning dikedua kupingnya berjalan menikmati musim gugur ditemani lagu mellow ini yang paling ia sukai dalam hidupnya
Seorin sudah tiba dijalan Myondong, ia baru menyadari ia sudah sampai jalan Myondong  karena tadi ada anak kecil yang menabraknya efek menikmati daun yang berguguran dimusim gugur membuatnya merasa seperti orang bodoh yang lupa pada keadaan sekitar, lagipula sedari tadi ia juga sibuk memikirkan bunga apa yang akan ia beli untuk menggantikan bunga matahari yang sudah layu itu lagi pula ada bunga lain juga yang layu tadi, sepertinya Seorin ingin membeli banyak bunga hari ini
Seorin menghentikan langkahnya ditepi jalan ia kini sedang menunggu lampu hijau bagi pejalan kaki walau sebenarnya jalan tempatnya meyebrang itu termasuk sepi tetapi ia harus menaati peraturan bukan?? Hei Seorin itu taat peraturan lho…
Seorin menggoyang-goyangkan kepalanya perlahan menikmati alunan music yang mengalir indah ditelinganya, ia tidak habis fikir bagaimana cara musisi itu menciptakan music seindah ini??? Seorin tersentak ketika ia melihat namja disampingnya tiba-tiba melangkah menyebrang jalan, tanpa melihat lagi lampu penyebrang jalan sudah hijau atau belum Seorin segera mengikuti orang itu menyebrang jalan dan sebuah suara yang sangat familiar di telinganya menghentikan langkahnya yang walau saat itu tengah mendengar music
“Andwae!!!”
Seorin mendengar suara Junsu, yeoja ini menoleh kesamping mata kecilnya membulat kaget saat sadar ada sebuah mobil yang sudah tidak bisa direm lagi melaju cepat kearahnya, untuk seketika entah karena kaget atau takut kaki Seorin rasanya kelu mati rasa Seorin seakan-akan lupa bagaimana caranya bergerak walau hanya untuk menghindar dari mobil itu
“Ani… aku tidak mau mati disini… hanya tinggal seminggu lagi jebal!!!” jerit batin Seorin tetapi tetap saja kedua kakinya tidak dapat ia gerakan, hingga ia merasa ada seseorang yang memeluknya sebelum ia merasa dirinya dihantam kuat oleh mobil itu
BRRUUUUUKKKK!!!!
“Omo Yeoja dan namja itu tertabrak mobil!”
“Bagaimana caranya mereka berdua bisa tertabrak???”
“Panggil ambulance!!!”
Samar-samar Seorin masih mendengar teriakan para pejalan kaki yang shock melihat dirinya dan sesosok namja kata mereka??? Seorin menolehkan kepalanya dengan susah payah ia melihat sesosok namja berjas hitam tergeletak sama seperti dirinya menggenggam jemarinya dengan erat namja itu pun kini menatapnya dengan mata sayu dan nafas tersengal
“O, oppa…”
Namja dihadapannya tersenyum dipaksakan menahan sakit yang mendera sekujur tubuhnya “Gomawo…” ucap namja itu, ia mengambil nafas sejenak sebelum melanjutkan ucapannya “Gomawo, kau sudah hadir… dalam… hidupku… aku beruntung jadi kekasihmu…”
Seorin ikut tersenyum sama dipaksakan karena sakit yang mendera tubuhnya rasanya benar-benar tiada ampun lagi, apa ini akhir hidupnya??? Atau akhir hidup mereka??? Ia melihat namja disebelahnya hampir menutup kedua matanya, sebelum kesadarannya sendiri benar-benar hilang Seorin mengeratkan genggaman jemarinya ditangan namja itu “Junsu Oppa… saranghae…”
Walau tidak bisa membalas Junsu tersenyum, ini kata-kata terindah yang ia dengar sebelum ia menutup matanya yang bahkan mungkin tidak akan terbuka lagi selamanya, Seorin pun menutup kedua matanya ia menghela nafas sebelum kedua matanya menutup sempurna dan samar-samar ia kembali mendengar pekikan orang-orang disekitarnya hingga kesadarannya benar-benar hilang dan itu mungkin untuk selamanya
“Namja ini sudah tidak bernafas!! Cepat ambulancenya!!!”
“Denyut nadi yeoja ini juga sudah tidak ada, kita kehilangan mereka…”
                                  ~~ In Heaven ~~
Sesosok namja berpakaian putih bersih dan memiliki sayap yang besar dipunggungnya mengulurkan jemarinya pada Yeoja yang terduduk didekatnya, ketika yeoja itu menoleh keatas namja itu tersenyum padanya wajah tampan namja itu masih sama dan tidak berubah masih dapat membuat yeoja itu merasakan rasa tenang saat melihat senyumannya
Yeoja itu meraih jemari namja itu, ia menyelipkan jemari-jemari kecilnya diantara telapak tangan besar namja itu dan bangkit berdiri gaun putihnya yang bersih bersinar dan sayap dipunggungnya bergoyang ketika yeoja itu bergerak bangun dari duduknya
“Junsu Oppa…”
“Hmm?”
“Apa disana kita akan bahagia?”
Namja itu tersenyum dan menggenggam erat jemari yeoja disampingnya “Setelah melewati cahaya ini kita tidak akan merasakan sakit lagi Seorin-ah… aku jamin akan itu…”
Yeoja itu mengangguk ia melangkah bersama dengan namja itu meninggalkan 2 sosok tubuh yang kini masih tergeletak tak bernyawa di tengah jalan dan dikerumuni banyak orang
“Gomawo… aku beruntung mengenalmu…” ucap namja itu
Yeoja itu hanya tersenyum dan mengeratkan tautan jemari mereka sebelum mereka melewati cahaya putih tanpa menoleh lagi kebelakang “Saranghae Oppa…”


THE END
21 November 2011

00:26 AM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar