myCatalog

Rabu, 21 Oktober 2015

Before You Go



Before You Go
Pairing           : Jung Yunho, Choi Seorin, Lee Sungmin
Title                : Before You Go!
Genre              : Romance, Friendship, Hurt
Leght              : OneShoot
Author            : Choi Seorin



            “Selamanya kita sahabat bukan Oppadeul???”
            “Keureyo…”
            “Nde kita akan bersama selamanya…”
            “Selalu ber3 kah Oppadeul?”
            “Nde selalu…”
            “Dan tidak akan terpisahkan…”
SKIP TIME [5 years later]


Seorang yeoja berlari pelan memasuki ruang kerjanya, ia melirik kesegala penjuru mencari teman kerjanya yang sedari tadi dicarinya tetapi tidak kunjung berhasil ia pun memutuskan untuk kembali kebangku kerjanya ia bisa mencari namja itu lagi nanti, tangannya bergerak meraih bingkai foto dimeja kerjanya yang sedikit berantakan ia membelai sayang gambar di bingkai itu, terdapat 2 namja dan seorang yeoja yang berada di antara kedua namja itu
“Tidak terasa Oppadeul, sudah 20 tahun lebih kita bersama-sama Oppadeul…” ucap yeoja itu sambil meletakkan kembali bingkai foto itu kembali diatas meja kerjanya yeoja itu tersenyum melihat kembali fotonya bersama dua namja paling berarti dalam hidupnya sahabat-sahabatnya
Drrrt Drrt
Yeoja itu meraih ponselnya dari dalam saku celananya “Nde yoboseyo?”
Yeoja itu segera mengambil kamera SLR di atas mejanya “Nde araseo aku akan segera kesana…” yeoja itu segera pergi meninggalkan tempat kerjanya menuju tempat yang tadi diperintahkan oleh bosnya
Kerumunan manusia berseragam hitam memadati sebuah gudang yang di identifikasi adalah tempat persembunyian penjahat yang sudah 3 tahun ini dicari oleh pihak kepolisian puluhan mobil polisi terparkir dengan rapih didepan gudang seolah-olah siap untuk menerkam penjahat didalamnya dan puluhan namja berbaju seragam hitam pun menyiapkan senjatanya yang sudah diarahkan kegudang tersebut, yeoja itu berlari turun bersama seorang namja yang membawa note ditangannya dari dalam mobil van ia menghampiri kerumunan itu ia mencari-cari namja yang mungkin bisa ia temukan dilokasi ini sudah seminggu ini ia tidak bertemu dengan namja itu karena sibuk menyiapkan persiapan serta misi untuk kasus hari ini
“Seorin-ah, cepat ambil gambarnya…” perintah namja yang berdiri disamping yeoja yang dipanggil Seorin itu “Apa yang kau cari sih?”
“Nde Hae Oppa… aku mencari…”
“Hei kau tidak boleh berada sedekat ini dengan TKP, didalam banyak yang membawa senjata salah-salah kau akan disandra nanti…” suara seseorang menginterupsi kata-kata yeoja bernama Seorin itu yeoja itu segera menoleh kebelakang dan mendapati seorang namja tampan dengan rambut pendeknya berwarna merah maroon namja itu mengenakan pakaian kesatuan SIA [Secret Intelegent Agen] kacamata hitam bertengger manis dimata namja itu dan itu sedikit menambah kesan angkuh didiri namja itu
“Huft kau…” keluh yeoja itu
“Wae??? Sudah sana cepat menyingkir dari tempat ini..” namja itu mendorong tubuh yeoja itu dan namja disebelahnya agar menjauh dari gudang berbahaya itu
“Aigoo Sungmin Oppa… nan gwenchana…” ucap Yeoja itu melepaskan tangan namja angkuh itu
“Kau ini, jangan memanggilku seperti itu disini…” omel namja yang ternyata bernama Sungmin
Seorin mengerucutkan bibirnya ia selalu dimarahi oleh namja ini setiap ia meliput berita, hei jangan salahkan dirinya yang selalu bertemu dilokasi kejadian siapa suruh setiap kasus yang harus diliput oleh Seorin harus ditangani oleh namja ini ah ya dan ada satu namja lagi
“Yunho Oppa odie?”
Sungmin segera menoleh kearah gedung “Dia didalam..”
“Mwo???”
“Nde, dia nekat masuk saat tadi salah satu dari kami disandra..”
“Lalu kenapa kau diam saja disini??? Kenapa tidak membantunya??”
“Ya, aku juga ingin membantunya.. tapi ia tidak memilihku untuk ikut kedalam sebentar lagi juga aku yakin dia akan keluar…”
Seorin memandang khawatir kearah gudang, hatinya berdebar dengan kuat ia tidak ingin namja yang kini sedang ada didalam berada dalam bahaya ataupun terluka sedikitpun
DOR DOR
Seorin dan namja bernama Sungmin segera memandang horror kearah gudang begitu mendengar suara letusan “Yunho Oppa…” gumam Seorin, Sungmin yang mendengarkan gumaman itu segera menoleh kearah Seorin memandang Seorin tanpa arti yang jelas antara Rindu, Cinta, Benci, Marah, Kesal, dan Iba dengan cepat ia mengakhiri pandangannya ia segera membuang pandangannya kearah lain ia tidak ingin membuat hatinya yang bergemuruh malah makin parah jika ia menatap yeoja itu terlalu lama
“Sudahlah ini bukan tempat bermain, kau sedikit menjauhlah dari sini…” ucap Sungmin kembali mendorong Seorin menjauh dari gudang itu ia juga takut yeoja ini terluka karena terlalu dekat dengan tempat berbahaya itu
“Keundae aku belum melihat Yunho Oppa keluar dari dalam..”
“Nanti…”
BRAK!!
Kata-kata Sungmin terinterupsi ketika pintu gudang terbuka lebar para penjahat kini terlihat digiring keluar oleh para agen SIA yang menodongkan pistol pada para penjahat itu dari arah belakang
Sungmin menatap kearah gerombolan yang baru keluar itu hingga matanya menangkap sosok namja berbadan tinggi dengan tubuh kekar dan kulit yang sedikit lebih hitam dari pada kulit rata-rata orang korea, rambutnya dan Sungmin tidak beda jauh hanya saja namja itu berwarna coklat berbeda dengan Sungmin  berwarna merah
“Apa kubilang i…” kata-kata Sungmin terhenti ketika ia melihat Seorin melepas genggaman tangannya lalu berlari menghampiri namja yang sedari tadi Sungmin deskripsikan dan yang ditunggu Seorin
“Oppa!!”
Namja yang baru keluar dari dalam gudang itu menoleh begitu mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya walau lelah dan sakit kini mendera lengannya yang terluka tetapi sudut bibirnya terangkat ketika melihat seorang yeoja menghampirinya
GREP!!
Seorin segera menerjang tubuh namja itu dengan pelukan “Kau kenapa masuk begitu saja??”
“Khawatir eoh?” tanya namja itu sambil mengusap-usap kepala yeoja yang kini memeluknya dengan kuat, sedangkan Sungmin yang melihat 2 orang itu berpelukan memutuskan untuk mengalihkan pandangannya dan beranjak meninggalkan tempat itu ia tidak ingin melihat cinta diantara 2 sahabatnya, tunggu sahabat?? Jika ada cinta diantara mereka apa masih bisa hubungan ini disebut sahabat??? Sungmin tersenyum miris sejak kapan ia juga tidak tahu sudah ada cinta diantara mereka ber3 dirinya dan namja yang kini dipeluk Seorin sama-sama mencintai yeoja itu walaupun sahabatnya itu tidak pernah berkata jujur padanya tetapi Sungmin bukan namja bodoh yang tidak bisa membaca mata seorang Jung Yunho yang begitu dalam memandang Seorin ketika yeoja itu tengah serius melakukan sesuatu dan sialnya mungkin cinta yang dibalas oleh Seorin adalah cinta Yunho bukan dirinya, jadi apa mereka masih bisa disebut bersahabat sekarang??? Bukankah diantara sahabat tidak boleh ada rasa cinta antara namja dan yeoja selain rasa sayang pada sahabat…
“Keure…” yeoja itu melepas pelukannya “Omo! Kau terluka…” pekik yeoja itu
“Nan gwenchana Seorin-ah…”
“Yunho Hyung!”
Namja bernama Yunho dan yeoja bernama Seorin itu segera menoleh begitu ada yang memanggil Yunho “Wae Changmin-ah?”
“Kau harus membuat laporan tentang kasus ini nanti Hyung..”
Yunho mengangguk “Araseo…”
“Kau tidak ingin mengobati lukamu Hyung?”
Yunho menoleh kearah Seorin “Berniat mengobatiku?” tanyanya dengan sedikit nada menggoda karena ia melihat bagaimana khawatirnya yeoja ini sehingga berbuat konyol seperti tadi, disaat dirinya tengah menggiring penjahat keluar dari sarangnya yeoja ini malah datang dan langsung memeluknya tanpa takut dengan penjahat yang ada dihadapannya
“Baiklah akan ku obati…”
Yunho kembali tersenyum ketika melihat yeoja itu kini sudah menarik tangannya dan Changmin bukan hanya dirinya yang terluka Changmin Hoobaenya dikepolisian juga mendapat sedikit lebam diwajahnya, godaannya tidak berhasil ternyata Seorin benar-benar mengkhawatirkan dirinya Yunho menunduk ia menghela nafas jika seperti ini apa ia boleh sedikit berharap kalau yeoja itu memiliki perasaan yang sama dengannya selain perasaan sebagai sahabat tentunya, Yunho segera kembali mendongak ketika fikiran tentang Sungmin terlintas diotaknya ani ia tidak boleh egois selain dirinya ia juga tahu sangat tahu bahkan kalau Sungmin juga merasakan hal yang sama dengan dirinya
                                  ~~~ Before You Go ~~~
Seorin menyerahkan amplop berwarna coklat pada rekannya “Ini Hae Oppa…”
“Ini sudah kau cuci semua bukan??”
Seorin mengangguk “Sudah Oppa, bahkan sudah ku urutkan… hanya tinggal diterbitkan saja besok aku harus segera pergi…”
Namja bernama Hae itu berdecak “Cih, 2 komandan itu sudah menunggumu diluar ne?
Seorin tersenyum lalu mengambil tasnya dimeja “Nde, kami harus merayakan keberhasilan mereka hari ini, annyeong Oppa…” tanpa menunggu balasan namja yang lebih tua darinya itu Seorin langsung melesat pergi ia tidak enak karena Yunho dan Sungmin sudah menunggunya dibawah sekitar 20 menit ditambah Yunho terluka bukankah seharusnya namja itu istirahat dirumah dari pada ikut merayakan malam ini???
“Dasar yeoja itu…” Donghae meraih ponselnya “Eunchae-ah… aku sudah ada gambarnya apa akan langsung dicetak malam ini juga??” DOnghae membereskan barang-barang dimejanya “Baiklah aku segera kesana, setelah ini selesai kita makan dulu baru pulang kerumah ne?? aku lapar Chagi… lagipula aku yakin uri aegy sudah tidur…” Donghae tertawa renyah “Oemma pasti sudah menyuruhnya tidur sejak 2 jam yang lalu kau lupa Oemmamu menginap dirumah kita???” Donghae pun melangkah keluar dari ruangannya “Baiklah tunggu aku ne… hmm, saranghae…”
Seorin langsung menerjang masuk kedalam mobil bagian belakang “Mian-mian aku lama….” Ucapnya
“Gwenchana…” balas Yunho sambil tersenyum dan menoleh kebelakang
“Kau ini, hampir kami mati kelaparan karena menunggumu!” omel Sungmin tanpa menoleh kebelakang tetapi ia menatap Seorin dari kaca spion dalam mobil
“Mian Oppadeul, aku harus mencuci foto yang tadi untuk dijadikan headline besok…”
“Ya sudah cepat jalan aku sudah lapar…” lerai Yunho
Sungminpun melajukan mobilnya “Nde nado…”
3 sahabat itu keluar dari restoran sambil memegangi perut mereka itu jelas tanda mereka sangat kekenyangan “Ah kenyangnya…”
“Nado.. aigoo perutku rasanya ingin pecah Oppadeul..”
Sungmin tersenyum mendengar keluhan 2 orang disampingnya senyumnya memudar ketika ponselnya bordering didalam sakunya ia meraih ponselnya lalu menatap kedua sahabatnya “Aku menerima telfon dulu ne?”
Seorin mengangguk dan Yunho hanya tersenyum, Sungmin pun menjauh dari 2 sahabatnya “Yoboseyo…”
“Kau masih menolak Lee Sungmin??”
“Kau ini sudah gila atau apa?? Aku tidak akan pernah menerima penawaranmu hei aku ini agen SIA aku bisa saja menahanmu atas apa yang kau tawarkan padaku!” omel Sungmin
“Benarkah?? Walaupun aku memiliki alasan yang bisa membuatmu melakukan  tugas yang kuminta…”
“Tidak ada alasan yang bisa mengertakku apa lagi memaksaku..”
“Jinjja??” Sungmin mengerutkan alisnya ketika ia mendengar suara orang disebrang sana tertawa “Bawa bocah itu kemari….”
“Hyung!!!!!”
Mata Sungmin membulat “Ya!!!” bentak Sungmin
“Turuti kami atau kau akan kehilangan Namdongsaengmu.. bukankah lebih baik kau menggunakan kemampuan menembakmu diorganisasi kami dari pada hanya jadi bakat yang nantinya akan membusuk jika kau di SIA…” suara disebrang kembali terdengar tertawa “Fikirkan baik-baik… Lee Sungmin… annyeong!”
TUT TUT TUT TUT
Sungmin memandang ponselnya ia mengatur emosi diwajahnya lalu menghirup nafas pelan dan menghembuskannya perlahan lalu segera kembali menghampiri sahabat-sahabatnya
“Waeyo Sungmin-ah?? Siapa yang menghubungimu??? Kelihatannya penting sekali?” tanya Yunho bingung
“Oh! Ah itu, bukan siapa-siapa hanya Sungjin.. dia memintaku untuk pulang lebih cepat…”
“Oh kalau begitu pulanglah Oppa, kasihan Sungjin sendirian dirumah…”
“Nde?? Lalu kalian bagaimana?”
“Aku bisa naik tak…”
“Aku yang akan mengantar Seorin pulang Sungmin-ah…”
Sungmin memandang Seorin dan Yunho bergantian, sebenarnya hatinya kesal mendengar kalimat Yunho tetapi mau bagaimana lagi?? Mau tidak mau Sungmin menarik sudut bibirnya dengan sedikit terpaksa “Baiklah, kau juga harus segera pulang Yunho-ya… ingat lukamu dan laporan yang harus kau buat..”
Yunho tersenyum dan mengangguk “Baiklah aku pulang dulu ne, kalian hati-hati..”
“Nde Oppa, kau juga harus berhati-hati Oppa..”
Sungmin mengangguk lalu membelai sayang kepala Seorin dan Seorin hanya tersenyum menanggapi apa yang dilakukan Sungmin, namja ini mengerti dengan jelas apa maksud senyuman Seorin karena berbeda dengan senyuman yang diberikan yeoja itu pada Yunho Sungmin membalas senyuman Seorin lalu beranjak pergi memasuki mobilnya ia melajukan mobilnya menjauhi 2 sahabatnya tetapi tidak jauh dari tempat ia meninggalkan kedua sahabatnya ia mengerem mendadak menyebabkan mobilnya berhenti mendadak
“Kenapa kau meninggalkan mereka berdua Lee Sungmin pabo!” omel Sungmin pada dirinya sendiri lalu membelokkan kemudinya dengan tiba-tiba beruntunglah ia malam ini jalanan sangat lenggang jika tidak bisa dipastikan kalau ia akan ditabrak oleh mobil dari belakang karena berbelok secara tiba-tiba ia kembali menuju tempat ia meninggalkan 2 sahabatnya tadi, begitu sampai ia masih menemukan 2 sahabatnya disana berjalan berdampingan ditepi jalan menuju halte, Sungmin merendahkan kecepatannya ia menatap 2 sahabatnya itu dari arah sebrang jalan tetapi entah kenapa ia masih bisa melihat kecanggungan keduanya kenapa Seorin tidak pernah bersikap canggung sedikitpun pada dirinya??
“Aku…” Seorin dan Yunho berucap bersamaan membuat mereka saling menoleh kaget lalu tertawa gugup
“Kau duluan saja Oppa..”
“Em, aku hanya ingin bertanya kau ingin naik bus atau…”
“Atau?” Seorin memiringkan kepalanya bingung dengan kalimat Yunho yang menggangtung
“Atau kau ingin berjalan sampai rumahmu?”
“Oh.. sebenarnya aku ingin berjalan saja Oppa tapi mengingat lukamu jadi…”
“Gwenchana-gwenchana, nan jeongmal gwenchana…” potong Yunho dengan cepat dan membuat Seorin tersenyum
“Kau sendiri yang bilang ya Oppa? Jangan merengek lelah…”
“Nde tenang saja…” Yunho kini menatap Seorin “Lalu apa yang ingin kau bicarakan?”
“Ah igo… mianhaeyo Oppa tadi aku langsung berlari menghampirimu pasti karena ulahku kau dimarahi atasanmu??” Seorin menunduk ia benar-benar tidak enak dengan kejadian tadi
“Ani, aku tidak dimarahi kok… kau tenang saja…”
“Jinjja??”
Yunho mengangguk “Aku justru senang kau mengkhawatirkanku…”
“Tentu, siapa yang tidak khawatir ketika aku mendengar dari Sungmin Oppa kau ada didalam sana jelas aku takut terjadi sesuatu padamu…” omel Seorin membuat wajahnya memerah ditambah lagi cuaca malam yang memang dingin malam ini
“Itu hanya gerakan reflexku saja.. begitu melihat salah satu anggotaku mereka tangkap emosiku meledak-ledak dan aku spontan masuk kedalam membawa seluruh anggotaku…”
“Lalu kenapa kau menolak bantuan dari Sungmin Oppa…”
“Aku hanya berfikir jika sampai kami berdua masuk dan tidak ada satupun dari kami yang keluar kau akan sendiri, jadi aku meminta Sungmin tetap diluar…”
Seorin segera memukul kepala Yunho “Apa yang kau fikirkan sich?? Kenapa berfikir sejauh itu, kau ini apa tidak pernah memikirkan dirimu sendiri???”
Yunho meringis pelan sambil mengusap-usap kepalanya “Hei jika yang disandra itu kau apa kau mau aku memikirkan diriku sendiri?? Aku juga pasti akan segera masuk kedalam menyelamatkanmu…”
“Jadi kau menyumpahiku begitu?”
“Aniyo… kau ini negative thinking sekali sich??”
“Biar…” Seorin mengalihkan pandangannya dari Yunho melihat yang dilakukan oleh Seorin Yunho hanya bisa menyunggingkan senyum ia selalu suka melihat yeoja disebelahnya ini marah ia terlihat begitu menarik
Yunho melihat Seorin memeluk tubuhnya sendiri pasti yeoja ini kedinginan dengan reflex Yunho mengangkat tangannya dan ingin melingkarkan tangannya dibahu yeoja itu agar yeoja itu tidak merasa kedinginan lagi tetapi tertahan ia mengepalkan jemarinya dan senyum diwajahnya memudar ia tidak bisa melakukan itu dengan berat hati ia menarik kembali tangannya, mereka hanya sahabat bukan??? Apa pantas sahabat seperti itu?? Mungkin bagi sebagian orang pantas dan mungkin bagi Seorin juga pantas tetapi bagi Yunho yang ia lakukan jelas lebih dari sekedar rasa persahabatannya dengan Seorin
Mereka melanjutkan perjalanan dalam diam untuk beberapa saat mereka lebih memilih sibuk berfikir dengan fikiran mereka masing-masing, sama halnya dengan Sungmin namja itu juga masih mengikuti Seorin dan Yunho dalam diam bahkan ia juga sempat melihat Yunho ingin merangkul Seorin tetapi tidak jadi dilakukan oleh Yunho jauh dari dalam matanya bisa terlihat kekecewaan yang sangat besar ia sendiri tidak mengerti kenapa persahabatan mereka kini jadinya malah seperti ini???
Dan pada akhirnya Sungmin pun mengikuti Yunho dan Seorin dengan mobilnya walau terkadang ia harus memalingkan wajah ketika melihat Yunho yang menggoda Seorin sehingga mereka berlarian ditepi jalan… Rasa polos anak-anak yang selalu bersama bertahun-tahun kini malah jadi perasaan cinta yang mengebu-gebu dihati entah sampai kapan Sungmin ataupun Yunho dapat menahan perasaan ini…
                                  ~~~ Before You Go ~~~
Sungmin membanting ponsel yang ia pegang keatas tempat tidurnya ia baru saja menerima terlfon dan penculik Namdongsaengnya ia diminta untuk mendatangi suatu tempat besok pagi jika ingin Namdongsaengnya selamat ia memandang bingkai foto yang terletak dimeja nakas disudut kamarnya ia meraih bingkai itu foto yang sama dengan milik Seorin ia ingin bersandar dibalik tubuh teman-temannya saat ini tetapi ia tidak bisa menceritakan apa yang terjadi sebenarnya pada siapapun baik itu Yunho ataupun Seorin ia benci dirinya yang terlihat sangat lemah sekarang andai ia tidak meninggalkan Namdongsaengnya sendirian disini andai ia memaksa menyuruh Namdongsaengnya untuk mau pindah bersama kedua orangtuanya keBusan pasti keadaan seperti ini tidak akan pernah terjadi ia tidak akan kehilangan Namdongsaengnya dan ia pun tidak harus memilih ia yakin pasti penculik biadab itu akan menyuruhnya memilih antara 2 pilihan...
Dan disinilah sekarang seorang Lee Sungmin berada disebuah pabrik yang terlihat tidak terpakai ternyata didalamnya berbeda dengan tampak luarnya, entah kenapa penjahat-penjahat itu percaya pada Sungmin dan memberikannya alamat tempat ini padanya? Padahal jika Sungmin sudah mendapatkan kembali Namdongsaengnya Sungmin tidak akan segan-segan untuk membawa anggotanya untuk menangkap semua orang yang ada disini
“Apa yang ingin dibicarakan?? Lalu dimana Namdongsaengku?” tanya Sungmin langsung pada inti pembicaraan
“O o o o… Lee Sungmin kau terburu-buru sekali… kau tenang lah dulu Namdongsaengmu ada ditempat yang sangat aman… kita bicara bisnis dulu…”
Sungmin menatap namja tua dihadapannya dengan sinis “Bicara dengan cepat karena aku sama sekali tidak punya banyak waktu untuk meladenimu…” ujar Sungmin
“Seperti yang pernah kukatakan, bergabunglah bersama kami…”
Sungmin tersenyum sinis “Apa permintaanmu itu tidak konyol namja tua??? Aku ini SIA apa kau tidak salah memintaku bergabung denganmu??”
“SIA??? Lalu kenapa kalau kau SIA?? Kau hanya komandan bawah bukan berbeda dengan teman seangkatanmu itu yang sudah menjadi komandan atas.. siapa namanya Jung Yunho bukan??”
Rahang Sungmin mengeras ia paling tidak suka dibandingan dengan Yunho karena ia tahu betul ia kalah jauh dengan Yunho baik fisik ataupun ya segalanya hampir segala yang dimiliki Yunho jauh diatasnya
“Memangnya kau fikir dengan atau tanpa kau di SIA mereka akan perduli??? Selama ada Jung Yunho itu kehadiranmu disana tidak diperhitungkan Lee Sungmin… jika kau bergabung dengan kami jelas sekali kehadiranmu sangat dibutuhkan disini karena skill menembakmu yang paling baik diantara kami semua…”
“Jika kau tahu kemampuanku jauh diatas kalian kenapa kalian masih mengajakku bergabung??? Tidak takutkah kalian kalau kemampuanku ini kugunakan untuk menghabisi kalian satu persatu…”
“Kau berani??? Lakukan saja, atau Namdongsaengmu tinggal nama!”
BRAK!!
Sungmin memukul meja sambil berdiri dengan kasar dari bangkunya bahkan bangku yang ia duduki sampai terjungkal kebelakang “Jangan bawa-bawa Namdongsaengku!!”
“Kau tidak ada pilihan bergabung atau ku musnahkan Namdongsaengmu dalam hitungan detik…”
Sungmin menatap namja dihadapannya dengan kilatan amarah ia menahan amarahnya dalam-dalam rahangnya terlihat mengeras rasanya ia ingin sekali menembak mati namja dihadapannya saat ini
“Ini!” namja itu melemparkan sebuah MAP kuning keatas meja bermaksud ia berikan pada Sungmin “Itu misi pertamamu..” namja tua itu menyeringai “Habisi dia dalam waktu 2 hari mengerti??”
Sungmin mengepalkan tangannya “Lalu bagaimana Namdongsaengku?”
“Akan kami kembalikan saat kau selesaikan tugasmu, dan…” namja tua itu menatap Sungmin intens “Jangan berfikir untuk membawa Namdongsaengmu keluar dari Seoul karena walaupun kau lari keujung duniapun aku akan menemukanmu dan Namdongsaengmu itu jadi turuti seluruh misi dariku dan Namdongsaengmu akan baik-baik saja…”
Sungmin mengambil dengan kasar MAP kuning yang ada meja tanpa melihat isinya Sungmin segera beranjak meninggalkan ruangan itu, ia akan menyelesaikan misi terkutuknya ini dalam 2 hari kali ini ia harus rela bakat yang selalu dipuji oleh Seorin harus ia gunakan untuk kejahatan, untuk melukai orang lain yang bahkan belum tentu Sungmin kenal siapa, Sungmin menghentikan langkahnya ketika ia sudah jauh dari gudang itu ia membuka MAP itu terdapat data diri seseorang dan foto berukuran 3x4 diujungnya
“Dia… tahanan yang baru ditangkap Yunho kemarinkan???” gumam Sungmin seorang diri
                                  ~~~ Before You Go ~~~
Yunho berjalan keluar dari ruang introgasi ia menyunggingkan senyum ia puas karena berhasil membuat tahanan yang baru ia introgasi mengakui siapa dalang dari semua ini dan siapa yang menyuruhnya melakukan semua itu, menjual obat-obatan terlarang dan menyelundupkan senjata keluar Korea
“Hyung!”
Yunho menoleh ketika namja jangkung berlari menghampirinya “Nde Changmin-ah…”
“Kau hebat Hyung bisa membuatnya mengaku…”
Yunho kembali tersenyum “Bukan saatnya untuk memujiku, cepat kau minta tim pelacak untuk mencari keberadaan dalang dari semua ini… kita harus menyelesaikan semuanya segera…”
“Nde Hyung…” namja bernama Changmin itu segera beranjak meninggalkan Yunho, Yunho yang tadinya ingin melangkah kembali ketempat kerjanya menghentikan langkahnya ia meraih ponselnya dari dalam saku celananya ia menatap layar ponselnya yang terdapat foto seorang yeoja yang kemarin malam ia antarkan pulang sampai rumahnya
“Aish… kenapa tiba-tiba aku sangat merindukannya?” gumam Yunho sambil tersenyum-senyum sendiri menatap layar ponselnya “Kau merindukanku tidak?” tanya Yunho sambil menatap layar ponselnya dengan expresi terlucu yang ia punya “Kurasa tidak, tetapi kurasa juga iya…” jawab Yunho sambil menekan layar touch ponselnya ia menghubungi seseorang ia menyandarkan tubuhnya didinding sambil menunggu sambungan telfonnya tersambung
“Yoboseyo?”
Yunho menyunggingkan senyum manis begitu mendengar suara yeoja disebrang sana “Annyeong Seorin-ah…”
“Nde Oppa?”
“Kau sudah makan siang?”
“Aigoo Oppa ini sudah jam 3 sore aku jelas sudah makan dari tadi… jangan-jangan kau yang belum makan ya?”
“A, ani…” Yunho sedikit gugup jika harus berbohong pada yeoja satu ini, tebakan yeoja itu memang benar Yunho memang belum makan siang “Aku hanya bertanya saja…”
“Ah nde Oppa, kapan tahanan kemarin kau pindahkan kami harus meliputnya nanti…”
“Jinjja?? Kita bisa bertemu nanti??”
“Keure setelah pekerjaanku selesai…”
“Baikah… nanti kira-kira 1 jam lagi tahanan itu akan kami pindahkan...”
“Aku akan segera kesana satu jam lagi aku pasti sudah ada disana…”
“Nde akan kutunggu kedatanganmu…”
Kini Seorin dan Donghae sudah berada di markas SIA mereka tengah meliput pemindahan tahanan yang dipimpin oleh Yunho Seorin sesekali melirik sekilas kepenjuru sudut mencari keberadaan sahabatnya satu lagi Lee Sungmin, kenapa Sungmin tidak ikut Yunho memindahkan tahanan??
Seorin meraih ponselnya lalu mengirimkan pesan untuk Sungmin setelah tertulis pesan yang dimaksud Seorin tersenyum lalu mengirimkannya pada Sungmin yeoja itu menghela nafas lalu kembali menyusul Donghae dan Yunho berserta beberapa anggota timnya yang bertugas memindahkan tahanan tersebut
Sungmin menatap ponselnya sesaat
          ‘Oppa odie???
 Aku ada dimarkasmu, aku sedang meliput tahanan Yunho Oppa, kau cepatlah menyusul kemari, setelah ini kita pergi makan eskrim biar aku yang traktir ne??
 Bogoshipeo..
Sungmin menghela nafasnya sesaat, ia menatap sekeliling ia kini berada diatas atap markasnya ditangan kirinya sudah ada senapan laras panjang kedap suara yang akan ia gunakan untuk melakukan tugas yang diperintahkan untuknya, Sungmin memasukkan ponselnya kembali kedalam saku mungkin nanti ia baru akan membalasnya setelah pekerjaannya selesai, namja aegyo itu memakai topi untuk menyamarkan wajahnya agar tidak diketahui siapa-siapa lalu beranjak menuju sebuah sudut tempat dimana ia yakin akan dilewati Yunho dan juga anggota timnya untuk memindahkan tahanan itu
Sungmin menyiapkan kaki penyangga untuk senapannya ia mulai mengetes dengan mengukur jarak tembak antara dirinya dan target nanti tidak lama ia melihat gerombolan Yunho keluar dan dibelakang mereka ada Seorin yang sedang asik menulis dinotenya, Sungmin tersenyum sesaat sebelum akhirnya mempersiapkan diri untuk menembak sasarannya, Sungmin kembali mengukur jarak tembak agar sasarannya tepat tidak meleset
DOR!
Meleset!
Yunho menatap kesembarang arah tetapi tidak menemukan siapapun yang menembakkan peluru, Seorin pun mulai menatap sekeliling ia merasa sedikit takut karena ada suara tembakan didekatnya
Sungmin berdecak kesal ketika melihat Yunho menghalangi jalannya untuk menembak sasarannya ia kembali mengeker dalam diam ia berkonsentrasi penuh untuk tembakan keduanya tetapi konsentrasinya buyar begitu saja ketika ia melihat Yunho meraih jemari Seorin
“Cah, kemari.. berlindung dibelakangku…” jelas Yunho meraih jemari Seorin dan menariknya mendekat dan yeoja itu menurut saja
Sungmin menahan amarah dalam hatinya ia kesal melihat Yunho masih saja mengambil kesempatan disaat genting seperti ini, tanpa sadar Sungmin mengarahkan sasarannya pada Yunho dan..
DOR!!
“Oppa!!” jerit Seorin ketika Yunho tiba-tiba tumbang dihadapannya karena paha kirinya tertembak timah panas
“Arrrgggghhh!!!!”pekik Yunho menahan perih dan panas dipaha kirinya
“Hyung!!” panggil Changmin bingung antara ingin menolong atau tetap waspada pada serangan
Sungmin tercekat ia seakan tersadar dari alam bawah sadarnya “Apa yang kulakukan??” gumam Sungmin ia menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada sasaran utamanya
DOR!!!
Satu tembakan tepat dijantung tahanan yang sedang ketakutan itu, Changmin melihat tahanan mereka ambruk dengan luka tembak didadanya ia segera mencari sumber tembakan tetapi hasilnya nihil ia tidak menemukan apapun
Sungmin menatap Yunho yang kini tergeletak ditanah meringis sakit memegangi kakinya yang terkena luka tembakan, ia juga melihat Seorin yang kini panik dan langsung meraih Yunho dalam dekapannya Sungmin menyentuh dada kirinya perlahan ia meremas bajunya ia merasakan sakit yang amat sangat luar biasa disana rasanya Sungmin ingin berteriak saat ini juga tetapi Sungmin tidak bodoh, ia segera beranjak dari sana bersama senapan miliknya ia ingin melapor pada manusia brengsek yang memerintahkan tugas busuk ini padanya
Seorin menatap ruang UGD Yunho kini berada didalam untung saja peluru yang kini bersarang dipaha Yunho tidak terlalu dalam menembus dagingnya jadi tidak harus dilakukan operasi untuk pengangkatannya, ketika dokter keluar Seorin segera menghampiri dokter tersebut
“Othe Uisanim?”
“Dia sudah tidak apa-apa, luka ini cukup ringan hanya cukup rajin mengganti perban dan membersihkan lukanya… masuklah jika ingin menemuinya…” ucap dokter yang merawat Yunho lalu beranjak meninggalkan Seorin, tanpa menunggu yeoja itu segera masuk kedalam dan mendapati Yunho sedang duduk diatas tempat tidur dari wajahnya masih terlihat kalau namja tampan itu menahan sakit dikakinya
“Oppa?”
“Seorin-ah…”
“Othe? Gwenchana?? Appo???” tanya Seorin panik sambil duduk tepi tempat tidur Yunho
“Nde gwenchana… aku sudah baikan…”
“Pasti sakit bukan??? Kau tahu aku tadi hampir berteriak kesal saat kau ditembak Oppa…”
Yunho mengangguk menanggapi pertanyaan Seorin “Apa sebesar itu rasa khawatirmu padaku?”
“Keure…”
“Aku seperti namjachingumu saja…”
Ucapan Yunho berhasil membuat Seorin terdiam kaget, dan begitu melihat Seorin terdiam ia baru sadar kalau kata-katanya tadi salah…
“Mi, mian aku hanya bercanda…”
“Eung.. nde gwenchana Oppa…” Seorin mengalihkan pandangannya ia mencari ponsel disakunya lalu segera menghubungi Sungmin
“Oppa, odie?”
Yunho menatap Seorin, yeoja itu terlihat semangat menghubungi Sungmin apa perasaan percaya dirinya selama ini salah jika ia merasa kalau Seorin menyukainya? Jika melihat caranya menghubungi Sungmin seperti itu ia ragu kalau perasaannya dibalas oleh Seorin
Sungmin melangkah masuk kedalam RS ia sudah ada dikoridor menuju kamar Yunho, ia benar-benar khawatir dengan keadaan sahabatnya kini yang ia lukai hanya karena gelap mata, seharusnya apapun yang tadi dilakukan Yunho harusnya Sungmin mengerti kalau itu hanya untuk melindungi Seorin bukannya mengambil kesempatan dalam kesempitan Sungmin benar-benar ingin menghantamkan kepalanya kedinding RS jika ingat kebodohannya saat itu melukai sahabatnya hanya karena cemburu??? Hey ayo lah Lee Sungmin wanita itu banyak diluar sana kau tidak harus saling melukai bukan hanya karena 1 orang yeoja??
Drrrt Drrrt
Sungmin meraih ponselnya dari saku jaketnya ia segera menjawab panggilan itu ketika melihat nama ‘Choi Seorin’ tertera dilayar ponselnya ia tidak ingin yeoja itu menunggu terlalu lama karena sejak tadi pesan dari yeoja itu satupun belum ada yang dibalas oleh Sungmin
“Yoboseyo?”
“Oppa, odie?”
“Aku sudah diRS Seorin-ah, aku sedang dikoridor sebentar lagi aku sampai di UGD…”
“Palli Oppa…”
“Nde aro.. bagaimana keadaan Yunho? Apa pahanya terluka parah?”
“Kau tahu dari mana paha Yunho Oppa yang tertembak Oppa?”
Sungmin tercekat ia lupa kalau sedari tadi ia tidak menampakkan diri dihadapan Seorin dan Yunho dan bagiamana ia bisa tahu kalau paha Yunho yang terluka??? Seorin bisa curiga padanya jika begini…
“Oppa?? Kau masih disana?”
“Ah, nde Seorin-ah… aku masih disini… em, tadi aku mendengar dari orang-orang dimarkas…” jelas Sungmin berbohong
“Oh.. cepatlah Oppa Yunho Oppa sudah bisa pulang hanya harus rajin mengganti perban dan membersihkan luka saja dan rawat jalan…”
“Baiklah, kau dan Yunho tunggulah disana sebentar lagi aku sampai…”
Sungmin membantu Yunho untuk duduk ditempat tidur diapartementnya mereka baru saja sampai di apartement Yunho setelah mengurus segala urusan Yunho di RS tadi
“Pelan-pelan Oppa…” pekik Seorin saat melihat Sungmin mendudukan Yunho di tempat tidur
“Aish kau ini benar-benar cerewet sekali…” omel Sungmin “Kau saja yang memapah Yunho…”
“Aku tidak kuat Oppa… aku kan hanya takut lukanya makin parah atau kita berdua akan tambah repot mengurusnya…”
Yunho memanyunkan bibirnya “Aish kalian berdua ini tidak ikhlas mengurusku ya? Ya sudah sana pulang saja…” ucap Yunho berpura-pura marah dan mengibas-ngibaskan tangannya
“Yeoja pendek ini yang tidak mau mengurusmu, aku sich mau-mau saja…”
“Oppa, aku tidak pendek! Lebih pendek yeoja yang selalu menempel-nempel padamu dimarkasmu itu, sayang saja dia selalu pakai high heels untuk menyembunyikan pendek tubuhnya…” bantah Seorin dengan cepat “Siapa namanya??? Kalau tidak salah saat ulang tahunku kemarin kau membawanya huft…”
Sungmin dan Yunho mengerutkan dahinya bersama Yunho menggeleng dan Sungmin menyeringai “Hei kau cemburu pada Sunny?” celetuk Sungmin
“Keure! Aku akan kehilangan kau jika yeoja centil dan pendek itu mendekatimu… aku bisa mencarikan yang lebih baik dari pada dia Oppa…” ucap Seorin membuat Sungmin yang sudah melayang kembali jatuh lagi ketanah, ia senang yeoja ini cemburu tetapi ia kecewa mendengar kalau yeoja ini akan mencarikannya yeoja lain apa Seorin tidak tahu didalam sana sudah terlalu penuh hanya untuk seorang Seorin dan tidak ada lagi tempat untuk yeoja lain
“Aku tidak ingin yeoja yang kau pilihkan… akan kubuktikan kalau Sunny itu cocok untukku…. Mungkin minggu ini aku akan berkencan dengannya…” ucap Sungmin sambil menatap Yunho dan tersenyum
“Mwo???” Seorin menarik lengan Sungmin “Andwae.. hari minggu itu jatah kalian pergi bersamaku…”
Yunho menahan tawanya perutnya benar-benar sakit menahan tawanya sedari tadi, ia paling tidak tahan jika melihat Sungmin sudah menggoda Seorin dan bodohnya Seorin selalu menanggapinya Seorin benar-benar seperti seorang Dongsaeng yang ketakutan kehilangan 2 orang Oppa terpenting dalam hidupnya, iya hanya Oppa tidak lebih tidak kurang menurutnya
Sungmin segera mencubit gemas kedua pipi Seorin “Aku buatkan coklat hangat dulu untuk kalian…” ucap Sungmin sambil berlalu meninggalkan Yunho dan Seorin
“Oppa…” rengek Seroin pada Yunho
“Sungmin hanya bercanda, kau seperti tidak tahu dia saja… sudah sana kau susul dia aku tidak ingin dia tertawa puas disana karena berhasil mengerjaimu..”
“Huft…” Seorin menggembungkan kedua pipinya lalu segera menyusul Sungmin keluar dari kamar Yunho “Oppa kau membohongiku ya?” tanya Seorin saat ia sudah ada dipintu dapur sedikit mengintip kedalam
“Nde…” jawab Sungmin tetap berkosentrasi pada coklat buatannya
Seorin tersenyum “Baguslah… aku takut kau akan meninggalkanku…”
Sungmin menoleh “Tidak akan pernah…”
“Bohong!”
Sungmin mengerutkan keningnya “Bohong?”
“Nde, buktinya tadi kau tidak bersamaku.. kau tahu aku benar-benar takut saat itu…”
“Tapi tadi ada Yunho bukan?? Lagi pula selama ini yang selalu melindungimu Yunho bukan?”
“Nde, memang… tapi apa kau tidak ingin melindungiku juga seperti Yunho Oppa? Lagi pula tadi kau kemana sich Oppa? Bahkan pesanku tidak kau balas satupun… aku takut terjadi apa-apa padamu…”
“Kau ini benar-benar bawel hari ini…” Sungmin menghampiri Seorin lalu memeluknya perlahan “Tenanglah… semuanya baik-baik saja…”
Seorin membalas pelukan Sungmin dengan erat “Cukup Yunho Oppa yang terluka karena menyelamatkanku, kau tidak boleh terluka juga… kau harus bisa menjaga dirimu baik-baik Oppa…” ucap Seorin dan hanya dibalas anggukan oleh Sungmin andai yeoja ini tahu kalau tadi yang melukai Yunho adalah dirinya sendiri bukan penjahat manapun apa Seorin tidak akan membencinya??
“Saranghae…” ucap Sungmin sembari mengecup puncak kepala Seorin “Mianhae, karena tidak ada disisimu…”
Seorin melepas pelukan Sungmin lalu tersenyum dan mengangguk “Kumaafkan..” Seorin kembali memeluk Sungmin “Nado saranghae Oppa, Yunho Oppa do…” lanjut Seorin dan tanpa Seorin tahu Sungmin tersenyum miris mendengar ucapan Seorin ketika membalas ucapan perasaannya tetapi mau apa lagi?? Hanya ini yang bisa ia lakukan untuk mengungkapkan perasaannya secara gambling walaupun harus menahan sakit karena yeoja ini tidak mengerti sama sekali arti makna ‘Saranghae’ yang Sungmin ucapkan padanya
                                  ~~~ Before You Go ~~~
Sungmin membating MAP kuning yang baru saja setengah jam yang lalu ia terima di apartementnya ia mengatupkan rahangnya menahan amarah yang memucak didalam dirinya andai saja ia bisa mengeluarkan api dari kepalanya mungkin ia sudah melakukan itu sedari tadi
“Waeyo Hyung?” tanya Sungjin Namdongsaeng Sungmin yang kini berdiri diambang pintu kamarnya dan menatap bingung kearah Sungmin
Sungmin menoleh sesaat lalu mengambil MAP kuning yang tadi ia lempar “Ani.. gwenchana… kau belum tidur?? Ini sudah malam Sungjin-ah…”
“Aku baru akan tidur, aku tadi ingin pergi minum dan melihatmu melempar MAP itu… ada apa Hyung?”
“Aniyo.. bukan apa-apa… setelah minum lekaslah tidur besok kau masih harus berangkat kuliah…”
Sungjin mengangguk patuh ia segera beranjak kembali kedalam mengambil minum lalu segera kembali masuk kedalam kamarnya sedang Sungmin kembali menatap MAP ditangannya ia benar-benar ingin merobek MAP ditangannya ini ia meraih ponselnya dan segera menhubungi nomor penjahat busuk yang sudah beberapa kali memanfaatkan keahlian menembaknya
“Yoboseyo…”
“Kau!! Apa maksudmu dengan tugasmu kali ini hah!!”
“Maksudku?? Aku tidak ada maksud apa-apa?”
“Kenapa harus dia!”
“Wae?? Aku memang ingin menyingkirkannya, dia terlalu bersemangat ingin menangkapku wajar jika aku ingin meleyapkannya dari dunia ini… lagipula aku juga membantumu bukan?”
“Mwo?”
“Aku membantumu menyingkirkan saingan terbesar dalam hidupmu bukan?? Kau selama ini selalu dibawahnya, apa kau tidak bosan bukankah jika tidak ada dia kehidupanmu akan berubah Lee Sungmin??”
“Mworago!!!”
“Hahaha, kau tidak usah berteriak Lee Sungmin… jalani saja tugasmu kali ini dengan baik… ini tugas terakhirku untukmu…”
“Terakhir?”
“Nde, terakhir… dan ingat taruhannya adalah Namdongsaengmu sendiri…. Kau bisa pilih meleyapkannya atau kehilangan NamDongsaengmu.. annyeong Lee Sungmin…”
TUT TUT TUT TUT
Sungmin melemas tubuhnya hampir ambruk andai saja dibelakangnya tidak ada dinding yang menopang tubuhnya, ia kembali melempar MAP kuning itu jemarinya bergetar ia benar-benar berada diantara 2 pilihan kali ini dan 2 pilihan ini sangat sulit untuknya
Pagi ini Sungmin melangkah berat dikoridor markasnya ia menatap layar ponselnya baik-baik foto dirinya Yunho dan Seorin foto mereka setahun yang lalu, setahun yang lalu tepat saat Sungmin menuntaskan misi busuk pertamanya dan selama setahun ini sudah beberapa orang yang ia bunuh dengan tangannya kemampuan menembak miliknya yang selalu dipuji Seorin berakhir dengan kemampuannya membunuh orang demi seorang penjahat busuk pula, ia benar-benar tidak pantas disebut sahabat lagi bagi Seorin dan Yunho
PLUK
Sungmin merasa kepalanya ditepuk sesuatu ia segera menoleh dan mendapati Yunho ada disampingnya sambil memegang MAP berwarna putih yang digulung ia yakin yang tadi menepuk kepalanya adalah MAP itu
“Ya!” panggil Yunho menyadarkan Sungmin “Kau ini sudah ku tepuk masih saja melamun…”
“Hehehe tepukanmu kurang terasa dikepala ku Yunho-ya…”
“Apa perlu kuminta Seorin yang menepuk kepalamu?”
“Boleh saja jika kau ingin membuatku gegar otak…” Sungmin tersenyum karena ia ingat kejadian terakhir ia ditimpuk Seorin ia sampai harus mendapatkan 3 jahitan dipelipisnya bayangkan saja yeoja itu menimpuknya dengan kerikil masih bagus ia tidak masuk ICU
“Belakangan ini kau selalu diam, kau lebih pendiam…”
Sungmin menoleh “Aku hanya sedang memikirkan sesuatu…”
“Beratkah fikiranmu itu? Apa aku bisa membantumu?”
Sungmin tersenyum miris sebenarnya yang paling bisa membantunya saat ini memang adalah Yunho tetapi ia tidak akan tega meminta Yunho membantunya kali ini ia lebih memilih mencari jalan keluarnya sendiri “Kau tidak akan bisa membantuku Tn Jung…”
“Kau meremehkanku…” Yunho melihat jam tangannya “Aku harus keruang pemeriksaan Changmin menungguku disana…” Yunho menepuk pundak Sungmin “Jangan terlalu kau fikirkan bisa-bisa wajah Aegyo itu berubah jadi wajah Haraboji disebelah rumahku…” Yunho pun segera beranjak meninggalkan Sungmin
“Yunho-ya!”
Yunho menoleh “Wae?”
“Pulang nanti kita pergi bersama ne? Sudah lama kita tidak pergi makan malam berdua… mumpung yeoja pendek itu sedang sibuk dengan jadwal deadlinenya…”
Yunho tertawa “Jika Seorin mendengar kau mengatainya pendek dia akan menangis Sungmin-ah…” Yunho berfikir sejenak lalu mengangguk “Boleh… tunggu aku nanti ne…” Yunho kembali melangkah meninggalkan Sungmin sedang Sungmin menunduk Yunho benar untuk sementara ia harus melupakan pemasalahan pelik yang ia hadapi saat ini
TRING!!
“Cheers!!” pekik Sungmin dan Yunho bersamaan
“Aigoo perutku kembung…” ucap Sungmin sambil menepuk-nepuk perutnya yang memang sudah terlihat membesar karena ia dan Yunho mengahabiskan beberapa gelas cola, eh Cola?? Mereka memang memutuskan berhenti minum setelah masuk SIA mereka tidak ingin merusak citra anggota SIA yang lain jika mereka kedapatan sedang mabuk diluar sana
“Makan makananmu Sungmin-ah, jangan hanya minum saja dari tadi…” Yunho menunjuk sepiring kentang goreng dihadapan Sungmin
Sungmin terkekeh pelan “Kau tahu Yunho-ya.. rasanya aku ingin mabuk malam ini…”
Yunho segera menepuk kepala Sungmin, mungkin sahabatnya ini tengah koslet “Ya! Kita sudah berjanji bukan tidak akan minum lagi?”
Sungmin mengangguk-angguk, ia meraih gelasnya lagi dan meminum cola yang tersisa digelasnya sampai habis “Yunho-ya…”
Yunho yang sedang asik memakan udon menoleh kearah Sungmin “Hmm?”
“Kau mencintai Seorin?”
Yunho membelalakan matanya kaget hampir sumpit yang dipegangnya terjauh dari genggamannya, ia tidak menyangka Sungmin akan menanyakan masalah itu padanya ia bingung harus menjawab apa?
“Jawab aku Yunho-ya…”
Yunho menunduk lalu mengangguk perlahan, ia kembali mendongak dan menatap Sungmin yang kini juga menatapnya meminta jawaban “Nde, aku mencintainya… sangat mencintainya…”
Sungmin tersenyum, lebih tepatnya tersenyum miris ia sudah duga itu jawabannya “Kau juga bukan?” Sungmin terdiam tiba-tiba ia membeku karena Yunho menuduhkan hal yang sama padanya
“Aku tahu perasaanmu pada Seorin sama seperti yang kurasakan Sungmin-ah… kita ini sama…” jelas Yunho ketika ia menyadari keterdiaman Sungmin
“Kurasa dia mencintaimu Yunho-ya…” ujar Sungmin sembari menunduk menatap gelasnya yang sudah kosong sedari tadi
Yunho menoleh menatap Sungmin “Ani, dia menyukaimu.. kau tidak lihat bagaiman wajahnya ketika menelfonmu ataupun menerima telfon darimu dihadapanku??”
“Kau juga tidak melihat wajah khawatirnya padamu saat ia bersamaku Yunho-ya…” balas Sungmin sambil menatap Yunho juga
Keduanya bertatapan lalu tertawa hambar mereka menyatakan mereka mencintai Seorin tetapi mereka malah sibuk saling melempar perasaan Seorin satu sama lain
“Kalau dia mencintai kita berdua bagaimana?” tanya Yunho setengah bercanda
“Dia tidak serakah Yunho-ya…”
“Hahaha, kau tidak lihat dia sangat takut kalau kita berdua tidak ada untuknya??”
“Cih kau ini… yang jadi masalah adalah jika dia tidak mencintai salah satu dari kita bagaimana?”
Yunho terdiam Sungmin juga terdiam mereka sama-sama diam dalam waktu yang cukup lama entah kenapa kata-kata Sungmin barusan berdampak parah pada mereka berdua ‘Andai Seorin tidak mencintai mereka bahkan salah satu dari mereka’
Drrrt Drrrt
Yunho menghentikan langkahnya ketika ia menuju kekantin dimarkasnya Yunho merasakan ponsel didalam sakunya bergetar ia segera mencari ponselnya dan segera menjawab panggilan itu begitu melihat nama yang tertera dilayar ponselnya
“Nde Seorin-ah…”
“Huft kau lama sekali mengangkatnya…”
“Mianhae, wae?”
“Hmm, hari ini temani aku ne…”
“Menemanimu? Eodie?”
“Aku ingin ketoko buku bisa kau menemaniku Oppa?”
“Ah, baiklah… nanti kau kujemput jam berapa dikantormu?”
“Hmm, kita bertemu disana saja Oppa…”
“Ok, sampai bertemu nanti Seorin-ah..”
Yunho menatap ponselnya ketika sambungan terputus ia tersenyum, ia menghela nafas sejenak lalu kembali melangkah menuju kantin perutnya sudah minta diisi ternyata
“Gomapta Oppa…” ucap Seorin ketika mereka baru saja tiba didepan gedung apartement Seorin
“Nde cheonmane… mian tadi aku tidak bertemu Sungmin di markas jadi aku tidak mengajaknya…”
“Gwenchana, tadi aku juga sudah menghubungi Sungmin Oppa dia sedang sedikit sibuk jadi dia tidak bisa ikut bersama kita…”
“Oh..”
“Kau ingin mampir Oppa? Umma pasti senang melihat kau datang, kau dan Sungmin Oppa sudah lama sekali tidak datang…”
“Emm, ani ini sudah larut tidak baik aku datang kerumahmu malam-malam begini…”
Seorin mengangguk-anggukkan kepalanya “Ya sudah Oppa hati-hati dijalan ne?”
“Aku akan menghubungimu jika sudah sampai dirumah…”
Seorin kembali mengangguk dan Yunho mulai melangkah pergi tetapi baru 3 langkah namja itu berbalik badan dan kembali menghampiri Seorin membuat Seorin menatap Yunho bingung
“Eo? Wae Oppa? Ada yang tertinggal?”
“Ada yang ingin ku tanyakan…”
“Mwoya?”
“Jika…”
Seorin mendengarkan baik-baik pertanyaan Yunho ia penasaran juga apa yang ingin ditanyakan Yunho sampai membuat namja itu berjalan kembali menghampirinya “Nde?”
“Jika aku dan Sungmin…”
“Hm? Jika kau dan Sungmin Oppa apa?”
“Jika ternyata selama ini kami berdua mencintaimu bagaimana?”
Kantung plastic yang digenggam Seorin terjatuh dari genggamnnya, matanya membulat kaget mendengar pertanyaan Yunho ia menatap Yunho dengan pandangan shocknya, bahkan bibirnya susah untuk mengucapkan sepetah kata saja
“Aku… entah sejak kapan aku mulai menyukaimu melebihi rasa yang seharusnya aku rasakan padamu, perasaanku padamu bukan lagi perasaan sahabat tetapi perasaan dari namja pada seorang yeoja, aku tidak suka melihatmu dekat dengan namja manapun maka dari itu sebisa mungkin aku mengabulkan permintaanmu jika kau ingin aku menemanimu… aku hanya tidak ingin posisiku sebagai namja terdekat denganmu digantikan orang lain…” Yunho memberanikan membelai wajah Seorin “Dan yang kurasakan sama seperti yang Sungmin rasakan…”
Seorin masih terdiam membisu, ia tidak dapat mendeskripsikan apa yang ia rasakan ini bukan perasaan senang perasaan ini menyakitkan sepertinya pengakuan ini membuat dirinya terpukul kenapa persahabatan mereka harus dinodai dengan cinta bahkan bukan hanya Yunho tetapi Sungmin juga ia tidak merasa menjadi yeoja beruntung karena dicintai 2 namja tampan sekaligus ia justru merasa jahat membuat 2 namja itu kini harus tersiksa dengan perasaan mereka sendiri selama ini memang ia selalu menekankan bahwa 2 namja itu harus bersamanya ia pun punya keegoisannya sendiri ia ingin dua-duanya ada disampingnya dan bersamanya tetapi jika seperti ini keadaannya ia sendiripun tidak tahu harus bagaimana??? Bukan hanya Yunho yang menyukainya melainkan Sungmin juga bayangakan keduanya menyukainya…
“Oppa…”
“Nde?” Yunho menepuk-nepuk pundak Seorin “Aku tidak minta kau menjawab Seorin-ah, aku hanya ingin kau tahu aku hanya ingin minta pendapatmu…”
“Aku… aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa Oppa… kau dan Sungmin Oppa… aku…” Seorin menunduk
Yunho tersenyum miris ia mengingat ucapan Sungmin beberapa hari yang lalu ketika mereka usai mengakui perasaan mereka masing-masing pada Seorin
“Cih kau ini… yang jadi masalah adalah jika dia tidak mencintai salah satu dari kita bagaimana?”
Mungkin Yunho tahu jawabannya saat ini, Seorin tidak menyukai salah satu dari mereka yang yeoja itu rasakan murni sayang pada sahabat tidak lebih
“Seorin-ah…”
Seorin mendongak kembali untuk memandang Yunho yang memanggilnya
“Lupakan yang kukatakan ne? Aku dan Sungmin bisa belajar melupakanmu secara perlahan…”
“Jinjja??”
Yunho mengangguk “Geundae…”
“Geundae wae?”
“Bolehkah aku memelukmu?”
Seorin tersenyum lalu mengangguk ia sudah sering berpelukan dengan Yunho ataupun Sungmin jadi untuk kali ini ketika Yunho meminta pelukkan darinya tentu ia tidak akan menolak
Yunho segera memeluk Seorin erat seakan-akan takut kehilangan Seorin jika pelukan itu terlepas “Saranghae Seorin-ah jeongmal saranghae…” ucap Yunho dalam pelukannya dan Seorin hanya mengangguk dalam pelukan Yunho tanpa membalas ucapan Yunho tanpa mereka ketahui Sungmin melihat apa yang sekarang terjadi dari dalam mobilnya
“Kau sudah menyatakannya Yunho-ya…” Sungmin tersenyum miris dan kembali memandang kemudinya lalu menjalankan mobilnya meninggalkan apartement Seorin
Seorin berlari kecil menghampiri mobil audy hitam yang kini menunggunya didepan gedung tempatnya bekerja, ia membuka pintu penumpang disamping kemudi lalu segera duduk dengan manis disana “Mian aku lama Sungmin Oppa…”
“Gwenchana…”
“Ada apa?? Kenapa tiba-tiba mengajakku bertemu hari ini?”
“Ani hanya ingin menjemputmu sudah lama sekali kita tidak bertemu…”
Seorin mengangguk-angguk “Ah, ne… kita memang sudah lama tidak bertemu kau terlalu sibuk Oppa… apa yang kau lakukan selama ini?”
Sungmin melirik jahil kearah Seorin lalu tersenyum mengejek “Wae?? Kau merindukanku eoh??”
Seorin mengangguk mantap, membuat Sungmin terdiam sesaat lalu mengalihkan pandangannya ia lebih memilih melihat stir kemudinya dari pada melihat anggukan Seorin, miris rasanya bukankah beberapa hari yang lalu Seorin sudah menerima pernyataan cinta Yunho?? Dan sekarang dengan mudahnya Seorin mengiyakan perkataannya?? Ini menyakitkan sangat menyakitkan?
Sungmin kembali menoleh kearah Seorin “Jinjja?? Tapi aku tidak merindukanmu…”
Seorin segera mengerucutkan bibirnya “Oppa???” rengek yeoja itu membuat Sungmin menyunggingkan senyumnya tangannya terjulur mengacak-acak rambut Seorin ia hanya bisa berani melakukan itu pada yeoja yang ia cintai memperlakukan Seorin layaknya Yeodongsaengnya sendiri
“Saranghae…” ucap Sungmin dan membuat Seorin terdiam menengang biasanya Seorin hanya akan tertawa mengejek jika mendengar Sungmin mengatakan ‘Saranghae’ pada Seorin karena memang sejak mereka kecil Sungmin yang paling sering mengatakan ‘Saranghae’ padanya jadi ia benar-benar menganggap pernyataan itu hanya ungkapan perasaan sayang semata, tapi berbeda dengan hari ini baru beberapa hari yang lalu Yunho mengatakan kalau ia dan Sungmin mencintainya, mencintai bukan sebagai sahabat lagi tetapi mencintainya layaknya cinta pada namja ke yeoja
“Ya?? Wae?? Biasanya kau akan membalas ucapanku?” ujar Sungmin membuyarkan lamunan Seorin, membuat Seorin menunduk canggung lalu membenahi rambutnya yang tadi diacak-acak Sungmin
“Kau ini kita ini sudah jadi namja dan yeoja dewasa berhenti mengatakan ‘Saranghae’ semudah kau mengatakan ‘Annyeong’ bisa ada yang salah paham nanti…” omel Seorin sebenarnya ia tidak ingin Sungmin mengucapkan kata itu lagi karena ia tidak ingin Sungmin sakit hati lagi karena dirinya yang selalu membalas ucapan ‘Cinta’ Sungmin tanpa tahu apa artinya, bukankah Seorin sangat jahat???
Sungmin tersentak mendengar ucapan Seorin, ini pertama kalinya Seorin menolak ucapan ‘Cinta’nya biasanya Seorinnya akan membalas ucapannya dengan tersenyum manis bahkan memeluknya, tapi hari ini??? Seorin bahkan menegurnya dengan kata-kata itu seolah-olah memperingatkan Sungmin agar jangan mengatakan hal itu jangan mengatakan ‘Saranghae’ lagi padanya??? Wae?? Kenapa??? Padahal hanya itu satu-satunya cara Sungmin mengutarakan perasaannya dengan mudah dan tanpa rasa canggung tapi kini???
Sungmin tersenyum miris ia mengingat kejadian beberapa hari yang lalu ketika ia berniat keapartement Seorin sebagai permintaan maaf karena tidak bisa ikut menemani Seorin ketoko buku hari itu tetapi yang ia lihat malah Seorin dan Yunho yang sedang berpelukan erat sangat erat… bahkan sepertinya Yunho tidak ingin pelukan itu terlepas melihat Seorin yang sempat menjatuhkan barang bawaannya Sungmin bisa menebak Yunho mengatakan hal yang cukup membuat Seorin terkejut dan semua itu diakhiri dengan pelukan erat Sungmin jelas bisa menebak apa yang terjadi
“Ara… aku tahu kau sudah mempunyai namjachingu sekarang…” ucap Sungmin sembari membetulkan letak duduknya yang tadi menyamping menghadap Seorin kini kembali menghadap stir mobil
Seorin tersentak kaget dan segera menatap Sungmin “Mwo??? Aku tidak…”
“Sudahlah, jangan dibahas… mungkin sebentar lagi aku juga akan memiliki yeojachingu.. jika sudah ada namja yang menjagamu aku lebih senang… aku bisa puas mencari yeoja cantik diluar sana…”
Seorin menatap nanar pada Sungmin, ia tahu dengan jelas yang diucapkan Sungmin adalah kebohongan besar mencari yeoja cantik diluar sana jika memang ia mau mencari seharusnya dari dulu dia mencarinya bukan?? Setiap ia mengatakan ia akan mencari wanita untuk dijadikan yeojachingunya dan Seorin melarangnya namja itu akan mengikuti apa yang dikatakan Seorin, ketika ada yeoja yang mendekati Sungmin dan Seorin mengatakan jangan dekati yeoja itu lagi Sungminpun menurutinya, apa selama ini Sungmin kurang menunjukkan perasaannya yang sebenarnya atau memang matanya yang buta dan terlalu menganggap Sungmin sahabat terbaiknya yang selalu ada untuknya dan tidak akan pernah meninggalkannya bahkan mengikuti kata-katanya
“Oppa, aku tidak…”
“Sudahlah.. aku lapar kau ingin makan apa??” Sungmin sekali lagi mencoba untuk mengalihkan pembicaraan, dan Seorin menyadari bahwa Sungmin mungkin memang ingin menghindar dari masalah yang mereka bahas
“Aku ingin makan bulgogi Oppa…”
“Ingin makan direstoran atau membawanya pulang?”
“Kita makan dirumahku saja Oppa, nanti akan kuhubungi Yunho Oppa juga untuk datang…” ucap Seorin semangat ia memang ingin melupakan masalah mereka tadi tapi tidak dengan Sungmin, ia mencengkram erat kemudinya ‘Yunho’ makan bersama ‘Yunho’ namjachingu barunya??? Itu yang terlintas dikepala Sungmin
Sungmin ingin menolak, ia tidak sudi melihat Seorin yang akan bermesraan dengan Yunho atau mungkin mendengar Seorin dengan bangganya mengatakan kalau mereka sudah menjadi sepasang kekasih sejak beberapa hari yang lalu ia tidak ingin mendengar dan melihat semua itu, tetapi dengan bodohnya seorang Lee Sungmin malah mengangguk
“Chotha!! Kita makan dirumahmu, kita berangkat sekarang ne?”ujar Sungmin girang bertolak belakang dengan apa yang ia rasakan dalam hatinya sekarang
Seorin kembali mengangguk girang, sedang Sungmin menghela nafasnya lalu beranjak menjalankan mobilnya menuju restoran bulgogi dekat rumah Seorin
“Kau tunggu disini ne? biar aku yang membelinya kedalam…” ucap Sungmin dan disambut anggukan Seorin, namja aegyo itupun beranjak turun dari mobilnya berjalan sedikit tergesah menuju restoran bulgogi yang terlihat sedang sepi ini adalah kesempatan bagus jarang-jarang restoran itu sepi
Seorin merogoh tas kecilnya lalu mengeluarkan ponselnya ia ingin menghubungi Yunho tetapi gerakan tangannya terhenti ketika mendengar bunyi ponsel dari dasbor tepat dihadapan bangku kemudi ia melihat ponsel Sungmin bergetar menandakan ada panggilan masuk, Seorin memandang keluar jendela mobil ia melihat tidak ada tanda-tanda Sungmin akan keluar dari restoran bulgogi dengan ragu Seorin meraih ponsel Sungmin
“Oo… nomor tidak dikenal…” Seorin menyentuh layar sentuh itu untuk menerima panggilan itu “Yo…”
“Dengar Lee Sungmin waktumu hanya tinggal 2 hari lagi, lenyapkan Jung Yunho atau kau akan kehilangan Namdongsaengmu selamanya dan Lee Sungjin hanya tinggal nama…”
KLIK!!
Mata Seorin membulat kaget mendengar ucapan orang yang barusan menghubungi Sungmin bahkan ia hanya bisa terdiam hingga beberapa saat
“Lenyap??” gumam Seorin masih dengan wajah shocknya, ia menurunkan ponsel Sungmin dari telinganya lalu menatap ponsel itu dengan pandangan kosong “Sungmin Oppa, Yunho Oppa, Sungjin??”
Seorin menutup mulutnya ia hampir memekik ketika ia sadar maksud kata-kata orang ditelfon tadi Sungmin harus menghabisi Yunho jika tidak ingin Sungjin yang terluka “Omo!!”
Seorin segera beranjak turun keluar dari dalam mobil ia berlari kearah restoran bulgogi tempat Sungmin berada ia menggenggam erat ponsel Sungmin ditangannya ia ingin mencegah Sungmin melakukan hal bodoh yang hanya akan berdampak buruk baginya bagi Sungmin dan bagi Yunho, Sungmin melangkah keluar dari restoran bulgogi sambil menenteng sebungkus bulgogi yang akan dimakannya nanti dirumah Seorin sengaja ia membeli cukup banyak untuk Umma Seorin nanti, ia sudah lama tidak bertemu dengan Umma Seorin senyum sekilas terlintas dibibirnya ketika ia mengingat banyak kenangan antara dirinya dan Seorin dengan makanan bernama bulhgogi ini
“Oppa…”
Sungmin mengalihkan pandangannya, ia melihat Seorin yang seharusnya menunggunya dimobil kini sedang berlari kearahnya dengan sedikit tergesah-gesah ia bingung juga melihat Seorin berlari dengan wajah panik menghampirinya
“Wae, Seorin-ah?” tanya Sungmin ketika Seorin sudah sampai dihadapannya
“Andwae Oppa…”
Sungmin mengerutkan keningnya ia benar-benar tidak paham dengan apa yang dimaksudkan Seorin ‘Andwae’ kata-kata itu terdengar ambigu ditelingannya “Mwo??”
Seorin menggeleng lemah matanya memerah “Andwae Oppa, jebal…”
Sungmin menatap Seorin dengan bingung, hingga akhirnya pandangan matanya terjatuh pada ponsel miliknya yang kini digenggam Seorin dengan erat ia memandang Seorin lagi sebelum mengalihkan pandangannya pada ponsel perlahan raut wajah Sungmin berubah tegang ia merebut paksa ponsel miliknya dari genggaman Seorin ia segera mengecek panggilan masuk, matanya membulat sempurna melihat panggilan siapa yang baru beberapa menit yang lalu masuk keponselnya
Seorin meraih lengan Sungmin menggenggamnya erat “Katakan padaku kau tidak akan melakukannya Oppa…”
Sungmin mendongakkan kepalanya menatap Seorin “Kau tidak akan melenyapkan Yunho Oppa kan?”
Sungmin menggeraskan rahangnya rasanya amarahnya ingin meledak disaat seperti ini Seorin malah memikirkan Yunho??? Apa Seorin tidak tahu nyawa adik kandungnya sendiri yang menjadi taruhannya??? Dengan kasar Sungmin menyentakkan tangan Seorin yang menggenggam lengannya
“Hanya Yunho yang kau fikirkan!!!” bentak Sungmin dan berhasil membuat Seorin terdiam membisu
“Aku… aku terpaksa melakukannya kau tahu!! Jadi nikmati saja waktu kalian sebagai kekasih sebelum waktuku untuk mengeksekusi namjachingumu itu tiba!”
Seorin membulatkan matanya, ia berharap ia salah mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Sungmin baik itu masalah ia harus melenyapkan Yunho ataupun masalah status dirinya dan Yunho yang baru saja Sungmin tuduhkan pada dirinya
“Wae?” Sungmin menatap Seorin dengan tatapan sinis dan penuh amarah yang ia punya yang selama ini tidak pernah ia tunjukan pada Seorin ataupun Yunho sekalipun “Kau kaget aku mengetahui hubungan kalian??”
Seorin menggeleng lemah “Ani Oppa, aku dan Yunho Oppa bukan… dia bukan namjachinguku…”
“Bukan katamu??” Sungmin mendengus kesal “Bukan katamu!!!” Sungmin bahkan melempar bungkusan bulgogi yang tadi ia tenteng ke aspal
Seorin berjenggit kaget ini pertama kalinya Sungmin membentaknya sekasar ini ia benar-benar takut saat ini ia ingin Sungmin Oppanya kembali ia tidak ingin Sungmin yang sekarang ini ada dihadapannya
“Aku melihatnya malam itu, aku melihat kau dan Yunho berpelukan didepan apartementmu apa lagi yang dkatakannya kalau bukan perasaannya hingga kau menjatuhkan barang belanjaanmu, apalagi jawabanmu kalau bukan iya hingga kau berpelukan erat dengannya!!! Kau tahu aku juga menyukaimu, aku mencintaimu!!!” bentak Sungmin
Tanpa Seorin sadari airmatanya menetes dari sudut matanya ia benar-benar takut dengan sosok Sungmin dihadapannya saat ini “Oppa, jebal percaya padaku… yang kau lihat tidak seperti yang kau bayangkan…”
“Lalu apa???” Sungmin melangkah mendekati Seorin “Aku juga tidak ingin seperti ini Seorin-ah, jadi tolong jangan pojokkan diriku… cukup kau tidak membalas perasaanku, cukup kau memilih Yunho, cukup Yunho selalu ada diatasku, kali ini ijinkan aku egois Seorin-ah…”
“Oppa, jebal percaya padaku… yang kau lihat itu hanya salah paham…” Seorin menatap Sungmin berharap namja itu mendengarkannya tetapi namja itu malah memalingkan wajahnya “Jika kau tidak percaya padaku, bisakah kau tidak melukai Yunho Oppa??? Kau tega melakukannya Oppa?”
Sungmin kembali menatap Seorin “Nyawa Sungjin jadi taruhannya, kau fikir aku akan membiarkan Sungjin dibunuh penjahat tengik itu hanya untuk mempertahankan namjachingumu?? Kau lucu Seorin-ah…” Sungmin tertawa sinis lalu kembali memandang tajam Seorin “Aku lebih memilih Namdongsaengku daripada namjachingumu….”
Seorin kembali meraih lengan Sungmin “Kita bisa cari cara Oppa agar Sungjin selamat, geundae jebal jangan melakukan hal keji itu…”
Sungmin menghempaskan tangan Seorin dengan kasar “Yang kau lakukan dengan Yunho lebih keji Seorin-ah, aku muak melihatmu mengkhawatirkan Yunho dihadapanku! Aku muak melihat kecanggungan kalian ketika kalian hanya berdua! Aku muak!!!” Sungmin memasukkan ponselnya kembali kedalam saku jaket tebalnya “Nikmati sisa waktu kalian bersama Seorin-ah…” ucap Sungmin sebelum beranjak pergi
“Kau ingin aku membencimu Oppa??” gumam Seorin membuat langkah Sungmin terhenti dibelakang Seorin dan tanpa menoleh Sungmin menjawab
“Setidaknya itu perasaanmu bukan?? Jika kau tidak bisa mencintaiku maka bencilah aku…” ucap Sungmin sebelum kembali melangkah pergi meninggalkan Seorin
BRUK!!!
Seorin jatuh terduduk diaspal, ia mulai terisak rasanya ia sesak dengan yang terjadi dihidupnya kenapa jadi seperti ini?? Kenapa 2 sahabatnya harus seperti ini?? Kenapa Sungmin harus menjadi seperti itu??? Kenapa??? Ini bukan keadaan yang seharusnya terjadi dalam kehidupan mereka, bukan, sama sekali bukan
Seorin memandang ponselnya ia hari ini mencoba menghubungi Sungmin dan Yunho tetapi entah kenapa dua namja itu sama sekali tidak menerima panggilannya??? Seorin tidak bisa tidur kemarin malam apa yang Sungmin katakan padanya benar-benar terpatri diotaknya
“Kemana mereka berdua???” umpat Seorin kesal ia memandang jam dinding “Sudah jam 1 siang… aish waktuku sempit… besok, besok batas akhirnya bukan???” Seorin menghela nafasnya berat ia sudah berfikir matang-matang ia harus membicarakan masalah ini pada keduanya ia yakin mereka bisa menyelesaikan masalah ini
Drrrrt Drrrrt
Seorin segera melihat ponselnya ia mengerutkan keningnya karena mendapat pesan singkat dari Sungmin, dengan cepat ia membaca pesan singkat itu dan semakin membuat keningnya berkerut
          ‘Seorin-ah, bagaimana jika hari ini kita kencan??
Ingat kencan, hanya kita tidak ada Yunho aro??
Aku tahu kau tidak menyukaiku tapi ijinkan aku merasakan jadi namjachingumu sehari saja jebal…
Jika kau mau, datanglah kelottleland aku menunggumu disana sekarang…
Aku tidak tahu tempat lain yang bisa dijadikan tempat berkencan jadi jangan protes…’
“Mwoya?? Kemarin membentakku bahkan mengatakan kata-kata yang menyakitiku sekarang mengajakku berkencan??? Apa otaknya tidak salah???” omel Seorin tidak lama ia bangkit dari bangku kerjanya dan meraih tas kecilnya lalu segera beranjak meninggalkan kantornya hari ini tidak ada yang harus diliput jadi tidak ada salahnya menerima ajakan Sungmin
Sungmin memberikan secup es krim chocochips pada Seorin yang kini sedang duduk dengan tenang dibangku didekat taman didalam lotteland “Makanlah…”
“Gomawo Oppa…”
“Kukira kau tidak datang…”
“Aku hanya sedang tidak ada kerjaan, kau juga?” tanya Seorin yang bingung seorang Lee Sungmin bisa tidak ada kerjaan hari ini?? Mereka itukan sangat sibuk tidak mungkin tidak ada kerjaan terbukti dari Yunho yang tidak menerima panggilannya
“Aku cuti hari ini dan besok…”
“Oh…”
“Mian kemarin aku membentakmu… kau boleh memukulku jika kau mau…”
Seorin memandang Sungmin lekat-lekat “Sebenarnya aku sangat ingin melemparmu dengan batu besar itu, tapi karena kau hari ini pasangan kencanku tidak mungkin aku melemparmu dengan batu aku tidak mau kencan pertamaku hancur berantakan…”
Sungmin tersenyum lalu menoleh menatap Seorin “Kencan pertamamu??”
Seorin mengangguk dengan semangat sambil memakan es krimnya tanpa menoleh kearah Sungmin
“Ya sudah cepat kau habiskan es krimmu… setelah ini kita main lagi…”
“Nde… eung Oppa, bisakah nanti sebelum pulang kita naik bianglala?? Aku sudah lama tidak naik itu??”
“Shireo, jalannya sangat lelet aku bisa tidur didalam sana…”
“Cih.. ya sudah aku sendiri saja yang naik…”
“Hei, hari ini kan kencan kita masa kau naik sendiri???”
“Kalau begitu temani aku..”
“Shireo!”
Seorin mendengus kesal ia lebih memilih menghabiskan es krimnya dari pada berdebat dengan Sungmin dimana-mana namja selalu egois, terakhir kali ia ke lottleland kalau tidak salah 5 tahun lalu bersama dengan Sungmin dan juga Yunho mereka sama-sama mengikat janji akan bersama selamanya, berteman selamanya dan tidak akan terpisahkan oleh apapun tetapi sekarang???
Hari sudah menjelang senja mataharipun hampir tenggelam diufuk barat, Sungmin kini sedang menarik Seorin untuk mengikutinya
“Kita kemana Oppa?”
Sungmin menghentikan langkah mereka tepat didepan antrian bianglala
“Eh? Kau bilang kau tidak mau naik ini??”
“Kapan aku bilang?? Aku hanya tidak suka naik ini hanya bisa membuatku mengantuk…”
“Emm, jadi kita naik ini kan Oppa?? Ayo kita juga lebih cepat kedalam…” kini gentian Seorin yang menarik Sungmin untuk cepat-cepat naik kedalam bianglala
“OMO lihat itu Oppa, sunset…” Seorin berteriak girang ketika bianglala mereka sudah beranjak baru setengah ketinggian tetapi sudah disediakan pemandangan indah begini
“Kau suka?”
Seorin mengangguk lalu menoleh “Kau tidak tidur Oppa, kau bilang kau bisa mengantuk jika menaiki bianglala?”
“Itu jika aku sendiri aku kan kini sedang bersamamu..”
Seorin mengangguk-angguk mengerti Sungmin mengulurkan tangannya untuk membenahi rambut Seorin “Hari ini kencan kita kan?”
Seorin kembali mengangguk dan Sungmin tersenyum “Berarti hari ini aku namjachingumu?”
Mata Seorin membulat kaget “M, mwo?? Ah, nde Oppa…”
Ketika bianglala hampir sampai dipuncak teratas Sungmin mendekati Seorin dan menyentuh wajahnya dengan lembut membuat Seorin memandang Sungmin bingung “Saranghae… jeongmal saranghaeyo…” ucap Sungmin sebelum ia dengan tiba-tiba menghapus jarak antara bibirnya dan Seorin, ia mengecup bibir Seorin ia membiarkan Seorin tersentak kaget dengan apa yang ia lakukan ia tidak perdulikan itu sekarang, ia hanya ingin mengecup bibir yeoja itu sebelum melakukan dosa besar itu besok
Seorin mendorong perlahan dada Sungmin melepas tautan bibir mereka “Oppa, wae??”
“Kau lupa??? Hari ini aku namjachingumu, bukankah sepasang kekasih akan melakukan kissing disaat berada dipuncak bianglala?”
Seorin menunduk ia benar-benar malu jadinya pada Sungmin wajahnya jadi merona dirinya memang tahu kalau banyak pasangan kekasih yang melakukan kissing ketika berada dipuncak bianglala tapi tetap saja, mereka hanya 1 hari saja kan menjadi sepasang kekasih?? Dan belum lagi ini kan first kiss miliknya bagaimana Seorin tidak malu
“Hei, kenapa menunduk?? Kau malu??”
Seorin mengangguk “Keure… ini kencan pertamaku dan tadi itu juga first kissku Oppa…”
“Nado, ini juga yang pertama untukku…” Sungmin tersenyum dan kembali membelai wajah Seorin yang merona, ia sedikit bangga karena ia yang mendapatkan firstkiss Seorin bukan Yunho yang kini menjadi namjachingunya
“Kau senang hari ini?” tanya Sungmin lagi dan hanya disambut oleh anggukan Seorin, rasanya yeoja itu masih malu dan masih merona sehingga ia tidak bisa mengangkat wajahnya untuk menatap Sungmin
Bianglala tersebut kembali beranjak naik keatas dan Seorin masih menunduk ia hanya sesekali menoleh kearah Sungmin yang memang sedari tadi menatapnya dan jika pandangan mereka beradu Seorin akan segera memalingkan wajahnya yang tiba-tiba merona, atau Seorin akan menoleh kearah jendela kecil bianglala itu untuk melihat sunset, tiba-tiba Seorin teringat apa yang dikatakan penelfon misterius itu kalau Sungmin diberi waktu 2 hari dari penelfon yang menghubunginya dan itu artinya besok bukan batas akhirnya??
Dengan segala keberaniannya ia menoleh kearah Sungmin “Oppa, apakah besok kau…”
“Jangan bahas apapun…” potong Sungmin “Jebal… aku ingin menikmati kencan hari ini, bisa kau tidak bahas masalah ini?”
Seorin menyentuh jemari Sungmin ia menggenggam jemari itu erat “Aku tahu ini pilihan yang berat untukmu Oppa, geundae aku ingin kita menyelesaikannya bersama kau, aku, dan Yunho Oppa… pasti ada jalan keluar Oppa…”
Sungmin membalas genggaman tangan Seorin rasanya benar-benar hangat “Aku tahu aku harus memilih tetapi jika pilihan yang diberikan untukku seperti ini siapapun pasti tahu siapa yang aku pilih…” Sungmin menatap lekat Seorin “Aku harus memilih Namdongsaengku Seorin-ah…”
“Oppa…”
“Jika… jika aku dan Yunho yang harus kau pilih siapa yang akan kau lenyapkan??”
Seorin tersenyum lalu membelai wajah Sungmin dengan 1 tangannya yang masih bebas “Eopseo… aku tidak akan memilih, aku tidak ingin kehilangan satupun dari kalian…”
“Kau harus memilih Seorin-ah..”
“Jika pilihan itu kalian aku lebih memilih aku yang dilenyapkan Oppa…” Seorin menunduk sesaat “Saat aku tahu kalian berdua menyukaiku aku ingin memiliki kalian berdua kau tahu, aku tidak ingin memilih aku ingin keduanya…”
Mata Sungmin membulat kaget “Mwo??”
“Malam itu Yunho Oppa memang menyatakan perasaannya tetapi ia juga mengatakan tentang perasaanmu padaku.. aku diam bukan berarti aku menolak kalian, aku dipeluk Yunho Oppa juga bukan berarti aku menerima Yunho Oppa, aku hanya bingung Oppa bagiamana bisa aku seserakah ini??”
“Jinjja?? Jeongmal?? Kau juga mencintaiku??”
“Na.. na mollayo Oppa… aku hanya merasa buruk membuat kalian berdua terpuruk seperti ini, tetapi aku juga tidak ingin menolak atau pun menerima salah satu dari kalian, aku ingin keduanya Oppa.. apa aku serakah??” tanya Seorin menatap Sungmin
Sungmin tersenyum ia mendekati wajah Seorin “Nde kau serakah, sangat serakah.. tapi kau harus memilih Chagi…”
“Aku tidak ingin memilih…”
“Jika besok aku benar-benar melenyapkan Yunho dari dunia ini, apa kau masih mencintaiku?? Hanya tersisa aku jika Yunho lenyap…”
Seorin memandang kaget kearah Sungmin “K, kau…”
“Hidup itu pilihan, dan mau tidak mau aku harus memilih mainhae…” Sungmin meraih dagu Seorin mengangkatnya agar mata Seorin kembali menatapnya “Jadi hari ini, ijinkan aku merasakan cintamu sebelum kau membenciku…” Sungmin kembali menghapus jarak antara bibir mereka bibir mereka saling bertautan kembali, Sungmin tidak merasakan yeoja dihadapannya kaget seperti tadi yang ia rasakan hanya Seorin yang mengalungkan kedua tangannya dilehernya dan membalas kecupan lembutnya
Sungmin melumat lembut bibir yeoja itu seolahnya dari bibirnya yang bertaut ia dapat mengatakan ‘Saranghae’ berkali-kali pada Seorin dan balasan Seorin membuatnya seakan-akan mendengar balasan perasaannya ‘Nado saranghae’ Sungmin tersenyum dibalik ciumannya ia menarik punggung Seorin agar makin masuk dalam dekapannya ia tidak berniat menghentikan ciuman ini secara sepihak ia ingin ciuman ini terlepas begitu saja hanya karena kebutuhan oksigen dan kembali bertautan ketika oksigen sudah penuh didalam rongga paru-paru masing-masing jika bibir mereka terlepas usai mereka menghirup udara yang cukup Sungmin segera meraih tengkuk Seorin untuk kembali  mendekat padanya dan kembali larut dalam ciuman lembut nan menuntut dari keduanya
Seorin mengerjap-ngerjapkan matanya ia baru saja terbangun dari tidur lelapnya ia menatap keseliling ia mengerutkan keningnya sesaat ini bukan kamarnya ia memandang kesudut kamar ada boneka kelinci besar berwarna putih disana, sepertinya ia ingat itu boneka milik siapa kalau tidak salah 3 tahun yang lalu ketika ultah Sungmin ia memberikan boneka kelinci putih pada Sungmin dan sudah pasti menghasilkan protes dari bibir Sungmin dan tawa terpingkal-pingkal dari Yunho, Sungmin memang menyukai pink dan kelinci walau ia namja tetapi ia sudah bekerja di SIA bersama Yunho masa iya dirinya yang sudah manly ini masih dihadiahi kelinci???
Seorin bangkit dari tidurnya lalu duduk diatas tempat tidur ia tersenyum melihat boneka itu, walau Sungmin menggerutu tetapi buktinya sampai sekarang Sungmin masih menjaga bahkan merawat boneka darinya, ia kembali memandang sekitar ia masih bingung kenapa ia sampai ada dikamar Sungmin??? Kenapa ia menginap dirumah apartement Sungmin?? Kenapa bukan pulang saja kemarin?? Seorin memutar-mutar memory otaknya seketika ia terdiam wajahnya bahkan merona
Ciuman itu terlepas dengan terpaksa ketika Seorin merasakan kalau ini sudah waktunya mereka turun dari bianglala “Kita harus turun Oppa..”
Keduanya turun dari bianglala dan kini berjalan sambil bergandengan tangan meninggalkan bianglala “Bolehkah aku menginap diapartementmu Oppa?”
“Eh?? Wae??”
“Aku tidak mungkin pulang kerumah jika bibirku bengkak begini Oppa, eomma bisa curiga padaku…” ucap Seorin sembari menunduk membicarakan soal bibir membuat Seorin teringat dengan kejadian yang mereka berdua lakukan diatas bianglala tadi dan itu membuatnya malu
“Baikah.. kita habiskan hari ini bersama ne?” Sungmin melirik jam tangannya “Kita berjalan-jalan dan makan malam dulu ne? baru kita pulang, kurasa Sungjin sudah tidur jam segitu…
“Haish! Pabo Choi Seorin, kemarin kau yang meminta menginap disini kan?? Aigoo apa dampak jatuh cinta separah ini?? Bagaimana dengan Yunho nanti…” Seorin menepuk-nepuk kedua pipinya tetapi gerakannya terhenti “Geundae, Sungmin Oppa odie??” Seorin beranjak turun dari tempat tidurnya lalu melangkah keluar dari kamar Sungmin ia menoleh kekanan dan kekiri mencari keberadaan Sungmin tapi hasilnya nihil ia tidak menemukan Sungmin disudut manapun dirumah ini “Kemarin dia bilang hari ini ia akan cuti bukan?? Lalu sekarang dia ada dimana??” Seorin beranjak kedapur dan mendapati sudah ada segelas susu dan beberapa potong roti panggang
“Dia yang menyiapkannya???” tanya Seorin sambil mengambil satu potong roti dan langsung ia masukan kedalam mulutnya, Seorin meraih kertas kecil yang terselip dibawah piring lalu membacanya
          Pagi…
Saat kau baca surat ini aku mungkin sudah berangkat, habiskan sarapanmu lalu segera lah pulang…
Kau jelas tahu apa yang akan kukerjakan hari ini jadi jangan berusaha untuk ikut campur, aku sudah menentukan keputusanku sejak awal demi Sungjin, jika aku dan Yunho menghilang dari hidupmu bisakah kau jaga Sungjin untukku??
Aku tahu kau bisa, kau bisa menjadi Noona yang baik untuknya, Saranghae Choi Seorin…
         Lee Sungmin
Seorin segera meremas surat itu “Sial, kau menjebakku Oppa…” omel Seorin sambil berlari kearah kamar ia meraih ponselnya di tas kecilnya ia secepat mungkin ia menghubungi ponsel Sungmin tersambung tetapi ia malah mendengar bunyi ponsel berbunyi didalam kamar Seorin menghampiri sumber suara dan melihat ponsel Sungmin tergeletak didekat nakas
“Oppa…” lirih Seorin begitu melihat ponsel Sungmin, Seorin meraih ponsel itu lalu mengotak-atik isinya “Pasti ada disini… pasti…” jemari Seorin terhenti ketika ia melihat pesan masuk dari nomor tidak dikenal, senyum iblis terukir dibibirnya kini “Kau lihat Oppa aku yang akan menyelesaikannya..” Seorin segera meraih tasnya dan segera beranjak pergi meninggalkan apartement Sungmin
Yunho baru saja keluar dari kamar mandi ia melihat ponselnya bergetar ia fikir mungkin Seorin yang menghubunginya karena kemarin ketika Seorin menghubunginya Yunho tidak menerima panggilannya tapi begitu ia meraih ponselnya ia melihat nomor asing yang tertera dilayar ponselnya
“Yoboseyo?”
“Yunho-ya…”
“O, Sungmin-ah.. wae??”
“Odie?”
“Na?? aku dirumah… hari ini aku libur… wae?”
“Aku akan kerumahmu, tunggu aku hingga aku datang ne?”
Yunho menggerutkan keningnnya bingung “O, nde… akan kutunggu…”
Begitu sambungan tertutup Yunho hanya menatap ponselnya bingung entah mengapa ia merasa ada yang aneh dengan suara Sungmin barusan apa Sungmin sedang ada masalah??? Yunho pun hendak beranjak kedapur tetapi tertahan karena suara ponselnya kembali mengusiknya kali ini benar-benar dari Seorin
“Nde Seorin-ah?”
“Odie??”
“Na??”
“Nde, siapa lagi yang kutanya??? Aku kan menghubungimu Oppa masa aku bertanya tentang orang lain?”
Yunho sedikit terkikik mendengar omelan Seorin padanya “Hahaha, aku ada dirumah Seorin-ah… wae?? Kau juga mau datang?”
“Mau datang?? Siapa lagi yang akan datang?”
“Eung, Sungmin tadi menghubungiku dia bilang ia juga akan datang…”
“Oh, jika Sungmin Oppa sudah datang segera kabari aku ne?”
Yunho mengangguk-angguk “Nde…”
Sambungan kembali terputus kali ini kening Yunho berkerut sembari menatap bingung ponselnya “Sebenarnya ada apa dengan 2 orang itu??? Bersemangat sekali hari ini mencariku…”
Sungmin menghela nafas ia menatap kosong kearah hamparan sungai Han dihadapannya ia menyandarkan tubuhnya pada bangku taman yang ia duduki rasa-rasanya ia ingin membanting bangku yang kini ia duduki, ia sama sekali tidak mengharapkan hari ini datang hari dimana ia harus memilih antara Namdongsaengnya dan Chingunya selama bertahun-tahun, ini bukan pekara mudah untuk seorang Lee Sungmin jika berbicara soal Namdongsaeng bagi Sungmin keduanya sudah ia anggap Namdongsaeng untuknya sesakit apapun perasaannya pada Yunho tetapi ia bukan tipe orang yang setega itu menghabisi nyawa orang yang sudah ada didekatnya selama 20 tahun bayangkan 20 tahun?? Itu bukan waktu yang sebentar bukan?? Sungmin menggosok-sosokkan wajahnya frustasi ia benar-benar bingung harus apa? Bahkan tadi pagi ia meninggalkan Seorin yang masih tertidur dikamarnya setelah menghabiskan satu malam untuk saling bercerita jika difikir-fikir sudah lama sekali mereka tidak mengobrol cukup lama seperti kemarin malam
“Eothokhae…” lirih Sungmin
Seorin memasukkan ponselnya dengan cepat kedalam saku mantelnya ia tidak berganti baju dahulu setelah keluar dari rumah Sungmin ia sama sekali tidak pulang kerumahnya, masalah kali ini lebih parah daripada urusan ia memakai baju yang sama dalam 2 hari ia berlari sedikit tergesah-gesah memasuki markas SIA ia harus bisa meminta bantuan sekarang saat ini juga dan bantuan itu kini ada didepan matanya, sedang berjalan tidak jauh dari hadapannya senyumpun mengembang diwajahnya
“Changmin Oppa!!!”
Namja yang dipanggil Changmin itu segera menoleh begitu mendengar namanya dipanggil “Ah, Seorin-ah….”
“Oppa, kau sedang sibuk?” tanya Seorin begitu ia sampai dihadapan Changmin yeoja ini terlihat menghirup udara dengan susah payah
“Kau berlari kemari??” tanya Changmin sedikit bingung dan panik melihat yeoja dihadapannya
Seorin mengangguk “Nde…” Seorin mengambil nafas lalu menghembuskannya “Kau sedang sibuk Oppa?”
“Na?? hari ini?”
“Nde…”
“Tidak, aku tidak sibuk hari ini.. waeyo?”
“Bisa kau membantuku?? Ini gawat, menyangkut Sungmin Oppa dan Yunho Oppa…”
Changmin terdiam mendengar nama 2 seniornya disebutkan setelah beberapa lama ia pun mengangguk “Ayo keruanganku…” ajak Changmin dengan wajah serius ia tahu yeoja ini akan memberitahukannya masalah rahasia
Half Hour Later
“Kemungkinan Sungjin masih ada diUniversitasnya dijam begini atau jika penjahat itu sudah menculiknya ia pasti ada dialamat itu, bisakah kau menyelesaikan masalah itu sekarang?”
Changmin menatap alamat yang tertera di ponsel Sungmin “Tenang Seorin-ah aku sudah menyuruh anak buahku untuk segera mngamankan Sungjin, aish Sungmin Hyung pabo kenapa dia tidak menceritakannya dari awal?”
Seorin hanya terdiam “Aku… aku harus menyelesaikan 1 masalah lagi..”
“Masalah apa?”
“Aku harus ke apartement Yunho Oppa sekarang…” Seorin beranjak bangkit dari duduknya ia ingin melangkah pergi tetapi kembali lagi “Changmin Oppa, bisakah kau tidak menahan Sungmin Oppa?? Dia hanya korban disini… jebal?? Bila perlu rahasiakan masalah hari ini dari siapapun…”
“Baiklah, asal Sungmin Hyung tidak melukai siapapun hari ini ia akan bebas dari hukuman apapun, aku mengerti dia adalah korban tetapi ia pasti akan dikenakan beberapa sanksi…”
Seorin mengangguk “Kamsahamnida Oppa…” Seorin beranjak keluar dari ruangan Changmin
“Chamkanman…”
“Nde?”
“Perlu kutemani?? Feeling ku benar-benar tidak enak tentang mereka..”
Seorin tersenyum “Tidak usah, jika aku membutuhkan bantuan aku akan segera menghubungimu…” mendengar jawaban Seorin Changmin hanya mencoba mengangguk percaya walau dalam hatinya ia benar-benar tidak tenang
Yunho memainkan remote tv ditangannya memutar-mutarnya dengan malas ia bahkan menatap televisi dihadapannya dengan enggan sesekali ia melirik kearah jam dinding sesekali ia menoleh kearah pintu, ia sedikit gelisah menunggu kedatangan 2 sahabatnya yang menurutnya aneh hari ini
“Mana mereka???”
Yunho melangkah kemeja nakas didekat televisinya berada ia meraih bingkai foto yang tergelatak manis disana sejak 5 tahun yang lalu, foto ia bersama Sungmin dan juga Seorin di Lotte Land ia tersenyum menatap foto itu, teringat persahabatnnya yang selama ini mereka jalani tetapi senym itu berubah miris ketika ia mengingat bagaimana ia dan Sungmin malah menodai persahabatan mereka dengan perasaan cinta, Yunho kembali meletakkan bingkai foto itu ditempatnya ia menatap kesekeliling rumahnya entah kenapa ia merasa rumahnya benar-benar sepi ia benar merindukan kebersamaannya dengan sahabat-sahabatnya seperti dulu
Drrrt drrrrt
Yunho mengalihkan perhatiannya kemeja dihadapannya ia melihat ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk dengan cepat Yunho meraih ponselnya dan membaca pesan masuk itu
          ‘Aku ada di atap apartementmu, bisa kau keatas sekarang?’
Yunho mengerutkan keningnya ia baru saja mendapat pesan dari Sungmin yang menurutnya sedikit aneh, kenapa Sungmin memintannya keatap?? Kenapa Sungmin tidak datang ke apartementnya langsung?? Bahkan sejak kapan Sungmin menggunakan nomor baru??? Ini sedikit aneh memang… Yunho beranjak ke kamarnya lalu mengambil jaket untuk membungkus tubuhnya dengan cepat ia membalas pesan Sungmin
          ‘Nde, tunggu aku..’
Yunho melangkah keluar dari apartementnya melangkah santai menuju tangga yang langsung terhubung keatap apatementnya begitu Yunho meraih gagang pintu tangga ia teringat pesan Seorin padanya tadi, dengan cepat Yunho meraih ponselnya disaku celana lalu segera mengirim pesan pada Seorin
          ‘Sungmin sudah datang, dia menemuiku di atap apartement…’
Yunho menghela nafas menunggu pesannya terkirim begitu pesan itu terkirim Yunho kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celananya lalu melangkah masuk kedalam tangga yang menghubungkan keatap, sedang Seorin yang menerima pesan itu langsung mempercepat larinya ia tidak boleh telat ia tidak boleh membiarkan Sungmin melakukan kesalahan, masalah tentang Sungjin akan segera teratasi
Kriieeet Brak!
Sungmin menoleh begitu mendengar suara pintu atap apartement yang ada dibelakangnya terbuka dan tertutup, ia melihat sosok sempurna seorang Jung Yunho melangkah kearahnya, bahkan hanya memakai kaos dan celana panjang santai dan jaket yang sedikit tebal bahkan rambutnya sedikit berantakan Yunho masih terlihat sempurna dan berkharisma sungguh sangat berbeda dengan dirinya
“Wae Sungmin-ah, kenapa kau minta bertemu disini?? Disini anginnya kencang…”
“Aku hanya merasa lebih leluasa berbicara disini…”
Yunho berdiri disamping Sungmin yang berada ditepi pagar atap apartementnya mereka sama-sama menatap kekeramaian dibawah sana “Bicara apa?”
“Yunho-ya…”
“Hmm?”
“Kemarin aku menyatakan perasaanku dengan Seorin…”
Yunho tersenyum “Beberapa hari yang lalu juga aku menyatakan perasaanku padanya, tapi kau tahu dia menolakku…”
Sungmin juga tersenyum “Aku memaksanya untuk berkencan denganku satu hari saja… benar apa katamu…”
Yunho menoleh “Kataku?”
“Nde, Seorin menginginkan kita berdua kau tahu?”
“Mwo??”
“Dia itu yeoja yang serakah, menginginkan kita berdua…” Sungmin tertawa “Mana ada yeoja yang mempunyai 2 suami??”
Yunho menepuk-nepuk bahu Sungmin “Kurasa kau yang lebih disukainya, buktinya dia mau pergi kencan denganmu… kau harus memperjuangkan perasaannya Sungmin-ah…”
Sungmin menatap bingung kearah Yunho “Wae?? Kau memang tidak…”
“Aku ingin mengalah padamu, aku tahu selama ini kau banyak mengalah padaku Sungmin Hyung…” potong Yunho
Sungmin berdecak “Jangan panggil aku Hyung, kita lahir berdekatan kau tahu jangan membuat aku terlihat sangat tua disini”
Yunho tertawa ringan “Lalu?? Kau ingin membicarakan apa lagi? Aku yakin yang ingin kau bicarakan bukan hanya masalah kau berkencan dengan Seorin kemarin…”
Sungmin menghela nafas “Kau tahu ada yang mengancamku…”
“Eh?? Jinjja?? Nugu??”
“Seorang penjahat yang selama ini menjadi buronan kita… dia mengancamku dengan alasan Sungjin.. dia menyandra Sungjin..”
“Sungjin?? Bagaimana bisa Sungjin ikut terlibat?”
“Mungkin dia tahu bahwa kelemahanku adalah Sungjin..”
“Kita harus bergerak, kau tidak bisa membiarkannya…”
Sungmin menunduk “Kau tahu, aku disuruh membunuh seseorang…”
“Mwo??” Yunhon menatap kaget kearah Sungmin firasatnya saat ini benar-benar tidak enak
“Nde…” Sungmin mengeluarkan pistol dari sakunya lalu menatap pistol itu “Aku disuruh membunuhmu Yunho-ya jika aku ingin Sungjin selamat…” ucap Sungmin masih tetap menatap pistol itu nanar
Yunho membulatkan matanya kaget, ia benar-benar kaget “Mwo??? Na??”
Sungmin mengangguk lalu menoleh sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya dan tersenyum “Aku hampir gila memikirkan ini semua…”
Yunho menghela nafas “Kau bukankah harus mendahulukan Sungjin?”
“Aku tahu itu tapi apa kau tahu rasanya harus membunuh sahabatmu sendiri??? Kita ini sudah bersama 20 thn lebih Yunho-ya!” bentak Sungmin ia tidak habis pikir kenapa Yunho sangat mudah mengatakannya
Yunho menatap kearah depannya, ia hanya tersenyum simpul “Aku tahu, bahkan aku tidak percaya harus mati ditangan sahabatku sendiri…”
Sungmin segera menoleh kearah Yunho ia menatap Yunho geram disaat dirinya kalut seperti ini Yunho malah sesantai ini “Yunho kau gila! Kenapa dengan mudah kau berfikir seperti itu?”
Yunho menoleh santai kearah Sungmin “Lalu?? Jika kau tidak membunuhku nyawa Sungjin dalam bahaya bukan??”
Sungmin mengangkat pistol ditangannya dan mengoyangkannya dengan susah payah “Mengangkat pistol ini saja rasanya aku tidak sanggup… apa lagi harus menembakmu dengan pistol ini??”
“Lalu jika bukan kau yang membunuhku siapa lagi???”
DOR!
“Arrrgggghhhh!!!”
“YUNHO!!” pekik Sungmin ketika ia melihat tubuh Yunho jatuh terhempas kelantai atap ketika timah panas kini bersarang paha kirinya, dan membuat Sungmin bingung kaget kenapa Yunho terjatuh siapa yang menembaknya?? Sungmin segera berjongkok membantu Yunho untuk bangkit berdiri dan memapahnya, Sungmin menatap kearah pintu atap yang entah sejak kapan sudah terbuka dan terdapat sesosok namja yang selama ini memerintahnya untuk membunuh
“K,kau!! Apa yang kau lakukan pada sahabatku!!” bentak Sungmin
“Membantumu menyelesaikan tugasmu… ingat kau harus membunuhnya seharusnya kau tidak usah banyak berbasa-basi padanya Lee Sungmin…”
Sungmin mengangkat pistolnya “Kau…” desis Sungmin geram, ia ingin memecahkan saja kepala namja itu sekarang juga tetapi gerakan tangan Yunho yang menekan kembali kepala pistolnya agar turun membuat Sungmin membatalkan niatnya
“Ternyata kau yang selama ini memanfaatkan sahabatku, jika kau harus mati kau harus mati ditanganku!!” bentak Yunho
Namja itu hanya tertawa hambar mendengar ucapan Yunho “Bukankah sekarang keadaannya sudah berbalik Komandan Jung Yunho, mungkin sebentar lagi sahabatmu yang akan menghabisi nyawamu…”
Yunho dan Sungmin tersentak, Yunho melirik kearah Sungmin sesaat ia tahu dilema yang dialami Sungmin yang diharuskan memilih jika dirinya sendiri yang ada diposisi Sungmin entah apa yang akan ia lakukan??
“Lenyapkan dia Lee Sungmin…” suara namja itu kini terdengar berat ditelinga Sungmin, bahkan Yunho tidak mengatakan apa-apa ia hanya menunduk dan menutup matanya mungkin ini memang akhir hidupnya, mati ditangan sahabatnya untuk menolong Namdongsaeng sahabatnya ini bukan suatu penyesalan bukan? Ini suatu kebanggaan namanya
Tangan Sungmin yang menggenggam pistol bergetar “Ani, ani…” Sungmin menggelengkan kepalanya “Ani, aku tidak bisa…”
DOR!!
“Akkhhhh!”
“SUNGMIN!!” pekik Yunho ketika tubuh Sungmin hampir saja jatuh terhempas kelantai atap ketika timah panas itu kini bersarang di bahunya kalau saja Yunho tidak menahan tubuhnya bahkan pistol yang sedari tadi ada ditangannya pun terjatuh akibat bahunya yang tertembak “Kubilang bunuh bukan??? Atau kalian berdua ku lenyapkan sekarang juga…” ucap namja itu dan menarik pelatuknya perlahan
BUUKKK!
Yunho dan Sungmin melihat tubuh namja itu perlahan terjatuh kelantai dan  menampakkan sosok Seorin dibelakang namja yang terjatuh dilantai itu sambil memegang balok kayu yang cukup besar entah ia dapat dari mana balok itu??
“Seorin??” gumam Sungmin dan Yunho bersamaan, sedang Seorin langsung melangkah masuk kedalam setelah membuang balok yang ia pakai ia ingin menghampiri kedua sahabatnya yang terluka disana
“Andwae!!”
“Jangan kemari!!”
Tahan Sungmin dan Yunho bersamaan dan hanya telat sepersekian detik sampai terdengar suara letusan pistol lagi dan membuat tubuh Seorin menegang menatap kedua sahabat didepannya
DOR DOR
BRUK!
“ANDWAE!!!”
“SEORIN-AH!!!”
Sungmin segera melepas tubuh Yunho dan dengan segera berlari kearah Seorin yang baru saja ditembak oleh namja sialan itu, bodohnya yeoja ini dia fikir hanya memukul namja sialan itu namja itu langsung ambruk tidak berdaya?? Ini berbeda dengan cerita action difilm-film, dan bodohnya lagi Yeoja ini malah berlari menghampiri mereka menantang resiko yang kini benar-benar terjadi dirinya tertembak bahkan 2 x
“Seorin-ah!!” panggil Sungmin saat Seorin sudah ada didekapannya
“O, Oppa…”
“Mwohaseyo?? Sudah kukatakan bukan jangan ikut campur, lihat sekarang apa yang terjadi…” omel Sungmin tetapi tidak bisa menutupi kekhawatiran dimatanya bahkan matanya kini memerah mungkin namja ini marah atau kesal atau menyesal tidak bisa melindungi Seorin?
“Jadi aku harus menghabisi 3 orang sekarang?” ucap namja itu sembari menggerak-gerakan tubuhnya, sudah jelas tubuhnya pasti kesakitan akibat pukulan Seorin tadi tetapi hebatnya kenapa namja itu masih bisa bangkit dari jatuhnya???
“Andwae! Yang kau incar sejak awal diriku bukan, kau bunuh aku dan bebaskan 2 sahabatku dan Sungjin!” ucap Yunho lantang
“Kau fikir aku ini bodoh, kau mati lalu Sungmin yang akan meneruskan dirimu mengejarku begitu?? Dan yeoja wartawan ini akan membocorkan kejadian hari ini pada media, kau fikir aku bodoh!!! Kau!!” namja itu menunjuk Yunho dengan pistol ditangannya “Dan 2 saksi mata ini harus berakhir disini sekarang! Aku yakin yeoja itu sudah sekarat sekarang hanya tinggal menunggunya mati saja!”
Yunho menatap Seorin yang ada di dalam dekapan Sungmmin, mata yeoja itu redup tidak ada cahaya sama sekali seperti biasanya yang terlihatnya hanya refleksi perasaan sakit yang luar biasa, yeoja itu menahan sakit dari luka yang menurutnya cukup parah
“Mati kau Jung…” kata-kata namja itu terinterupsi begitu ia merasa ada pistol lain yang menempel dikepalanya belakangnya
“Sebelum kau menembak mereka aku akan terlebih dahulu membuat kepalamu ini berlubang!”
“Changmin-ah…”
Namja yang dipanggil itu menoleh dan tersenyum pada Yunho yang memanggilnya “Nde Hyung, aku datang!” Changmin mengalihkan pandangannya kembali pada namja dihadapannya “Dan kau akan berakhir hari ini…”
Tiba-tiba dari belakang tubuh Changmin muncul 10 orang berseragam SIA mereka segera mengepung penjahat yang paling dicari di Korea Selatan saat ini “Lee Sungmin kau menjebakku!!”
“Persetan denganmu, membusuk kau dipenjara!!!” umpat Sungmin tanpa menoleh sama sekali
Namja itu tersenyum sinis “Kau akan melihat jasad Namdongsaengmu besok!”
Sungmin terdiam Yunho pun mematung mendengar ucapan namja itu “O, Oppa Sungjin baik… baik.. baik-baik saja… kau k,kau tenang s,saja…”
“Mwo?”
Changmin menyimpan ponselnya setelah menerima pesan dari rekannya “Semua sudah berakhir, markasmu sudah kami kepung, bahkan sandramu Lee Sungjin kini masih ada didalam kelasnya di kampusnya…”
“Mwo?? Ini jebakan!!”
Changmin tersenyum sinis “Bawa dia dan segera panggil tenaga medis sekarang…”
“Baik!”
Namja itu segera diborgol dan dibawa keluar dari atas atap Changmin segera menghampiri Yunho dan Sungmin yang masih mendekap Seorin “Hyung, gwenchana??”
“Gwenchana, hanya luka kecil…” ucap Yunho yang berjalan tertatih mendekati Sungmin dan Seorin “Seorin-ah…” ia segera duduk berhadapan dengan Sungmin dan Seorin kini berada ditengah-tengah mereka yeoja ini benar-benar terlihat sekarat wajahnya pun kini mulai memucat keringat dingin membasahi pelipis Seorin
“O,Oppa…”
“Appo?”
Seorin menggeleng lemah “A, ani…”
“Kotjimal!”bentak Sungmin ia jelas melihat sedari tadi Seorin meringis kesakitan, jika hanya satu peluru mungkin memang ia tidak apa-apa tapi ini 2 apa yeoja ini bisa bertahan?? “Katakan bila sakit, kau bisa meremas tanganku, atau menjambak rambutku..” ucap Sungmin melembut
Seorin memaksa tersenyum “Aku hanya tertembak O, Oppa bukan melahirkan..”
“Jebal jangan bercanda Seorin-ah, aku tahu ini sakit…”
Seorin hanya menutup matanya sesaat lalu menghirup nafasnya dalam-dalam sebelum membuka matanya dan kembali tersenyum
“Changmin-ah, apa tenaga medisnya masih lama??” tanya Yunho
“Sabar Hyung…”
“Kalian terluka?” tanya Seorin setelah menghembuskan nafasnya dengan berat
“Ini bukan apa-apa lukamu lebih parah dan penting kau tahu…” jelas Yunho
“Yunho Oppa?”
Yunho menoleh dan menatap Seorin lekat-lekat “Carilah yeoja yang mencintaimu…”
“Mworago! Jangan berbicara sembarangan!!” omel Yunho
“Dan kau…” Seorin menatap Sungmin “Kau juga… uhuk!! Mencari yeoja yang mencintaimu…” Seorin menghirup nafasnya dalam-dalam ia menatap Sungmin dalam dan tersenyum “Mungkin Sunny-shii cocok denganmu..”
Sungmin menggeleng-geleng ia tidak peduli airmatanya yang sudah menetes sejak tadi tanpa bisa terkendali lagi ia terlalu sakit melihat Seorin seperti ini “Tidak ada yang cocok denganku, jebal bertahanlah…”
Seorin menutup matanya menahan sakit ditubuhnya ia kembali membuak matanya dan menatap Sungmin lekat-lekat, mungkin ia sadar ini untuk yang terakhir kalinya ia bisa memandang wajah Sungmin, bibirnya tersenyum tetapi ia pun juga meneteskan setetes air mata dari sudut matanya “Uhuk!!!” Seorin kembali menarik nafasnya dalam-dalam jemarinya terangkat menyentuh wajah Sungmin “Nado Sarang…” belum selesai Seorin mengucapkan kalimatnya jemari itu sudah terlepas dan jatuh dari wajah Sungmin
Wajah Sungmin dan Yunho bahkan Changmin menegang melihat Seorin yang terdiam bahkan tidak bergerak lagi “Seorin-ah?” panggil Yunho
“Ireona..” bisik Sungmin yang makin mendekap tubuh Seorin erat “Jebal ireona…”
“Seorin-ah, jangan bercanda! Ireona!” omel Yunho menggucang tubuh Seorin tetapi yang ia rasakan malah tubuh itu mulai mendingin
“Andwae, jebal ireona!!!” jerit Sungmin, Yunho memeluk Sungmin dan Seorin bersamaan ia menangis tanpa suara dibalik pundak Sungmin ia hanya ingin menenangkan Sungmin jadi sahabatnya ini tidak boleh tahu saat ini ia tengah menangis ia harus terlihat tegar untuk kali ini saja
“Ah mereka datang!! Cepat-cepat!!” ucap Changmin girang melihat tenaga medis yang datang tetapi Sungmin ataupun Yunho tidak ada yang beranjak dari posisi mereka, mereka tetap mendekap Seorin
“Hyungdeul..” panggil Changmin
“Biarkan kami seperti ini Changmin-ah.. kita sudah terlambat…” gumam Yunho semakin mengeratkan pelukannya
Mendengar ucapan Yunho Sungmin makin mengeluarkan isakan dari tangisnya ia tidak percaya ia harus mengalami hal buruk seperti ini, yeoja yang paling dicintainya tewas hanya karena ingin menyelamatkan dirinya dan Yunho, bahkan masalah besar ini diselesaikan oleh yeoja ini sebelum yeoja ini pergi meninggalkan mereka mereka
“ANDWAE!!!!!”
[ 5 Years Later ]
Sungmin menenteng bunga chrisan putih melangkah melewati beberapa gudukan tanah berumput, sesekali ia tersenyum sambil memandangi rangkaian bunga itu langkahnya terhenti ketika ia sampai didepan gundukan yang ia hafal karna setiap minggu selama 5 tahun ini ia selalu datang bersama Yunho hanya saja minggu ini Yunho tidak ikut datang kemari
“Annyeong Seorin-ah…” Sungmin meletakkan rangkaian bunga itu didepan gundukan itu “Huft sudah 5 tahun..”
Sungmin memandang sekitar “Kau betah disini?” tanya Sungmin “Aku sudah mencoba untuk berkencan dengan beberapa yeoja kau tahu, tapi tetap tidak bisa aku terlalu terpaku pada bayanganmu… bahkan aku sudah mengikuti saran mu untuk mencoba dengan Sunny, tapi hasilnya dia meninggalkanku karena aku terlalu terbayang padamu…”
Sungmin menghela nafas “Hei jangan marah padaku… aku tahu aku sudah tua, tapi umur 30 tahun pun aku masih terlihat seperti 25 tahun… berbeda dengan Yunho…” Sungmin mengetuk kepalanya “Ah iya Yunho, dia hari ini tidak bisa datang dia sedang sibuk mengurus anaknya yang bawel itu… aish…” Sungmin tersenyum lagi “Entah kapan aku akan dapat pendamping… mungkin jika yeoja itu mirip denganmu aku akan berfikir untuk segera berkeluarga…”
Sungmin menatap makam itu lekat-lekat “Aku pulang dulu ne?? minggu depan aku akan datang lagi, dan jangan bosan selalu mendengar keluh kesahku tentang hidupku ini…”
Sungmin menghela nafas lalu memasukan kedua tangannya di saku celananya “Aku pulang ne…” Sungmin melangkah kembali meninggalkan pemakaman umum itu ia melangkah kembali menuju markas SIA dia sengaja tidak membawa mobilnya ia ingin menikmati musim gugur diSeoul saat ini, Sungmin melangkah dengan santai ia sesekali tersenyum jika mengingat bagaimana dulu cara Seorin menikmati musim gugur yeoja itu akan berjalan sambil mendengarkan music bahkan sesekali yeoja itu akan bertingkah konyol dengan menengadahkan kedua tangannya dibawah pohon menampung dedaunan kering yang berjatuhab
“Ahjushi??”
Sungmin menajamkan pendengarannya ia memastikan ada yang memanggilnya ‘Ahjushi’?? hei ini pertama kalinya ada yang memanggilnya Ahjushi??? Wajahnya kan tidak terlihat tua, Sungmin menoleh dan mendapati seorang yeoja berlari kearahnya
“Aigoo Ahjushi, kupanggil dari tadi kenapa tidak menyahut???” omel Yeoja itu sembari menunduk mengatur nafasnya
“Waeyo??? Kau mengenalku?” Sungmin menatap yeoja itu lekat-lekat bentuk tubuhnya tidak asing, rambutnya panjang sebahu, dan dia mengenakan seragam sekolah pantas dirinya dipanggil Ahjushi
“Huft…” yeoja itu mendongakkan kepalanya  membuat Sungmin membulatkan matanya kaget “Ani, aku tidak mengenalmu… aku hanya ingin mengembalikan ini…” ucap yeoja itu sambil menyodorkan saputangan kepada Sungmin “Tadi Ahjushi menjatuhkannya disana…”
“K, kau… S, Seorin??”
“Eh?? Ahjushi mengenalku???”
“Mwo?? K, kau benar-benar Seorin??”
Yeoja itu mengangguk “Nde, aku Kim Seorin… tapi aku tidak mengenal Ahjushi..”
Sungmin terdiam dan perlahan mengambil saputangan ditangan yeoja yang bernama dan berwajah sama seperti Seorin, ia tidak menyangka ia akan bertemu dengan yeoja yang benar-benar mirip dengan Seorinnya “Aku Lee Sungmin…”
“Ah, annyeong Lee Ahjushi…”
“Kau benar-benar akan memanggilku Ahjushi?”
Yeoja itu mengangguk “Keure…walau wajahmu itu imut-imut tetapi aku tahu umurmu..”
Sungmin tersenyum, senyum yang sudah 5 tahun ini jarang ia keluarkan “Baiklah Kamsahamnida Seorin-shii… dimana kau bersekolah mungkin suatu saat aku akan membalas jasamu…”
“Aku?? Aku bersekolah di Paran High School… tidak usah membalasku Ahjushi… ah aku harus kembali kesana teman-temanku menungguku disana…” ucap Seorin sambil beranjak “Annyeong Ahjushi…”
Sungmin hanya tersenyum melihat yeoja itu berlalu dari hadapannya “Kita akan bertemu lagi, pasti!”
Sungmin kembali meneruskan langkahnya kali ini senyum lebar benar-benar terukir diwajahnya mungkin sudah tiba waktunya ia akan memikirkan untuk berkeluarga baru saja keinginannya terkabul
“Kau mengirimnya untukku benarkan?? Kim Seorin, kali ini aku akan mendapatkanmu…”

THE END
18 Januari 2012

15:57 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar