myCatalog

Senin, 21 September 2020

UNTIL YOU - EPILOG



UNTIL YOU

|

|

|

***









5 TAHUN KEMUDIAN...

Sebuah food truck terparkir rapi ditepi taman, tak lama bagian sisi kanan dari truck tersebut terbuka, dimana terlihat Kangshik disana tengah menyiapkan hari kesekiannya untuk menjual kopi dan sandwich di pagi hari.

"Pagi.." sapanya ramah pada beberapa orang yang melewati food trucknya dan menyapanya yang tengah berberes.

"Kangshik-ah..."

Pria itu mengeluarkan kepalanya dari sisi kanan mobil, ia tersenyum sambil melambai pada kedua pria yang menghampiri mereka dengan pakaian kerja yang menunjukkan bahwa kedua pria itu adalah seorang pekerja saat ini.

"Apa kalian tidak terlalu pagi untuk datang kemari?" ujarnya sambil terkekeh setelah memberikan 2 cup kopi yang selalu kedua sahabatnya itu pesan.

"Ada hal yang sangat-sangat ingin kami beritahukan padamu terlebih dahulu Kangshik-ah.."

Kangshik menatap Hyukjae yang membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah surat undangan berwarna putih gading "Diriku dan Donghae akan segera menikah.."

Donghae pun segera tertawa pelan melihat betapa semangat Hyukjae memberikan undangan itu, sedangkan Kangshik menerima dan menatap lekat-lekat undangan tersebut, kedua sudut bibirnya tertarik, ia tersenyum begitu tulus saat melihat nama kedua sahabatnya terukir disana.

"Dimana kalian akan menikah?"

"Eropa.. Kau akan datang bukan?"

Pria tampan itu menutup undangan tersebut kemudian menghela nafasnya bibirnya baru akan menjawab saat tiba-tiba seorang anak kecil berlari oleng menghampiri Kangshik "...Ap-ppaaa.."

Hyukjae dan Donghae langsung menoleh dan tersenyum lebar "Ye-in-aaahhh..." keduanya langsung memanggil gadis mungil itu dengan semangat.

Mau tak mau Kangshik kembali terkekeh sambil menggendong putri kecilnya dan mendudukkannya di pangkuan "Jika kalian juga menggundang anakku dan istriku tentu saja aku akan datang.."

4 tahun lalu ia bertemu dengan gadis yang kini sudah menjadi istrinya dan memberikannya seorang anak gadis yang begitu cantik dan pintar. Kangshikpun kembali merasakan indahnya jatuh cinta selain mencintai Hyukjae yang tidak akan bisa diraih olehnya dan menikahi gadis tersebut tanpa keraguan sedikitpun.

Donghae menyerahkan sebuah amplop "Tanpa kau beritahupun aku sudah menyiapkan 3 tiket dan sebuah kamar suite room untukmu dan keluargamu, kau harus datang karena ini hari kebahagiaan kami Kangshik-ah.."

"Lihat Yein-ah paman Hyukjae dan Paman Donghae akan mengajak kita berjalan-jalan.." Kangshik segera memberikan amplop tertutup itu pada Yein, gadis kecil itu segera menatap kedua sahabat ayahnya dan tersenyum begitu manis "..gomapsu... mida ahjusii.."

Tingkah Yein yang menggemaskan justru membuat ketiganya justru tertawa dan mencubit gemas pipi anak gadis itu, akhirnya mereka bertiga menemukan kebahagiaan masing-masing dan Kangshikpun menemukan kebahagiaan dan kehidupan berkeluarga yang diimpikannya selama ini.

Until You

Pintu loker tertutup, Jaemin terkejut saat melihat Jeno yang sudah berada di samping kiri lokernya dan tersenyum begitu manis padanya, hampir setiap hari ia akan melihat Jeno seperti ini tapi tetap saja dirinya terkejut.

"Kau mengagetkanku.."

"Kau selalu terkejut setiap hari melihatku, apa yang akan kau lakukan setelah ini?"

"Apa kau harus bertanya??" Jaemin terkekeh ia menutup resleting tasnya yang hanya tersisa buku tugas untuk dikerjakannya nanti diflat yang ditinggalinya bersama dengan Jeno.

Ya, keduanya memutuskan untuk tinggal bersama setelah lulus dari SMA dan mememasuki Univesitas yang sama, walau mengambil jurusan yang berbeda.

Hari-hari yang dilalui keduanya hampir terasa sama seperti mengulang apa yang terjadi kemarin lagi dan lagi, namun justru keduanya tiada bosan bertanya 'Apa yang akan kau lakukan nanti?'

Karena jawabannya tentu saja akan sama, Jaemin akan pergi ke perpustakaan atau pergi bekerja part time seperti saat dia masih bersekolah dahulu. Dan Jeno saat ini ia sedang sibuk merintis usaha baru dengan Donghae kakaknya, namun hal-hal seperti itulah yang selalu mereka pertanyakan.

"Ah.. Pernikahan Donghae Hyung dan Hyukjae Hyung, kau pasti datang bukan? Aku sudah menyiapkan tiket untukmu."

Jaemin berhenti melangkah, seingatnya dirinya harus mengumpulkan tugas dihari itu, iapun menoleh pada Jeno. "Aku akan ikut tapi bantu aku mengerjakan tugas, agar diriku bisa mengumpulkan tugas tersebut tepat waktu.."

Melihat Jaemin merajuk sebenarnya amat menggemaskan bagi Jeno, namun alasan merajuknya membuat pria tampan itu merinding ketakutan. "Kau kerjakan saja tugasmu akan kukatakan pada Donghae Hyung kau tidak bisa ikut."

"Mwo?!!"

"Yak Lee Jeno!!"

Jeno segera mengambil langkah seribu sebelum Jaemin melemparnya dengan tas, keduanya berlarian dilapangan universitas membuat Renjun yang berada disana menggaruk keningnya yang tidak gatal sama sekali dan melanjutkan kegiatannya membaca buku.

"Lima tahunku... Hanya dihabiskan melihat kelakuan tidak jelas keduanya, sungguh malang masa mudaku.." Ujarnya penuh dengan kehyperbolaan.

Jangan salahkan dia, mungkin karena mengambil jurusan astronomi Renjun menjadi sedikit lebih aneh daripada mahasiswa lainnya.

Walaupun Jeno berkata ia tidak akan membantu Jaemin namun pria itu dengan sabar menunggui prianya mengerjakan tugas di ruang tengah flat mereka, flat Jeno lebih tepatnya tapi ia mengajak Jaemin tinggal bersama dan baiknya pria itu mengiyakan.

Sejak tadi hanya ada keheningan yang menemani mereka, Jaemin selalu terlalu serius saat mengerjakan tugas sedangkan Jeno tengah berchatting ria dengan Hyungnya.

Manik tajamnya melirik jam yang tergantung dekat dengan dapur, ia pun beranjak kemudian melangkah menuju dapur dan membuatkan segelas gingseng hangat untuk Jaemin yang belum sempat mengisi perutnya.

"Hei.."

Jemari besar Jeno menarik dagu Jaemin agar menoleh padanya "Istirahat sebentar, kubuatkan gingseng untukmu."

Mendengar kata gingseng Jaemin segera menoleh lagi melihat jam, ini sudah jam 10 malam "Sudah malam, aku belum membuatkanmu makan malam Jeno-ya.." Ia langsung berdiri dengan panik dan hampir melangkah menuju dapur, namun Jeno menahan dan menarik Jaemin agar kembali duduk bersamanya.

"Minum dulu Gingsengmu.." Ujar Jeno, kemudian ia mengelus sayang puncak kepala Jaemin "Aku sudah memesan makanan online kau tidak perlu memasak malam ini, fokus pada tugasmu saja.."

Jaemin tersenyum sambil meminum gingsengnya, ia sesekali melirik Jeno yang masih menatapnya, apa yang bisa ia katakan? Dirinya begitu beruntung saat mengenal pria ini lima tahun yang lalu, jika Jeno tidak pernah hadir dalam hidupnya mungkin masa remajanya akan terasa begitu hampa.

"Jeno-ya.."

"Hmm?"

"Terima kasih kau sudah hadir dihidupku..."

Si bungsu Lee tersenyum hingga kedua netranya menjadi sabit, ia mengelus lagi puncak kepala Jaemin "Terima kasih kembali Na Jaemin.."

Keduanya kembali menghabiskan waktu dalam diam dengan saling melemparkan pandangan satu sama lain, bahkan dari cara memandang saja semua orang tahu bahwa tidak ada yang berubah dari keduanya, mereka masih saling begitu memuja satu sama lain.

Tidak berkurang, bahkan mungkin semakin bertambah.

Until You

Kling....

"Selamat datang.." Sapa Junmyeon dari balik meja kasir, ia menyunggingkan senyum ramah nan tampannya pada pelanggan yang baru saja memasuki cafe sederhananya.

Akhirnya ia bisa mewujudkan impiannya dan sang Hyung untuk dapat membuka sebuah cafe kecil bagi mereka, beruntungnya restoran ini sudah berjalan sejak 3 tahun yang lalu. Tidak terlalu sepi dan tentu saja akan ramai di saat event-event tertentu.

Terima kasih pada Hyukjae dan Lucas yang selalu memberikannya banyak ide dalam setiap event yang dijalankan oleh cafenya, dan tentu saja ia harus berterima kasih pada..

"Aku ingin cake strawberry seperti kemarin.."

Junmyeon melihat etalasenya, cake tersebut sedang kosong namun tengah dibuat di balik dinding cafe miliknya ini "Jika kau tidak keberatan untuk menunggu cake itu akan siap kira-kira 30 menit lagi."

"Tentu aku akan menunggu, kalau begitu berikan saja diriku caramel choco terlebih dahulu."

Junmyeon mencatat pesanan tersebut pada note ditangannya, iapun segera menuju meja kasirnya untuk memasukkan menu agar segera dikerjakan oleh bagian dapur.

Setelah ia melihat tidak adalagi pelanggan masuk dirinya melangkah kebagian dapur bersamaan dengan seorang pria bernametag-kan 종재현 keluar dari dapur sembari membawa pesanan caramel choco di tangannya.

"Meja nomor 3 Jaehyun-ah."

"Ya Hyung.."

Junmyeon kembali melangkah kedalam dapur dan menghampiri seorang koki yang membelakanginya, sibuk mendekor cake strawberry yang menjadi menu andalan di cafe miliknya "Kau lelah?"

Pria itu menoleh dan tersenyum begitu manis menunjukkan lesung pipit yang membuat Junmyeon selalu jatuh dalam lubang yang bernama cinta setiap hari saat melihat senyum pria tersebut.

"Tidak, setelah 3 cake ini selesai aku akan mengajarkan seorang anak magang untuk membuatnya, sepertinya kita butuh tambahan orang selain Jaehyunie.."

Junmyeon mengelus pipi prianya yang kotor dengan tepung "Ya.. Kita akan mencari orang baru lagi, apa anak magang yang kau maksud sudah datang Yixing-ah?"

"Sudah, dia sedang mengganti pakaiannya didalam." Satu sentuhan akhir Yixing berikan pada cake strawberrynya, beberapa potong strawberry yang diiris-iris ia susun berjejer dibagian atas cake yang sudah dilumuri dengan selai strawberry.

"Bagaimana?" Tanya Yixing terlihat bangga dengan hasil karyanya. Namun nyatanya ada yang lebih bangga daripada Yixing, tentu saja Junmyeon.

Pria itu membuka cafe tersebut dari nol, dan Yixing adalah orang pertama yang melamar dan bersedia untuk tidak diberi gaji pada 3 bulan pertama yang cukup berat untuk cafe milik Junmyeon.

Hingga akhirnya Yixing belajar membuat cake-cake unik agar dapat menarik pelanggan, pria itu memberikan begitu banyak pada Junmyeon, "Sempurna seperti biasanya.." Ujarnya.

"Permisi.."

Keduanya menoleh, mereka melihat seorang pemuda keluar dari ruang ganti dan menggunakan pakaian chef seperti Yixing "Ah, Junmyeon-ah akan kuperkenalkan" Yixing segera beranjak menghampiri anak magang tersebut "...dia anak magang yang baru.. Zhong Chenle.."

Pemuda itu membungkuk dan memperkenalkan dirinya "Perkenalkan, namaku Zhong Chenle.."

Junmyeon tersenyum dan mengangguk, ia seperti melihat kilasan Jungwoo dimasa lalu yang terlihat pemalu seperti Chenle "Selamat datang Chenle-ssi.. Jika Yixing sedang tidak mengajarkanmu cara membuat cake kau bisa berada di depan untuk membantuku dan Jaehyun." Tepat saat nama itu disebut pria tampan bernama Jaehyun pun masuk kedalam dapur "Dia Jaehyun.."

Chenle segera membungkuk hormat dan disapa oleh anggukan singkat namun Jaehyun tetap memberikan senyuman hangat pada Chenle.

"Ada seseorang didepan mungkin kau ingin menemuinya, dia ingin melamar pekerjaan."

"Ah.." Junmyeonpun pamit pada Yixing dan Chenle untuk segera beranjak kedepan, ia kembali keluar dari balik meja kasir ia menghampiri seorang pemuda yang membelakanginya dan mengenggam selembar kertas di jemarinya.

"Apa kau yang berniat untuk melamar?"

Pemuda itu berbalik badan ia tersenyum seperti anak-anak dan menyerahkan kertas yang digenggamnya pada Junmyeon "Y-Ya aku ingin bekerja apa kau masih menerima lowongan disini?"

Melihat pemuda itu Junmyeon terkekeh, dia terlihat begitu gugup dengan pakaian sekolah yang masih digunakannya, membuatnya jadi ingat dengan Jaemin yang bekerja paruh waktu saat masih bersekolah "Tentu saja masih, kau beruntung sepertinya. Siapa namamu?"

Pemuda itu menepuk kedua tangannya, beruntung dirinya mendapatkan pekerjaan dengan cepat "Jisung, Park Jisung.. Mohon bantuannya." Tak lupa dia membungkuk 90° sebagai sapaan hormat dan berhasil membuat Junmyeon benar-benar tertawa.

Iapun segera mengajak Jisung untuk menuju ruang ganti, melewati Yixing dan Chenle yang tengah belajar membuat cake.

Walau tidak ada yang sadar namun baik Chenle ataupun Jisung sempat saling melempar pandangan sampai keduanya tidak mendengar apa yang diucapkan oleh orang dewasa di sisi mereka hingga Jisung memasuki ruang ganti dan Chenle di panggil oleh Yixing.

Sepertinya kisah baru akan tercipta di balik dapur itu..

Until You

Jika ditanya apakah Kangshik adalah orang pertama yang menikah diantara mereka semua, ya tentu saja. Dia menikah setelah mendapatkan sertifikat lulus, namun selain dirinya tentu jangan lupakan Jungwoo dan Lucas.

Begitu mereka lulus SMA 2 tahun lalu, Lucas melamar Jungwoo saat mereka tengah berlibur kepulau Jeju. Awalnya Jungwoo menolak, ia pikir Lucas akan meneruskan pendidikannya dan Jungwoo merasa bahwa dirinya akan menghalangi jalan Lucas namun nyatanya pria tan itu berniat untuk melanjutkan pendidikannya bersama dengan Jungwoo.

Setelah mempersunting Jungwoo dan melangsungkan pernikahan megah di Eropa keduanya kembali ke Korea dan melanjutkan pendidikan mereka di Universitas yang sama.

Hingga mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang anak dimasa-masa sibuk keduanya dengan pekerjaan sampingan dan tentu saja dengan pendidikan, namun keduanya sama sekali tidak merasa terbebani akan hal tersebut, mereka justru menikmatinya.

"Hendery gunakan pakaianmu dengan benar.." Jungwoo membantu anak kecil bersurai hitam itu membetulkan pakaian yang digunakannya kemudian tersenyum hangat begitu melihat betapa menawan anak angkatnya tersebut.

"Apa aku tampan ayah?"

"Tentu.." Tak lupa Jungwoopun memakaikan sebuah jaket tebal ditubuh pemuda kecil berumur 6 tahun tersebut.

"Tapi sepertinya papa lebih tampan.." Ucapan Lucas membuat Jungwoo dan Hendery menoleh kearah pintu kamar mandi hotel, keduanya melihat Lucas baru saja keluar dengan setelan jas berwarna hitam, membuatnya terlihat begitu menawan sama seperti saat mereka menikah dahulu.

Jungwoo yang sudah rapi terlebih dahulupun bangkit berdiri, ia sekali lagi mengecek keadaan Hendery memastikan tidak ada kancing bajunya yang belum terpasang "Kau tampan seperti biasa, namun untuk malam ini tentu saja Hendery kita yang terlihat tampan, bukan begitu?"

"Em!"

Hendery kecil menganggukkan kepalanya dengan semangat dan senang, ia segera memeluk Jungwoo "Ayahku memang yang terbaik.." Pujinya karena ia dibela oleh sang ayah atas ketampanan sang papa.

Lucas terkekeh, ia segera menghampiri Jungwoo dan Hendery kemudian menggendong anak kecil itu "Apa kau hanya akan memeluk ayah? Tak ingin memeluk papa?"

Rajukan Lucas menghasilkan sebuah pelukan hangat dari sikecil Hendery ia kemudian merentangkan tangannya agar bisa memeluk Jungwoo dan Lucas bersama-sama.

Anak kecil itu sadar sejak setahun yang lalu bahwa dirinya tidak memiliki orangtua yang normal seperti anak-anak lain, dirinya pun bukan anak kecil yang lamban memahami bahwa kedua orangtuanya berbeda dengan orangtua anak-anak lain.

Namun dirinya bersyukur bisa berada di antara kedua pria yang mengasuhnya jauh lebih baik dari pada orangtua normal kebanyakan, ia sangat ingin berterima kasih pada kedua orangtua angkatnya karena membiarkan dirinya ikut ambil bagian dalam keluarga yang baru mereka bangun.

"Baiklah anak papa yang paling tampan untuk malam ini.." Lagi, Lucas mengalah hanya untuk malam ini saja namun Jungwoo dan Hendery justru tertawa.

"Mau sampai kapan kalin memutuskan siapa yang paling tampan eoh? Kita akan terlambat menghadiri pesta pernikahan Donghae Hyung dan Hyukjae Hyung jika kalian terus ingin menjadi yang tertampan.."

Jungwoo menurunkan Hendery dari gendongan Lucas ia meminta anak kecil itu mengambil sepatunya dan memakainya, kemudian mereka segera beranjak keluar dari kamar hotel menuju lantai teratas untuk menghadiri acara sakral yang tentu saja mereka nantikan.

Keduanya melangkah beriringan sembari menggandeng jemari kecil Hendery memasuki area ballroom, Jungwoo dan anak tampannya tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya akan acara mewah yang digelar oleh keluarga Lee atas pernikahan si sulung mereka.

Ditambah saat ini Hyukjae pun sudah menjadi seorang penyiar yang bisa dikatakan cukup dikenal dikalangan masyarakat, club siaran yang dibuatnya dahulu benar-benar membawa Hyukjae pada kehidupan yang lebih baik.

"Kau ingat hari dimana kita menikah Jungwoo-ya?"

"Ya.. Tentu.. Hari itu tak akan pernah terlupakan dalam hidupku.."

Jemari Lucas dan Jungwoo saling menaut satu sama lain karena Hendery berkata ia ingin pergi mengambil air minum, keduanya saling melempar pandangan satu sama lain hingga Jungwoo yang memutuskan tatapannya pada Lucas terlebih dahulu.

Walau sudah menikah sekalipun tetap saja debaran jantungnya akan jadi tidak menentu saat kedua mata mereka saling bersinggungan, ah Lucas memang terlalu tampan.

Namun saat ia menunduk netranya justru melihat anaknya menghampirinya dengan wajah terkejut, Jungwoopun segera berjongkok khawatir "Ada apa Hendery-ya? Kau baik-baik saja?"

Melihat Jungwoo berjongkok Lucas pun ikut membungkuk karena khawatir melihat anaknya yang datang dengan wajah seperti itu, apa anak mereka habis melihat hantu??

"Ayah, apa diriku akan mati dengan cepat?"

"Apa yang kau katakan, tidak boleh berbicara seperti itu.."

Hendery meraih jemari Jungwoo dan meletakkannya di dada, ayahnya itu bisa merasakan betapa kuat debaran jantung anaknya ini "Dadaku berdenyut sangat kuat ayah saat melihatnya.." Dengan polos Hendery menunjuk seorang anak lelaki yang duduk sendirian dikursi kira-kira seumuran atau lebih tua dari Hendery setahun.

Anak beralis tebal dan memiliki garis rahang tegas walau masih kecil itu menoleh kearah Hendery dan berhasil membuat si kecil Wong menurunkan tangannya dan berbalik badan, membuat si anak tadi kemudian menunduk dan menatap kedua tangannya.

Lucas dan Jungwoo saling melemparkan tatapan terkejut satu sama lain, apa anak mereka menemukan cinta pertamanya??

Until You

Acara berjalan dengan lancar, baik Hyukjae dan Donghae sudah saling mengaitkan cincin dan memotong kue pernikahan milik mereka, keduanya begitu bahagia saat melihat orang-orang yang dikenalnya berada disana untuk menyaksikan kebahagiaan mereka.

Walau saat ini ada yang sedang tidak fokus karena terus mengetik kalimat panjang di ponselnya, menspam si pemilik hatinya yang belum tiba padahal acara sudah berjalan setengah.

"Kemana dia?"

Jeno menoleh karena melihat sepupunya terus menggerutu "Sebentar lagi mungkin dia akan sampai bersabarlah Hyung.."

Mau tak mau Markpun menyimpan ponselnya, ia tidak kesal namun dirinya khawatir karena sejak sore Donghyuknya sama sekali tidak membalas pesan, padahal Mark bisa dengan senang hati menjemput kekasihnya itu, tapi Donghyuk tidak menghubunginya sama sekali.

Ia menatap sekeliling, semua terlihat begitu bahagia apalagi dengan Donghae dan Hyukjae benar-benar membuat Mark iri, ia melirik pada Jeno dan Jaemin yang saling menautkan jemari mereka saat menatap kedepan sana membuatnya semakin bertambah iri saja.

Ponselnya bergetar membuat Mark terpaksa berhenti membayangkan kebahagiaan orang lain, iapun segera merogoh sakunya dan melihat balasan dari Donghyuk disana.

'Aaaaa maafkan aku baterai ponselku habis..'

'Apa acaranya sudah mulai, diriku baru selesai mandi dan bersiap aku akan berlari kesana..'

Mark terkekeh geli membaca balasan Donghyuk yang begitu panik, namun ia bersyukur bahwa prianya sudah sampai dengan selamat, ia pun mengetikkan kalimat balasan pada Donghyuk agar pria itu tidak perlu terburu-buru.

Mark kembali menyimpan ponselnya dan tersenyum seperti orang bodoh, dirinya dan Donghyuk terpaksa menjalani hubungan LDR sejak Mark naik kelas 2, dirinya harus mengurus perusaahaan ibunya yang diwariskan padanya seorang.

Dengan terpaksa Mark harus kembali meninggalkan Donghyuk, namun kali ini bukan dengan kesedihan, pria itupun berjanji akan menunggu Mark pulang walaupun hasilnya pria Canada itu hanya kembali 6 bulan sekali saat berlibur.

Namun mungkin hubungan LDR memang baik untuk keduanya yang sama-sama sibuk, Mark sibuk dengan pendidikan dan perusahaan sedangkan Donghyuk semakin sibuk dengan pendidikan dan karirnya dalam dunia musik.

Mereka sepakat akan mengosongkan jadwal jika mereka akan bertemu, menghabiskan waktu bersama untuk berkencan membayar rasa rindu selama 6 bulan tidak dapat bertemu secara langsung, pertemuan mereka hanya lewat video call yang jelas-jelas berbeda waktu dari tempat Mark ataupun tempat Donghyuk.

Sama seperti hari ini, Donghyuk datang dari Korea setelah menyelesaikan jadwalnya yang benar-benar deadline sedangkan Mark datang dari Canada, hanya tempat ini yang membuat mereka dapat bertemu, maka dari itu keduanya memang terlihat tidak sabar untuk bertemu satu sama lain.

"...kalian harus melemparnya.."

Suara tawa membuat Mark kembali memperhatikan kedepan sana, seseorang meminta Hyukjae melemparkan sebuket bunga kecil layaknya tradisi pernikahan pada umumnya, agar sipenerima buket akan menyusul kebahagiaan Donghae serta Hyukjae dikemudian hari.

"Kau ingin mendapatkannya?" Tanya Jeno antusias, ia sudah meniup kedua telapak tangannya agar bisa meraih buket bunga itu, karena dirinya gagal mendapatkan bunga tersebut 2 tahun lalu diacara pernikahan Lucas justru kakaknya yang mendapatkan buket tersebut.

"Dapatkan buket bunga itu Lee Jeno.." Jaemin menyemangati Jeno sambil memijit pundak kekasihnya, kelakuan keduanya memang tak pernah berubah sejak dibangku SMA.

Pintu Ballroom terbuka, Lee Donghyuk masuk sembari membenarkan jas berwarna hitam yang digunakannya, seluruh matanya menatap sekeliling mencari keberadaan Mark atau setidaknya Jeno dan Jaemin namun ia tidak melihatnya.

Kakinya pun melangkah semakin maju kedepan mungkin saja mereka berada didepan sana, ia mendengar MC menghitung mundur entah apa yang dilakukan didepan sana dengan hitungan mundur tersebut.

Namun setelahnya ia bisa melihat ada sebuah benda terlempar dan meluncur tepat kearahnya yang justru menangkap benda tersebut dalam dekapannya, hingga kini seluruh mata memandang dirinya termasuk Jeno, Jaemin dan... Mark.

Donghyuk menunduk ia baru sadar benda apa yang baru saja ia tangkap, kedua matanya membulat dan menatap Mark yang terkekeh ia segera berlari menghampiri prianya dan memeluk Mark sambil berteriak bahwa ia mendapatkan bunganya.

Sedangkan Jeno ia merengut karena bunga itu sama sekali tidak terjatuh diatasnya "Sudah-sudah jangan bersedih Lee Jeno, kuambilkan ice cream untukmu bagaimana?"

"Vanilla.."

Jaemin terkekeh ia menganggukkan kepalanya kemudian beranjak untuk mengambilkan ice cream bagi prianya yang tengah bersedih seperti anak kecil tersebut.

"Ya..  Ya..  Kau mendapatkannya Donghyuk-ah.." Mark membalas pelukan bahagia prianya yang bahkan tidak mengendur sama sekali.

Ia tersenyum hangat sembari mengelus sayang punggung Donghyuk dan membisikkan sesuatu di telinga pria tan itu "Apa kau mau menikah denganku?"

Donghyuk segera melepas pelukannya dan menatap Mark terkejut namun kedua tangannya tentu saja masih bertengger di leher Mark. "Tapi..." Ia tak berani mengungkapkan apa yang ada dipikirannya, dirinya tentu saja bahagia mendengar ajakan tersebut namun, pekerjaannya dan pekerjaan Mark benar-benar saling bertolak belakang.

Bagaimana jika mereka menikah?

"Aku sudah membangun cabang perusahaan baru di Seoul, diriku akan bekerja di Seoul sembari mengawasi perusahaan di Canada. Kau akan bisa bekerja di Seoul dengan tenang, jika itu yang kau pikirkan.."

Donghyuk kembali memeluk Mark dengan erat, tidak ada yang lebih membahagiakan saat tahu priamu akan menetap kembali bersamamu bukan? Dan itulah yang dirasakan oleh Donghyuk, ia dan Mark tidak akan terpisah lagi.

"Aku mencintaimu Mark.."

"Aku juga mencintaimu Donghyuk-ah.."

Pelukan keduanya kian erat beserta dengan tepuk tangan dari para tamu undangan yang ikut berbahagia karena mereka mendapatkan buket yang lemparkan oleh Hyukjae, pasangan yang mungkin akan menyusul kedua orang didepan sana sesegera mungkin.

Terkadang disaat kehidupanmu terasa hampa akan ada seseorang yang datang, entah mempersulit atau mempermudah.

Namun yakinlah, terkadang keadaan itu yang akan membawamu menuju kebahagiaan sejatimu.

Terkadang seseorang memang dilahirkan untuk menjadi batu agar menyandung jalanmu.

Namun seseorang lainnya akan muncul untuk menjadi penolongmu.

Hingga dia datang dan merubah segala yang terjadi dalam hidupmu menjadi begitu indahnya.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar