Before You Go
Pairing : Jung Yunho, Choi
Seorin, Lee Sungmin
Title :
Before You Go!
Genre :
Romance, Friendship, Hurt
Leght :
OneShoot
Author :
Choi Seorin
“Selamanya kita sahabat bukan
Oppadeul???”
“Keureyo…”
“Nde kita akan bersama selamanya…”
“Selalu ber3 kah Oppadeul?”
“Nde selalu…”
“Dan tidak akan terpisahkan…”
SKIP TIME [5 years later]
Seorang yeoja berlari pelan memasuki ruang
kerjanya, ia melirik kesegala penjuru mencari teman kerjanya yang sedari tadi
dicarinya tetapi tidak kunjung berhasil ia pun memutuskan untuk kembali
kebangku kerjanya ia bisa mencari namja itu lagi nanti, tangannya bergerak
meraih bingkai foto dimeja kerjanya yang sedikit berantakan ia membelai sayang
gambar di bingkai itu, terdapat 2 namja dan seorang yeoja yang berada di antara
kedua namja itu
“Tidak terasa Oppadeul, sudah 20 tahun lebih
kita bersama-sama Oppadeul…” ucap yeoja itu sambil meletakkan kembali bingkai
foto itu kembali diatas meja kerjanya yeoja itu tersenyum melihat kembali
fotonya bersama dua namja paling berarti dalam hidupnya sahabat-sahabatnya
Drrrt Drrt
Yeoja itu meraih ponselnya dari dalam saku
celananya “Nde yoboseyo?”
Yeoja itu segera mengambil kamera SLR di atas
mejanya “Nde araseo aku akan segera kesana…” yeoja itu segera pergi
meninggalkan tempat kerjanya menuju tempat yang tadi diperintahkan oleh bosnya
Kerumunan manusia berseragam hitam memadati
sebuah gudang yang di identifikasi adalah tempat persembunyian penjahat yang
sudah 3 tahun ini dicari oleh pihak kepolisian puluhan mobil polisi terparkir
dengan rapih didepan gudang seolah-olah siap untuk menerkam penjahat didalamnya
dan puluhan namja berbaju seragam hitam pun menyiapkan senjatanya yang sudah
diarahkan kegudang tersebut, yeoja itu berlari turun bersama seorang namja yang
membawa note ditangannya dari dalam mobil van ia menghampiri kerumunan itu ia
mencari-cari namja yang mungkin bisa ia temukan dilokasi ini sudah seminggu ini
ia tidak bertemu dengan namja itu karena sibuk menyiapkan persiapan serta misi
untuk kasus hari ini
“Seorin-ah, cepat ambil gambarnya…” perintah
namja yang berdiri disamping yeoja yang dipanggil Seorin itu “Apa yang kau cari
sih?”
“Nde Hae Oppa… aku mencari…”
“Hei kau tidak boleh berada sedekat ini dengan
TKP, didalam banyak yang membawa senjata salah-salah kau akan disandra nanti…”
suara seseorang menginterupsi kata-kata yeoja bernama Seorin itu yeoja itu
segera menoleh kebelakang dan mendapati seorang namja tampan dengan rambut
pendeknya berwarna merah maroon namja itu mengenakan pakaian kesatuan SIA
[Secret Intelegent Agen] kacamata hitam bertengger manis dimata namja itu dan
itu sedikit menambah kesan angkuh didiri namja itu
“Huft kau…” keluh yeoja itu
“Wae??? Sudah sana cepat menyingkir dari
tempat ini..” namja itu mendorong tubuh yeoja itu dan namja disebelahnya agar
menjauh dari gudang berbahaya itu
“Aigoo Sungmin Oppa… nan gwenchana…” ucap
Yeoja itu melepaskan tangan namja angkuh itu
“Kau ini, jangan memanggilku seperti itu
disini…” omel namja yang ternyata bernama Sungmin
Seorin mengerucutkan bibirnya ia selalu
dimarahi oleh namja ini setiap ia meliput berita, hei jangan salahkan dirinya
yang selalu bertemu dilokasi kejadian siapa suruh setiap kasus yang harus
diliput oleh Seorin harus ditangani oleh namja ini ah ya dan ada satu namja
lagi
“Yunho Oppa odie?”
Sungmin segera menoleh kearah gedung “Dia
didalam..”
“Mwo???”
“Nde, dia nekat masuk saat tadi salah satu
dari kami disandra..”
“Lalu kenapa kau diam saja disini??? Kenapa
tidak membantunya??”
“Ya, aku juga ingin membantunya.. tapi ia
tidak memilihku untuk ikut kedalam sebentar lagi juga aku yakin dia akan
keluar…”
Seorin memandang khawatir kearah gudang,
hatinya berdebar dengan kuat ia tidak ingin namja yang kini sedang ada didalam
berada dalam bahaya ataupun terluka sedikitpun
DOR DOR
Seorin dan namja bernama Sungmin segera
memandang horror kearah gudang begitu mendengar suara letusan “Yunho Oppa…”
gumam Seorin, Sungmin yang mendengarkan gumaman itu segera menoleh kearah
Seorin memandang Seorin tanpa arti yang jelas antara Rindu, Cinta, Benci,
Marah, Kesal, dan Iba dengan cepat ia mengakhiri pandangannya ia segera
membuang pandangannya kearah lain ia tidak ingin membuat hatinya yang
bergemuruh malah makin parah jika ia menatap yeoja itu terlalu lama
“Sudahlah ini bukan tempat bermain, kau
sedikit menjauhlah dari sini…” ucap Sungmin kembali mendorong Seorin menjauh
dari gudang itu ia juga takut yeoja ini terluka karena terlalu dekat dengan
tempat berbahaya itu
“Keundae aku belum melihat Yunho Oppa keluar
dari dalam..”
“Nanti…”
BRAK!!
Kata-kata Sungmin terinterupsi ketika pintu
gudang terbuka lebar para penjahat kini terlihat digiring keluar oleh para agen
SIA yang menodongkan pistol pada para penjahat itu dari arah belakang
Sungmin menatap kearah gerombolan yang baru
keluar itu hingga matanya menangkap sosok namja berbadan tinggi dengan tubuh
kekar dan kulit yang sedikit lebih hitam dari pada kulit rata-rata orang korea,
rambutnya dan Sungmin tidak beda jauh hanya saja namja itu berwarna coklat
berbeda dengan Sungmin berwarna merah
“Apa kubilang i…” kata-kata Sungmin terhenti
ketika ia melihat Seorin melepas genggaman tangannya lalu berlari menghampiri
namja yang sedari tadi Sungmin deskripsikan dan yang ditunggu Seorin
“Oppa!!”
Namja yang baru keluar dari dalam gudang itu
menoleh begitu mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya walau lelah
dan sakit kini mendera lengannya yang terluka tetapi sudut bibirnya terangkat
ketika melihat seorang yeoja menghampirinya
GREP!!
Seorin segera menerjang tubuh namja itu dengan
pelukan “Kau kenapa masuk begitu saja??”
“Khawatir eoh?” tanya namja itu sambil
mengusap-usap kepala yeoja yang kini memeluknya dengan kuat, sedangkan Sungmin
yang melihat 2 orang itu berpelukan memutuskan untuk mengalihkan pandangannya
dan beranjak meninggalkan tempat itu ia tidak ingin melihat cinta diantara 2
sahabatnya, tunggu sahabat?? Jika ada cinta diantara mereka apa masih bisa
hubungan ini disebut sahabat??? Sungmin tersenyum miris sejak kapan ia juga
tidak tahu sudah ada cinta diantara mereka ber3 dirinya dan namja yang kini
dipeluk Seorin sama-sama mencintai yeoja itu walaupun sahabatnya itu tidak
pernah berkata jujur padanya tetapi Sungmin bukan namja bodoh yang tidak bisa
membaca mata seorang Jung Yunho yang begitu dalam memandang Seorin ketika yeoja
itu tengah serius melakukan sesuatu dan sialnya mungkin cinta yang dibalas oleh
Seorin adalah cinta Yunho bukan dirinya, jadi apa mereka masih bisa disebut
bersahabat sekarang??? Bukankah diantara sahabat tidak boleh ada rasa cinta
antara namja dan yeoja selain rasa sayang pada sahabat…
“Keure…” yeoja itu melepas pelukannya “Omo!
Kau terluka…” pekik yeoja itu
“Nan gwenchana Seorin-ah…”
“Yunho Hyung!”
Namja bernama Yunho dan yeoja bernama Seorin
itu segera menoleh begitu ada yang memanggil Yunho “Wae Changmin-ah?”
“Kau harus membuat laporan tentang kasus ini
nanti Hyung..”
Yunho mengangguk “Araseo…”
“Kau tidak ingin mengobati lukamu Hyung?”
Yunho menoleh kearah Seorin “Berniat
mengobatiku?” tanyanya dengan sedikit nada menggoda karena ia melihat bagaimana
khawatirnya yeoja ini sehingga berbuat konyol seperti tadi, disaat dirinya
tengah menggiring penjahat keluar dari sarangnya yeoja ini malah datang dan
langsung memeluknya tanpa takut dengan penjahat yang ada dihadapannya
“Baiklah akan ku obati…”
Yunho kembali tersenyum ketika melihat yeoja
itu kini sudah menarik tangannya dan Changmin bukan hanya dirinya yang terluka
Changmin Hoobaenya dikepolisian juga mendapat sedikit lebam diwajahnya, godaannya
tidak berhasil ternyata Seorin benar-benar mengkhawatirkan dirinya Yunho
menunduk ia menghela nafas jika seperti ini apa ia boleh sedikit berharap kalau
yeoja itu memiliki perasaan yang sama dengannya selain perasaan sebagai sahabat
tentunya, Yunho segera kembali mendongak ketika fikiran tentang Sungmin terlintas
diotaknya ani ia tidak boleh egois selain dirinya ia juga tahu sangat tahu
bahkan kalau Sungmin juga merasakan hal yang sama dengan dirinya
~~~
Before You Go ~~~
Seorin menyerahkan amplop berwarna coklat pada
rekannya “Ini Hae Oppa…”
“Ini sudah kau cuci semua bukan??”
Seorin mengangguk “Sudah Oppa, bahkan sudah ku
urutkan… hanya tinggal diterbitkan saja besok aku harus segera pergi…”
Namja bernama Hae itu berdecak “Cih, 2
komandan itu sudah menunggumu diluar ne?
Seorin tersenyum lalu mengambil tasnya dimeja
“Nde, kami harus merayakan keberhasilan mereka hari ini, annyeong Oppa…” tanpa
menunggu balasan namja yang lebih tua darinya itu Seorin langsung melesat pergi
ia tidak enak karena Yunho dan Sungmin sudah menunggunya dibawah sekitar 20
menit ditambah Yunho terluka bukankah seharusnya namja itu istirahat dirumah
dari pada ikut merayakan malam ini???
“Dasar yeoja itu…” Donghae meraih ponselnya
“Eunchae-ah… aku sudah ada gambarnya apa akan langsung dicetak malam ini
juga??” DOnghae membereskan barang-barang dimejanya “Baiklah aku segera kesana,
setelah ini selesai kita makan dulu baru pulang kerumah ne?? aku lapar Chagi…
lagipula aku yakin uri aegy sudah tidur…” Donghae tertawa renyah “Oemma pasti
sudah menyuruhnya tidur sejak 2 jam yang lalu kau lupa Oemmamu menginap dirumah
kita???” Donghae pun melangkah keluar dari ruangannya “Baiklah tunggu aku ne…
hmm, saranghae…”
Seorin langsung menerjang masuk kedalam mobil
bagian belakang “Mian-mian aku lama….” Ucapnya
“Gwenchana…” balas Yunho sambil tersenyum dan
menoleh kebelakang
“Kau ini, hampir kami mati kelaparan karena
menunggumu!” omel Sungmin tanpa menoleh kebelakang tetapi ia menatap Seorin
dari kaca spion dalam mobil
“Mian Oppadeul, aku harus mencuci foto yang
tadi untuk dijadikan headline besok…”
“Ya sudah cepat jalan aku sudah lapar…” lerai
Yunho
Sungminpun melajukan mobilnya “Nde nado…”
3 sahabat itu keluar dari restoran sambil
memegangi perut mereka itu jelas tanda mereka sangat kekenyangan “Ah
kenyangnya…”
“Nado.. aigoo perutku rasanya ingin pecah
Oppadeul..”
Sungmin tersenyum mendengar keluhan 2 orang
disampingnya senyumnya memudar ketika ponselnya bordering didalam sakunya ia
meraih ponselnya lalu menatap kedua sahabatnya “Aku menerima telfon dulu ne?”
Seorin mengangguk dan Yunho hanya tersenyum,
Sungmin pun menjauh dari 2 sahabatnya “Yoboseyo…”
“Kau masih menolak Lee Sungmin??”
“Kau ini sudah gila atau apa?? Aku tidak akan
pernah menerima penawaranmu hei aku ini agen SIA aku bisa saja menahanmu atas
apa yang kau tawarkan padaku!” omel Sungmin
“Benarkah?? Walaupun aku memiliki alasan yang
bisa membuatmu melakukan tugas yang
kuminta…”
“Tidak ada alasan yang bisa mengertakku apa
lagi memaksaku..”
“Jinjja??” Sungmin mengerutkan alisnya ketika ia
mendengar suara orang disebrang sana tertawa “Bawa bocah itu kemari….”
“Hyung!!!!!”
Mata Sungmin membulat “Ya!!!” bentak Sungmin
“Turuti kami atau kau akan kehilangan
Namdongsaengmu.. bukankah lebih baik kau menggunakan kemampuan menembakmu
diorganisasi kami dari pada hanya jadi bakat yang nantinya akan membusuk jika
kau di SIA…”
suara disebrang kembali terdengar tertawa “Fikirkan baik-baik… Lee Sungmin…
annyeong!”
TUT TUT TUT TUT
Sungmin memandang ponselnya ia mengatur emosi
diwajahnya lalu menghirup nafas pelan dan menghembuskannya perlahan lalu segera
kembali menghampiri sahabat-sahabatnya
“Waeyo Sungmin-ah?? Siapa yang
menghubungimu??? Kelihatannya penting sekali?” tanya Yunho bingung
“Oh! Ah itu, bukan siapa-siapa hanya Sungjin..
dia memintaku untuk pulang lebih cepat…”
“Oh kalau begitu pulanglah Oppa, kasihan
Sungjin sendirian dirumah…”
“Nde?? Lalu kalian bagaimana?”
“Aku bisa naik tak…”
“Aku yang akan mengantar Seorin pulang
Sungmin-ah…”
Sungmin memandang Seorin dan Yunho bergantian,
sebenarnya hatinya kesal mendengar kalimat Yunho tetapi mau bagaimana lagi??
Mau tidak mau Sungmin menarik sudut bibirnya dengan sedikit terpaksa “Baiklah,
kau juga harus segera pulang Yunho-ya… ingat lukamu dan laporan yang harus kau
buat..”
Yunho tersenyum dan mengangguk “Baiklah aku
pulang dulu ne, kalian hati-hati..”
“Nde Oppa, kau juga harus berhati-hati Oppa..”
Sungmin mengangguk lalu membelai sayang kepala
Seorin dan Seorin hanya tersenyum menanggapi apa yang dilakukan Sungmin, namja
ini mengerti dengan jelas apa maksud senyuman Seorin karena berbeda dengan
senyuman yang diberikan yeoja itu pada Yunho Sungmin membalas senyuman Seorin
lalu beranjak pergi memasuki mobilnya ia melajukan mobilnya menjauhi 2
sahabatnya tetapi tidak jauh dari tempat ia meninggalkan kedua sahabatnya ia
mengerem mendadak menyebabkan mobilnya berhenti mendadak
“Kenapa kau meninggalkan mereka berdua Lee
Sungmin pabo!” omel Sungmin pada dirinya sendiri lalu membelokkan kemudinya
dengan tiba-tiba beruntunglah ia malam ini jalanan sangat lenggang jika tidak
bisa dipastikan kalau ia akan ditabrak oleh mobil dari belakang karena berbelok
secara tiba-tiba ia kembali menuju tempat ia meninggalkan 2 sahabatnya tadi,
begitu sampai ia masih menemukan 2 sahabatnya disana berjalan berdampingan
ditepi jalan menuju halte, Sungmin merendahkan kecepatannya ia menatap 2
sahabatnya itu dari arah sebrang jalan tetapi entah kenapa ia masih bisa
melihat kecanggungan keduanya kenapa Seorin tidak pernah bersikap canggung
sedikitpun pada dirinya??
“Aku…” Seorin dan Yunho berucap bersamaan
membuat mereka saling menoleh kaget lalu tertawa gugup
“Kau duluan saja Oppa..”
“Em, aku hanya ingin bertanya kau ingin naik
bus atau…”
“Atau?” Seorin memiringkan kepalanya bingung
dengan kalimat Yunho yang menggangtung
“Atau kau ingin berjalan sampai rumahmu?”
“Oh.. sebenarnya aku ingin berjalan saja Oppa
tapi mengingat lukamu jadi…”
“Gwenchana-gwenchana, nan jeongmal gwenchana…”
potong Yunho dengan cepat dan membuat Seorin tersenyum
“Kau sendiri yang bilang ya Oppa? Jangan
merengek lelah…”
“Nde tenang saja…” Yunho kini menatap Seorin “Lalu
apa yang ingin kau bicarakan?”
“Ah igo… mianhaeyo Oppa tadi aku langsung
berlari menghampirimu pasti karena ulahku kau dimarahi atasanmu??” Seorin
menunduk ia benar-benar tidak enak dengan kejadian tadi
“Ani, aku tidak dimarahi kok… kau tenang
saja…”
“Jinjja??”
Yunho mengangguk “Aku justru senang kau
mengkhawatirkanku…”
“Tentu, siapa yang tidak khawatir ketika aku
mendengar dari Sungmin Oppa kau ada didalam sana jelas aku takut terjadi
sesuatu padamu…” omel Seorin membuat wajahnya memerah ditambah lagi cuaca malam
yang memang dingin malam ini
“Itu hanya gerakan reflexku saja.. begitu
melihat salah satu anggotaku mereka tangkap emosiku meledak-ledak dan aku
spontan masuk kedalam membawa seluruh anggotaku…”
“Lalu kenapa kau menolak bantuan dari Sungmin
Oppa…”
“Aku hanya berfikir jika sampai kami berdua
masuk dan tidak ada satupun dari kami yang keluar kau akan sendiri, jadi aku
meminta Sungmin tetap diluar…”
Seorin segera memukul kepala Yunho “Apa yang
kau fikirkan sich?? Kenapa berfikir sejauh itu, kau ini apa tidak pernah memikirkan
dirimu sendiri???”
Yunho meringis pelan sambil mengusap-usap
kepalanya “Hei jika yang disandra itu kau apa kau mau aku memikirkan diriku
sendiri?? Aku juga pasti akan segera masuk kedalam menyelamatkanmu…”
“Jadi kau menyumpahiku begitu?”
“Aniyo… kau ini negative thinking sekali
sich??”
“Biar…” Seorin mengalihkan pandangannya dari
Yunho melihat yang dilakukan oleh Seorin Yunho hanya bisa menyunggingkan senyum
ia selalu suka melihat yeoja disebelahnya ini marah ia terlihat begitu menarik
Yunho melihat Seorin memeluk tubuhnya sendiri
pasti yeoja ini kedinginan dengan reflex Yunho mengangkat tangannya dan ingin
melingkarkan tangannya dibahu yeoja itu agar yeoja itu tidak merasa kedinginan
lagi tetapi tertahan ia mengepalkan jemarinya dan senyum diwajahnya memudar ia
tidak bisa melakukan itu dengan berat hati ia menarik kembali tangannya, mereka
hanya sahabat bukan??? Apa pantas sahabat seperti itu?? Mungkin bagi sebagian
orang pantas dan mungkin bagi Seorin juga pantas tetapi bagi Yunho yang ia
lakukan jelas lebih dari sekedar rasa persahabatannya dengan Seorin
Mereka melanjutkan perjalanan dalam diam untuk
beberapa saat mereka lebih memilih sibuk berfikir dengan fikiran mereka
masing-masing, sama halnya dengan Sungmin namja itu juga masih mengikuti Seorin
dan Yunho dalam diam bahkan ia juga sempat melihat Yunho ingin merangkul Seorin
tetapi tidak jadi dilakukan oleh Yunho jauh dari dalam matanya bisa terlihat
kekecewaan yang sangat besar ia sendiri tidak mengerti kenapa persahabatan
mereka kini jadinya malah seperti ini???
Dan pada akhirnya Sungmin pun mengikuti Yunho
dan Seorin dengan mobilnya walau terkadang ia harus memalingkan wajah ketika
melihat Yunho yang menggoda Seorin sehingga mereka berlarian ditepi jalan… Rasa
polos anak-anak yang selalu bersama bertahun-tahun kini malah jadi perasaan
cinta yang mengebu-gebu dihati entah sampai kapan Sungmin ataupun Yunho dapat
menahan perasaan ini…
~~~
Before You Go ~~~
Sungmin membanting ponsel yang ia pegang
keatas tempat tidurnya ia baru saja menerima terlfon dan penculik
Namdongsaengnya ia diminta untuk mendatangi suatu tempat besok pagi jika ingin
Namdongsaengnya selamat ia memandang bingkai foto yang terletak dimeja nakas
disudut kamarnya ia meraih bingkai itu foto yang sama dengan milik Seorin ia
ingin bersandar dibalik tubuh teman-temannya saat ini tetapi ia tidak bisa
menceritakan apa yang terjadi sebenarnya pada siapapun baik itu Yunho ataupun
Seorin ia benci dirinya yang terlihat sangat lemah sekarang andai ia tidak
meninggalkan Namdongsaengnya sendirian disini andai ia memaksa menyuruh
Namdongsaengnya untuk mau pindah bersama kedua orangtuanya keBusan pasti
keadaan seperti ini tidak akan pernah terjadi ia tidak akan kehilangan
Namdongsaengnya dan ia pun tidak harus memilih ia yakin pasti penculik biadab
itu akan menyuruhnya memilih antara 2 pilihan...
Dan disinilah sekarang seorang Lee Sungmin
berada disebuah pabrik yang terlihat tidak terpakai ternyata didalamnya berbeda
dengan tampak luarnya, entah kenapa penjahat-penjahat itu percaya pada Sungmin
dan memberikannya alamat tempat ini padanya? Padahal jika Sungmin sudah
mendapatkan kembali Namdongsaengnya Sungmin tidak akan segan-segan untuk
membawa anggotanya untuk menangkap semua orang yang ada disini
“Apa yang ingin dibicarakan?? Lalu dimana
Namdongsaengku?” tanya Sungmin langsung pada inti pembicaraan
“O o o o… Lee Sungmin kau terburu-buru sekali…
kau tenang lah dulu Namdongsaengmu ada ditempat yang sangat aman… kita bicara
bisnis dulu…”
Sungmin menatap namja tua dihadapannya dengan
sinis “Bicara dengan cepat karena aku sama sekali tidak punya banyak waktu
untuk meladenimu…” ujar Sungmin
“Seperti yang pernah kukatakan, bergabunglah
bersama kami…”
Sungmin tersenyum sinis “Apa permintaanmu itu
tidak konyol namja tua??? Aku ini SIA apa kau tidak salah memintaku bergabung
denganmu??”
“SIA??? Lalu kenapa kalau kau SIA?? Kau hanya
komandan bawah bukan berbeda dengan teman seangkatanmu itu yang sudah menjadi
komandan atas.. siapa namanya Jung Yunho bukan??”
Rahang Sungmin mengeras ia paling tidak suka
dibandingan dengan Yunho karena ia tahu betul ia kalah jauh dengan Yunho baik
fisik ataupun ya segalanya hampir segala yang dimiliki Yunho jauh diatasnya
“Memangnya kau fikir dengan atau tanpa kau di
SIA mereka akan perduli??? Selama ada Jung Yunho itu kehadiranmu disana tidak
diperhitungkan Lee Sungmin… jika kau bergabung dengan kami jelas sekali
kehadiranmu sangat dibutuhkan disini karena skill menembakmu yang paling baik
diantara kami semua…”
“Jika kau tahu kemampuanku jauh diatas kalian
kenapa kalian masih mengajakku bergabung??? Tidak takutkah kalian kalau
kemampuanku ini kugunakan untuk menghabisi kalian satu persatu…”
“Kau berani??? Lakukan saja, atau
Namdongsaengmu tinggal nama!”
BRAK!!
Sungmin memukul meja sambil berdiri dengan
kasar dari bangkunya bahkan bangku yang ia duduki sampai terjungkal kebelakang
“Jangan bawa-bawa Namdongsaengku!!”
“Kau tidak ada pilihan bergabung atau ku
musnahkan Namdongsaengmu dalam hitungan detik…”
Sungmin menatap namja dihadapannya dengan
kilatan amarah ia menahan amarahnya dalam-dalam rahangnya terlihat mengeras
rasanya ia ingin sekali menembak mati namja dihadapannya saat ini
“Ini!” namja itu melemparkan sebuah MAP kuning
keatas meja bermaksud ia berikan pada Sungmin “Itu misi pertamamu..” namja tua
itu menyeringai “Habisi dia dalam waktu 2 hari mengerti??”
Sungmin mengepalkan tangannya “Lalu bagaimana
Namdongsaengku?”
“Akan kami kembalikan saat kau selesaikan
tugasmu, dan…” namja tua itu menatap Sungmin intens “Jangan berfikir untuk
membawa Namdongsaengmu keluar dari Seoul karena walaupun kau lari keujung
duniapun aku akan menemukanmu dan Namdongsaengmu itu jadi turuti seluruh misi
dariku dan Namdongsaengmu akan baik-baik saja…”
Sungmin mengambil dengan kasar MAP kuning yang
ada meja tanpa melihat isinya Sungmin segera beranjak meninggalkan ruangan itu,
ia akan menyelesaikan misi terkutuknya ini dalam 2 hari kali ini ia harus rela
bakat yang selalu dipuji oleh Seorin harus ia gunakan untuk kejahatan, untuk
melukai orang lain yang bahkan belum tentu Sungmin kenal siapa, Sungmin
menghentikan langkahnya ketika ia sudah jauh dari gudang itu ia membuka MAP itu
terdapat data diri seseorang dan foto berukuran 3x4 diujungnya
“Dia… tahanan yang baru ditangkap Yunho
kemarinkan???” gumam Sungmin seorang diri
~~~
Before You Go ~~~
Yunho berjalan keluar dari ruang introgasi ia
menyunggingkan senyum ia puas karena berhasil membuat tahanan yang baru ia
introgasi mengakui siapa dalang dari semua ini dan siapa yang menyuruhnya
melakukan semua itu, menjual obat-obatan terlarang dan menyelundupkan senjata
keluar Korea
“Hyung!”
Yunho menoleh ketika namja jangkung berlari
menghampirinya “Nde Changmin-ah…”
“Kau hebat Hyung bisa membuatnya mengaku…”
Yunho kembali tersenyum “Bukan saatnya untuk
memujiku, cepat kau minta tim pelacak untuk mencari keberadaan dalang dari
semua ini… kita harus menyelesaikan semuanya segera…”
“Nde Hyung…” namja bernama Changmin itu segera
beranjak meninggalkan Yunho, Yunho yang tadinya ingin melangkah kembali
ketempat kerjanya menghentikan langkahnya ia meraih ponselnya dari dalam saku
celananya ia menatap layar ponselnya yang terdapat foto seorang yeoja yang
kemarin malam ia antarkan pulang sampai rumahnya
“Aish… kenapa tiba-tiba aku sangat
merindukannya?” gumam Yunho sambil tersenyum-senyum sendiri menatap layar
ponselnya “Kau merindukanku tidak?” tanya Yunho sambil menatap layar ponselnya
dengan expresi terlucu yang ia punya “Kurasa tidak, tetapi kurasa juga iya…”
jawab Yunho sambil menekan layar touch ponselnya ia menghubungi seseorang ia
menyandarkan tubuhnya didinding sambil menunggu sambungan telfonnya tersambung
“Yoboseyo?”
Yunho menyunggingkan senyum manis begitu
mendengar suara yeoja disebrang sana “Annyeong Seorin-ah…”
“Nde Oppa?”
“Kau sudah makan siang?”
“Aigoo Oppa ini sudah jam 3 sore aku jelas
sudah makan dari tadi… jangan-jangan kau yang belum makan ya?”
“A, ani…” Yunho sedikit gugup jika harus
berbohong pada yeoja satu ini, tebakan yeoja itu memang benar Yunho memang
belum makan siang “Aku hanya bertanya saja…”
“Ah nde Oppa, kapan tahanan kemarin kau
pindahkan kami harus meliputnya nanti…”
“Jinjja?? Kita bisa bertemu nanti??”
“Keure setelah pekerjaanku selesai…”
“Baikah… nanti kira-kira 1 jam lagi tahanan
itu akan kami pindahkan...”
“Aku akan segera kesana satu jam lagi aku
pasti sudah ada disana…”
“Nde akan kutunggu kedatanganmu…”
Kini Seorin dan Donghae sudah berada di markas
SIA mereka tengah meliput pemindahan tahanan yang dipimpin oleh Yunho Seorin
sesekali melirik sekilas kepenjuru sudut mencari keberadaan sahabatnya satu
lagi Lee Sungmin, kenapa Sungmin tidak ikut Yunho memindahkan tahanan??
Seorin meraih ponselnya lalu mengirimkan pesan
untuk Sungmin setelah tertulis pesan yang dimaksud Seorin tersenyum lalu
mengirimkannya pada Sungmin yeoja itu menghela nafas lalu kembali menyusul Donghae
dan Yunho berserta beberapa anggota timnya yang bertugas memindahkan tahanan
tersebut
Sungmin menatap ponselnya sesaat
‘Oppa
odie???
Aku ada
dimarkasmu, aku sedang meliput tahanan Yunho Oppa, kau cepatlah menyusul
kemari, setelah ini kita pergi makan eskrim biar aku yang traktir ne??
Bogoshipeo..’
Sungmin menghela
nafasnya sesaat, ia menatap sekeliling ia kini berada diatas atap markasnya
ditangan kirinya sudah ada senapan laras panjang kedap suara yang akan ia
gunakan untuk melakukan tugas yang diperintahkan untuknya, Sungmin memasukkan
ponselnya kembali kedalam saku mungkin nanti ia baru akan membalasnya setelah
pekerjaannya selesai, namja aegyo itu memakai topi untuk menyamarkan wajahnya
agar tidak diketahui siapa-siapa lalu beranjak menuju sebuah sudut tempat
dimana ia yakin akan dilewati Yunho dan juga anggota timnya untuk memindahkan
tahanan itu
Sungmin menyiapkan
kaki penyangga untuk senapannya ia mulai mengetes dengan mengukur jarak tembak antara
dirinya dan target nanti tidak lama ia melihat gerombolan Yunho keluar dan
dibelakang mereka ada Seorin yang sedang asik menulis dinotenya, Sungmin
tersenyum sesaat sebelum akhirnya mempersiapkan diri untuk menembak sasarannya,
Sungmin kembali mengukur jarak tembak agar sasarannya tepat tidak meleset
DOR!
Meleset!
Yunho menatap
kesembarang arah tetapi tidak menemukan siapapun yang menembakkan peluru,
Seorin pun mulai menatap sekeliling ia merasa sedikit takut karena ada suara
tembakan didekatnya
Sungmin berdecak kesal
ketika melihat Yunho menghalangi jalannya untuk menembak sasarannya ia kembali
mengeker dalam diam ia berkonsentrasi penuh untuk tembakan keduanya tetapi
konsentrasinya buyar begitu saja ketika ia melihat Yunho meraih jemari Seorin
“Cah, kemari..
berlindung dibelakangku…” jelas Yunho meraih jemari Seorin dan menariknya
mendekat dan yeoja itu menurut saja
Sungmin menahan amarah
dalam hatinya ia kesal melihat Yunho masih saja mengambil kesempatan disaat
genting seperti ini, tanpa sadar Sungmin mengarahkan sasarannya pada Yunho
dan..
DOR!!
“Oppa!!” jerit Seorin
ketika Yunho tiba-tiba tumbang dihadapannya karena paha kirinya tertembak timah
panas
“Arrrgggghhh!!!!”pekik
Yunho menahan perih dan panas dipaha kirinya
“Hyung!!” panggil
Changmin bingung antara ingin menolong atau tetap waspada pada serangan
Sungmin tercekat ia
seakan tersadar dari alam bawah sadarnya “Apa yang kulakukan??” gumam Sungmin
ia menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada sasaran utamanya
DOR!!!
Satu tembakan tepat
dijantung tahanan yang sedang ketakutan itu, Changmin melihat tahanan mereka
ambruk dengan luka tembak didadanya ia segera mencari sumber tembakan tetapi
hasilnya nihil ia tidak menemukan apapun
Sungmin menatap Yunho
yang kini tergeletak ditanah meringis sakit memegangi kakinya yang terkena luka
tembakan, ia juga melihat Seorin yang kini panik dan langsung meraih Yunho
dalam dekapannya Sungmin menyentuh dada kirinya perlahan ia meremas bajunya ia merasakan
sakit yang amat sangat luar biasa disana rasanya Sungmin ingin berteriak saat
ini juga tetapi Sungmin tidak bodoh, ia segera beranjak dari sana bersama
senapan miliknya ia ingin melapor pada manusia brengsek yang memerintahkan
tugas busuk ini padanya
Seorin menatap ruang
UGD Yunho kini berada didalam untung saja peluru yang kini bersarang dipaha
Yunho tidak terlalu dalam menembus dagingnya jadi tidak harus dilakukan operasi
untuk pengangkatannya, ketika dokter keluar Seorin segera menghampiri dokter
tersebut
“Othe Uisanim?”
“Dia sudah tidak
apa-apa, luka ini cukup ringan hanya cukup rajin mengganti perban dan
membersihkan lukanya… masuklah jika ingin menemuinya…” ucap dokter yang merawat
Yunho lalu beranjak meninggalkan Seorin, tanpa menunggu yeoja itu segera masuk
kedalam dan mendapati Yunho sedang duduk diatas tempat tidur dari wajahnya
masih terlihat kalau namja tampan itu menahan sakit dikakinya
“Oppa?”
“Seorin-ah…”
“Othe? Gwenchana??
Appo???” tanya Seorin panik sambil duduk tepi tempat tidur Yunho
“Nde gwenchana… aku
sudah baikan…”
“Pasti sakit bukan???
Kau tahu aku tadi hampir berteriak kesal saat kau ditembak Oppa…”
Yunho mengangguk
menanggapi pertanyaan Seorin “Apa sebesar itu rasa khawatirmu padaku?”
“Keure…”
“Aku seperti
namjachingumu saja…”
Ucapan Yunho berhasil
membuat Seorin terdiam kaget, dan begitu melihat Seorin terdiam ia baru sadar
kalau kata-katanya tadi salah…
“Mi, mian aku hanya
bercanda…”
“Eung.. nde gwenchana
Oppa…” Seorin mengalihkan pandangannya ia mencari ponsel disakunya lalu segera
menghubungi Sungmin
“Oppa, odie?”
Yunho menatap Seorin,
yeoja itu terlihat semangat menghubungi Sungmin apa perasaan percaya dirinya
selama ini salah jika ia merasa kalau Seorin menyukainya? Jika melihat caranya
menghubungi Sungmin seperti itu ia ragu kalau perasaannya dibalas oleh Seorin
Sungmin melangkah
masuk kedalam RS ia sudah ada dikoridor menuju kamar Yunho, ia benar-benar
khawatir dengan keadaan sahabatnya kini yang ia lukai hanya karena gelap mata,
seharusnya apapun yang tadi dilakukan Yunho harusnya Sungmin mengerti kalau itu
hanya untuk melindungi Seorin bukannya mengambil kesempatan dalam kesempitan
Sungmin benar-benar ingin menghantamkan kepalanya kedinding RS jika ingat
kebodohannya saat itu melukai sahabatnya hanya karena cemburu??? Hey ayo lah
Lee Sungmin wanita itu banyak diluar sana kau tidak harus saling melukai bukan
hanya karena 1 orang yeoja??
Drrrt Drrrt
Sungmin meraih
ponselnya dari saku jaketnya ia segera menjawab panggilan itu ketika melihat
nama ‘Choi Seorin’ tertera dilayar ponselnya ia tidak ingin yeoja itu
menunggu terlalu lama karena sejak tadi pesan dari yeoja itu satupun belum ada
yang dibalas oleh Sungmin
“Yoboseyo?”
“Oppa, odie?”
“Aku sudah diRS
Seorin-ah, aku sedang dikoridor sebentar lagi aku sampai di UGD…”
“Palli Oppa…”
“Nde aro.. bagaimana
keadaan Yunho? Apa pahanya terluka parah?”
“Kau tahu dari mana
paha Yunho Oppa yang tertembak Oppa?”
Sungmin tercekat ia
lupa kalau sedari tadi ia tidak menampakkan diri dihadapan Seorin dan Yunho dan
bagiamana ia bisa tahu kalau paha Yunho yang terluka??? Seorin bisa curiga
padanya jika begini…
“Oppa?? Kau masih
disana?”
“Ah, nde Seorin-ah…
aku masih disini… em, tadi aku mendengar dari orang-orang dimarkas…” jelas
Sungmin berbohong
“Oh.. cepatlah Oppa
Yunho Oppa sudah bisa pulang hanya harus rajin mengganti perban dan
membersihkan luka saja dan rawat jalan…”
“Baiklah, kau dan
Yunho tunggulah disana sebentar lagi aku sampai…”
Sungmin membantu Yunho
untuk duduk ditempat tidur diapartementnya mereka baru saja sampai di
apartement Yunho setelah mengurus segala urusan Yunho di RS tadi
“Pelan-pelan Oppa…”
pekik Seorin saat melihat Sungmin mendudukan Yunho di tempat tidur
“Aish kau ini
benar-benar cerewet sekali…” omel Sungmin “Kau saja yang memapah Yunho…”
“Aku tidak kuat Oppa…
aku kan hanya takut lukanya makin parah atau kita berdua akan tambah repot
mengurusnya…”
Yunho memanyunkan
bibirnya “Aish kalian berdua ini tidak ikhlas mengurusku ya? Ya sudah sana
pulang saja…” ucap Yunho berpura-pura marah dan mengibas-ngibaskan tangannya
“Yeoja pendek ini yang
tidak mau mengurusmu, aku sich mau-mau saja…”
“Oppa, aku tidak
pendek! Lebih pendek yeoja yang selalu menempel-nempel padamu dimarkasmu itu,
sayang saja dia selalu pakai high heels untuk menyembunyikan pendek tubuhnya…”
bantah Seorin dengan cepat “Siapa namanya??? Kalau tidak salah saat ulang tahunku
kemarin kau membawanya huft…”
Sungmin dan Yunho
mengerutkan dahinya bersama Yunho menggeleng dan Sungmin menyeringai “Hei kau
cemburu pada Sunny?” celetuk Sungmin
“Keure! Aku akan
kehilangan kau jika yeoja centil dan pendek itu mendekatimu… aku bisa
mencarikan yang lebih baik dari pada dia Oppa…” ucap Seorin membuat Sungmin
yang sudah melayang kembali jatuh lagi ketanah, ia senang yeoja ini cemburu tetapi
ia kecewa mendengar kalau yeoja ini akan mencarikannya yeoja lain apa Seorin
tidak tahu didalam sana sudah terlalu penuh hanya untuk seorang Seorin dan
tidak ada lagi tempat untuk yeoja lain
“Aku tidak ingin yeoja
yang kau pilihkan… akan kubuktikan kalau Sunny itu cocok untukku…. Mungkin
minggu ini aku akan berkencan dengannya…” ucap Sungmin sambil menatap Yunho dan
tersenyum
“Mwo???” Seorin
menarik lengan Sungmin “Andwae.. hari minggu itu jatah kalian pergi bersamaku…”
Yunho menahan tawanya
perutnya benar-benar sakit menahan tawanya sedari tadi, ia paling tidak tahan
jika melihat Sungmin sudah menggoda Seorin dan bodohnya Seorin selalu
menanggapinya Seorin benar-benar seperti seorang Dongsaeng yang ketakutan
kehilangan 2 orang Oppa terpenting dalam hidupnya, iya hanya Oppa tidak lebih
tidak kurang menurutnya
Sungmin segera
mencubit gemas kedua pipi Seorin “Aku buatkan coklat hangat dulu untuk kalian…”
ucap Sungmin sambil berlalu meninggalkan Yunho dan Seorin
“Oppa…” rengek Seroin
pada Yunho
“Sungmin hanya
bercanda, kau seperti tidak tahu dia saja… sudah sana kau susul dia aku tidak
ingin dia tertawa puas disana karena berhasil mengerjaimu..”
“Huft…” Seorin
menggembungkan kedua pipinya lalu segera menyusul Sungmin keluar dari kamar
Yunho “Oppa kau membohongiku ya?” tanya Seorin saat ia sudah ada dipintu dapur
sedikit mengintip kedalam
“Nde…” jawab Sungmin
tetap berkosentrasi pada coklat buatannya
Seorin tersenyum
“Baguslah… aku takut kau akan meninggalkanku…”
Sungmin menoleh “Tidak
akan pernah…”
“Bohong!”
Sungmin mengerutkan
keningnya “Bohong?”
“Nde, buktinya tadi
kau tidak bersamaku.. kau tahu aku benar-benar takut saat itu…”
“Tapi tadi ada Yunho
bukan?? Lagi pula selama ini yang selalu melindungimu Yunho bukan?”
“Nde, memang… tapi apa
kau tidak ingin melindungiku juga seperti Yunho Oppa? Lagi pula tadi kau kemana
sich Oppa? Bahkan pesanku tidak kau balas satupun… aku takut terjadi apa-apa
padamu…”
“Kau ini benar-benar
bawel hari ini…” Sungmin menghampiri Seorin lalu memeluknya perlahan
“Tenanglah… semuanya baik-baik saja…”
Seorin membalas
pelukan Sungmin dengan erat “Cukup Yunho Oppa yang terluka karena
menyelamatkanku, kau tidak boleh terluka juga… kau harus bisa menjaga dirimu
baik-baik Oppa…” ucap Seorin dan hanya dibalas anggukan oleh Sungmin andai
yeoja ini tahu kalau tadi yang melukai Yunho adalah dirinya sendiri bukan
penjahat manapun apa Seorin tidak akan membencinya??
“Saranghae…” ucap
Sungmin sembari mengecup puncak kepala Seorin “Mianhae, karena tidak ada
disisimu…”
Seorin melepas pelukan
Sungmin lalu tersenyum dan mengangguk “Kumaafkan..” Seorin kembali memeluk
Sungmin “Nado saranghae Oppa, Yunho Oppa do…” lanjut Seorin dan tanpa Seorin
tahu Sungmin tersenyum miris mendengar ucapan Seorin ketika membalas ucapan
perasaannya tetapi mau apa lagi?? Hanya ini yang bisa ia lakukan untuk
mengungkapkan perasaannya secara gambling walaupun harus menahan sakit karena
yeoja ini tidak mengerti sama sekali arti makna ‘Saranghae’ yang Sungmin
ucapkan padanya
~~~ Before
You Go ~~~
Sungmin membating MAP
kuning yang baru saja setengah jam yang lalu ia terima di apartementnya ia
mengatupkan rahangnya menahan amarah yang memucak didalam dirinya andai saja ia
bisa mengeluarkan api dari kepalanya mungkin ia sudah melakukan itu sedari tadi
“Waeyo Hyung?” tanya
Sungjin Namdongsaeng Sungmin yang kini berdiri diambang pintu kamarnya dan
menatap bingung kearah Sungmin
Sungmin menoleh sesaat
lalu mengambil MAP kuning yang tadi ia lempar “Ani.. gwenchana… kau belum
tidur?? Ini sudah malam Sungjin-ah…”
“Aku baru akan tidur,
aku tadi ingin pergi minum dan melihatmu melempar MAP itu… ada apa Hyung?”
“Aniyo.. bukan
apa-apa… setelah minum lekaslah tidur besok kau masih harus berangkat kuliah…”
Sungjin mengangguk
patuh ia segera beranjak kembali kedalam mengambil minum lalu segera kembali
masuk kedalam kamarnya sedang Sungmin kembali menatap MAP ditangannya ia
benar-benar ingin merobek MAP ditangannya ini ia meraih ponselnya dan segera
menhubungi nomor penjahat busuk yang sudah beberapa kali memanfaatkan keahlian
menembaknya
“Yoboseyo…”
“Kau!! Apa maksudmu
dengan tugasmu kali ini hah!!”
“Maksudku?? Aku tidak
ada maksud apa-apa?”
“Kenapa harus dia!”
“Wae?? Aku memang
ingin menyingkirkannya, dia terlalu bersemangat ingin menangkapku wajar jika
aku ingin meleyapkannya dari dunia ini… lagipula aku juga membantumu bukan?”
“Mwo?”
“Aku membantumu
menyingkirkan saingan terbesar dalam hidupmu bukan?? Kau selama ini selalu
dibawahnya, apa kau tidak bosan bukankah jika tidak ada dia kehidupanmu akan
berubah Lee Sungmin??”
“Mworago!!!”
“Hahaha, kau tidak
usah berteriak Lee Sungmin… jalani saja tugasmu kali ini dengan baik… ini tugas
terakhirku untukmu…”
“Terakhir?”
“Nde, terakhir… dan
ingat taruhannya adalah Namdongsaengmu sendiri…. Kau bisa pilih meleyapkannya
atau kehilangan NamDongsaengmu.. annyeong Lee Sungmin…”
TUT TUT TUT TUT
Sungmin melemas
tubuhnya hampir ambruk andai saja dibelakangnya tidak ada dinding yang menopang
tubuhnya, ia kembali melempar MAP kuning itu jemarinya bergetar ia benar-benar
berada diantara 2 pilihan kali ini dan 2 pilihan ini sangat sulit untuknya
Pagi ini Sungmin
melangkah berat dikoridor markasnya ia menatap layar ponselnya baik-baik foto
dirinya Yunho dan Seorin foto mereka setahun yang lalu, setahun yang lalu tepat
saat Sungmin menuntaskan misi busuk pertamanya dan selama setahun ini sudah
beberapa orang yang ia bunuh dengan tangannya kemampuan menembak miliknya yang
selalu dipuji Seorin berakhir dengan kemampuannya membunuh orang demi seorang
penjahat busuk pula, ia benar-benar tidak pantas disebut sahabat lagi bagi
Seorin dan Yunho
PLUK
Sungmin merasa
kepalanya ditepuk sesuatu ia segera menoleh dan mendapati Yunho ada
disampingnya sambil memegang MAP berwarna putih yang digulung ia yakin yang
tadi menepuk kepalanya adalah MAP itu
“Ya!” panggil Yunho
menyadarkan Sungmin “Kau ini sudah ku tepuk masih saja melamun…”
“Hehehe tepukanmu
kurang terasa dikepala ku Yunho-ya…”
“Apa perlu kuminta
Seorin yang menepuk kepalamu?”
“Boleh saja jika kau
ingin membuatku gegar otak…” Sungmin tersenyum karena ia ingat kejadian
terakhir ia ditimpuk Seorin ia sampai harus mendapatkan 3 jahitan dipelipisnya
bayangkan saja yeoja itu menimpuknya dengan kerikil masih bagus ia tidak masuk
ICU
“Belakangan ini kau
selalu diam, kau lebih pendiam…”
Sungmin menoleh “Aku
hanya sedang memikirkan sesuatu…”
“Beratkah fikiranmu
itu? Apa aku bisa membantumu?”
Sungmin tersenyum
miris sebenarnya yang paling bisa membantunya saat ini memang adalah Yunho
tetapi ia tidak akan tega meminta Yunho membantunya kali ini ia lebih memilih
mencari jalan keluarnya sendiri “Kau tidak akan bisa membantuku Tn Jung…”
“Kau meremehkanku…”
Yunho melihat jam tangannya “Aku harus keruang pemeriksaan Changmin menungguku
disana…” Yunho menepuk pundak Sungmin “Jangan terlalu kau fikirkan bisa-bisa
wajah Aegyo itu berubah jadi wajah Haraboji disebelah rumahku…” Yunho pun
segera beranjak meninggalkan Sungmin
“Yunho-ya!”
Yunho menoleh “Wae?”
“Pulang nanti kita
pergi bersama ne? Sudah lama kita tidak pergi makan malam berdua… mumpung yeoja
pendek itu sedang sibuk dengan jadwal deadlinenya…”
Yunho tertawa “Jika
Seorin mendengar kau mengatainya pendek dia akan menangis Sungmin-ah…” Yunho
berfikir sejenak lalu mengangguk “Boleh… tunggu aku nanti ne…” Yunho kembali
melangkah meninggalkan Sungmin sedang Sungmin menunduk Yunho benar untuk
sementara ia harus melupakan pemasalahan pelik yang ia hadapi saat ini
TRING!!
“Cheers!!” pekik
Sungmin dan Yunho bersamaan
“Aigoo perutku
kembung…” ucap Sungmin sambil menepuk-nepuk perutnya yang memang sudah terlihat
membesar karena ia dan Yunho mengahabiskan beberapa gelas cola, eh Cola??
Mereka memang memutuskan berhenti minum setelah masuk SIA mereka tidak ingin
merusak citra anggota SIA yang lain jika mereka kedapatan sedang mabuk diluar
sana
“Makan makananmu
Sungmin-ah, jangan hanya minum saja dari tadi…” Yunho menunjuk sepiring kentang
goreng dihadapan Sungmin
Sungmin terkekeh pelan
“Kau tahu Yunho-ya.. rasanya aku ingin mabuk malam ini…”
Yunho segera menepuk
kepala Sungmin, mungkin sahabatnya ini tengah koslet “Ya! Kita sudah berjanji
bukan tidak akan minum lagi?”
Sungmin
mengangguk-angguk, ia meraih gelasnya lagi dan meminum cola yang tersisa
digelasnya sampai habis “Yunho-ya…”
Yunho yang sedang asik
memakan udon menoleh kearah Sungmin “Hmm?”
“Kau mencintai
Seorin?”
Yunho membelalakan
matanya kaget hampir sumpit yang dipegangnya terjauh dari genggamannya, ia
tidak menyangka Sungmin akan menanyakan masalah itu padanya ia bingung harus
menjawab apa?
“Jawab aku Yunho-ya…”
Yunho menunduk lalu
mengangguk perlahan, ia kembali mendongak dan menatap Sungmin yang kini juga
menatapnya meminta jawaban “Nde, aku mencintainya… sangat mencintainya…”
Sungmin tersenyum,
lebih tepatnya tersenyum miris ia sudah duga itu jawabannya “Kau juga bukan?”
Sungmin terdiam tiba-tiba ia membeku karena Yunho menuduhkan hal yang sama
padanya
“Aku tahu perasaanmu
pada Seorin sama seperti yang kurasakan Sungmin-ah… kita ini sama…” jelas Yunho
ketika ia menyadari keterdiaman Sungmin
“Kurasa dia
mencintaimu Yunho-ya…” ujar Sungmin sembari menunduk menatap gelasnya yang
sudah kosong sedari tadi
Yunho menoleh menatap
Sungmin “Ani, dia menyukaimu.. kau tidak lihat bagaiman wajahnya ketika
menelfonmu ataupun menerima telfon darimu dihadapanku??”
“Kau juga tidak
melihat wajah khawatirnya padamu saat ia bersamaku Yunho-ya…” balas Sungmin
sambil menatap Yunho juga
Keduanya bertatapan
lalu tertawa hambar mereka menyatakan mereka mencintai Seorin tetapi mereka
malah sibuk saling melempar perasaan Seorin satu sama lain
“Kalau dia mencintai
kita berdua bagaimana?” tanya Yunho setengah bercanda
“Dia tidak serakah
Yunho-ya…”
“Hahaha, kau tidak
lihat dia sangat takut kalau kita berdua tidak ada untuknya??”
“Cih kau ini… yang
jadi masalah adalah jika dia tidak mencintai salah satu dari kita bagaimana?”
Yunho terdiam Sungmin
juga terdiam mereka sama-sama diam dalam waktu yang cukup lama entah kenapa
kata-kata Sungmin barusan berdampak parah pada mereka berdua ‘Andai Seorin
tidak mencintai mereka bahkan salah satu dari mereka’
Drrrt Drrrt
Yunho menghentikan
langkahnya ketika ia menuju kekantin dimarkasnya Yunho merasakan ponsel didalam
sakunya bergetar ia segera mencari ponselnya dan segera menjawab panggilan itu
begitu melihat nama yang tertera dilayar ponselnya
“Nde Seorin-ah…”
“Huft kau lama sekali
mengangkatnya…”
“Mianhae, wae?”
“Hmm, hari ini temani
aku ne…”
“Menemanimu? Eodie?”
“Aku ingin ketoko buku
bisa kau menemaniku Oppa?”
“Ah, baiklah… nanti
kau kujemput jam berapa dikantormu?”
“Hmm, kita bertemu
disana saja Oppa…”
“Ok, sampai bertemu
nanti Seorin-ah..”
Yunho menatap
ponselnya ketika sambungan terputus ia tersenyum, ia menghela nafas sejenak
lalu kembali melangkah menuju kantin perutnya sudah minta diisi ternyata
“Gomapta Oppa…” ucap
Seorin ketika mereka baru saja tiba didepan gedung apartement Seorin
“Nde cheonmane… mian
tadi aku tidak bertemu Sungmin di markas jadi aku tidak mengajaknya…”
“Gwenchana, tadi aku
juga sudah menghubungi Sungmin Oppa dia sedang sedikit sibuk jadi dia tidak
bisa ikut bersama kita…”
“Oh..”
“Kau ingin mampir
Oppa? Umma pasti senang melihat kau datang, kau dan Sungmin Oppa sudah lama
sekali tidak datang…”
“Emm, ani ini sudah
larut tidak baik aku datang kerumahmu malam-malam begini…”
Seorin
mengangguk-anggukkan kepalanya “Ya sudah Oppa hati-hati dijalan ne?”
“Aku akan menghubungimu
jika sudah sampai dirumah…”
Seorin kembali
mengangguk dan Yunho mulai melangkah pergi tetapi baru 3 langkah namja itu
berbalik badan dan kembali menghampiri Seorin membuat Seorin menatap Yunho
bingung
“Eo? Wae Oppa? Ada
yang tertinggal?”
“Ada yang ingin ku
tanyakan…”
“Mwoya?”
“Jika…”
Seorin mendengarkan
baik-baik pertanyaan Yunho ia penasaran juga apa yang ingin ditanyakan Yunho
sampai membuat namja itu berjalan kembali menghampirinya “Nde?”
“Jika aku dan
Sungmin…”
“Hm? Jika kau dan
Sungmin Oppa apa?”
“Jika ternyata selama
ini kami berdua mencintaimu bagaimana?”
Kantung plastic yang
digenggam Seorin terjatuh dari genggamnnya, matanya membulat kaget mendengar
pertanyaan Yunho ia menatap Yunho dengan pandangan shocknya, bahkan bibirnya
susah untuk mengucapkan sepetah kata saja
“Aku… entah sejak
kapan aku mulai menyukaimu melebihi rasa yang seharusnya aku rasakan padamu,
perasaanku padamu bukan lagi perasaan sahabat tetapi perasaan dari namja pada
seorang yeoja, aku tidak suka melihatmu dekat dengan namja manapun maka dari
itu sebisa mungkin aku mengabulkan permintaanmu jika kau ingin aku menemanimu…
aku hanya tidak ingin posisiku sebagai namja terdekat denganmu digantikan orang
lain…” Yunho memberanikan membelai wajah Seorin “Dan yang kurasakan sama
seperti yang Sungmin rasakan…”
Seorin masih terdiam
membisu, ia tidak dapat mendeskripsikan apa yang ia rasakan ini bukan perasaan
senang perasaan ini menyakitkan sepertinya pengakuan ini membuat dirinya
terpukul kenapa persahabatan mereka harus dinodai dengan cinta bahkan bukan
hanya Yunho tetapi Sungmin juga ia tidak merasa menjadi yeoja beruntung karena
dicintai 2 namja tampan sekaligus ia justru merasa jahat membuat 2 namja itu
kini harus tersiksa dengan perasaan mereka sendiri selama ini memang ia selalu
menekankan bahwa 2 namja itu harus bersamanya ia pun punya keegoisannya sendiri
ia ingin dua-duanya ada disampingnya dan bersamanya tetapi jika seperti ini
keadaannya ia sendiripun tidak tahu harus bagaimana??? Bukan hanya Yunho yang
menyukainya melainkan Sungmin juga bayangakan keduanya menyukainya…
“Oppa…”
“Nde?” Yunho
menepuk-nepuk pundak Seorin “Aku tidak minta kau menjawab Seorin-ah, aku hanya
ingin kau tahu aku hanya ingin minta pendapatmu…”
“Aku… aku benar-benar
tidak tahu harus berkata apa Oppa… kau dan Sungmin Oppa… aku…” Seorin menunduk
Yunho tersenyum miris
ia mengingat ucapan Sungmin beberapa hari yang lalu ketika mereka usai mengakui
perasaan mereka masing-masing pada Seorin
“Cih kau ini… yang
jadi masalah adalah jika dia tidak mencintai salah satu dari kita bagaimana?”
Mungkin Yunho tahu
jawabannya saat ini, Seorin tidak menyukai salah satu dari mereka yang yeoja
itu rasakan murni sayang pada sahabat tidak lebih
“Seorin-ah…”
Seorin mendongak
kembali untuk memandang Yunho yang memanggilnya
“Lupakan yang
kukatakan ne? Aku dan Sungmin bisa belajar melupakanmu secara perlahan…”
“Jinjja??”
Yunho mengangguk
“Geundae…”
“Geundae wae?”
“Bolehkah aku
memelukmu?”
Seorin tersenyum lalu
mengangguk ia sudah sering berpelukan dengan Yunho ataupun Sungmin jadi untuk
kali ini ketika Yunho meminta pelukkan darinya tentu ia tidak akan menolak
Yunho segera memeluk
Seorin erat seakan-akan takut kehilangan Seorin jika pelukan itu terlepas
“Saranghae Seorin-ah jeongmal saranghae…” ucap Yunho dalam pelukannya dan Seorin
hanya mengangguk dalam pelukan Yunho tanpa membalas ucapan Yunho tanpa mereka
ketahui Sungmin melihat apa yang sekarang terjadi dari dalam mobilnya
“Kau sudah
menyatakannya Yunho-ya…” Sungmin tersenyum miris dan kembali memandang
kemudinya lalu menjalankan mobilnya meninggalkan apartement Seorin
Seorin berlari kecil
menghampiri mobil audy hitam yang kini menunggunya didepan gedung tempatnya
bekerja, ia membuka pintu penumpang disamping kemudi lalu segera duduk dengan
manis disana “Mian aku lama Sungmin Oppa…”
“Gwenchana…”
“Ada apa?? Kenapa
tiba-tiba mengajakku bertemu hari ini?”
“Ani hanya ingin
menjemputmu sudah lama sekali kita tidak bertemu…”
Seorin
mengangguk-angguk “Ah, ne… kita memang sudah lama tidak bertemu kau terlalu
sibuk Oppa… apa yang kau lakukan selama ini?”
Sungmin melirik jahil
kearah Seorin lalu tersenyum mengejek “Wae?? Kau merindukanku eoh??”
Seorin mengangguk
mantap, membuat Sungmin terdiam sesaat lalu mengalihkan pandangannya ia lebih
memilih melihat stir kemudinya dari pada melihat anggukan Seorin, miris rasanya
bukankah beberapa hari yang lalu Seorin sudah menerima pernyataan cinta Yunho??
Dan sekarang dengan mudahnya Seorin mengiyakan perkataannya?? Ini menyakitkan
sangat menyakitkan?
Sungmin kembali
menoleh kearah Seorin “Jinjja?? Tapi aku tidak merindukanmu…”
Seorin segera
mengerucutkan bibirnya “Oppa???” rengek yeoja itu membuat Sungmin
menyunggingkan senyumnya tangannya terjulur mengacak-acak rambut Seorin ia
hanya bisa berani melakukan itu pada yeoja yang ia cintai memperlakukan Seorin
layaknya Yeodongsaengnya sendiri
“Saranghae…” ucap
Sungmin dan membuat Seorin terdiam menengang biasanya Seorin hanya akan tertawa
mengejek jika mendengar Sungmin mengatakan ‘Saranghae’ pada Seorin karena
memang sejak mereka kecil Sungmin yang paling sering mengatakan ‘Saranghae’
padanya jadi ia benar-benar menganggap pernyataan itu hanya ungkapan perasaan
sayang semata, tapi berbeda dengan hari ini baru beberapa hari yang lalu Yunho
mengatakan kalau ia dan Sungmin mencintainya, mencintai bukan sebagai sahabat
lagi tetapi mencintainya layaknya cinta pada namja ke yeoja
“Ya?? Wae?? Biasanya
kau akan membalas ucapanku?” ujar Sungmin membuyarkan lamunan Seorin, membuat
Seorin menunduk canggung lalu membenahi rambutnya yang tadi diacak-acak Sungmin
“Kau ini kita ini
sudah jadi namja dan yeoja dewasa berhenti mengatakan ‘Saranghae’
semudah kau mengatakan ‘Annyeong’ bisa ada yang salah paham nanti…” omel
Seorin sebenarnya ia tidak ingin Sungmin mengucapkan kata itu lagi karena ia
tidak ingin Sungmin sakit hati lagi karena dirinya yang selalu membalas ucapan ‘Cinta’
Sungmin tanpa tahu apa artinya, bukankah Seorin sangat jahat???
Sungmin tersentak
mendengar ucapan Seorin, ini pertama kalinya Seorin menolak ucapan ‘Cinta’nya
biasanya Seorinnya akan membalas ucapannya dengan tersenyum manis bahkan
memeluknya, tapi hari ini??? Seorin bahkan menegurnya dengan kata-kata itu
seolah-olah memperingatkan Sungmin agar jangan mengatakan hal itu jangan
mengatakan ‘Saranghae’ lagi padanya??? Wae?? Kenapa??? Padahal hanya itu
satu-satunya cara Sungmin mengutarakan perasaannya dengan mudah dan tanpa rasa
canggung tapi kini???
Sungmin tersenyum
miris ia mengingat kejadian beberapa hari yang lalu ketika ia berniat
keapartement Seorin sebagai permintaan maaf karena tidak bisa ikut menemani
Seorin ketoko buku hari itu tetapi yang ia lihat malah Seorin dan Yunho yang
sedang berpelukan erat sangat erat… bahkan sepertinya Yunho tidak ingin pelukan
itu terlepas melihat Seorin yang sempat menjatuhkan barang bawaannya Sungmin
bisa menebak Yunho mengatakan hal yang cukup membuat Seorin terkejut dan semua
itu diakhiri dengan pelukan erat Sungmin jelas bisa menebak apa yang terjadi
“Ara… aku tahu kau
sudah mempunyai namjachingu sekarang…” ucap Sungmin sembari membetulkan letak
duduknya yang tadi menyamping menghadap Seorin kini kembali menghadap stir
mobil
Seorin tersentak kaget
dan segera menatap Sungmin “Mwo??? Aku tidak…”
“Sudahlah, jangan
dibahas… mungkin sebentar lagi aku juga akan memiliki yeojachingu.. jika sudah
ada namja yang menjagamu aku lebih senang… aku bisa puas mencari yeoja cantik
diluar sana…”
Seorin menatap nanar
pada Sungmin, ia tahu dengan jelas yang diucapkan Sungmin adalah kebohongan
besar mencari yeoja cantik diluar sana jika memang ia mau mencari seharusnya
dari dulu dia mencarinya bukan?? Setiap ia mengatakan ia akan mencari wanita
untuk dijadikan yeojachingunya dan Seorin melarangnya namja itu akan mengikuti
apa yang dikatakan Seorin, ketika ada yeoja yang mendekati Sungmin dan Seorin
mengatakan jangan dekati yeoja itu lagi Sungminpun menurutinya, apa selama ini
Sungmin kurang menunjukkan perasaannya yang sebenarnya atau memang matanya yang
buta dan terlalu menganggap Sungmin sahabat terbaiknya yang selalu ada untuknya
dan tidak akan pernah meninggalkannya bahkan mengikuti kata-katanya
“Oppa, aku tidak…”
“Sudahlah.. aku lapar
kau ingin makan apa??” Sungmin sekali lagi mencoba untuk mengalihkan
pembicaraan, dan Seorin menyadari bahwa Sungmin mungkin memang ingin menghindar
dari masalah yang mereka bahas
“Aku ingin makan
bulgogi Oppa…”
“Ingin makan
direstoran atau membawanya pulang?”
“Kita makan dirumahku
saja Oppa, nanti akan kuhubungi Yunho Oppa juga untuk datang…” ucap Seorin
semangat ia memang ingin melupakan masalah mereka tadi tapi tidak dengan
Sungmin, ia mencengkram erat kemudinya ‘Yunho’ makan bersama ‘Yunho’
namjachingu barunya??? Itu yang terlintas dikepala Sungmin
Sungmin ingin menolak,
ia tidak sudi melihat Seorin yang akan bermesraan dengan Yunho atau mungkin
mendengar Seorin dengan bangganya mengatakan kalau mereka sudah menjadi
sepasang kekasih sejak beberapa hari yang lalu ia tidak ingin mendengar dan
melihat semua itu, tetapi dengan bodohnya seorang Lee Sungmin malah mengangguk
“Chotha!! Kita makan
dirumahmu, kita berangkat sekarang ne?”ujar Sungmin girang bertolak belakang
dengan apa yang ia rasakan dalam hatinya sekarang
Seorin kembali
mengangguk girang, sedang Sungmin menghela nafasnya lalu beranjak menjalankan
mobilnya menuju restoran bulgogi dekat rumah Seorin
“Kau tunggu disini ne?
biar aku yang membelinya kedalam…” ucap Sungmin dan disambut anggukan Seorin,
namja aegyo itupun beranjak turun dari mobilnya berjalan sedikit tergesah
menuju restoran bulgogi yang terlihat sedang sepi ini adalah kesempatan bagus
jarang-jarang restoran itu sepi
Seorin merogoh tas
kecilnya lalu mengeluarkan ponselnya ia ingin menghubungi Yunho tetapi gerakan
tangannya terhenti ketika mendengar bunyi ponsel dari dasbor tepat dihadapan
bangku kemudi ia melihat ponsel Sungmin bergetar menandakan ada panggilan
masuk, Seorin memandang keluar jendela mobil ia melihat tidak ada tanda-tanda
Sungmin akan keluar dari restoran bulgogi dengan ragu Seorin meraih ponsel
Sungmin
“Oo… nomor tidak
dikenal…” Seorin menyentuh layar sentuh itu untuk menerima panggilan itu “Yo…”
“Dengar Lee Sungmin
waktumu hanya tinggal 2 hari lagi, lenyapkan Jung Yunho atau kau akan
kehilangan Namdongsaengmu selamanya dan Lee Sungjin hanya tinggal nama…”
KLIK!!
Mata Seorin membulat
kaget mendengar ucapan orang yang barusan menghubungi Sungmin bahkan ia hanya
bisa terdiam hingga beberapa saat
“Lenyap??” gumam
Seorin masih dengan wajah shocknya, ia menurunkan ponsel Sungmin dari
telinganya lalu menatap ponsel itu dengan pandangan kosong “Sungmin Oppa, Yunho
Oppa, Sungjin??”
Seorin menutup mulutnya
ia hampir memekik ketika ia sadar maksud kata-kata orang ditelfon tadi Sungmin
harus menghabisi Yunho jika tidak ingin Sungjin yang terluka “Omo!!”
Seorin segera beranjak
turun keluar dari dalam mobil ia berlari kearah restoran bulgogi tempat Sungmin
berada ia menggenggam erat ponsel Sungmin ditangannya ia ingin mencegah Sungmin
melakukan hal bodoh yang hanya akan berdampak buruk baginya bagi Sungmin dan
bagi Yunho, Sungmin melangkah keluar dari restoran bulgogi sambil menenteng
sebungkus bulgogi yang akan dimakannya nanti dirumah Seorin sengaja ia membeli
cukup banyak untuk Umma Seorin nanti, ia sudah lama tidak bertemu dengan Umma
Seorin senyum sekilas terlintas dibibirnya ketika ia mengingat banyak kenangan
antara dirinya dan Seorin dengan makanan bernama bulhgogi ini
“Oppa…”
Sungmin mengalihkan
pandangannya, ia melihat Seorin yang seharusnya menunggunya dimobil kini sedang
berlari kearahnya dengan sedikit tergesah-gesah ia bingung juga melihat Seorin
berlari dengan wajah panik menghampirinya
“Wae, Seorin-ah?”
tanya Sungmin ketika Seorin sudah sampai dihadapannya
“Andwae Oppa…”
Sungmin mengerutkan
keningnya ia benar-benar tidak paham dengan apa yang dimaksudkan Seorin ‘Andwae’
kata-kata itu terdengar ambigu ditelingannya “Mwo??”
Seorin menggeleng
lemah matanya memerah “Andwae Oppa, jebal…”
Sungmin menatap Seorin
dengan bingung, hingga akhirnya pandangan matanya terjatuh pada ponsel miliknya
yang kini digenggam Seorin dengan erat ia memandang Seorin lagi sebelum
mengalihkan pandangannya pada ponsel perlahan raut wajah Sungmin berubah tegang
ia merebut paksa ponsel miliknya dari genggaman Seorin ia segera mengecek
panggilan masuk, matanya membulat sempurna melihat panggilan siapa yang baru
beberapa menit yang lalu masuk keponselnya
Seorin meraih lengan
Sungmin menggenggamnya erat “Katakan padaku kau tidak akan melakukannya Oppa…”
Sungmin mendongakkan
kepalanya menatap Seorin “Kau tidak akan melenyapkan Yunho Oppa kan?”
Sungmin menggeraskan
rahangnya rasanya amarahnya ingin meledak disaat seperti ini Seorin malah
memikirkan Yunho??? Apa Seorin tidak tahu nyawa adik kandungnya sendiri yang
menjadi taruhannya??? Dengan kasar Sungmin menyentakkan tangan Seorin yang
menggenggam lengannya
“Hanya Yunho yang kau
fikirkan!!!” bentak Sungmin dan berhasil membuat Seorin terdiam membisu
“Aku… aku terpaksa
melakukannya kau tahu!! Jadi nikmati saja waktu kalian sebagai kekasih sebelum
waktuku untuk mengeksekusi namjachingumu itu tiba!”
Seorin membulatkan
matanya, ia berharap ia salah mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Sungmin
baik itu masalah ia harus melenyapkan Yunho ataupun masalah status dirinya dan
Yunho yang baru saja Sungmin tuduhkan pada dirinya
“Wae?” Sungmin menatap
Seorin dengan tatapan sinis dan penuh amarah yang ia punya yang selama ini
tidak pernah ia tunjukan pada Seorin ataupun Yunho sekalipun “Kau kaget aku
mengetahui hubungan kalian??”
Seorin menggeleng
lemah “Ani Oppa, aku dan Yunho Oppa bukan… dia bukan namjachinguku…”
“Bukan katamu??”
Sungmin mendengus kesal “Bukan katamu!!!” Sungmin bahkan melempar bungkusan
bulgogi yang tadi ia tenteng ke aspal
Seorin berjenggit
kaget ini pertama kalinya Sungmin membentaknya sekasar ini ia benar-benar takut
saat ini ia ingin Sungmin Oppanya kembali ia tidak ingin Sungmin yang sekarang
ini ada dihadapannya
“Aku melihatnya malam
itu, aku melihat kau dan Yunho berpelukan didepan apartementmu apa lagi yang
dkatakannya kalau bukan perasaannya hingga kau menjatuhkan barang belanjaanmu,
apalagi jawabanmu kalau bukan iya hingga kau berpelukan erat dengannya!!! Kau
tahu aku juga menyukaimu, aku mencintaimu!!!” bentak Sungmin
Tanpa Seorin sadari
airmatanya menetes dari sudut matanya ia benar-benar takut dengan sosok Sungmin
dihadapannya saat ini “Oppa, jebal percaya padaku… yang kau lihat tidak seperti
yang kau bayangkan…”
“Lalu apa???” Sungmin
melangkah mendekati Seorin “Aku juga tidak ingin seperti ini Seorin-ah, jadi
tolong jangan pojokkan diriku… cukup kau tidak membalas perasaanku, cukup kau
memilih Yunho, cukup Yunho selalu ada diatasku, kali ini ijinkan aku egois
Seorin-ah…”
“Oppa, jebal percaya
padaku… yang kau lihat itu hanya salah paham…” Seorin menatap Sungmin berharap
namja itu mendengarkannya tetapi namja itu malah memalingkan wajahnya “Jika kau
tidak percaya padaku, bisakah kau tidak melukai Yunho Oppa??? Kau tega
melakukannya Oppa?”
Sungmin kembali
menatap Seorin “Nyawa Sungjin jadi taruhannya, kau fikir aku akan membiarkan
Sungjin dibunuh penjahat tengik itu hanya untuk mempertahankan namjachingumu??
Kau lucu Seorin-ah…” Sungmin tertawa sinis lalu kembali memandang tajam Seorin
“Aku lebih memilih Namdongsaengku daripada namjachingumu….”
Seorin kembali meraih
lengan Sungmin “Kita bisa cari cara Oppa agar Sungjin selamat, geundae jebal
jangan melakukan hal keji itu…”
Sungmin menghempaskan
tangan Seorin dengan kasar “Yang kau lakukan dengan Yunho lebih keji Seorin-ah,
aku muak melihatmu mengkhawatirkan Yunho dihadapanku! Aku muak melihat
kecanggungan kalian ketika kalian hanya berdua! Aku muak!!!” Sungmin memasukkan
ponselnya kembali kedalam saku jaket tebalnya “Nikmati sisa waktu kalian
bersama Seorin-ah…” ucap Sungmin sebelum beranjak pergi
“Kau ingin aku
membencimu Oppa??” gumam Seorin membuat langkah Sungmin terhenti dibelakang
Seorin dan tanpa menoleh Sungmin menjawab
“Setidaknya itu
perasaanmu bukan?? Jika kau tidak bisa mencintaiku maka bencilah aku…” ucap
Sungmin sebelum kembali melangkah pergi meninggalkan Seorin
BRUK!!!
Seorin jatuh terduduk
diaspal, ia mulai terisak rasanya ia sesak dengan yang terjadi dihidupnya
kenapa jadi seperti ini?? Kenapa 2 sahabatnya harus seperti ini?? Kenapa
Sungmin harus menjadi seperti itu??? Kenapa??? Ini bukan keadaan yang
seharusnya terjadi dalam kehidupan mereka, bukan, sama sekali bukan
Seorin memandang
ponselnya ia hari ini mencoba menghubungi Sungmin dan Yunho tetapi entah kenapa
dua namja itu sama sekali tidak menerima panggilannya??? Seorin tidak bisa
tidur kemarin malam apa yang Sungmin katakan padanya benar-benar terpatri
diotaknya
“Kemana mereka
berdua???” umpat Seorin kesal ia memandang jam dinding “Sudah jam 1 siang… aish
waktuku sempit… besok, besok batas akhirnya bukan???” Seorin menghela nafasnya
berat ia sudah berfikir matang-matang ia harus membicarakan masalah ini pada
keduanya ia yakin mereka bisa menyelesaikan masalah ini
Drrrrt Drrrrt
Seorin segera melihat
ponselnya ia mengerutkan keningnya karena mendapat pesan singkat dari Sungmin,
dengan cepat ia membaca pesan singkat itu dan semakin membuat keningnya
berkerut
‘Seorin-ah, bagaimana jika hari ini
kita kencan??
Ingat
kencan, hanya kita tidak ada Yunho aro??
Aku tahu kau tidak
menyukaiku tapi ijinkan aku merasakan jadi namjachingumu sehari saja jebal…
Jika kau mau,
datanglah kelottleland aku menunggumu disana sekarang…
Aku tidak tahu tempat
lain yang bisa dijadikan tempat berkencan jadi jangan protes…’
“Mwoya??
Kemarin membentakku bahkan mengatakan kata-kata yang menyakitiku sekarang
mengajakku berkencan??? Apa otaknya tidak salah???” omel Seorin tidak lama ia
bangkit dari bangku kerjanya dan meraih tas kecilnya lalu segera beranjak
meninggalkan kantornya hari ini tidak ada yang harus diliput jadi tidak ada
salahnya menerima ajakan Sungmin
Sungmin
memberikan secup es krim chocochips pada Seorin yang kini sedang duduk dengan
tenang dibangku didekat taman didalam lotteland “Makanlah…”
“Gomawo
Oppa…”
“Kukira
kau tidak datang…”
“Aku
hanya sedang tidak ada kerjaan, kau juga?” tanya Seorin yang bingung seorang
Lee Sungmin bisa tidak ada kerjaan hari ini?? Mereka itukan sangat sibuk tidak
mungkin tidak ada kerjaan terbukti dari Yunho yang tidak menerima panggilannya
“Aku
cuti hari ini dan besok…”
“Oh…”
“Mian
kemarin aku membentakmu… kau boleh memukulku jika kau mau…”
Seorin
memandang Sungmin lekat-lekat “Sebenarnya aku sangat ingin melemparmu dengan
batu besar itu, tapi karena kau hari ini pasangan kencanku tidak mungkin aku
melemparmu dengan batu aku tidak mau kencan pertamaku hancur berantakan…”
Sungmin
tersenyum lalu menoleh menatap Seorin “Kencan pertamamu??”
Seorin
mengangguk dengan semangat sambil memakan es krimnya tanpa menoleh kearah
Sungmin
“Ya
sudah cepat kau habiskan es krimmu… setelah ini kita main lagi…”
“Nde…
eung Oppa, bisakah nanti sebelum pulang kita naik bianglala?? Aku sudah lama
tidak naik itu??”
“Shireo,
jalannya sangat lelet aku bisa tidur didalam sana…”
“Cih..
ya sudah aku sendiri saja yang naik…”
“Hei,
hari ini kan kencan kita masa kau naik sendiri???”
“Kalau
begitu temani aku..”
“Shireo!”
Seorin
mendengus kesal ia lebih memilih menghabiskan es krimnya dari pada berdebat
dengan Sungmin dimana-mana namja selalu egois, terakhir kali ia ke lottleland
kalau tidak salah 5 tahun lalu bersama dengan Sungmin dan juga Yunho mereka
sama-sama mengikat janji akan bersama selamanya, berteman selamanya dan tidak
akan terpisahkan oleh apapun tetapi sekarang???
Hari
sudah menjelang senja mataharipun hampir tenggelam diufuk barat, Sungmin kini
sedang menarik Seorin untuk mengikutinya
“Kita
kemana Oppa?”
Sungmin
menghentikan langkah mereka tepat didepan antrian bianglala
“Eh?
Kau bilang kau tidak mau naik ini??”
“Kapan
aku bilang?? Aku hanya tidak suka naik ini hanya bisa membuatku mengantuk…”
“Emm,
jadi kita naik ini kan Oppa?? Ayo kita juga lebih cepat kedalam…” kini gentian
Seorin yang menarik Sungmin untuk cepat-cepat naik kedalam bianglala
“OMO
lihat itu Oppa, sunset…” Seorin berteriak girang ketika bianglala mereka sudah
beranjak baru setengah ketinggian tetapi sudah disediakan pemandangan indah
begini
“Kau
suka?”
Seorin
mengangguk lalu menoleh “Kau tidak tidur Oppa, kau bilang kau bisa mengantuk
jika menaiki bianglala?”
“Itu
jika aku sendiri aku kan kini sedang bersamamu..”
Seorin
mengangguk-angguk mengerti Sungmin mengulurkan tangannya untuk membenahi rambut
Seorin “Hari ini kencan kita kan?”
Seorin
kembali mengangguk dan Sungmin tersenyum “Berarti hari ini aku namjachingumu?”
Mata
Seorin membulat kaget “M, mwo?? Ah, nde Oppa…”
Ketika
bianglala hampir sampai dipuncak teratas Sungmin mendekati Seorin dan menyentuh
wajahnya dengan lembut membuat Seorin memandang Sungmin bingung “Saranghae…
jeongmal saranghaeyo…” ucap Sungmin sebelum ia dengan tiba-tiba menghapus jarak
antara bibirnya dan Seorin, ia mengecup bibir Seorin ia membiarkan Seorin
tersentak kaget dengan apa yang ia lakukan ia tidak perdulikan itu sekarang, ia
hanya ingin mengecup bibir yeoja itu sebelum melakukan dosa besar itu besok
Seorin
mendorong perlahan dada Sungmin melepas tautan bibir mereka “Oppa, wae??”
“Kau
lupa??? Hari ini aku namjachingumu, bukankah sepasang kekasih akan melakukan
kissing disaat berada dipuncak bianglala?”
Seorin
menunduk ia benar-benar malu jadinya pada Sungmin wajahnya jadi merona dirinya
memang tahu kalau banyak pasangan kekasih yang melakukan kissing ketika berada
dipuncak bianglala tapi tetap saja, mereka hanya 1 hari saja kan menjadi
sepasang kekasih?? Dan belum lagi ini kan first kiss miliknya bagaimana Seorin
tidak malu
“Hei,
kenapa menunduk?? Kau malu??”
Seorin
mengangguk “Keure… ini kencan pertamaku dan tadi itu juga first kissku Oppa…”
“Nado,
ini juga yang pertama untukku…” Sungmin tersenyum dan kembali membelai wajah
Seorin yang merona, ia sedikit bangga karena ia yang mendapatkan firstkiss
Seorin bukan Yunho yang kini menjadi namjachingunya
“Kau
senang hari ini?” tanya Sungmin lagi dan hanya disambut oleh anggukan Seorin,
rasanya yeoja itu masih malu dan masih merona sehingga ia tidak bisa mengangkat
wajahnya untuk menatap Sungmin
Bianglala
tersebut kembali beranjak naik keatas dan Seorin masih menunduk ia hanya
sesekali menoleh kearah Sungmin yang memang sedari tadi menatapnya dan jika
pandangan mereka beradu Seorin akan segera memalingkan wajahnya yang tiba-tiba
merona, atau Seorin akan menoleh kearah jendela kecil bianglala itu untuk
melihat sunset, tiba-tiba Seorin teringat apa yang dikatakan penelfon misterius
itu kalau Sungmin diberi waktu 2 hari dari penelfon yang menghubunginya dan itu
artinya besok bukan batas akhirnya??
Dengan
segala keberaniannya ia menoleh kearah Sungmin “Oppa, apakah besok kau…”
“Jangan
bahas apapun…” potong Sungmin “Jebal… aku ingin menikmati kencan hari ini, bisa
kau tidak bahas masalah ini?”
Seorin
menyentuh jemari Sungmin ia menggenggam jemari itu erat “Aku tahu ini pilihan
yang berat untukmu Oppa, geundae aku ingin kita menyelesaikannya bersama kau,
aku, dan Yunho Oppa… pasti ada jalan keluar Oppa…”
Sungmin
membalas genggaman tangan Seorin rasanya benar-benar hangat “Aku tahu aku harus
memilih tetapi jika pilihan yang diberikan untukku seperti ini siapapun pasti
tahu siapa yang aku pilih…” Sungmin menatap lekat Seorin “Aku harus memilih
Namdongsaengku Seorin-ah…”
“Oppa…”
“Jika…
jika aku dan Yunho yang harus kau pilih siapa yang akan kau lenyapkan??”
Seorin
tersenyum lalu membelai wajah Sungmin dengan 1 tangannya yang masih bebas
“Eopseo… aku tidak akan memilih, aku tidak ingin kehilangan satupun dari
kalian…”
“Kau
harus memilih Seorin-ah..”
“Jika
pilihan itu kalian aku lebih memilih aku yang dilenyapkan Oppa…” Seorin menunduk
sesaat “Saat aku tahu kalian berdua menyukaiku aku ingin memiliki kalian berdua
kau tahu, aku tidak ingin memilih aku ingin keduanya…”
Mata
Sungmin membulat kaget “Mwo??”
“Malam
itu Yunho Oppa memang menyatakan perasaannya tetapi ia juga mengatakan tentang
perasaanmu padaku.. aku diam bukan berarti aku menolak kalian, aku dipeluk
Yunho Oppa juga bukan berarti aku menerima Yunho Oppa, aku hanya bingung Oppa
bagiamana bisa aku seserakah ini??”
“Jinjja??
Jeongmal?? Kau juga mencintaiku??”
“Na..
na mollayo Oppa… aku hanya merasa buruk membuat kalian berdua terpuruk seperti
ini, tetapi aku juga tidak ingin menolak atau pun menerima salah satu dari
kalian, aku ingin keduanya Oppa.. apa aku serakah??” tanya Seorin menatap
Sungmin
Sungmin
tersenyum ia mendekati wajah Seorin “Nde kau serakah, sangat serakah.. tapi kau
harus memilih Chagi…”
“Aku
tidak ingin memilih…”
“Jika
besok aku benar-benar melenyapkan Yunho dari dunia ini, apa kau masih
mencintaiku?? Hanya tersisa aku jika Yunho lenyap…”
Seorin
memandang kaget kearah Sungmin “K, kau…”
“Hidup
itu pilihan, dan mau tidak mau aku harus memilih mainhae…” Sungmin meraih dagu
Seorin mengangkatnya agar mata Seorin kembali menatapnya “Jadi hari ini,
ijinkan aku merasakan cintamu sebelum kau membenciku…” Sungmin kembali
menghapus jarak antara bibir mereka bibir mereka saling bertautan kembali,
Sungmin tidak merasakan yeoja dihadapannya kaget seperti tadi yang ia rasakan
hanya Seorin yang mengalungkan kedua tangannya dilehernya dan membalas kecupan
lembutnya
Sungmin
melumat lembut bibir yeoja itu seolahnya dari bibirnya yang bertaut ia dapat
mengatakan ‘Saranghae’ berkali-kali pada Seorin dan balasan Seorin membuatnya
seakan-akan mendengar balasan perasaannya ‘Nado saranghae’ Sungmin tersenyum
dibalik ciumannya ia menarik punggung Seorin agar makin masuk dalam dekapannya
ia tidak berniat menghentikan ciuman ini secara sepihak ia ingin ciuman ini
terlepas begitu saja hanya karena kebutuhan oksigen dan kembali bertautan
ketika oksigen sudah penuh didalam rongga paru-paru masing-masing jika bibir
mereka terlepas usai mereka menghirup udara yang cukup Sungmin segera meraih
tengkuk Seorin untuk kembali mendekat
padanya dan kembali larut dalam ciuman lembut nan menuntut dari keduanya
Seorin
mengerjap-ngerjapkan matanya ia baru saja terbangun dari tidur lelapnya ia
menatap keseliling ia mengerutkan keningnya sesaat ini bukan kamarnya ia
memandang kesudut kamar ada boneka kelinci besar berwarna putih disana,
sepertinya ia ingat itu boneka milik siapa kalau tidak salah 3 tahun yang lalu
ketika ultah Sungmin ia memberikan boneka kelinci putih pada Sungmin dan sudah
pasti menghasilkan protes dari bibir Sungmin dan tawa terpingkal-pingkal dari
Yunho, Sungmin memang menyukai pink dan kelinci walau ia namja tetapi ia sudah
bekerja di SIA bersama Yunho masa iya dirinya yang sudah manly ini masih
dihadiahi kelinci???
Seorin
bangkit dari tidurnya lalu duduk diatas tempat tidur ia tersenyum melihat
boneka itu, walau Sungmin menggerutu tetapi buktinya sampai sekarang Sungmin
masih menjaga bahkan merawat boneka darinya, ia kembali memandang sekitar ia
masih bingung kenapa ia sampai ada dikamar Sungmin??? Kenapa ia menginap
dirumah apartement Sungmin?? Kenapa bukan pulang saja kemarin?? Seorin
memutar-mutar memory otaknya seketika ia terdiam wajahnya bahkan merona
Ciuman
itu terlepas dengan terpaksa ketika Seorin merasakan kalau ini sudah waktunya
mereka turun dari bianglala “Kita harus turun Oppa..”
Keduanya
turun dari bianglala dan kini berjalan sambil bergandengan tangan meninggalkan
bianglala “Bolehkah aku menginap diapartementmu Oppa?”
“Eh??
Wae??”
“Aku
tidak mungkin pulang kerumah jika bibirku bengkak begini Oppa, eomma bisa
curiga padaku…” ucap Seorin sembari menunduk membicarakan soal bibir membuat
Seorin teringat dengan kejadian yang mereka berdua lakukan diatas bianglala
tadi dan itu membuatnya malu
“Baikah..
kita habiskan hari ini bersama ne?” Sungmin melirik jam tangannya “Kita
berjalan-jalan dan makan malam dulu ne? baru kita pulang, kurasa Sungjin sudah
tidur jam segitu…
“Haish!
Pabo Choi Seorin, kemarin kau yang meminta menginap disini kan?? Aigoo apa
dampak jatuh cinta separah ini?? Bagaimana dengan Yunho nanti…” Seorin
menepuk-nepuk kedua pipinya tetapi gerakannya terhenti “Geundae, Sungmin Oppa
odie??” Seorin beranjak turun dari tempat tidurnya lalu melangkah keluar dari
kamar Sungmin ia menoleh kekanan dan kekiri mencari keberadaan Sungmin tapi
hasilnya nihil ia tidak menemukan Sungmin disudut manapun dirumah ini “Kemarin
dia bilang hari ini ia akan cuti bukan?? Lalu sekarang dia ada dimana??” Seorin
beranjak kedapur dan mendapati sudah ada segelas susu dan beberapa potong roti
panggang
“Dia
yang menyiapkannya???” tanya Seorin sambil mengambil satu potong roti dan
langsung ia masukan kedalam mulutnya, Seorin meraih kertas kecil yang terselip
dibawah piring lalu membacanya
Pagi…
Saat kau baca surat ini aku mungkin sudah
berangkat, habiskan sarapanmu lalu segera lah pulang…
Kau jelas tahu apa yang akan kukerjakan hari
ini jadi jangan berusaha untuk ikut campur, aku sudah menentukan keputusanku
sejak awal demi Sungjin, jika aku dan Yunho menghilang dari hidupmu bisakah kau
jaga Sungjin untukku??
Aku tahu kau bisa, kau bisa menjadi Noona yang
baik untuknya, Saranghae Choi Seorin…
Lee
Sungmin
Seorin segera meremas surat itu “Sial, kau
menjebakku Oppa…” omel Seorin sambil berlari kearah kamar ia meraih ponselnya
di tas kecilnya ia secepat mungkin ia menghubungi ponsel Sungmin tersambung
tetapi ia malah mendengar bunyi ponsel berbunyi didalam kamar Seorin
menghampiri sumber suara dan melihat ponsel Sungmin tergeletak didekat nakas
“Oppa…” lirih Seorin begitu melihat ponsel
Sungmin, Seorin meraih ponsel itu lalu mengotak-atik isinya “Pasti ada disini…
pasti…” jemari Seorin terhenti ketika ia melihat pesan masuk dari nomor tidak
dikenal, senyum iblis terukir dibibirnya kini “Kau lihat Oppa aku yang akan
menyelesaikannya..” Seorin segera meraih tasnya dan segera beranjak pergi
meninggalkan apartement Sungmin
Yunho baru saja keluar dari kamar mandi ia
melihat ponselnya bergetar ia fikir mungkin Seorin yang menghubunginya karena
kemarin ketika Seorin menghubunginya Yunho tidak menerima panggilannya tapi
begitu ia meraih ponselnya ia melihat nomor asing yang tertera dilayar
ponselnya
“Yoboseyo?”
“Yunho-ya…”
“O, Sungmin-ah.. wae??”
“Odie?”
“Na?? aku dirumah… hari ini aku libur… wae?”
“Aku akan kerumahmu, tunggu aku hingga aku
datang ne?”
Yunho menggerutkan keningnnya bingung “O, nde…
akan kutunggu…”
Begitu sambungan tertutup Yunho hanya menatap
ponselnya bingung entah mengapa ia merasa ada yang aneh dengan suara Sungmin
barusan apa Sungmin sedang ada masalah??? Yunho pun hendak beranjak kedapur
tetapi tertahan karena suara ponselnya kembali mengusiknya kali ini benar-benar
dari Seorin
“Nde Seorin-ah?”
“Odie??”
“Na??”
“Nde, siapa lagi yang kutanya??? Aku kan
menghubungimu Oppa masa aku bertanya tentang orang lain?”
Yunho sedikit terkikik mendengar omelan Seorin
padanya “Hahaha, aku ada dirumah Seorin-ah… wae?? Kau juga mau datang?”
“Mau datang?? Siapa lagi yang akan datang?”
“Eung, Sungmin tadi menghubungiku dia bilang
ia juga akan datang…”
“Oh, jika Sungmin Oppa sudah datang segera
kabari aku ne?”
Yunho mengangguk-angguk “Nde…”
Sambungan kembali terputus kali ini kening
Yunho berkerut sembari menatap bingung ponselnya “Sebenarnya ada apa dengan 2
orang itu??? Bersemangat sekali hari ini mencariku…”
Sungmin menghela nafas ia menatap kosong
kearah hamparan sungai Han dihadapannya ia menyandarkan tubuhnya pada bangku
taman yang ia duduki rasa-rasanya ia ingin membanting bangku yang kini ia
duduki, ia sama sekali tidak mengharapkan hari ini datang hari dimana ia harus
memilih antara Namdongsaengnya dan Chingunya selama bertahun-tahun, ini bukan
pekara mudah untuk seorang Lee Sungmin jika berbicara soal Namdongsaeng bagi
Sungmin keduanya sudah ia anggap Namdongsaeng untuknya sesakit apapun
perasaannya pada Yunho tetapi ia bukan tipe orang yang setega itu menghabisi
nyawa orang yang sudah ada didekatnya selama 20 tahun bayangkan 20 tahun?? Itu
bukan waktu yang sebentar bukan?? Sungmin menggosok-sosokkan wajahnya frustasi
ia benar-benar bingung harus apa? Bahkan tadi pagi ia meninggalkan Seorin yang
masih tertidur dikamarnya setelah menghabiskan satu malam untuk saling
bercerita jika difikir-fikir sudah lama sekali mereka tidak mengobrol cukup
lama seperti kemarin malam
“Eothokhae…” lirih Sungmin
Seorin memasukkan ponselnya dengan cepat
kedalam saku mantelnya ia tidak berganti baju dahulu setelah keluar dari rumah
Sungmin ia sama sekali tidak pulang kerumahnya, masalah kali ini lebih parah
daripada urusan ia memakai baju yang sama dalam 2 hari ia berlari sedikit
tergesah-gesah memasuki markas SIA ia harus bisa meminta bantuan sekarang saat
ini juga dan bantuan itu kini ada didepan matanya, sedang berjalan tidak jauh
dari hadapannya senyumpun mengembang diwajahnya
“Changmin Oppa!!!”
Namja yang dipanggil Changmin itu segera
menoleh begitu mendengar namanya dipanggil “Ah, Seorin-ah….”
“Oppa, kau sedang sibuk?” tanya Seorin begitu
ia sampai dihadapan Changmin yeoja ini terlihat menghirup udara dengan susah
payah
“Kau berlari kemari??” tanya Changmin sedikit
bingung dan panik melihat yeoja dihadapannya
Seorin mengangguk “Nde…” Seorin mengambil
nafas lalu menghembuskannya “Kau sedang sibuk Oppa?”
“Na?? hari ini?”
“Nde…”
“Tidak, aku tidak sibuk hari ini.. waeyo?”
“Bisa kau membantuku?? Ini gawat, menyangkut
Sungmin Oppa dan Yunho Oppa…”
Changmin terdiam mendengar nama 2 seniornya
disebutkan setelah beberapa lama ia pun mengangguk “Ayo keruanganku…” ajak
Changmin dengan wajah serius ia tahu yeoja ini akan memberitahukannya masalah
rahasia
Half Hour Later
“Kemungkinan Sungjin masih ada
diUniversitasnya dijam begini atau jika penjahat itu sudah menculiknya ia pasti
ada dialamat itu, bisakah kau menyelesaikan masalah itu sekarang?”
Changmin menatap alamat yang tertera di ponsel
Sungmin “Tenang Seorin-ah aku sudah menyuruh anak buahku untuk segera
mngamankan Sungjin, aish Sungmin Hyung pabo kenapa dia tidak menceritakannya
dari awal?”
Seorin hanya terdiam “Aku… aku harus
menyelesaikan 1 masalah lagi..”
“Masalah apa?”
“Aku harus ke apartement Yunho Oppa sekarang…”
Seorin beranjak bangkit dari duduknya ia ingin melangkah pergi tetapi kembali
lagi “Changmin Oppa, bisakah kau tidak menahan Sungmin Oppa?? Dia hanya korban
disini… jebal?? Bila perlu rahasiakan masalah hari ini dari siapapun…”
“Baiklah, asal Sungmin Hyung tidak melukai
siapapun hari ini ia akan bebas dari hukuman apapun, aku mengerti dia adalah
korban tetapi ia pasti akan dikenakan beberapa sanksi…”
Seorin mengangguk “Kamsahamnida Oppa…” Seorin
beranjak keluar dari ruangan Changmin
“Chamkanman…”
“Nde?”
“Perlu kutemani?? Feeling ku benar-benar tidak
enak tentang mereka..”
Seorin tersenyum “Tidak usah, jika aku
membutuhkan bantuan aku akan segera menghubungimu…” mendengar jawaban Seorin
Changmin hanya mencoba mengangguk percaya walau dalam hatinya ia benar-benar
tidak tenang
Yunho memainkan remote tv ditangannya
memutar-mutarnya dengan malas ia bahkan menatap televisi dihadapannya dengan
enggan sesekali ia melirik kearah jam dinding sesekali ia menoleh kearah pintu,
ia sedikit gelisah menunggu kedatangan 2 sahabatnya yang menurutnya aneh hari
ini
“Mana mereka???”
Yunho melangkah kemeja nakas didekat
televisinya berada ia meraih bingkai foto yang tergelatak manis disana sejak 5
tahun yang lalu, foto ia bersama Sungmin dan juga Seorin di Lotte Land ia
tersenyum menatap foto itu, teringat persahabatnnya yang selama ini mereka
jalani tetapi senym itu berubah miris ketika ia mengingat bagaimana ia dan
Sungmin malah menodai persahabatan mereka dengan perasaan cinta, Yunho kembali
meletakkan bingkai foto itu ditempatnya ia menatap kesekeliling rumahnya entah
kenapa ia merasa rumahnya benar-benar sepi ia benar merindukan kebersamaannya
dengan sahabat-sahabatnya seperti dulu
Drrrt drrrrt
Yunho mengalihkan perhatiannya kemeja
dihadapannya ia melihat ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk dengan cepat
Yunho meraih ponselnya dan membaca pesan masuk itu
‘Aku
ada di atap apartementmu, bisa kau keatas sekarang?’
Yunho mengerutkan keningnya ia baru saja
mendapat pesan dari Sungmin yang menurutnya sedikit aneh, kenapa Sungmin
memintannya keatap?? Kenapa Sungmin tidak datang ke apartementnya langsung?? Bahkan
sejak kapan Sungmin menggunakan nomor baru??? Ini sedikit aneh memang… Yunho
beranjak ke kamarnya lalu mengambil jaket untuk membungkus tubuhnya dengan
cepat ia membalas pesan Sungmin
‘Nde,
tunggu aku..’
Yunho melangkah keluar dari apartementnya
melangkah santai menuju tangga yang langsung terhubung keatap apatementnya
begitu Yunho meraih gagang pintu tangga ia teringat pesan Seorin padanya tadi,
dengan cepat Yunho meraih ponselnya disaku celana lalu segera mengirim pesan
pada Seorin
‘Sungmin
sudah datang, dia menemuiku di atap apartement…’
Yunho menghela nafas menunggu pesannya
terkirim begitu pesan itu terkirim Yunho kembali memasukkan ponselnya kedalam
saku celananya lalu melangkah masuk kedalam tangga yang menghubungkan keatap,
sedang Seorin yang menerima pesan itu langsung mempercepat larinya ia tidak
boleh telat ia tidak boleh membiarkan Sungmin melakukan kesalahan, masalah
tentang Sungjin akan segera teratasi
Kriieeet Brak!
Sungmin menoleh begitu mendengar suara pintu
atap apartement yang ada dibelakangnya terbuka dan tertutup, ia melihat sosok
sempurna seorang Jung Yunho melangkah kearahnya, bahkan hanya memakai kaos dan
celana panjang santai dan jaket yang sedikit tebal bahkan rambutnya sedikit
berantakan Yunho masih terlihat sempurna dan berkharisma sungguh sangat berbeda
dengan dirinya
“Wae Sungmin-ah, kenapa kau minta bertemu
disini?? Disini anginnya kencang…”
“Aku hanya merasa lebih leluasa berbicara
disini…”
Yunho berdiri disamping Sungmin yang berada
ditepi pagar atap apartementnya mereka sama-sama menatap kekeramaian dibawah
sana “Bicara apa?”
“Yunho-ya…”
“Hmm?”
“Kemarin aku menyatakan perasaanku dengan
Seorin…”
Yunho tersenyum “Beberapa hari yang lalu juga
aku menyatakan perasaanku padanya, tapi kau tahu dia menolakku…”
Sungmin juga tersenyum “Aku memaksanya untuk
berkencan denganku satu hari saja… benar apa katamu…”
Yunho menoleh “Kataku?”
“Nde, Seorin menginginkan kita berdua kau
tahu?”
“Mwo??”
“Dia itu yeoja yang serakah, menginginkan kita
berdua…” Sungmin tertawa “Mana ada yeoja yang mempunyai 2 suami??”
Yunho menepuk-nepuk bahu Sungmin “Kurasa kau
yang lebih disukainya, buktinya dia mau pergi kencan denganmu… kau harus
memperjuangkan perasaannya Sungmin-ah…”
Sungmin menatap bingung kearah Yunho “Wae??
Kau memang tidak…”
“Aku ingin mengalah padamu, aku tahu selama
ini kau banyak mengalah padaku Sungmin Hyung…” potong Yunho
Sungmin berdecak “Jangan panggil aku Hyung,
kita lahir berdekatan kau tahu jangan membuat aku terlihat sangat tua disini”
Yunho tertawa ringan “Lalu?? Kau ingin
membicarakan apa lagi? Aku yakin yang ingin kau bicarakan bukan hanya masalah
kau berkencan dengan Seorin kemarin…”
Sungmin menghela nafas “Kau tahu ada yang
mengancamku…”
“Eh?? Jinjja?? Nugu??”
“Seorang penjahat yang selama ini menjadi
buronan kita… dia mengancamku dengan alasan Sungjin.. dia menyandra Sungjin..”
“Sungjin?? Bagaimana bisa Sungjin ikut
terlibat?”
“Mungkin dia tahu bahwa kelemahanku adalah
Sungjin..”
“Kita harus bergerak, kau tidak bisa
membiarkannya…”
Sungmin menunduk “Kau tahu, aku disuruh
membunuh seseorang…”
“Mwo??” Yunhon menatap kaget kearah Sungmin
firasatnya saat ini benar-benar tidak enak
“Nde…” Sungmin mengeluarkan pistol dari
sakunya lalu menatap pistol itu “Aku disuruh membunuhmu Yunho-ya jika aku ingin
Sungjin selamat…” ucap Sungmin masih tetap menatap pistol itu nanar
Yunho membulatkan matanya kaget, ia
benar-benar kaget “Mwo??? Na??”
Sungmin mengangguk lalu menoleh sebentar dan
kembali mengalihkan pandangannya dan tersenyum “Aku hampir gila memikirkan ini
semua…”
Yunho menghela nafas “Kau bukankah harus mendahulukan
Sungjin?”
“Aku tahu itu tapi apa kau tahu rasanya harus
membunuh sahabatmu sendiri??? Kita ini sudah bersama 20 thn lebih Yunho-ya!”
bentak Sungmin ia tidak habis pikir kenapa Yunho sangat mudah mengatakannya
Yunho menatap kearah depannya, ia hanya
tersenyum simpul “Aku tahu, bahkan aku tidak percaya harus mati ditangan
sahabatku sendiri…”
Sungmin segera menoleh kearah Yunho ia menatap
Yunho geram disaat dirinya kalut seperti ini Yunho malah sesantai ini “Yunho
kau gila! Kenapa dengan mudah kau berfikir seperti itu?”
Yunho menoleh santai kearah Sungmin “Lalu??
Jika kau tidak membunuhku nyawa Sungjin dalam bahaya bukan??”
Sungmin mengangkat pistol ditangannya dan
mengoyangkannya dengan susah payah “Mengangkat pistol ini saja rasanya aku
tidak sanggup… apa lagi harus menembakmu dengan pistol ini??”
“Lalu jika bukan kau yang membunuhku siapa
lagi???”
DOR!
“Arrrgggghhhh!!!”
“YUNHO!!” pekik Sungmin ketika ia melihat
tubuh Yunho jatuh terhempas kelantai atap ketika timah panas kini bersarang
paha kirinya, dan membuat Sungmin bingung kaget kenapa Yunho terjatuh siapa
yang menembaknya?? Sungmin segera berjongkok membantu Yunho untuk bangkit
berdiri dan memapahnya, Sungmin menatap kearah pintu atap yang entah sejak
kapan sudah terbuka dan terdapat sesosok namja yang selama ini memerintahnya
untuk membunuh
“K,kau!! Apa yang kau lakukan pada
sahabatku!!” bentak Sungmin
“Membantumu menyelesaikan tugasmu… ingat kau
harus membunuhnya seharusnya kau tidak usah banyak berbasa-basi padanya Lee
Sungmin…”
Sungmin mengangkat pistolnya “Kau…” desis
Sungmin geram, ia ingin memecahkan saja kepala namja itu sekarang juga tetapi
gerakan tangan Yunho yang menekan kembali kepala pistolnya agar turun membuat
Sungmin membatalkan niatnya
“Ternyata kau yang selama ini memanfaatkan
sahabatku, jika kau harus mati kau harus mati ditanganku!!” bentak Yunho
Namja itu hanya tertawa hambar mendengar
ucapan Yunho “Bukankah sekarang keadaannya sudah berbalik Komandan Jung Yunho,
mungkin sebentar lagi sahabatmu yang akan menghabisi nyawamu…”
Yunho dan Sungmin tersentak, Yunho melirik
kearah Sungmin sesaat ia tahu dilema yang dialami Sungmin yang diharuskan
memilih jika dirinya sendiri yang ada diposisi Sungmin entah apa yang akan ia
lakukan??
“Lenyapkan dia Lee Sungmin…” suara namja itu
kini terdengar berat ditelinga Sungmin, bahkan Yunho tidak mengatakan apa-apa
ia hanya menunduk dan menutup matanya mungkin ini memang akhir hidupnya, mati
ditangan sahabatnya untuk menolong Namdongsaeng sahabatnya ini bukan suatu
penyesalan bukan? Ini suatu kebanggaan namanya
Tangan Sungmin yang menggenggam pistol
bergetar “Ani, ani…” Sungmin menggelengkan kepalanya “Ani, aku tidak bisa…”
DOR!!
“Akkhhhh!”
“SUNGMIN!!” pekik Yunho ketika tubuh Sungmin
hampir saja jatuh terhempas kelantai atap ketika timah panas itu kini bersarang
di bahunya kalau saja Yunho tidak menahan tubuhnya bahkan pistol yang sedari
tadi ada ditangannya pun terjatuh akibat bahunya yang tertembak “Kubilang bunuh
bukan??? Atau kalian berdua ku lenyapkan sekarang juga…” ucap namja itu dan
menarik pelatuknya perlahan
BUUKKK!
Yunho dan Sungmin melihat tubuh namja itu
perlahan terjatuh kelantai dan
menampakkan sosok Seorin dibelakang namja yang terjatuh dilantai itu
sambil memegang balok kayu yang cukup besar entah ia dapat dari mana balok
itu??
“Seorin??” gumam Sungmin dan Yunho bersamaan,
sedang Seorin langsung melangkah masuk kedalam setelah membuang balok yang ia
pakai ia ingin menghampiri kedua sahabatnya yang terluka disana
“Andwae!!”
“Jangan kemari!!”
Tahan Sungmin dan Yunho bersamaan dan hanya
telat sepersekian detik sampai terdengar suara letusan pistol lagi dan membuat
tubuh Seorin menegang menatap kedua sahabat didepannya
DOR DOR
BRUK!
“ANDWAE!!!”
“SEORIN-AH!!!”
Sungmin segera melepas tubuh Yunho dan dengan
segera berlari kearah Seorin yang baru saja ditembak oleh namja sialan itu,
bodohnya yeoja ini dia fikir hanya memukul namja sialan itu namja itu langsung
ambruk tidak berdaya?? Ini berbeda dengan cerita action difilm-film, dan
bodohnya lagi Yeoja ini malah berlari menghampiri mereka menantang resiko yang
kini benar-benar terjadi dirinya tertembak bahkan 2 x
“Seorin-ah!!” panggil Sungmin saat Seorin
sudah ada didekapannya
“O, Oppa…”
“Mwohaseyo?? Sudah kukatakan bukan jangan ikut
campur, lihat sekarang apa yang terjadi…” omel Sungmin tetapi tidak bisa
menutupi kekhawatiran dimatanya bahkan matanya kini memerah mungkin namja ini
marah atau kesal atau menyesal tidak bisa melindungi Seorin?
“Jadi aku harus menghabisi 3 orang sekarang?”
ucap namja itu sembari menggerak-gerakan tubuhnya, sudah jelas tubuhnya pasti
kesakitan akibat pukulan Seorin tadi tetapi hebatnya kenapa namja itu masih
bisa bangkit dari jatuhnya???
“Andwae! Yang kau incar sejak awal diriku
bukan, kau bunuh aku dan bebaskan 2 sahabatku dan Sungjin!” ucap Yunho lantang
“Kau fikir aku ini bodoh, kau mati lalu
Sungmin yang akan meneruskan dirimu mengejarku begitu?? Dan yeoja wartawan ini
akan membocorkan kejadian hari ini pada media, kau fikir aku bodoh!!! Kau!!”
namja itu menunjuk Yunho dengan pistol ditangannya “Dan 2 saksi mata ini harus
berakhir disini sekarang! Aku yakin yeoja itu sudah sekarat sekarang hanya
tinggal menunggunya mati saja!”
Yunho menatap Seorin yang ada di dalam dekapan
Sungmmin, mata yeoja itu redup tidak ada cahaya sama sekali seperti biasanya
yang terlihatnya hanya refleksi perasaan sakit yang luar biasa, yeoja itu
menahan sakit dari luka yang menurutnya cukup parah
“Mati kau Jung…” kata-kata namja itu
terinterupsi begitu ia merasa ada pistol lain yang menempel dikepalanya
belakangnya
“Sebelum kau menembak mereka aku akan terlebih
dahulu membuat kepalamu ini berlubang!”
“Changmin-ah…”
Namja yang dipanggil itu menoleh dan tersenyum
pada Yunho yang memanggilnya “Nde Hyung, aku datang!” Changmin mengalihkan
pandangannya kembali pada namja dihadapannya “Dan kau akan berakhir hari ini…”
Tiba-tiba dari belakang tubuh Changmin muncul
10 orang berseragam SIA mereka segera mengepung penjahat yang paling dicari di
Korea Selatan saat ini “Lee Sungmin kau menjebakku!!”
“Persetan denganmu, membusuk kau dipenjara!!!”
umpat Sungmin tanpa menoleh sama sekali
Namja itu tersenyum sinis “Kau akan melihat
jasad Namdongsaengmu besok!”
Sungmin terdiam Yunho pun mematung mendengar
ucapan namja itu “O, Oppa Sungjin baik… baik.. baik-baik saja… kau k,kau tenang
s,saja…”
“Mwo?”
Changmin menyimpan ponselnya setelah menerima
pesan dari rekannya “Semua sudah berakhir, markasmu sudah kami kepung, bahkan
sandramu Lee Sungjin kini masih ada didalam kelasnya di kampusnya…”
“Mwo?? Ini jebakan!!”
Changmin tersenyum sinis “Bawa dia dan segera
panggil tenaga medis sekarang…”
“Baik!”
Namja itu segera diborgol dan dibawa keluar
dari atas atap Changmin segera menghampiri Yunho dan Sungmin yang masih
mendekap Seorin “Hyung, gwenchana??”
“Gwenchana, hanya luka kecil…” ucap Yunho yang
berjalan tertatih mendekati Sungmin dan Seorin “Seorin-ah…” ia segera duduk
berhadapan dengan Sungmin dan Seorin kini berada ditengah-tengah mereka yeoja
ini benar-benar terlihat sekarat wajahnya pun kini mulai memucat keringat
dingin membasahi pelipis Seorin
“O,Oppa…”
“Appo?”
Seorin menggeleng lemah “A, ani…”
“Kotjimal!”bentak Sungmin ia jelas melihat
sedari tadi Seorin meringis kesakitan, jika hanya satu peluru mungkin memang ia
tidak apa-apa tapi ini 2 apa yeoja ini bisa bertahan?? “Katakan bila sakit, kau
bisa meremas tanganku, atau menjambak rambutku..” ucap Sungmin melembut
Seorin memaksa tersenyum “Aku hanya tertembak
O, Oppa bukan melahirkan..”
“Jebal jangan bercanda Seorin-ah, aku tahu ini
sakit…”
Seorin hanya menutup matanya sesaat lalu
menghirup nafasnya dalam-dalam sebelum membuka matanya dan kembali tersenyum
“Changmin-ah, apa tenaga medisnya masih
lama??” tanya Yunho
“Sabar Hyung…”
“Kalian terluka?” tanya Seorin setelah
menghembuskan nafasnya dengan berat
“Ini bukan apa-apa lukamu lebih parah dan
penting kau tahu…” jelas Yunho
“Yunho Oppa?”
Yunho menoleh dan menatap Seorin lekat-lekat
“Carilah yeoja yang mencintaimu…”
“Mworago! Jangan berbicara sembarangan!!” omel
Yunho
“Dan kau…” Seorin menatap Sungmin “Kau juga…
uhuk!! Mencari yeoja yang mencintaimu…” Seorin menghirup nafasnya dalam-dalam ia
menatap Sungmin dalam dan tersenyum “Mungkin Sunny-shii cocok denganmu..”
Sungmin menggeleng-geleng ia tidak peduli
airmatanya yang sudah menetes sejak tadi tanpa bisa terkendali lagi ia terlalu
sakit melihat Seorin seperti ini “Tidak ada yang cocok denganku, jebal
bertahanlah…”
Seorin menutup matanya menahan sakit
ditubuhnya ia kembali membuak matanya dan menatap Sungmin lekat-lekat, mungkin
ia sadar ini untuk yang terakhir kalinya ia bisa memandang wajah Sungmin,
bibirnya tersenyum tetapi ia pun juga meneteskan setetes air mata dari sudut
matanya “Uhuk!!!” Seorin kembali menarik nafasnya dalam-dalam jemarinya
terangkat menyentuh wajah Sungmin “Nado Sarang…” belum selesai Seorin
mengucapkan kalimatnya jemari itu sudah terlepas dan jatuh dari wajah Sungmin
Wajah Sungmin dan Yunho bahkan Changmin menegang
melihat Seorin yang terdiam bahkan tidak bergerak lagi “Seorin-ah?” panggil
Yunho
“Ireona..” bisik Sungmin yang makin mendekap
tubuh Seorin erat “Jebal ireona…”
“Seorin-ah, jangan bercanda! Ireona!” omel
Yunho menggucang tubuh Seorin tetapi yang ia rasakan malah tubuh itu mulai
mendingin
“Andwae, jebal ireona!!!” jerit Sungmin, Yunho
memeluk Sungmin dan Seorin bersamaan ia menangis tanpa suara dibalik pundak
Sungmin ia hanya ingin menenangkan Sungmin jadi sahabatnya ini tidak boleh tahu
saat ini ia tengah menangis ia harus terlihat tegar untuk kali ini saja
“Ah mereka datang!! Cepat-cepat!!” ucap
Changmin girang melihat tenaga medis yang datang tetapi Sungmin ataupun Yunho
tidak ada yang beranjak dari posisi mereka, mereka tetap mendekap Seorin
“Hyungdeul..” panggil Changmin
“Biarkan kami seperti ini Changmin-ah.. kita
sudah terlambat…” gumam Yunho semakin mengeratkan pelukannya
Mendengar ucapan Yunho Sungmin makin
mengeluarkan isakan dari tangisnya ia tidak percaya ia harus mengalami hal
buruk seperti ini, yeoja yang paling dicintainya tewas hanya karena ingin
menyelamatkan dirinya dan Yunho, bahkan masalah besar ini diselesaikan oleh
yeoja ini sebelum yeoja ini pergi meninggalkan mereka mereka
“ANDWAE!!!!!”
[ 5 Years Later ]
Sungmin menenteng bunga chrisan putih
melangkah melewati beberapa gudukan tanah berumput, sesekali ia tersenyum
sambil memandangi rangkaian bunga itu langkahnya terhenti ketika ia sampai
didepan gundukan yang ia hafal karna setiap minggu selama 5 tahun ini ia selalu
datang bersama Yunho hanya saja minggu ini Yunho tidak ikut datang kemari
“Annyeong Seorin-ah…” Sungmin meletakkan
rangkaian bunga itu didepan gundukan itu “Huft sudah 5 tahun..”
Sungmin memandang sekitar “Kau betah disini?”
tanya Sungmin “Aku sudah mencoba untuk berkencan dengan beberapa yeoja kau
tahu, tapi tetap tidak bisa aku terlalu terpaku pada bayanganmu… bahkan aku
sudah mengikuti saran mu untuk mencoba dengan Sunny, tapi hasilnya dia
meninggalkanku karena aku terlalu terbayang padamu…”
Sungmin menghela nafas “Hei jangan marah
padaku… aku tahu aku sudah tua, tapi umur 30 tahun pun aku masih terlihat
seperti 25 tahun… berbeda dengan Yunho…” Sungmin mengetuk kepalanya “Ah iya
Yunho, dia hari ini tidak bisa datang dia sedang sibuk mengurus anaknya yang
bawel itu… aish…” Sungmin tersenyum lagi “Entah kapan aku akan dapat
pendamping… mungkin jika yeoja itu mirip denganmu aku akan berfikir untuk
segera berkeluarga…”
Sungmin menatap makam itu lekat-lekat “Aku
pulang dulu ne?? minggu depan aku akan datang lagi, dan jangan bosan selalu
mendengar keluh kesahku tentang hidupku ini…”
Sungmin menghela nafas lalu memasukan kedua
tangannya di saku celananya “Aku pulang ne…” Sungmin melangkah kembali
meninggalkan pemakaman umum itu ia melangkah kembali menuju markas SIA dia
sengaja tidak membawa mobilnya ia ingin menikmati musim gugur diSeoul saat ini,
Sungmin melangkah dengan santai ia sesekali tersenyum jika mengingat bagaimana
dulu cara Seorin menikmati musim gugur yeoja itu akan berjalan sambil
mendengarkan music bahkan sesekali yeoja itu akan bertingkah konyol dengan
menengadahkan kedua tangannya dibawah pohon menampung dedaunan kering yang
berjatuhab
“Ahjushi??”
Sungmin menajamkan pendengarannya ia
memastikan ada yang memanggilnya ‘Ahjushi’?? hei ini pertama kalinya ada yang
memanggilnya Ahjushi??? Wajahnya kan tidak terlihat tua, Sungmin menoleh dan
mendapati seorang yeoja berlari kearahnya
“Aigoo Ahjushi, kupanggil dari tadi kenapa
tidak menyahut???” omel Yeoja itu sembari menunduk mengatur nafasnya
“Waeyo??? Kau mengenalku?” Sungmin menatap
yeoja itu lekat-lekat bentuk tubuhnya tidak asing, rambutnya panjang sebahu,
dan dia mengenakan seragam sekolah pantas dirinya dipanggil Ahjushi
“Huft…” yeoja itu mendongakkan kepalanya membuat Sungmin membulatkan matanya kaget
“Ani, aku tidak mengenalmu… aku hanya ingin mengembalikan ini…” ucap yeoja itu
sambil menyodorkan saputangan kepada Sungmin “Tadi Ahjushi menjatuhkannya
disana…”
“K, kau… S, Seorin??”
“Eh?? Ahjushi mengenalku???”
“Mwo?? K, kau benar-benar Seorin??”
Yeoja itu mengangguk “Nde, aku Kim Seorin…
tapi aku tidak mengenal Ahjushi..”
Sungmin terdiam dan perlahan mengambil
saputangan ditangan yeoja yang bernama dan berwajah sama seperti Seorin, ia
tidak menyangka ia akan bertemu dengan yeoja yang benar-benar mirip dengan
Seorinnya “Aku Lee Sungmin…”
“Ah, annyeong Lee Ahjushi…”
“Kau benar-benar akan memanggilku Ahjushi?”
Yeoja itu mengangguk “Keure…walau wajahmu itu
imut-imut tetapi aku tahu umurmu..”
Sungmin tersenyum, senyum yang sudah 5 tahun
ini jarang ia keluarkan “Baiklah Kamsahamnida Seorin-shii… dimana kau
bersekolah mungkin suatu saat aku akan membalas jasamu…”
“Aku?? Aku bersekolah di Paran High School…
tidak usah membalasku Ahjushi… ah aku harus kembali kesana teman-temanku menungguku
disana…” ucap Seorin sambil beranjak “Annyeong Ahjushi…”
Sungmin hanya tersenyum melihat yeoja itu
berlalu dari hadapannya “Kita akan bertemu lagi, pasti!”
Sungmin kembali meneruskan langkahnya kali ini
senyum lebar benar-benar terukir diwajahnya mungkin sudah tiba waktunya ia akan
memikirkan untuk berkeluarga baru saja keinginannya terkabul
“Kau mengirimnya untukku benarkan?? Kim
Seorin, kali ini aku akan mendapatkanmu…”
THE END
18 Januari 2012
15:57 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar