CHAPTER ONE – MASK
Planet Bumi, merupakan
satu dari jutaan jumlah planet yang berada di dalam sebuah tata surya,
didalamnya terdapat jutaan kehidupan baik manusia hewan dan tumbuhan. Ribuan
tahun lalu sebelum adanya kehidupan modern seperti sekarang ini terjadi
fenomena aneh yang sampai saat ini belum bisa dijelaskan darimana awal mula
kejadian tersebut dapat terjadi. Makhluk hidup dibumi bermutasi secara
tiba-tiba tanpa diketahui darimana asal muasalnya mutasi tersebut bisa terjadi dan
membuat sel genetik dalam tubuh manusia berkembang melampaui batas normal
hingga memiliki kekuatan. Manusia yang berhasil memutasi dirinya sendiri dan
menyesuaikan dirinya dengan keadaan baru dari tubuhnya hidup dengan kekuatan
yang dimiliki dari hasil mutasi tersebut dan mereka lebih lambat dalam
pertambahan usia bahkan ada yang menyebut mereka immortal berbeda dengan
manusia biasa yang tidak dapat memutasi gen didalam tubuh mereka. Tidak ada
satupun dari mereka yang mengerti bagaimana kekuatan itu datang mutasi bagaikan
penyakit menular pada masa itu, terjadi penangkapan besar-besaran oleh
pemerintah karena manusia biasa merasa terancam dengan kehadiran para manusia
yang sudah bermutasi. Mereka menjadi lebih kuat dalam segala hal, bahkan
terkadang terlihat energy gelap dari balik tubuh mereka karena dampak dari gen
di tubuh mereka yang bermutasi. Pemerintah berjanji penangkapan ini hanya
sementara hingga mereka menemukan penyembuh untuk penyakit yang diderita
manusia yang bermutasi tersebut.
Hingga suatu saat ada
pihak-pihak tertentu dari pemerintah yang sangat ingin mengumpulkan para
‘Mutant’ ini untuk dijadikan sebagai alat mendapatkan keuntungan dan kekuasaan,
menggunakan kekuatan mereka untuk menyerang yang lemah dan mengambil hak milik
orang lain, mereka menggunakan kekuatan para mutant untuk melakukan tindak
kejahatan kejam bahkan hingga membunuh orang yang tidak sejalan dengan mereka.
Situasi seperti ini yang membuat Manusia dan Mutant yang tidak setuju dengan
perbuatan keji terhadap kaum mereka akhirnya bersatu demi melawan pemerintah dari
kekejamannya yang memperalat kekuatan mutant sebagai alat mendapatkan
kekuasaan.
Namun ternyata begitu
banyak rahasia yang tersimpan di muka bumi ini dan tidak diketahui oleh
siapapun sebelumnya, bahwa didunia ini bukan hanya terdapat Manusia dan Mutant,
karena merasa ekosistem mereka akan dirusak oleh manusia-manusia berfikiran
rendah seperti itu maka kaum setengah dewa dan dewi yang biasa di sebut
silumanpun keluar dari persembunyiannya selama ini. Pada dasarnya mereka pun
hanya sekumpulan suku pedalaman dari balik hutan yang ternyata bukanlah manusia
biasa, bahkan tidak akan ada yang mengetahui keberadaan mereka andai saja
kejadian buruk yang dilakukan oleh manusia serakah itu tidak terjadi.
3 kelompok manusia yang
berbeda jenis bersatu demi melumpuhkan satu kejahatan yang hampir merongrong
seluruh negeri, Manusia yang disebut juga makhluk mortal memiliki keberanian
yang tidak bisa diukur dengan apapun mereka rela mengorbankan nyawa hanya untuk
memenangkan peperangan dijalan yang benar, Mutant yang memiliki kekuatan tanpa
batas dapat membantu manusia untuk melewati perang, mereka saling bahu membahu
bersama melawan pemerintah kala itu. Sedangkan Siluman mereka memiliki akal
kepintaran tanpa batas, suara mereka akan di dengar dimanapun, suku ular,
kucing, bunga, dan gagak mereka menggunakan kekuatan alam untuk mengetahui
rencana pemerintah dengan mudah, mereka juga yang berusaha menciptakan 4 benda
pusaka yang nantinya diharapkan akan mengunci kekuatan jahat dari mutant dan
manusia yang sudah di manipulasi oleh pemerintah.
Peperangan berlangsung
hampir ratusan tahun hingga seorang Superior dari kaum Mutant dan seorang
manusia ternyata berhasil mengaktifkan keempat benda keramat tersebut dan
membuat kekuatan jahat terkurung dan terkubur didalam tanah terdalam di muka
bumi, namun Superiorpun memutuskan untuk ikut turun kedalam memastikan bahwa
kekuatan jahat itu tidak akan keluar lagi sampai kapanpun.
Ketika perang usai ke-3
kelompok ini menuliskan perjanjian bahwa mereka tidak akan saling menganggu dan
melukai satu sama lain dikemudian hari, para mutant memutuskan untuk mengikuti
jejak Superior mereka untuk turun kebagian bawah bumi dan menetap disana agar
tidak ada lagi yang merasa takut dan terganggu oleh kekuatan mereka dan
berharap bahwa manusiapun tidak ada yang tahu tentang keberadaan mereka.
Sedangkan perkumpulan siluman kembali lagi ketempat asal mereka, bersembunyi di
balik hutan terdalam membangun kembali suku dan ekosistem mereka yang sempat
rusak sebelumnya.
Sedangkan manusia?
Dengan ijin dari kaum mutant dan siluman mereka menciptakan SIU tim rahasia
milik pemerintah yang bertujuan menginvestigasi segala macam kasus yang terasa
janggal, awalnya tim ini tidak terlalu mendapatkan kasus yang signifikan sampai
ratusan tahun terlewati beberapa kejanggalan mulai terjadi ada beberapa kasus
yang tidak dapat diselesaikan secara logika. Pemerintah yang mengetahui tentang
sejarah ribuan tahun lalu pun kembali mengaktifkan SIU dibawah pimpinan Lee
MoonJae, dari sini pemerintah mulai mengetahui bahwa ada beberapa mutants yang
kini di sebut Undergroundians oleh para manusia atau mortals yang keluar dari
tempat persembunyian mereka selama ini untuk membuat keonaran di muka bumi.
-
50 Tahun kemudian
Seorang lelaki muda
berumur sekitar 24 tahun dengan tubuh kurus berwajah tirus dan menggunakan kaos
berlengan panjang longgar dengan celana jeans biru tua melangkah dengan kaki
gemetar melewati kawasan sepi dan gelap di salah satu jalanan paling sunyi di
Universe City (Nama kota buatan yang diambil dari salah satu tempat dalam dunia
RolePlayer yang saya –writer- mainkan), kedua kakinya melangkah dengan ragu
serta gemetar sedangkan kedua tangannya meremas surat pengantar yang dibawa
dalam genggamannya kembali ia menatap sekeliling bahkan sesekali ia menoleh dan
berbalik kebelakang sambil berjalan mundur ia waspada dengan sesuatu yang bisa
saja muncul di belakangnya secara tiba-tiba dan akan membuat hidupnya didalam
bahaya atau bisa saja dirinya tewas malam ini juga, padahal dia belum sampai
ditempat tujuannya.
Salahkan dirinya yang
sangat penakut, dan salahkan pamannya yang menyuruhnya untuk datang kemari
menyerahkan laporan untuk pekerjaan baru yang akan dijalaninya setelah ia
menyelesaikan wajib militer selama 2 tahun pada jam seperti ini, seolah-olah
sudah tidak ada lagi hari esok. Kedua kakinya melangkah hampir tiba di
pertigaan jalan hingga kedua telinganya mendengar suara deruan knalpot motor
yang semakin kencang terdengar makin dekat kearahnya, didalam otak penakutnya
ia sudah membayangkan bahwa bisa saja itu bukan manusia. Siapa juga manusia
yang akan muncul ditengah malam seperti ini dengan motor di tengah kota
Universe yang terkenal sangat menakutkan dimalam hari, kakinya berhenti
melangkah ketika kedua matanya melihat nomor rumah yang dituju olehnya, 4.
Kenapa mereka harus menggunakan angka itu sebagai nomor sebuah kantor dan
hebatnya lagi tempat itu yang harus didatangi olehnya ditengah malam seperti ini.
“AARRGHHH!!”
Lelaki itu berteriak
ketika melihat cahaya lampu motor yang menyinari wajahnya dengan tiba-tiba
bersamaan dengan suara knalpot motor yang tepat berada dihadapannya. Si pemilik
motor menghentikan motornya dan menstandartkan serta mematikan mesin motor yang
dinaikinya lalu membuka helm yang menutupi wajahnya. Rambut hitamnya yang rapi
dengan poni tipis yang sedikit berantakan menutupi dahi dari pemilik wajah
bulat bermata tajam tersebut yang saat ini mengerutkan keningnya menatap
bingung pada lelaki muda yang berteriak dihadapannya sambil menutupi kepala dan
wajahnya dengan kedua tangan yang diangkat tinggi-tinggi.
“Apa yang kau lakukan
didepan markas SIU?” Tanya si pengedara motor semakin bingung, ia segera turun
dari motor dan menghampiri si penakut tersebut.
“Namaku Kim Ryeowook umur
24 tahun aku membawa surat pengantar dan datang untuk melapor.” Sahut si penakut
yang menjawab pertanyaan dengan cepat dan mengaku bernama Kim Ryeowook dia
bahkan sudah mengangkat tinggi-tinggi surat pengantar di genggamannya lalu
membuka surat itu lebar-lebar namun segera ia benarkan ketika ia sadar surat
itu terbalik, sedangkan si pengendara motor ia hanya menggeleng kemudian
menghela nafas malas sambil mengambil surat pengantar yang dimaksudkan lalu
membacanya.
Jadi, pekerja baru yang
dimaksudkan oleh kakaknya adalah anak penakut ini?
“Jadi kau orangnya? Ayo
masuk.” Si penakut itu segera di rangkul dan dengan cepat diseret untuk masuk
kedalam markas rahasia SIU di tengah kota Universe.
Kedua tungkainya
melangkah masuk kedalam markas SIU, Secret Investigation Undergroundians.
Lelaki ini dengan langkah pasti menyeret
si penakut yang mengaku bernama Kim Ryewook, keponakan dari petinggi pusat di
pemerintah tentu saja dia tahu, karena kakaknya dengan semena-mena meminta
dirinya untuk menerima si penakut yang baru saja selesai dari WAMILnya agar
bisa bekerja di SIU.
‘Pengembangan karakter’
itu alasan tidak masuk akal yang diberikan sang kakak padanya.
“Kau sudah kembali
Sungmin-ah?”
“Ya Hyung, kenalkan. Ini
Kim Ryeowook anggota baru kita. Dan Ryeowook, orang disana adalah Park Jungsoo.
Dia adalah pengurus tempat ini kau panggil dia Hyung sama seperti kami semua
menghormatinya mengerti?” ucap si pemilik motor tersebut yang memiliki nama
lengkap Lee Sungmin sambil menunjuk Jungsoo bergantian dengan wajah tirus
Ryeowook.
“H-Hai?” sapa Ryeowook
dengan kaku dan melambaikan tangannya membalas sapaan Park Jungsoo yang
melambai terlebih dulu padanya bahkan tersenyum ramah padanya. Berkenalan
dengan orang baru merupakan hal terberat dalam hidupnya. Maka dari itu jumlah
temannya pun bisa ia hitung menggunakan jari jemarinya. “Tadi, siapa namamu?
Sungmin?” Ryeowook sempat berfikir ia sangat familiar dengan nama tersebut, ia
berfikir cukup keras untuk mendapatkan jawaban. Hingga akhirnya dia sadar bahwa
Sungmin yang kini tengah merangkulnya adalah ketua SIU yang akan menjadi
atasannya nanti di tempat ini “Kau Lee Sungmin?? Ketua Lee?” Ryeowook kembali
terkejut dan gugup sama seperti ketika berada diluar tadi, ia bahkan membungkuk
memberikan hormat beberapa kali. Sungmin tidak mengerti anak ini gugup atau
takut atau apa?
Ryeowook bahkan melangkah
mundur beberapa langkah lagi dan memberikan hormat lagi pada Lee Sungmin, lama
kelamaan Sungmin bisa menjadi raja jika Ryeowook terus membungkuk dan
memberikan hormat padanya “Kau tidak perlu seformal itu padaku. Tidak mungkin
kau akan membungkuk setiap bertemu denganku setiap hari bukan?” Sungmin kembali
mendekati Ryeowook dan merangkulnya membuat bocah penakut itu berhenti
membungkuk, Sungmin sedikit tidak suka akan hal itu.
“Selamat datang anggota
baru, kau seharusnya mengenal para anggota lainnya didalam.” Sungmin berniat
mendorong tubuh Ryeowook agar masuk kedalam markas, benar-benar masuk kebagian
tengah markas yang luas dan tidak tertutup apapun, namun tangan anak ini justru
meremas ujung jaket hitam yang dipakai oleh Sungmin.
Ketika baru masuk kedalam
kantor SIU selain pintu tentu saja akan terlihat parkiran luas disisi kiri namun
hanya terisi oleh beberapa motor besar tentu saja milik Sungmin, disisi kanan ada
meja khusus milik Park Jungsoo dan dapur pribadi miliknya, mengingat Park
Jungsoo pengurus para anggota SIU dan juga dia tinggal ditempat ini, lalu
begitu masuk kedalam bagian dalam akan segera menemukan tangga naik kelantai 2
di sisi kanan tempat dimana buku-buku serta arsip-arsip serta salinan kasus
sejak 50 tahun yang lalu tersimpan dalam perpustakaan dan ada juga
barang-barang yang tidak digunakan lagi oleh Sungmin disimpan di lantai 2.
Dibagian tengah ruangan terdapat meja yang cukup besar yang digunakan untuk
rapat darurat ataupun untuk makan malam atau setidaknya hanya untuk tempat seluruh
anggota berkumpul.
Tepat di sisi kanan meja
besar itu terdapat beberapa kursi, sedangkan disisi kiri terdapat sofa berwarna
coklat yang senada dengan warna dinding bata di seisi markas. Tepat di belakang
sofa, tidak jauh dari sana terdapat beberapa meja kerja yang melingkar agar
masing-masing pekerja dapat saling berkomunikasi, bagi Sungmin tim mereka tidak
harus terlalu serius ketika memecahkan sebuah kasus jadi humor itu sangat
diperlukan ditempat ini. Dan di ujung ruangan ada beberapa anak tangga naik
menuju ruangan khusus milik ketua SIU dan juga laboratorium pribadi serta ruang
penyimpanan barang bukti.
“Sebentar... Ketua Lee,
kenapa aku harus kemari dan melapor hampir tengah malam seperti sekarang?”
Gerakan tangan Lee
Sungmin yang hampir mendorong kembali Ryeowook terhenti karena pertanyaan yang
di ajukan oleh si anak baru ini “Tentu saja karena tengah malam adalah waktu
yang spesial untuk orang-orang yang spesial seperti dirimu diriku dan seluruh
anggota SIU dan juga waktu yang tepat untuk memulai sebuah pekerjaan, hanya tim
kita yang bekerja hampir 24 jam di negeri ini. Berhentilah bertanya dan
biasakan saja dirimu untuk terbangun di jam-jam seperti ini mulai hari ini.”
Sungmin menepuk punggung
Ryeowook sambil tersenyum manis dan cukup lebar membuat Ryeowook bukan
merasakan keramahan ia justru bergidik ngeri “Dan cukup panggil saja diriku
Sungmin Hyung atau Hyung, kau bisa memanggilku ketua pada saat-saat tertentu.
Jujur saja diriku tidak terlalu suka panggilan seformal itu.” Ia mendorong
Ryeowook untuk masuk kebagian tengah markas bahkan anak itu hampir menabrak
meja, kali ini dia berhasil mendorong anak itu menjauh darinya. “Anak baru
sudah datang!! Sebaiknya kalian keluar untuk memberikan sambutan.” Panggil
Sungmin pada teman-teman timnya yang lain agar keluar.
“Kau akan
menakut-nakutinya Sungmin-ah.”
Sungmin sama sekali
tidak akan merasa bersalah dirinya justru tersenyum puas dan merasa senang
sambil menggendikkan bahunya tanda bahwa dirinya tidak tahu apa-apa dengan apa
yang akan terjadi sebentar lagi didalam sana. Ketua SIU itu justru kembali
keluar untuk memastikan motornya masih berada didepan agar ia bisa
memasukkannya kedalam, hari ini dirinya benar-benar malas kembali kerumah dan
bertemu dengan kakaknya mungkin ia akan menginap di markas saja atau mulai
mencari tempat tinggal lain.
“Ah, kau anak baru?”
Ryeowook menunjukkan
senyum canggungnya ketika seorang wanita yang duduk di salah satu meja kerja
memanggil dan menyapanya dengan ramah “Perkenalkan, namaku Kim Ryeowo...” belum
usai ia mengucapkan namanya dalam sekali kedipan sosok wanita yang menyapanya
tadi sudah menghilang dan muncul dengan tiba-tiba dibelakangnya.
“Kau gugup sekali, sini akan
Noona antarkan kau ke meja kerjamu.” Wanita itu segera menyentuh jemari
Ryeowook, ia berniat untuk menunjukkan yang mana meja kerja yang akan di
gunakan oleh anak baru ini nantinya. Namun Ryeowook tidak bisa menyembunyikan
rasa gugupnya terutama karena wanita ini menghilang dari hadapannya dan muncul
begitu saja dari balik tubuhnya. Ryeowook semakin gugup dan takut apalagi
ketika jemarinya disentuh oleh wanita yang menyebut dirinya sendiri Noona, anak
muda itu merasa jemari Noona tak bernama itu sangat dingin “Kenapa jemarimu
sangat dingin No-Noona?? Padahal hari begitu panas malam ini?”
Wanita itu tersenyum
simpul lalu melepaskan genggamannya dijemari Ryeowook, “Mau bagaimana lagi?
Diriku tidak bisa disamakan dengan dirimu yang makhluk berdarah panas..”
Jawaban dari wanita itu
mau tidak mau membuat Ryeowook mengerutkan keningnya kemudian menunduk dan
menyadari bahwa kaki wanita itu tidak ada dan justru tergantikan dengan ekor
ular yang sangat panjang “AAAAAHH!!” ia melangkah mundur sambil berteriak
bahkan menutup kedua mulutnya rapat-rapat usai berteriak, Park Jungsoo yang
mendengar teriakan Ryeowook hanya bisa menggeleng sambil menggoreng ikan untuk
wakil ketua SIU yang sangat menyukai ikan ia menutup telinganya dengan earphone
agar tidak mendengar teriakan-teriakan lagi setelahnya, ia sudah hafal dengan
kejadian seperti ini sudah berapa orang anak baru yang pergi melarikan diri
usai Sungmin memperkenalkan anak baru itu dengan anggota lainnya, Jungsoo hanya
berharap anak baru kali ini tidak akan lari dan bertahan lama di SIU bersama
dengan mereka.
“Ah, maaf. Noona lupa
menyembunyikannya. Semoga kau terbiasa.” Wanita itu tertawa pelan lalu kembali
ke meja kerjanya dan duduk disana dengan melata, ekor panjangnya terseret
dilantai. Ryeowook sangat takut dan itu terlihat dengan jelas dari wajahnya,
walau dia sudah tahu SIU itu berbeda dari tim investigasi lainnya di muka bumi
ini bahkan termasuk dalam menangani kasus tapi ia belum pernah melihat hal-hal
aneh dan berbeda secara langsung terlebih manusia setengah ular seperti barusan,
ini pengalamannya yang pertama.
“Waw?? Darimana
datangnya manusia penakut ini? Aku bisa merasakan rasa takutnya dari lantai 2.”
Ryeowook menatap
sekeliling ia melihat tangga didekatnya tetapi tidak ada siapa-siapa disana,
namun kedua matanya melihat seseorang menggunakan tangga spiral di sudut lain
ruangan turun dengan cara merosot dari sisi pegangan tangga berputar-putar namun
sebelum tiba di lantai bawah seseorang itu melompat kearahnya dan berubah
menjadi seekor kucing hitam gemuk dengan bulu tebal nan menggemaskan.
“AAAAAAHHH”
Si penakut itu semakin
berteriak dan berlari menaiki beberapa anak tangga andai saja itu memang kucing
sungguhan dirinya tidak akan setakut ini tetapi ia sudah melihat bagaimana
seorang manusia berubah menjadi seekor kucing dihadapannya baginya kucing hitam
itu sudah tidak lucu lagi sama sekali dimatanya. Ryeowook berharap tidak akan ada
kejutan lagi dari anggota lainnya namun ia justru mendengar suara ledakan dari
bagian dalam markas, tidak ada yang panik hanya dirinya saja yang terlihat
was-was karena suara ledakan itu. Hingga sesosok pria keluar dari dalam dengan
wajah hitam dengan rambut berantakan dan naik keatas bahkan masih ada sisa asap
dari kepala pria tersebut tidak lupa dengan wajah kesalnya. Ryeowook hampir
mengira itu adalah perubahan super goku dari anime favoritnya.
“Super Saiyan??”
gumamnya tapi tidak bisa di sebut gumaman karena suaranya cukup lantang hingga
terdengar oleh subjek yang di maksud, ia tetap memeluk sisi tangga dengan takut,
bisa saja pria itu tiba-tiba saja berubah menjadi sosok menakutkan lainnya,
hulk misanya.
Sosok yang baru keluar dengan
wajah kesal karena eksperiment gagalnya itu segera tersenyum padanya, sepertinya
dia suka dengan panggilan Ryeowook untuknya “Ah, Kau bisa memanggilku terus
seperti itu.” Ucapnya senang.
“Pasti penelitianmu
gagal lagi?”
Pria berantakan itu baru
saja senang dengan panggilan yang diberikan oleh si anak baru namun ucapan
satu-satunya wanita ditempat ini membuatnya mendengus kesal ditambah dengan si
kucing hitam itu yang ikut mengeong seolah-olah mengiyakan “Noona, jangan
meremehkanku seperti itu. Seharusnya kau bersyukur kau bisa tenang duduk
didalam markas tanpa harus merasa terancam saat seluruh lelaki ditempat ini
keluar untuk menangani kasus, dan itu semua karena kepintaranku yang membuat
batas pelindung agar Undergroundians tidak bisa menerobos masuk kemari.”
Ucapan panjang lebarnya
tidak didengar dan ditanggapi sama sekali oleh 2 makhluk setengah manusia
tersebut hanya Ryeowook yang masih mendengar dengan rasa takut tingkat tinggi,
ia bersyukur sepertinya ada yang terlihat normal seperti dirinya lebih tepatnya
akhirnya dia melihat seorang manusia ditempat ini selain ketua SIU “Hhh, dimana
si tua Kim aku ingin dia mencicipi penemuan baruku.” Ia mencari satu-satunya
undergroundians yang bekerja untuk SIU didalam markas, tapi sepertinya orang
yang dimaksud olehnya tidak ada ditempat.
“Jongwoon sedang
melakukan tugas luar seperti biasanya. Memang sejak kapan kau bisa melihat dia
ada di kursinya lebih dari 5 jam sehari di tempat ini?”
“Kalian benar-benar
berisik, ditambah dengan suara ledakan tadi. Aku tidak bisa membaca dengan
tenang.” Suara protes keluar lagi dari seorang pria manis yang turun dari
lantai 2 menggunakan tangga yang digunakan Ryeowook sebagai tempat
perlindungan. “Oh, akhirnya kita mendapatkan anggota baru.” Sapanya ramah dan
menuruni tangga melewati Ryeowook menuju meja kerjanya .
Baru saja si penakut itu
ingin tersenyum karena merasa setidaknya ada lagi yang normal ditempat ini tapi
ia justru terkejut setengah mati saat melihat kabut tipis yang menutupi kaki
dari pria berwajah manis tadi perlahan menghilang ia bisa melihat dengan jelas
dari betis hingga lantai pria itu tidak memiliki kaki pria itu melayang, apa
baru saja dirinya melihat hantu??
“H...H....hhh..”
Sepertinya si penakut
itu terlalu shock hingga tidak dapat berteriak dan tiba-tiba saja tubuh Kim
Ryeowook merosot terjatuh lalu pingsan di lantai bertepatan dengan Sungmin
masuk kedalam. Ia menatap timnya satu per satu yang tertawa cekikikan karena
merasa senang setelah mengerjai seorang yang baru saja bergabung dengan tim
mereka “Dia pingsan?” Tanya Sungmin tidak percaya, apa yang dilakukan anggota
timnya pada anak baru ini hingga dia pingsan? Karena biasanya anak baru yang
dikerjai oleh timnya akan berlari keluar setelah melihat penampakan ekor dari
satu-satunya siluman ular di tempat ini.
“Baru kali ini kulihat
seorang penakut seperti dia, tetapi tidak pergi berlari dan kabur keluar.” Ucap
kucing hitam yang duduk dengan santai diatas meja besar dan mengintip kebawah
kearah tubuh anak baru yang tengah lemas di atas lantai. Ucapannya disambut
dengan cekikikan anggota tim yang lain dan anggukan si super saiyan, dirinya
pun juga pernah merasa takut ketika awal bergabung dengan tim ini namun baru
seminggu ia sudah terbiasa.
Pria Super Saiyan ini
merupakan seorang ilmuan yang bekerja di SIU pemerintah langsung mengajukan
namanya agar masuk ke SIU saat Sungmin baru menjabat dan mengganti seluruh
anggota lama menjadi anggota baru, namanya Lee Donghae dia lebih muda 2 tahun
dari Sungmin. Sedangkan satu-satunya wanita di tempat ini ia merupakan
satu-satunya siluman dari suku ular yang masih tinggal di tengah kota dan
bekerja di SIU karena sisa dari kaumnya sudah jauh bersembunyi didalam hutan,
Sungmin merekrutnya untuk bekerja menjadi timnya karena sebuah pertemuan yang
tidak di sengaja dia bernama Lee SunKyu tetapi dia lebih suka di panggil Sunny
terlebih memang Sungmin yang memberikan nama itu padanya karena ketika wanita
itu tersenyum wajahnya seperti hari yang cerah itu alasan Sungmin memberikan
nama itu pada wanita yang lebih tua setahun darinya itu tetapi lebih kekanakan
darinya. Sedangkan roh pria manis tadi, tidak ada yang tahu darimana dia
berasal dan berapa umurnya, bahkan roh tersebut tidak mengingat apapun dari
masa lalu tentang kehidupannya sebelum kematian bahkan bagaimana dia bisa
menjadi roh dalam bentuk utuh seperti inipun ia lupa, Sungmin memberikannya
nama Kim Kibum agar mereka dengan mudah bisa memanggil roh tersebut dengan
mudah, ia ditemukan di kaki bukit pegunungan di utara kota oleh Sungmin dan siluman
kucing hitam. Berpindah pada siluman kucing hitam yang masih asik bertengger di
atas meja dengan bentuk aslinya, jujur saja Sungmin lebih menyukai kalau kucing
itu berbentuk manusia seperti dirinya daripada dalam bentuk kucing, pemimpin
itu lebih suka kalau ia harus menganggap kucing itu manusia daripada siluman,
bahkan kucing ini merupakan peliharaan dari kakak Sungmin sebelum kakaknya
memberikannya pada Sungmin 2 tahun sebelum kakaknya itu naik jabatan dan
menyerahkan kursi kepemimpinan SIU pada adiknya, nama kucing itu Xiumin walau
Sungmin sudah memberikan nama lain padanya yaitu Kim Minseok, agar Sungmin
tidak harus menganggapnya kucing lagi. Baginya Xiumin dan yang lainnya sudah
merupakan saudara dan keluarganya terutama kucing hitam ini, bahkan Sungmin
lebih dekat dengan Xiumin daripada dengan kakaknya sendiri, tanpa ragu Sungmin
menjadikan kucing itu wakilnya di SIU.
“Dia ini keponakan
Menteri Kim apa kalian berniat tempat ini dicabut ijinnya oleh pemerintah??
Berhenti menakut-nakuti manusia.” Ucap Sungmin lantang karena timnya kini baru
sadar mereka melakukan kesalahan dan sedikit berlebihan dalam menyambut ‘tamu’
baru mereka.
“Dan kau berhentilah
menakut-nakuti dengan berubah tiba-tiba menjadi kucing, atau akan kucukur
seluruh bulu hitammu itu.” Omel Sungmin pada Xiumin sambil menunjuk hidung
hitam kucing itu yang hanya menatapnya dengan kedua mata bulatnya, hanya
Sungmin yang tidak akan terperngaruh dengan penampilan menggemaskan Xiumin.
“Ck, iya aku tahu!”
kucing hitam itu mau tidak mau harus mengiyakan ucapan Sungmin karena Sungmin
adalah tuannya, pemiliknya dan tugasnya adalah mengikuti apa yang dikatakan
oleh majikannya. Walau Sungmin sama sekali tidak pernah merasa bahwa ia
memelihara kucing itu, baginya Xiumin ‘sang kucing’ adalah adik dan temannya
selama ini.
“Angkat dia keatas sofa,
jika sudah sadar berikan dia air dan jelaskan pekerjaannya.. kepalaku benar-benar
pening..” Sungmin segera beranjak kedalam membiarkan anggotanya yang mengurus
Ryeowook yang tengah pingsan, menerima seorang penakut dalam sebuah tim yang
mengurus sesuatu yang berbau tidak normal sama saja seperti bunuh diri, apa
kakaknya sekarang tengah mengerjainya atau apa?
“Lee Jang Hyuk.. apa kau
sedang mentertawakanku sekarang.” umpatnya kesal sambil berjalan memasuki ruang
kerjanya dan meninggalkan seluruh anggotanya yang tengah mengerumuni Ryeowook
yang tengah pingsan.
+ The Mask +
Disebuah Universitas
yang cukup terkenal di pusat kota Universe, seorang dosen dengan perawakan
tinggi, rapi, serta terlihat sangat ramah baru saja usai menuliskan sebuah
penjelasan di papan tulis dalam kelasnya khususnya hari ini yang berhubungan
dengan peningkatan sel genetik atau banyak yang orang sebut mutasi genetik yang
saat ini terdengar wajar ditelinga manusia, dan telinganya sendiri tentu saja,
berbeda dengan ratusan tahun lalu. Tatapannya yang lembut dan tajam disaat
bersamaan dibalik bingkai kacamata berwana coklat ditambah dengan rambut
ikalnya yang berwarna auburn membuat beberapa murid yang ikut dalam kelasnya
tidak henti-henti menatapnya.
“Vict..” Panggil dosen
itu pada asisten pribadinya agar memutar slide penjelasan materi tentang mutasi
genetik yang tengah ia teliti saat ini pada beberapa muridnya dan beberapa
seniornya yang datang hari ini untuk melihat bagaimana kinerja si pengajar
tersebut.
“Vict?” panggilnya lagi,
namun ia tidak mendapatkan jawaban. Gadis cantik yang ia panggil sama sekali
tidak merespon ataupun menoleh “Song Qian?” terpaksa ia harus memanggil gadis
itu dengan nama asli miliknya. Asistennya adalah murid pertukaran dari China
yang saat ini tengah belajar di Korea, ia tinggal bersama dengan neneknya yang
ia bawa dari Negara kelahirannya.
“Ah, Professor Cho?
Maaf.” Mendengar namanya di panggil gadis itupun tersentak kaget ia menatap
dosen dihadapannya yang tengah menatapnya dan beberapa murid yang menatapnya, Song
Qian pun sadar dari fase melamunnya dan dengan segera memutar penjelasan lewat
layar proyektor.
Melihat gelagat Song
Qian Professor Cho atau dikenal dengan Cho Kyuhyun pun merasa ada yang ganjil
dengan keadaan muridnya tersebut namun ia urung untuk bertanya tentang keadaan
Song Qian sekarang, ia segera melanjutkan penjelasan materi yang dimilikinya
agar dimengerti oleh anak muridnya, mungkin Kyuhyun akan bertanya nanti setelah
jam pelajaran sudah usai.
Cho Kyuhyun, siapapun
akan suka dengan dirinya bahkan mungkin jatuh pada pandangan pertama dengannya.
Dia tampan, tinggi, sangat rapi, bahkan kepintarannya diatas rata-rata. Ia
sudah menyandang gelar Professor diumurnya yang baru mengginjak 28 tahun dan
sekarang ini sudah tahun ke-4nya mengajar di universitas yang menjadi tempatnya
belajar selama ini. Penampilan rapinya didukung dengan potongan pendek rambut
ikal dengan warna auburn dan kaca mata yang bertengger di kedua matanya
menambas kesan tanpan serta maskulin dari dirinya namun sayang hidupnya hanya
diisi dengan buku, mengajar dan penelitian. Teman dekatnya hanya satu orang
yaitu seorang pria dan orang tersebut merupakan guru kesenian dari SMA khusus
seni di pusat kota Universe. Sedangkan teman lainnya ia memiliki banyak, namun
tidak terlalu dekat. Kyuhyun membatasi pergaulannya hanya sebatas saling
mengenal dan bertukar pendapat tentang buku, pelajaran, penelitian selebihnya
tidak ada, ia lebih suka menyendiri dan melakukan apapun seorang diri.
“Cara mengajarmu sangat
bagus sangat mudah untuk dimengerti berbeda dengan cara professor Ahn mengajar
dahulu, seharusnya kau menerima pekerjaan di lab milik pemerintah bersama
denganku dan gurumu.”
Kyuhyun hanya tersenyum
ramah sebagai respon awalnya, ia sama sekali tidak terlalu tertarik dengan
penelitian yang tengah dijalankan oleh rekan sesama professor dan seniornya
ketika dirinya masih berkuliah dulu. Walaupun penelitian yang tengah mereka
jalani sangat memiliki kaitan erat dengan bahan ajarannya di universitas
‘Mutasi Genetic dalam sel tubuh manusia’ namun Kyuhyun tidak pernah memiliki
minat untuk bergabung, atau mungkin ia sengaja tidak ingin bergabung.
Usai mengajar ia
dihampiri oleh seniornya sebagai rasa hormat dan mau tidak mau ia harus
meladeni ajakan dari seniornya ini untuk yang kesekian kalinya dan hasilnyapun
ia harus menolak juga untuk yang kesekian kalinya. Kini mereka tengah melangkah
perlahan menuruni tangga didepan Universitas, Professor Cho akan mengantarkan
seniornya menuju mobil pemerintah yang sudah menjemputnya ia yakin usai
perbincangan basa basi ini seniornya akan kembali menuju laboratorium milik
pemerintah dan melanjutkan penelitian.
“Yang kuajarkan itu hanya
sebatas teori semata, apa yang kalian lakukan di lab melebihi batas
kemampuanku. Diriku hanyalah seorang pengajar, mana berani aku menyamakan
posisiku denganmu dan juga Professor Ahn.”
“Kau terlalu merendah Professor
Cho. Baiklah, aku tidak akan memaksamu jika begitu, tapi hubungi gurumu
sesekali mungkin kalian bisa bertukar fikiran.”
Professor Kim pun
beranjak pergi terlebih dahulu setelah melihat anggukan dan senyuman simpul
Kyuhyun yang selalu diberikan pria itu padanya setiap usai menolak ajakannya karena
ia memang bukan sekali gagal kembali membujuk Kyuhyun untuk bergabung dengan
mereka dalam penelitian tentang mutasi genetic. Kyuhyun membungkuk sebagai
salam hormat setelah Professor Kim pergi lalu tidak lama ia menoleh pada Song
Qian yang masih melangkah dengan setia dibelakangnya sambil memeluk buku-buku
tebalnya namun Kyuhyun bisa melilhat tatapan kosong dikedua matanya seolah-olah
ada yang menganggu fikirannya.
“Apa kau baik-baik saja
Song Qian?”
Beruntung Kyuhyun memang
seorang Professor yang sangat pintar, diapun bisa berkomunikasi dengan Song
Qian menggunakan bahasa ibu dari gadis tersebut, ia tahu mungkin sangat kurang
nyaman bagi gadis tersebut untuk hidup, belajar dan tinggal di Negeri orang
lain.
“Maaf Professor Cho, aku
hanya belum bisa melupakan kejadian kemarin malam.”
Kemarin malam? Kyuhyun
memutar otaknya untuk mengingat tentang berita heboh yang masuk ketelinganya
tadi pagi tentang pembunuhan yang terjadi kemarin malam dan ternyata asistennya
yang justru menjadi saksi mata dari kejadian pembunuhan tersebut. Sangat berat
menjadi saksi dari sebuah kasus pembunuhan sangat beruntung bahwa Song Qian
tidak mengalami trauma berlebihan, sejauh ini bagi Kyuhyun reaksi yang
ditunjukan gadis ini akan kejadian yang dilihatnya masih bisa disebut wajar.
“Polisi akan segera
mengusut pembunuhan tersebut, kau sebaiknya beristirahat dan tidak memikirkan
hal tersebut Song Qian. Saranku sekarang lebih baik kau pergi kekantin untuk
mengisi perutmu atau UKS untuk berbaring dan mengistirahatkan tubuhmu, kau terlihat
sangat lelah karena kejadian kemarin malam.”
Song Qian mengangguk,
saran dari Professornya sama sekali tidak salah. Ia segera berpamitan untuk
pergi mungkin gadis itu akan pergi makan siang terlebih dahulu baru
mengistrahatkan tubunya yang jujur saja sangat merasa lelah, lelah akan segala
hal yang menimpanya dalam waktu dekat ini.
“Pasti berat untuknya.”
Gumam Kyuhyun seorang diri lalu ia kemudan melangkah melewati taman yang tidak
jauh dari tempatnya berada sebelumnya, ia akan kembali ke asrama guru sebelum
mengajar lagi satu jam mendatang.
Tepat ketika Kyuhyun
melewati taman yang cukup luas di kawasan kampus tempatnya mengajar sebuah
motor besar melewatinya menuju kearah sebaliknya dari gedung universitas yang
menjadi TKP terjadinya pembunuhan kemarin malam. Motor itu berhenti di balik
kerumunan beberapa mahasiswa yang tidak mengerti tentang apa yang terjadi,
sosok dibalik helm itu adalah ketua SIU Lee Sungmin. Setelah menstandartkan
motornya ia segera melangkah memasuki area TKP tetapi dengan cepat dihalangi
oleh salah satu petugas polisi disana.
“Ini batas untuk orang
biasa.”
Sungmin menatap orang
itu sedikit kesal ketika dirinya disebut-sebut ‘orang biasa’ memang secara
harafiah dirinya hanyalah manusia biasa bahkan didalam timnya dialah manusia biasa
yang tidak memiliki kelebihan apapun kecuali martial art yang dikuasainya sejak
kecil, tetapi orang biasa inilah yang memimpin seorang siluman ular, seorang
siluman kucing, seorang undergroundians, seorang spirit, dan seorang ilmuan
bahkan seorang keponakan dari petinggi pemerintahan.
“Oh.” Ia tidak perlu
lagi berargument atau apapun, Sungmin mengerluarkan ID nya dan menujukkan bahwa
dirinya adalah seorang ketua SIU tapi tetap saja polisi tersebut tidak
mengijinkannya masuk, hingga salah satu polisi senior lain yang mengenalnya
langsung menghampiri.
“Ketua Lee? Kau sudah
datang? Maaf dia anggota baru jadi dia tidak mengenalmu.”
Kepalanya
mengangguk-angguk sambil tersenyum, setidaknya kerahasiaan tentang adanya SIU
memang benar adanya bahkan hanya segelintir orang yang tahu bahwa mereka memang
ada “Tidak apa-apa, tidak perlu memanggilku seformal itu.” Ia sebenarnya merasa
tidak enak di umurnya yang baru memasuki 30 tahun ia sudah dipanggil KETUA “Apa
aku sudah bisa masuk?”
“Tentu saja tentu..”
Polisi senior tersebut
membuka garis penutup agar Sungmin bisa masuk dan mengamati daerah TKP,
meninggalkan kedua polisi yang tengah beradu argument tentang mengetahui
tentang SIU atau tidak “Apa kau tidak tahu sama sekali tentang SIU? Mereka akan
di panggil jika kasus yang terjadi di TKP sama sekali tidak bisa diselesaikan
oleh detektif. Biasanya jika mereka datang pusat akan mengabari kita yang
berada di lapangan.”
Ada rasa bangga terselip
dalam senyum dari bibir Sungmin saat mendengar ucapan polisi tersebut, bagaimana
ia tidak bangga. Walaupun timnya sangat dirahasiakan tapi tidak ada yang tidak
bisa selesaikan oleh timnya, bahkan mereka menyelesaikan kasus yang tidak bisa
diselesaikan oleh tim lainnya. Kedua matanya melirik kearah pohon tidak jauh
darinya ia memberikan kode pada siluman kucing tersebut untuk turun dan
menyusulnya untuk melihat bagaimana keadaan mayat gadis yang menjadi korban
pembunuhan kali ini, lagi-lagi Xiumin datang dalam bentuk kucing Sungmin
benar-benar ingin mencukur bulu tebalnya itu hingga habis.
+ The Mask +
Lebih dari 3 jam Lee
Sungmin hanya diam menatap keadaan mayat gadis muda tersebut sambil mengelus-elus
dagunya. Ia menunduk kemudian mendongak lagi keatas jendela ia memastikan tidak
ada bukti atau petunjuk apapun yang terlewat dari pandangan matanya. Ia bisa
memastikan bahwa analisis miliknya sama seperti detektif lainnya bahwa gadis
ini tewas karena tercekik bahkan Sungmin bisa melihat tulang leher gadis ini
remuk. Namun yang menganjal adalah kenapa bekas di leher gadis ini bukanlah
jejak cengkraman tangan yang besar tetapi hanya sebuah garis yang tidak bisa
dirinya definisikan sebagai tali tambang ataupun tali apapun. Garis dileher itu
terlalu halus untuk di samakan dengan bentuk tali tambang.
“Gadis ini terlalu muda
untuk terbunuh dalam keadaan seperti ini.”
Xiumin, sang siluman
kucing yang masih dalam bentuk kucingnya dan duduk tidak jauh dari keberadaan
mayat hanya menatap Sungmin dengan tatap malasnya “Berjam-jam kau menatapnya
dalam diam hanya itu yang kau dapatkan?”
Sungmin melirik kearah
kucing hitam itu, apa barusaja dirinya tengah disindir oleh kucing itu atau
apa? Ia hiraukan ucapan Xiumin kemudian kembali menatap kebagian atas jendela
yang terbuka, tidak ada tali diatas sana jika dia bunuh diri tidak mungkin dia
tidak meninggalkan seutas tali, kalaupun memang dia bunuh diri tali jenis apa
yang digunakan olehnya? Jika pembunuhan siapa yang bisa membunuhnya seperti
ini? Tidak mungkin manusia biasa, hanya itu yang terlintas di kepalanya.
“Kau melihat keatas
terus menerus, apa kau ingin aku mengecek keatas sana?”
Sungmin menggeleng, ia
tidak ingin Xiumin menjadi kucing lebih dari 12 jam sehari. Sungmin sedang
mengajarkan bagaimana cara menjadi manusia pada Xiumin bukan menjadi kucing
selamanya “Dimana Wookie?” tanyanya sambil menatap sekeliling, Wookie adalah
panggilan barunya untuk si anak baru yang penakut itu, mungkin karena Ryeowook
lah yang paling muda di antara seluruh anggota Tim maka Sungmin memberikan nama
panggilan itu untuknya.
“Ketua Lee?? Aku sudah
datang, apa kau men...” Ryeowook datang secara tiba-tiba dari arah belakang
segera melapor pada Sungmin, namun belum usai laporannya keluar dari bibir
tipis anak itu dia hampir memuntahkan seluruh isi perutnya karena melihat mayat
wanita dengan leher remuk dan wajah lebam serta penuh dengan darah itu.
“Hei..” Sungmin segera
menahan Ryeowook yang akan pergi dari TKP “Tahan dulu muntahmu, ada yang ingin
kutanyakan padamu.”
Susah payah Ryeowook
menahan muntahnya namun aroma tidak enak itu masih tercium ketika dia membuka
mulutnya untuk menyahuti Sungmin terlihat dari ekspresi Sungmin yang berusaha
menahan aroma aneh yang keluar dari mulut juniornya ini “Aku ingin mendengar
analisamu tentang apa yang terjadi pada gadis ini.” Sungmin memberikan Ryeowook
sarung tangan karet agar menggunakannya sama seperti yang ia pakai.
Sambil menggunakan
sarung tangan Ryeowook menunduk dan sesekali menatap pada mayat tersebut
takut-takut sambil memberikan argumentasinya yang tidak jauh dari apa yang
Sungmin fikirkan “Dia dibunuh, tidak ada tali tidak ada jejak apapun tapi
lehernya patah dengan sangat parah.” Ucapnya dengan cepat, usai ia menjawab
Sungmin menarik tangan Ryeowook dengan alasan meminjam tangannya untuk mengukur
lebar leher gadis yang sudah remuk itu. Mau dilihat seperti apapun juga, tidak
ada bekas cekikan dileher gadis ini.
Sungmin melepaskan
tangan Ryeowook dari cengkramannya lalu menatap Xiumin “Temukan saksi mata yang
melihat kejadian kemarin malam aku perlu berbicara dengannya nanti. Wookie, aku
harus mengetes sesuatu dan kau akan menjadi medianya.” Ucap Sungmin tanpa
meminta persetujuan Ryeowook anak itu bersedia atau tidak.
“KETUA LEEEE!!!!”
Ryeowook berteriak
ketakutan ketika tubuhnya tergantung dari lantai 2 gedung yang tidak jauh
letaknya dari mayat yang baru saja sudah dibawa oleh tim forensik untuk di
otopsi. Bagian pinggangnya terikat dengan tali yang terhubung dengan jendela
yang sedari tadi di perhatikan oleh Sungmin. Jika diperhatikan baik-baik bahkan
jarak antara jendela dari atas kebawah pun tidak terlalu jauh ini bukan tempat
yang tepat untuk bunuh diri bahkan walaupun terjatuh sekalipun tidak akan
membuat leher seseorang patah seperti itu, mereka menggunakan Ryeowook sebagai
refleksi dari korban kira-kira bagaimana posisi korban saat kematian berada
dihadapannya. Sedangkan Sungmin dan Xiumin mereka berdua berdiri dibalik
jendela dan menahan tali yang mengikat tubuh Ryeowook lebih tepatnya si siluman
kucing yang menahannya sedangkan Sungmin ia sibuk menatap sekeliling jendela
berharap mendapatkan sesuatu sebagai barang bukti.
Ia memang mendapatkan
sesuatu ‘sidik jari’ hanya saja setelah ia mengambil bukti sidik jari ia baru
menyadari kenapa sidik jari ini lebih besar daripada jemari korban, bahkan
posisi jari ini pun mencurigakan. Hanya ada 1 telapak tangan saja di jendela
dan mengarah kedalam seolah-olah seseorang bergantung diluar dan berpegangan
pada tepi jendela dengan satu tangan lalu apa yang dilakukan oleh satu
tangannya lagi dengan bebas? Itu sangat aneh baginya.
“Apa yang kau fikirkan?”
Sungmin menatap Xiumin
lalu ia bersandar pada dinding di sebelah jendela “Mutant? Hanya itu yang
terlintas dikepalaku. Semenjak kakakku memimpin SIU sudah banyak kasus mutant
yang melarikan diri bukan? Bukan tidak mungkin kali ini kita juga berurusan
dengan hal yang sama.”
“Maksudmu Undergroundians??”
“Kau jelas mengerti
siapa yang kumaksud Kim Minseok.” Sungmin menegaskan bahkan sampai menyembut
nama baru Xiumin yang sengaja ia berikan pada kucing hitam itu agar dia
memiliki identitas yang sesungguhnya.
“Sudah sangat lama
mereka tidak menampakkan diri, lagipula mereka tidak biasanya akan membunuh
seperti ini. Apa penjaga disana melakukan kecerobohan hingga membiarkan
penduduknya berkeliaran dan membuat onar ditempat ini, bahkan membunuh?”
Sungmin menendang kaki
Xiumin “Apa kau fikir SIU dibuat hanya untuk ajang perkumpulan orang-orang yang
tidak memiliki pekerjaan dan tujuan? Untuk hal-hal seperti inilah kita di
ciptakan, kita harus membuktikan bahwa ini memang perbuatan ‘mereka’ lalu
menangkapnya dan membuatnya bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada gadis
muda itu, atau kau akan dihantui oleh gadis itu selamanya” tambahnya
sambil menakut-nakuti Xiumin dengan roh
yang akan menghantuinya jika kasus ini tidak selesai ditangan mereka.
“Tapi, kalaupun memang
ini memang kejahatan yang dilakukan oleh Undergroundians. Apa motifnya? Gadis
itu, sangat terlihat biasa-biasa saja hanya seorang gadis biasa dari keluarga
biasa dengan keseharian yang biasa.”
Sungmin kembali menatap
jejak sidik jari di jendela tersebut, “Maka dari itu kau harus menemukan saksi
mata yang kumaksudkan tadi. Aku harus bertanya padanya apa yang terjadi
sebenarnya ketika kejadian itu terjadi. Apa yang dicarinya, apa yang mereka
inginkan dari dunia kita.”
“KETUA LEE, AKU INGIN
KEMBALI KE MARKAS!!”
Baru saja ia
mengeluarkan analisis terkerennya dan teriakan Ryeowook benar-benar sangat
merusak moment, “Bertahanlah sebentar lagi, itu untuk melatih keberanianmu.”
Sahutnya sedikit kesal sebenarnya, jika melihat Ryeowook ia akan teringat
dengan kakaknya yang seolah-olah sedang mempermainkannya.
Sore itu dihari yang
sama Kyuhyun baru selesai mengajar, ia membawa sebuah buku dalam genggamannya
buku tersebut tidak tebal tapi juga tidak tipis sebagai acuan ajarannya
salahkan dirinya yang terlahir sangat pintar buku sekecil itu hanya berisi
beberapa rangkuman yang sudah ia buat sebagai intisari dari setiap bab ajaran-ajarannya
sedangkan penjabaran selebihnya sudah terekam dengan matang didalam kepalanya.
Langkah kakinya yang panjang terhenti saat ia melewati TKP yang sudah tidak
seramai tadi pagi dan siang hari hanya saja masih terpasang garis polisi disana,
namun bukan itu yang menjadi perhatiannya dan membuatnya berhenti melangkah.
Melainkan ia melihat seorang anak muda yang mungkin saja seumuran dengan Song
Qian tergantung dari lantai 2.
“Hei? Apa yang kau
lakukan disitu? Itu sangat berbahaya.”
Ryeowook merasa ada yang
memanggilnya dan begitu ia menoleh ia melihat seorang pria tengah menatapnya
kebingungan, ia merasa seperti dipergoki tengah melakukan kejahatan. Karena
panik tubuhnya bergerak agar bisa kembali menaikkan diri keatas tapi yang ia
lakukan justru mengakibatkan Xiumin tidak dapat menahan berat tubuh Ryeowook
dan membuat siluman kucing itu terpaksa melepas tali yang ia tahan ketika
tambang yang di cengkramnya menggesek telapak tangannya hingga memerah.
“Tidak!”
“Arrghh!!” Ryeowook
terjatuh dengan bokongnya yang mencium tanah terlebih dahulu, ia
berteriak-teriak dan meronta-ronta seakan-akan dia akan segera mati setelah
ini. Padahal dirinya baik-baik saja, beruntung Xiumin cukup kuat menahan
tambang yang terulur tadi sebelum melepaskannya dan hanya menyebabkan Ryeowook
terjatuh dari jarak yang tidak terlalu tinggi.
“Kau tidak apa-apa?”
Kyuhyun menghampiri Ryeowook, walau ia tidak mengenal anak ini tetapi
melihatnya jatuh dari atas tentu saja dirinya cukup panik, sifat alami seorang
Cho Kyuhyun adalah panik akan apa yang tengah terjadi dihadapannya namun tetap
berusaha tenang dalam menolong.
“Wookie? Kau tidak
apa-apa?” Tanya suara lainnya dari lantai atas di balik jendela membuat Kyuhyun
menoleh keatas sekilas namun ia terdiam sebelum sesaat kemudian dirinya kembali
mendongak untuk memastikan penglihatannya sama sekali tidak salah dan ia tidak
sedang bermimpi saat ini.
‘Wajah itu?’
Sungmin menghela nafas
pelan bagaimana bisa anak itu jatuh dari atas padahal dalam keadaan terikat,
benar-benar seorang penakut yang handal. Ia melemparkan pandangannya kearah
lain hingga kedua matanya bertatapan dengan seorang pria yang tengah mendongak
keatas dan beradu pandangan dengan dirinya. Ia segera kembali menarik dirinya
untuk masuk dan menepuk keningnya yang tertutup oleh poni tipis “Sial, kenapa
anak itu harus jatuh disaat ada orang lain yang melihat?? Ayo cepat turun.”
Sungmin segera beranjak turun bersama dengan Xiumin yang segera berubah menjadi
kucing hitam dan berlari paling cepat untuk sampai terlebih dahulu sampai di
lantai bawah.
Wajah lelaki yang baru
saja bertanya tentang keadaan anak dibawah ini benar-benar membuat ingatannya
terlempar kembali ke masa lalu ketika ia bisa dikatakan masih sangat remaja.
Namun rasanya ini bukan waktu yang tepat untuk mengingat hal itu, Kyuhyun
segera menghampiri Ryeowook yang masih mengerang dan mengaduh kesakitan “Agh!
Bokongku, kakiku, aku sekarat. Bawa aku kerumah sakit...”
Kyuhyun memeriksa
keadaan kaki dan tubuh anak ini tidak ada yang salah tidak ada yang terluka
parah, hanya sedikit lecet di bagian lengan dan siku. “Kau sepertinya baik-baik
saja, hanya luka kecil. Nanti sebaiknya kau pergi ke UKS untuk mengobati
lukamu.” Kyuhyun meraih lengan Ryeowook dan membantu pemilik tubuh kurus itu
untuk bangkit berdiri “Ayo, kubantu kau bangun.”
Setelah Ryeowook bangkit
dari jatuhnya, Kyuhyun masih melihat sesekali keatas jendela dan kembali
menatap anak polos dihadapannya “Apa kau tahu bergelantungan dari lantai 2 itu
berbahaya?” Kyuhyun menuntut jawaban atau setidaknya ucapan maaf dan rasa
bersalah atas tindakan berbahaya yang dilakukan oleh pemuda didepannya
beruntung ia hanya terluka sedikit, bagaimana jika lebih parah dari ini?
“Miaaaaw”
Bukan jawaban yang ia
dapat dari pemuda didepannya melainkan suara mengeong dari kucing hitam yang
menghampirinya dan Ryeowook, entah naluri atau memang dirinya menyukai binatang
Kyuhyun segera berjongkok dan mengelus bulu hitam kucing itu seolah-olah kucing
ini adalah miliknya, ia bahkan tidak ragu untuk menggaruk bagian leher kucing
berbulu hitam tebal itu.
Sungmin yang baru saja
tiba dibawah cukup terkejut melihat bagaimana Xiumin tiba-tiba saja mau
disentuh oleh orang asing padahal dengan sesama anggota SIU saja kucing itu
tidak begitu suka disentuh. Jangankan Sungmin, saat ini Xiuminpun tengah tidak
mengerti dengan sikapnya. Orang ini, seperti pernah dilihatnya, pernah
dikenalnya. Ada rasa familiar tetapi ia tidak tahu dimana dia pernah bertemu dengan
orang ini sebenarnya.
“Waw, aku belum pernah
melihat kucing ini sangat penurut dengan orang lain.” Sungmin datang dan segera
ikut berjongkok berhadapan dengan Kyuhyun jemarinya terulur untuk ikut mengelus
bulu-bulu tebal Xiumin, ini benar-benar sangat aneh, tetapi kesempatan untuk
bisa mengelus bulu-bulu halus Xiumin tentu saja tidak akan dilewatkan oleh
Sungmin. Keanehan Xiumin sampai-sampai membuat Sungmin tidak menyadari bahwa
Kyuhyun lawan bicaranya saat ini tengah menatapnya dalam diam yang justru
mengajak berbicara Xiumin.
Sungguh, Sungmin sangat
bingung dengan kelakuan Xiumin tetapi ia tetap tersenyum sangat jarang bisa
menyentuh bulu-bulu milik kucing ini. Merasa cukup iapun mendongak dan
mendapati Kyuhyun ternyata sedang menatapnya namun pria itu segera mengalihkan
kembali pandangannya dengan menunduk dan kembali mengelus kepala kucing hitam
yang duduk dengan tenang diatas tanah.
“Kucingmu sangat cerdas,
apa dia memiliki nama?”
Sungmin mengangguk mengiyakan
pertanyaan Kyuhyun iapun kembali menunduk dan menatap kucing hitam miliknya
“Xiumin namanya Xiumin. Nama itu sangat kuno memang dan aku berniat untuk
menganti nama itu dengan nama lain.” Ucap Sungmin sebenarnya memberikan ancaman
pada Xiumin yang lagi-lagi dengan tiba-tiba merubah dirinya menjadi seekor
kucing, Sungmin abaikan lirikan tajam kucing itu padanya.
Jemari Kyuhyun berhenti
mengelus kepala Xiumin, bahkan nama kucing inipun mengingatkannya akan masa
lalu. Namun ia tersenyum begitu mendengar bahwa nama itu terdengar kuno,
padahal baginya hal tersebut justru sebaliknya. “Sana pergi bermain saja.” Sungmin
menepuk bokong Xiumin agar kucing itu pergi, bukan pergi dalam arti sungguhan.
Ia hanya meminta kucing tersebut mencari saksi mata yang dibutuhkan olehnya
sebagai sumber bukti.
Keduanya bangkit berdiri
Kyuhyun masih menatap kucing hitam itu hingga Sungmin mengajaknya berbicara
“Ngomong-ngomong, perkenalkan. Aku ketua Lee, aku yang tengah menangani kasus
ini. Jika aku boleh tahu, siapa namu tuan?”
Kyuhyun menoleh kembali
menatap Sungmin, ia hampir terkekeh mendengar dirinya dipanggil tuan apa
penampilannya sangat tua dan kuno di hadapan Sungmin? “Jangan memanggilku Tuan.
Aku Professor Cho, namaku Cho Kyuhyun. Aku pengajar di universitas ini.”
Ucapnya sambil menunjukkan buku catatan pribadinya pada Sungmin yang sebenarnya
tidak perlu dilakukannya.
Sungmin tersenyum dan
mengerutkan keningnya “Kyuhyun?”
Senyum di wajah
professor itu hampir memudar saat melihat respon Sungmin, apa pria itu
mengenalnya? “Nama yang bagus.” Tapi nyatanya tidak, Kyuhyun hanya tersenyum
simpul sebagai respon atas pujian tersebut, ada rasa kecewa didalam hati
terdalamnya bahkan mungkin sulit disembunyikan olehnya kali ini. Sungmin
memberikan kartu namanya pada Kyuhyun, ia berharap dilain kesempatan akan bisa
saling mengenal dengan seorang professor pasti orang ini sangat pintar.
“Ini kartu namaku, lain
kali kau harus menghubungiku setidaknya untuk mengobrol.” Sungmin mengulurkan
tangannya untuk berjabat tangan tidak lupa dengan senyuman ramah diwajahnya.
“Baiklah, aku akan
menghubungimu.” Setelah menerima kartu nama tersebut, Kyuhyun segera menjabat
tangan Sungmin. Tangan itu terasa hangat, bahkan dengan bodohnya Kyuhyun masih
menggengam erat jemari Sungmin ketika pria itu sudah berniat melepaskan jabatan
tangan mereka bahkan kedua matanya itu tidak lepas dari wajah Sungmin
sedetikpun.
Sadar akan kebodohannya,
Kyuhyun memutuskan kontak matanya dengan Sungmin yang sepertinya tengah
menatapnya bertanya-tanya ‘Untuk apa kau terus menggenggam jemariku?’ dia pun
segera melepas genggamannya dengan ragu, dan menjadikan keadaan Ryeowook
sebagai bahan pertanyaan agar dirinya tidak lagi merasa canggung atas perbuatan
bodohnya “Apa dia tidak apa-apa?”
“Tenang saja, dia tidak
akan kenapa-kenapa. Walau anak ini kurus, tetapi dia yang paling kuat dan
terlatih.” Sungmin mengedipkan sebelah matanya pada si anak baru itu, ia tidak
salah bukan lagipula anak ini baru selesai wamil Kim Ryeowook memang terlatih.
“Ayo pergi Wookie, masih ada yang harus kita kerjakan.”
Sungmin beranjak terlebih
dahulu setelah memberikankan senyum tipis pada Kyuhyun sebagai salam perpisahan
dan Ryeowook segera menyusul usai berpamitan pada Kyuhyun yang masih terlihat
sedikit terkejut, mungkin karena perbuatan berbahayanya tadi pikirnya.
Sepeninggal keduanya Professor muda itu segera menatap kartu nama dalam genggamannya
tertera nama LEE SUNGMIN ketua dari SIU. Tidak ada yang bisa mengartikan betapa
terkejutnya Kyuhyun dengan wajah, nama dan pekerjaan lelaki yang baru saja
bertemu dengannya barusan, apa ini sebuah kebetulan? Tapi rasanya tidak mungkin,
wajah itu, wajah yang tidak akan pernah Kyuhyun lupakan seumur hidupnya.
+ The Mask +
Keesokkan harinya, Song
Qian baru saja menyelesaikan jam kuliah keduanya dan materi yang ia pelajari
hari ini benar-benar tidak masuk kedalam kepalanya sama sekali ini semua karena
kejadian malam itu, kenapa harus dirinya yang melihat kejadian mengerikan itu?
Kenapa dia harus berurusan dengan hal-hal menakutkan seperti itu? Karena
terlalu banyak yang ia fikirkan tubuhnya bahkan terkadang berjalan tidak
seimbang dan menabrak beberapa orang yang lewat dan menghiraukan beberapa orang
yang memakinya karena berjalan seperti itu.
“Miaaw”
Suara kucing membuat
langkahnya terhenti dan berhasil membuatnya berhenti membayangkan kejadian
malam itu di kepalanya yang berputar-putar terus menerus seperti rekaman kusut.
Gadis itu mencari keberadaan sumber suara dari kucing yang membuatnya tersadar
dari lamunannya, dan ternyata kucing itu berada tepat di dekat kakinya tidak
jauh dari tanaman imitasi didalam gedung universitas. Song Qianpun segera
menatap sekeliling dan mencari pemilik kucing ini tapi sepertinya kucing hitam
ini tidak memiliki pemilik, gadis itupun segera berjongkok didepan kucing
tersebut.
“Waw, ada kucing hitam
gemuk didalam kampus.. apa kau tersesat?” tanyanya dengan ramah dan tersenyum
lebar.
“Dia tidak tersesat, dia
menuntunku untuk bertemu denganmu.”
Song Qian segera bangkit
berdiri karena kaget dengan 2 pria yang menghampirinya dan salah satunya
mengajaknya berbicara, ia baru mengerti siapa mereka ketika pria yang
mengajaknya berbicara menunjukkan kartu identitasnya sebagai penyidik dari SIU.
“Apa kau saksi mata yang
melihat kejadian malam itu?”
Awalnya gadis itu
terdiam, dirinya benar-benar ingin melupakan kejadian malam itu tetapi nyatanya
justru tidak ada satupun ingatan tentang malam itu yang bisa ia lupakan seluruh
kejadian tersebut masih terekam dengan jelas dikepalanya. Song Qian pun
mengangguk ia bersedia untuk di interogasi didalam ruang staff universitas, ia
menjelaskan bagaimana ia melihat ada
sebuah bayangan hitam yang menarik tubuh temannya itu dari bawah hingga
tergantung diatas dan mencekiknya dengan kuat bahkan hingga gendang telinganya
bisa mendengar bagaimana suara tulang leher temannya itu remuk dan tewas
seketika.
“Kau melihat wajah
pelaku?”
Song Qian menggeleng, ia
menatap Sungmin yang duduk dengan tidak sopannya ditepi meja kerja salah satu
staff universitas sedangkan Ryeowook duduk di kursi tidak jauh dari posisi
mereka mencatat seluruh jawaban dan pertanyaan 2 manusia dihadapannya.
Sedangkan Xiumin, dengan tega Sungmin meminta kucing itu untuk berjaga-jaga
dipintu.
“Tidak ada, dia tidak
memiliki wajah, aku hanya melihat bayangan tubuh berwarna hitam. Dia melilit
Soo-ie dengan bagian dari tubuhnya ia bahkan mencekik Soo-ie dengan sangat kuat
semakin lama semakin kuat dan semakin kuat hingga aku bisa mendengar leher
Soo-ie remuk saat itu juga. Setelah itu aku berlari pulang dan segera
menghubungi polisi, aku sangat takut.”
Sungmin diam, apa dia
tidak salah dengar bahwa Song Qian mengatakan ‘bayangan hitam’ itu artinya
memang benar dugaannya kemarin bahwa hal ini ada hubungannya dengan
‘Undergroundians’ “Apa kau yakin itu bukan bayangannya sendiri?” ini pertanyaan
bodoh tapi tidak ada salahnya mengajukan pertanyaan ini.
“Tidak, bukan. Itu bukan
bayangan milik Soo-ie. Bayangan itu benar-benar hitam pekat dan suram. Walau
keadaan malam itu sangat gelap tapi aku yakin dengan yang kulihat.”
Benar bukan,
pertanyaannya membawanya pada jawaban yang sangat diharapkannya. Namun diamnya
justru membuat Song Qian berfikir bahwa Sungmin tidak percaya dengan
kesaksiannya, ucapannya seperti tengah mengada-ada dan berhalusinasi. “Kau
pasti tidak percaya dengan kesaksianku..”
Sungmin tersenyum lalu
menggeleng “Aku percaya, kami semua percaya. Itu gunanya SIU ditugaskan untuk
menangani kasus ini, anak itupun tidak percaya dengan hal-hal seperti itu pada
awalnya. Namun sekarang dia sudah percaya dan mulai terbiasa.” Sungmin menunjuk
Ryeowook yang tengah menulis, dan subjek yang ditunjukpun menunjukkan cengiran
miliknya sambil melambai pada Song Qian, mungkin dia fikir Sungmin tengah
memperkenalkan mereka berdua.
Berbeda dengan Sungmin
dan Ryeowook, Xiumin diluar ruangan sibuk menggerutu mempertanyakan kenapa
dirinya yang ditugaskan untuk menjaga pintu apa tidak ada tugas lain yang lebih
keren daripada ini? Kim JongWoon sedang bertugas lapangan berjaga-jaga dan mengawasi
rumah Song Qian entah apa yang harus di awasi dari rumah saksi itu, Kibum,
Donghae dan Sunny sedang bersantai di markas dan ia yakin tanpa melakukan
apapun. Bagi Xiumin hal ini benar-benar tidak adil. “Aku kucing berusia hampir
1000 tahun, aku juga wakil ketua SIU, kenapa aku harus ditugaskan untuk menjaga
pintu? Ini tidak bisa diterima, aku akan mengajukan protes dengan mogok makan
nanti malam.”
Ia masih mengoceh sambil
bersandar di sisi pintu hingga Kyuhyun datang menghampirinya dari belakang tubuhnya
walau yang sebenarnya ia sudah memperhatikan gerak garik Xiumin dan mendengar
umpatannya cukup lama dari balik tubuh Xiumin yang kurang waspada ketika sedang
kesal “Permisi?”
“Hmm, ya?” Xiumin
berbalik dan ia melihat Kyuhyun tengah berdiri dihadapannya, lagi Xiumin
terdiam. Ia kembali berfikir kenapa Kyuhyun terasa sangat familiar baginya tapi
dirinya sangat yakin dia tidak pernah melihat Kyuhyun sebelumnya.
Menyadari tatapan Xiumin
padanya Kyuhyun melambai didepan wajah siluman kucing itu yang masih terdiam
menatapnya “Hei? Apa kita saling kenal sebelumnya?” tanyanya, sesungguhnya ia
membutuhkan jawaban saat ini namun lamunan Xiumin membuktikan bahwa Kyuhyun
tidak akan mendapatkan jawaban apapun “CHOGI?!” kali ini Kyuhyun memanggil
sekali lagi agar Xiumin sadar dari fase melamunnya.
“Hah? Ya? Oh, ada apa?”
“Apa Song Qian ada
didalam?”
Xiumin mengangguk “O,
iya dia ada didalam.”
“Terima kasih..” Kyuhyun
segera masuk kedalam dan membiarkan Xiumin sibuk kembali dengan lamunannya
bahkan kucing itu tidak melepaskan tatapan bingungnya dari langkah Kyuhyun yang
sudah melangkah masuk kedalam menghampiri Song Qian dan Sungmin.
“Aku sudah menebak kita
akan segera bertemu lagi Professor Cho, tapi apa ini tidak terlalu cepat untuk kau
kembali bertemu denganku?”
Bisa dikatakan Sungmin
sangat terlalu percaya diri saat ini bahkan senyum lebar dari bibirnya tidak
lepas ketika kalimat itu sudah usai ia ucapkan, karena memang Kyuhyun datang
sama sekali bukan untuknya. Bahkan Kyuhyun sama sekali tidak menoleh kearah
Sungmin saat masuk, ia memberikan senyum terbaik miliknya pada muridnya Song
Qian yang segera bangkit berdiri begitu melihat kedatangannya.
“Song Qian adalah
muridku, dia memiliki jadwal sore ini dan yang kutahu dia tidak sempat membawa
materi kelas nanti sore, jadi aku datang untuk menjemputnya dan mengantarkannya
pulang untuk mengambil materi yang tertinggal.” Jawabannya menyanggah tuduhan
Sungmin bahwa ia datang untuk bertemu dengan ketua dari SIU tersebut.
Sungmin sedikit kecewa
yang dicari Kyuhyun memang bukan dirinya, tapi ya sudahlah toh dia juga sudah
menanyakan semua yang ingin ia tanyakan pada saksi mata jadi menahan keduanya
ditempat ini juga tidak akan menghasilkan apapun “Aku sudah mendapatkan jawaban
atas pertanyaanku, jadi jika kau ingin membawanya silahkan saja.”
Song Qian segera
menghampiri Kyuhyun dan berdiri di sisi kanannya, “Terima kasih kalau begitu.”
Dengan senyum simpul pada Sungmin ia segera beranjak sambil tersenyum hangat
pada Song Qian yang tersenyum lebar padanya. Siapa sangka professor favoritnya
akan datang dan menjemputnya tentu saja gadis ini merasa sangat senang dan
tersanjung, tenang saja dia tidak menyukai Kyuhyun ia hanya mengaggumi Kyuhyun
sebagai seorang professor yang sangat pintar di umur yang cukup muda dan tentu
saja sangat baik serta sopan, sudah berapa kali ia mengeluarkan kata-kata sopan
seperti permisi dan terima kasih hari ini.
“Soo-ie juga muridmu
bukan?”
Ryeowook yang mengira
pembicaraan sudah selesai dan bersiap-siap untuk berkemas terpaksa harus
kembali menatap Sungmin dan Kyuhyun, yang satu menunduk dalam duduknya yang
satu menghentikan langkahnya bahkan Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk menarik
Song Qian keluar dari ruangan kepala Universitas, ia tidak bisa mengabaikan
pertanyaan Sungmin padanya walau sepertinya ada maksud lain dari pertanyaan
yang diajukan Sungmin padanya “Dan aku yakin kau juga sudah melihat jenazahnya
yang sangat aneh bukan? Tapi kenapa kau sama sekali tidak memberikan reaksi
apapun Professor Cho?”
Tanpa menoleh Kyuhyun
tetap tersenyum tipis, lebih menyerupai smirk namun bukan dalam konten negatif
ia mengerti kenapa Sungmin menanyakan hal itu padanya. Dalam otak pintarnya ia
tahu ketua SIU itu mencurigainya sedikit atau banyak “Karena aku tahu bahwa ada
banyak hal aneh dan tidak bisa dijelaskan yang terjadi didunia ini. Lagipula
aku hanya orang biasa walaupun diriku penasaran, aku tahu sampai mana batas
diriku harus bertanya dan tahu tentang sesuatu.”
Sungmin turun dari meja
yang didudukinya lalu menghampiri Kyuhyun yang masih membelakanginya “Baiklah,
kalau begitu. Apa kau bisa menjelaskan padaku hal-hal aneh seperti apa yang kau
maksudkan barusan Professor Cho?”
Air wajah Kyuhyun yang
sebelumnya tenang cukup berubah tegang saat Sungmin sudah berdiri dihadapannya
menatapnya dan menuntut sebuah jawaban dengan pertanyaan singkat dan tenang,
cukup sulit untuk memaksakan tersenyum saat ini namun Kyuhyun sudah terbiasa.
Ia menyunggingkan senyumnya dan menatap Sungmin “Aku adalah Professor biologi,
lebih spesifiknya ajaranku berkonstrasi pada hasil mutasi genetik ditubuh
manusia. Sejak dahulu kala, dari sejarah belum tertulis hingga manusia memilik
teknologi seperti sekarang. Manusia sudah merasakan perubahan teknologi selama
beratus bahkan beribu-ribu tahun lamanya. Diantara masa perubahan itu berapa
banyak mutasi genetik yang terjadi? Berapa banyak penggabungan genetik yang
terjadi? Apakah menghasilkan spesies baru atau tidak? Aku khawatir bukan hanya
diriku, bahkan Ketua Lee sendiri pun tidak mungkin tahu ada berapa banyak
spesies baru diluar sana.”
Sungmin dan Kyuhyun
terdiam dan saling bertatapan usai penjelasan Kyuhyun yang sangat masuk akal
dengan alasannya tidak merasa terkejut dengan kasus yang tengah terjadi saat
ini dikampus tempatnya mengajar. Tapi tetap Sungmin merasa ada yang aneh dengan
pria ini, pria ini terlalu santai dan terlalu mencurigakan. Namun sayangnya
Sungmin tidak memiliki bukti apapun selain rasa curiganya dan rasa lain yang ia
rasakan begitu ia melihat Kyuhyun pertama kali kemarin sore. “Ternyata kau
memang ahlinya dalam hal ini. Jika suatu saat kau ingin membahas tentang mutasi
gen atau apapun namanya bagimu atau kau memiliki beberapa buku yang berhubungan
dengan penjelasanmu barusan kau bisa menghubungiku dan aku akan segera
mendatangimu.”
Kyuhyun cukup merasa
tersanjung namun ia tahu bukan kearah itu ucapan Sungmin barusan, ia tidak bisa
menutup kepekaannya untuk merasakan aura curiga yang dimiliki Sungmin terhadap
dirinya disetiap kalimat yang dilontarkan pria itu terhadapnya “Ketua Lee,..
Soo-ie memang muridku dia yang terbaik, jadi kumohon kau harus menemukan
pelakunya secepat mungkin.”
“Tentu saja..” Mood
pemimpin SIU itu kembali berubah ia tersenyum dan menepuk bahu Kyuhyun
seolah-olah mereka memang teman lama hanya saja terlalu banyak rahasia dibalik
pertemanan lama mereka, dan pembicaraan serius mereka barusan tidak pernah
terjadi. “Itu sudah tugasku dan tim ku.”
“Kalau begitu, aku dan
Song Qian harus segera pergi.” Kyuhyun menarik lengan gadis itu yang sedari
tadi mendengarkan pembicaraan yang terasa tidak normal diantara kedua lelaki
dihadapannya. Gadis itu hanya mengikuti Kyuhyun keluar karena ia merasa bahwa gurunya
itu memang tidak nyaman dengan cara Sungmin mencari tahu sesuatu, mereka berdua
melewati Xiumin yang ternyata masih menatap Kyuhyun yang melewatinya sambil
menggaruk-garuk tengkuknya ia bahkan benar-benar tidak bisa menutupi rasa
penasaran dari wajahnya saat ini, ia yakin pernah melihat Kyuhyun sebelumnya
hanya saja ia tidak tahu dimana.
“Wookie, kemari.”
Ryeowook segera
menyimpan catatannya dan langsung menghampiri Sungmin yang masih menatap pintu
setelah Kyuhyun dan Song Qian pergi sambil memakai tas selempang hitam miliknya
“Kau ikuti Song Qian, jangan sampai kehilangan jejak mereka terutama Professor
Cho jangan sampai kau melepaskan pandanganmu darinya. Dia seseorang yang sangat
sulit untuk dipahami.”
“Baiklah, aku akan pergi
sekarang ket... Sungmin Hyung.” Ryeowook hampir memanggil Sungmin ketua andai
saja Sungmin tidak melirik kearahnya, lagipula sudah tidak ada lagi orang
diruangan ini jadi tidak perlu terlalu formal bukan. Pemuda itupun pergi untuk membuntuti
Kyuhyun dan Song Qian meninggakan Sungmin dan Xiumin yang sudah masuk kedalam
menghampiri tuannya.
“Kenapa kau meminta
Wookie mengikuti mereka berdua?”
Sungmin terdiam ia
menghela nafasnya sebentar lalu menoleh menatap Xiumin “Aku tidak tahu, hanya
merasa penasaran dengan keduanya. Terutama dengan professor biologi itu.” Ia
menepuk bahu Xiumin, “Ayo kita kembali ke markas aku akan membelikan ikan
untukmu.”
“Ikan? Baiklah.”
Xiumin segera mengikuti
langkah Sungmin untuk pergi dari Universitas dengan semangat didalam kepalanya
sudah terbayang-bayang berapa banyak ikan yang akan di belikan Sungmin
untuknya, bahkan kucing itu sudah lupa bahwa ia tadi akan protes dan mogok
makan nanti malam. Ikan mengalihkan isi otaknya.
+ The Mask +
Kim Ryeowook melangkah
perlahan mengikuti Kyuhyun dan Song Qian yang tengah berjalan ditengah kota,
sepertinya mereka tidak akan pulang kerumah Song Qian. Langkah kaki Ryeowook
yang ingin mengikuti terhenti dan ia kembali bersembunyi di balik dinding
tembok sebuah rumah ketika ia melihat Kyuhyun menoleh dan berbicara pada Song
Qian. Namun sayangnya ketika dia kembali ingin mengikuti keduanya Ryeowook
justru kehilangan jejak mereka ia tidak tahu kemana Professor Cho dan Song Qian
pergi, apakah mereka berbelok atau lurus kalaupun berbelok kearah mana mereka
berbelok?
“Qian Qian..”
Ryeowook menoleh saat
mendengar suara seorang nenek dari arah belakangnya tengah berbicara dengan
bahasa cina bukan korea tengah mencari-cari seseorang. Beruntung Ryeowook
sempat kursus bahasa mandarin saat masih duduk di sekolah menengah atas jadi
dia bisa mengerti apa yang diucapkan oleh nenek itu, ia memutuskan untuk
mengurungkan niat mencari keberadaan Kyuhyun dan Song Qian. Ryeowook sudah
terima jika memang nantinya dia akan di marahi dan tentu saja dia mungkin akan
kehilangan pekerjaan ini karena tidak becus mengikuti jejak 2 orang.
“Nenek? Apa kau
tersasar?”
“Apa kau melihat
Qian-Qianku? Apa kau bisa mencari Qian-Qianku? Aku lapar aku ingin makan.”
Ryeowook tidak mengenal
siapa itu Qian-Qian yang dimaksudkan oleh sang nenek, kedua matanya fokus pada
kalung yang tergantung di leher sang nenek terlihat seperti nametag tapi bukan,
itu adalah catatan nama dan alamat mungkin ini alamat si nenek ini “Apa ini
alamatmu? Kau ingin kuantarkan pulang?” tawar Ryeowook menggunakan bahasa
mandarin dan diiyakan oleh nenek tersebut.
Tanpa menunggu lagi
disaat orang lain menghiraukan keadaan sang Nenek Ryeowook justru membantunya
dan mengantarkan nenek itu pulang, ia bukan melalaikan tugasnya ia juga sudah
kehilangan jejak dari awal dan mungkin memang dirinya tidak cocok dengan tugas
sebagai pengintai dalam timnya berbeda dengan Xiumin yang bisa berubah menjadi
kucing dan bisa mengikuti siapa saja tanpa takut ketahuan oleh siapapun
“Baiklah, akan kuantarkan kau pulang..” ia menuntun sang nenek untuk menyebrang
dan mengantarkannya pulang, tanpa Ryeowook sadari Kyuhyun dan Song Qian
ternyata berada tidak jauh dari posisinya mereka baru saja memasuki sebuah cafe
yang berada agak menjorok dari pertigaan tempat dimana Ryeowook kehilangan
jejak keduanya tadi.
“Kau baik-baik saja?”
Kyuhyun menutup buku menu dan memesan secangkir kopi untuknya “Mungkin
sebaiknya kau beristirahat disini, materi itu tidak perlu kau ambil aku masih
menghafal dengan jelas isi dari materi yang kau tinggal dirumah.”
“Apa tidak apa-apa
seperti itu?” Song Qian merasa tidak enak, sepanjang perjalanan ia masih saja
mengingat pembicaraan mereka dengan Sungmin, bahkan kejadian malam itu masih
terulang-ulang dikepalanya. “Apa karena kasus itu kau terseret kedalamnya
Professor Cho? Ketua Lee sepertinya terlihat mencurigaimu.”
Kyuhyun terkekeh lalu
menggeleng, muridnya sama sekali tidak melibatkannya dalam hal buruk apapun
justru tanpa dirinya sadari Kyuhyunlah yang justru mendekatkan dirinya pada
kasus ini. Seharusnya ia tidak perlu menjemput Song Qian yang justru
menimbulkan kecurigaan Sungmin “Kau tidak melakukan kesalahan apapun, Ketua Lee
adalah seorang polisi, kecurigaan akan apapun memang sudah menjadi sifat
dasarnya tidak ada yang bisa menyalahkan kepekaannya dalam segala hal walaupun
itu terkadang salah.”
Song Qian yang merasa
tidak enak hanya bisa menggaruk keningnya, ia tidak tahu Professor Cho sebaik
ini bahkan ketika dirinya di curigai oleh orang lainpun pria tersebut masih
bisa berfikir positif sangat positif justru. “Apa kau mengajakku kemari untuk
minum saja? Jika memang tidak perlu mengambil materi yang tertinggal seharusnya
kita bisa kembali ke kampus Professor Cho.”
“Biar aku saja nanti
yang kembali ke kampus sendiri, kau sebaiknya menjernihkan fikiran setelah itu
pulang kerumah beristirahat. Lagipula aku..”
“Kyuhyun..”
Kyuhyun dan Song Qian
menoleh ketika seorang pria datang memasuki cafe dan menghampiri keduanya.
Gadis itu segera berdiri dan memberikan hormat, dia kenal dengan pria yang baru
saja datang ini Lee HyukJae sahabat dekat Professor Cho yang merupakan seorang
guru di sekolah seni “Song Qian? Kau juga di ajak si tua ini kemari?”
Gadis itu tertawa malu
bukan karena mendengar godaan guru seni itu padanya tapi karena sebutan pria
itu pada dosennya “Aku ada sedikit masalah jadi Professor Cho mengajakku untuk
minum disini sebelum kami kembali ke kampus.”
“Sudah kukatakan
sebaiknya kau pulang kerumah untuk beristirahat. Ketua Lee mungkin terlalu
menekanmu saat interogasi tadi.”
Lee Hyukjae yang baru
saja datang dan duduk segera mengerti arah tujuan pembicaraan kedua orang
dihadapannya ini mungkin ada kaitannya dengan data seseorang yang Kyuhyun minta
carikan untuknya kemarin malam “Apa kalian sedang membicarakan Lee Sungmin dan
kasus dilingkungan kampus kalian?”
Bukan jawaban yang
didapatkan oleh Lee Hyukjae melainkan tatapan tajam Kyuhyun ketika sahabatnya
ini menyebut nama Sungmin dihadapannya dan Song Qian, Hyukjae terbatuk dan
segera meminum air putih yang memang sudah tersaji diatas meja cafe mereka
“Lalu bagaimana perkembangan kasusnya? Sudah menemukan pelakunya?” ia
memutuskan untuk mengajukan pertanyaan lain daripada ia mendapat tatapan tidak
mengenakkan dari Kyuhyun yang sejak kemarin sebenarnya tidak bisa mengontrol
emosi dan ekspresinya.
“Belum, sepertinya sulit
untuk menangkap pembunuh aneh tersebut terlebih setelah Ketua Lee mendengarkan
kesaksianku. Diriku sendiri yakin bahwa pelakunya bukanlah seorang manusia.”
Mendengar jawaban Song
Qian, Kyuhyun dan Hyukjae saling menoleh dan menatap satu sama lain. Sejujurnya
mungkin mereka tahu siapa pelakunya atau setidaknya mereka tahu makhluk jenis
apa yang melakukan kejahatan seperti itu “Kau sebaiknya segera pulang ketika
sudah jauh lebih tenang, aku akan kembali ke kampus dengan Hyukjae.” Kyuhyun
menghabiskan kopi yang dipesannya dalam sekali teguk bahkan dia tidak
menambahkan gula dalam minumannya, apa yang dilakukan Kyuhyun membuat Hyukjae
menjulurkan lidahnya ia bisa merasakan betapa pahitnya kopi yang mengalir
ditenggorokan professor itu saat ini.
“Tapi..”
“Tidak ada tapi-tapian
Song Qian, Professormu mengkhawatirkan keadaanmu jadi sebaiknya kau ikuti saja
sarannya. Kami akan pergi..” Hyukjae menepuk bahu Song Qian lalu segera
beranjak untuk membayar minuman milik Kyuhyun dan Song Qian padahal dirinya
sendiri belum memesan sama sekali. Ia segera beranjak pergi dari cafe bersama
dengan Kyuhyun kembali menuju kampus dan meninggalkan Song Qian di cafe agar
lebih bisa menjernihkan fikiran dari segala kejadian-kejadian yang menganggu
fikirannya.
Lain dengan Ryeowook, ia
membukakan pintu disebuah rumah susun sesuai dengan alamat yang tertera di
nametag milik nenek itu “Kita sudah sampai nek..”
“Ayo masuk Qian-Qian
waktunya kita makan..”
Ryeowook tersenyum
canggung bagaimana dirinya yang jelas-jelas seorang lelaki dipanggil dengan
sebutan Qian-Qian yang sangat jelas adalah nama seorang perempuan, tapi karena
takut menyinggung perasaan sang nenek yang bisa dilakukannya hanyalah mengikuti
kemauan sang nenek. Bahkan ia mengikuti kemauan nenek tersebut untuk duduk di
kursi ruang tamu yang tidak terlalu besar tersebut.
“Nenek, karena kau sudah
pulang bagaimana jika kuambilkan kau makanan sebaiknya kau duduk disini lalu
aku akan menyiapkan makanan untukmu?” tawarnya dan segera berdiri tanpa
melepaskan tas hitam miliknya, namun langkahnya ditahan oleh si nenek yang
merasa takut akan ditinggalkan “Tenang nenek, aku tidak akan pergi.” Ia
memutuskan untuk membuatkan makanan bagi nenek ini sambil menunggu cucunya
pulang jauh dalam nurani Ryeowook ia juga tidak akan tega meninggalkan nenek
pikun ini seorang diri.
Kedua kakinya melangkah
menuju dapur ia mencoba melihat apakah ada makanan yang setidaknya sudah
disiapkan oleh si cucu, dan ternyata memang ada beberapa lauk dengan nasi yang
sudah ada di meja hanya tinggal di makan saja. Ryeowook mengambil nampan untuk
membawa nasi dan beberapa sayur tersebut kedepan dimana nenek tersebut
menunggunya “Ini makananmu nek, kau bisa memakannya sekarang.” Ryeowook
mendudukkan dirinya di sofa setelah meletakkan nampan berisi nasi dan lauk pauk
di atas meja ia akan menemani nenek makan sambil menunggu, namun posisi duduknya
terasa kurang nyaman tidak seperti sebelumnya mau tidak mau Ryeowook mengecek
ada apa di balik bantal sofa dan menemukan sebuah kotak kayu dengan desain yang
cukup kuno. Tanpa ragu pemuda itu mengambilnya dan menunjukkan pada nenek
tersebut “Apa ini milikmu nek?”
Nenek itu mengangguk
sambil memakan makan siangnya yang terlambat “Iya, itu milikku.” Ryeowook
mengangguk-angguk, walau ragu ia sebenarnya penasaran dengan isi dari kotak itu
perlahan dia membuka kotak tersebut namun dalam sekejap kotak dalam
genggamannya hilang dari hadapannya karena sebuah bayangan hitam muncul dengan
tiba-tiba dihadapannya lalu mengambil kotak itu dan berpindah tempat untuk
mengecek isi dari kotak itu.
“S-Siapa kau?!” Ryeowook
tersentak kaget sampai kedua kakinya naik keatas sofa, dirinya pun bertanya
dengan mengumpulkan keberanian sekuat tenaga saat ini.
“Pencuri! Kau mengambil
benda milikku... Qian-Qian, dia pencuri Qian-Qian..”
“Nenek??”
Ryeowook yang tengah
panik dengan sosok bayangan yang dilihatnya barusan bertambah panik ketika
nenek tersebut justru pingsan dihadapannya, pemuda itu berusaha menarik sang
nenek untuk bangkit berdiri dari pingsannya dan pergi dari tempat ini tetapi
hasilnya nihil tubuh nenek itu sangat berat dan Ryeowook tidak kuat untuk
mengangkatnya melarikan diri dari tempat ini. “Apa yang kau inginkan?
Pe-Pergi!” dengan keberaniannya yang setengah-setengah Ryeowook melemparkan
buah apel yang cukup besar pada bayangan itu, ia fikir mungkin saja lemparannya
gagal karena itu hanyalah sebuah bayangan hitam berbentuk tubuh manusia sama
seperti yang di deskripsikan oleh Song Qian tadi.
Namun perkiraannya
salah, apel itu justru hancur begitu saja ketika mengenai bagian kepala
bayangan tersebut, itu artinya asap hitam yang membentuk bayangan tersebut
hanyalah sebuah objek penyamaran agar identitasnya tidak diketahui oleh
siapapun. Ryeowook kembali melemparkan hampir seluruh buah yang ada di atas
meja sambil melangkah mundur menjauh dari sosok hitam yang kini justru
menghampirinya dan terlihat sama sekali tidak bersahabat.dan mungkin berniat
untuk melenyapkan dirinya.
“Menjauh menjauh
menjauh..” gumamnya pada diri sendiri hingga tubuhnya terjatuh karena rasa
takut, walau ia sudah melihat siluman ular, kucing bahkan roh sekalipun tetap
saja jika berhadapan dengan hal seperti ini sendirian ia akan gemetar
ketakutan. Ryeowook sudah menutup kepalanya dengan kedua tangan sebagai
perlindungan karena ia melihat bayangan hitam itu akan menyerangnya dengan
sekali pukulan. Tapi beruntung baginya karena seseorang menolongnya... tunggu,
itu bukan sosok seseorang.. Ryeowook mengintip dari balik lengannya ia bisa
melihat sosok boneka melayang didepannya dan memukul bayangan itu hingga
terlempar cukup jauh dari posisinya.
“Apalagi sekarang?? Apa
kau pinokio??” Sejujurnya Ryeowook tidak tahu harus merasa takut atau bersyukur
karena pertolongan yang diterimanya dari sosok boneka tersebut, namun melihat
boneka itu menoleh padanya karena pertanyaan bodohnya pemuda itupun menelan air
liurnya dan memilih untuk menutup mulut saja daripada bersuara. Tiba-tiba saja
seseorang dengan pakaian serba hitam masuk kedalam kedua tangannya bergerak
sama persis dengan gerakan tangan boneka yang melayang dihadapan Ryeowook dan
kini beranjak untuk menyerang bayangan
itu.
Pria dengan postur tegap
dan berwajah dingin itu meninju udara berkali-kali bersamaan dengan boneka
tersebut yang memukul wajah bayangan tersebut berkali-kali tanpa ampun, tidak
sekalipun pria itu membiarkan bayangan tersebut mengambil kesempatan walaupun
sedetik dia segera mencekik udara dihadapannya sama seperti boneka tersebut
mencekik leher bayangan tersebut dan membuatnya meronta-ronta karena tidak bisa
bernafas. Dalam sekali gerakan pria itupun segera mengarahkan tubuhnya seperti
gerakan melempar bersamaan dengan tubuh bayangan tersebut yang terlempar keatas
lantai sehingga kotak yang tadi di ambilnya terjatuh dan terguling dekat dengan
kaki Ryeowook.
Dengan susah payah Kim
Ryeowook mengumpulkan keberaniannya untuk mengambil kotak itu dan menjauhkannya
dari arena pertarungan dihadapannya. Namun yang dilakukannya justru membuat
pria yang sepertinya ahli dalam mengendalikan boneka tersebut menjadi tidak
fokus ia khawatir pemuda penakut tersebut akan terluka karena gerakan yang
dibuatnya dan berakibat boneka miliknya terlempar oleh bayangan tersebut yang
melakukan perlawanan lalu pergi melarikan diri lewat jendela.
“Sial”
Si pengendali boneka
tersebut menghampiri jendela dan mencoba untuk melacak kemana arah perginya
bayangan hitam tersebut tetapi nihil ia tidak melihat apapun dibawah sana selain
jalanan yang cukup ramai dengan pejalan kaki. Ia menoleh den menatap Ryeowook
dengan tatapan tajamnya yang seolah menusuk langsung pada jantung pemuda yang
masih gemetar karena ketakutan.
“Apa kau si anak baru
itu? Kim Ryeowook?”
Ryeowook mengerutkan
keningnya, darimana orang ini tahu namanya dan tahu bahwa dia anak baru? Jangan-jangan
orang ini adalah pekerja lapangan yang dicari oleh Donghae Hyung saat dirinya
datang melapor? “Kau si tua Kim?” bibirnya hanya mengulang apa yang disebut
oleh Donghae kemarin saat ia pertama kali datang, tapi dirinya tidak mengerti
kenapa sampai Donghae menyebut pria ini si tua? Park Jungsoo Hyung terlihat
jauh lebih dewasa daripada pria dingin ini.
“Kau memanggilku apa?”
tanyanya dengan nada terdingin yang pernah Ryeowook dengar seumur hidupnya.
“Ummm Kim Sunbaenim..”
Kim Jongwoon atau yang
biasa di sebut Old Kim oleh Donghae adalah satu-satunya Undergroundians yang
bekerja untuk SIU ia langsung di rekrut oleh salah satu Superior yang berasal
dari Underground dan saat itu Sungmin pun mau tidak mau menerima rekomendasi
dari superior tersebut, perintah dari petinggi underground tidak bisa diganggu
gugat itu yang ia tahu walaupun hanya dari selembar kertas sekalipun, lagipula
memberikan seseorang kesempatan kedua tidak akan ada salahnya bagi Sungmin.
Kekuatannya cukup menyeramkan sejujurnya Puppet Mastery, ia memang sejauh ini
hanya mengendalikan boneka sebagai obyek pertarungannya dengan musuh tetapi ia
juga biasanya menggunakan benang-benang yang bisa keluar dari telapak tangannya
untuk mengikat pergelangan tangan ataupun tubuh manusia dan mengendalikannya
sesuai keinginannya. Namun sejak ia di rekrut oleh Superior dirinya tidak
pernah lagi menggunakan kekuatannya untuk mengendalikan manusia secara
sembarangan.
Jongwoon menghela nafas
ia kemudian berjalan dan melangkahi kaki Ryeowook setelah menendangnya “Apa kau
sudah cukup gemetaran di atas lantai, cepat bangkit dan kembali ke markas untuk
melapor.” Dengan menahan rasa takutnya Ryeowook bangkit berdiri namun ia
menahan ujung pakaian yang dipakai oleh Jongwoon agar dirinya tidak
ditinggalkan seorang diri.
“Ada apa?” tanyanya
malas, sejujurnya ini pertama kalinya ada seseorang yang berani menahan
langkahnya bahkan Lee Sungmin saja harus berfikir 2x untuk menahan langkahnya.
“Aku akan melapor, tapi
bisa kah kau membantuku membereskan kekacauan ini sebentar dan membantu nenek
itu pindah ke kasur?”
Jongwoon menatap
sekeliling ruang tamu yang terlihat berantakan akibat perkelahiannya dengan
bayangan hitam tadi lalu menoleh pada tubuh si nenek pemilik rumah yang pingsan
di sofa. Dirinya fikir anak ini akan berlari ketakutan dan tidak akan
memikirkan apapun yang tertinggal di belakangnya “Baiklah, kau bereskan ini
semua aku akan memindahkan nenek ini setelah itu aku akan kembali kemarkas.
Jika kau tidak cepat membereskannya aku akan meninggalkanmu disini sebagai
umpan untuk bayangan hitam tadi.” Ancamnya dan segera menggendong tubuh nenek
tua itu untuk masuk kedalam dan meletakkannya di atas kasur.
Pria dingin itu sudah
menyelesaikan pekerjaannya hanya dalam hitungan menit, ia akan segera keluar
andai saja dia tidak melihat Ryeowook benar-benar sedang membereskan ruang tamu
dengan cepat karena takut ditinggalkan oleh seniornya bahkan rasa takut yang
membuatnya gemetaran tadi dilupakannya dengan cepat. Jongwoon memutuskan untuk
keluar lebih lama dari kamar nenek ini, ia mengambil selimut tebal lalu
menyelimuti nenek tersebut hingga sebatas leher lalu duduk di tepi kasur
menunggu anak itu selesai dengan pekerjaannya didepan.
“Terima kasih kau sudah
menungguku Kim Sunbaenim.”
Ryeowook dan Jongwoon
sudah kembali ke markas mereka memasuki pintu markas bersamaan, setelah selama
perjalanan keduanya hanya saling diam lebih tepatnya Ryeowook tidak tahu
pembicaraan apa yang harus ia mulai dengan seniornya yang sangat pendiam itu.
“Aku tidak menunggumu.”
Sanggahnya singkat, padahal memang dia menungggu Ryeowook selesai baru keluar
dari kamar si nenek dengan alasan bahwa pria itu mencarikan selimut untuk
dipakaikan pada si nenek. “Hyung?” sapanya dengan ramah pada Jungsoo yang
seperti biasa tengah memasak sup untuk makan malam.
“Kalian sudah kembali?”
“Iya, dan aku sangat
lapar Hyung.. aku akan segera makan setelah melapor.” Jongwoon segera melesat
masuk kedalam diikuti oleh Ryeowook yang sudah membungkuk beberapa kali kepada
Jungsoo sampai-sampai membuat pengurus SIU itu terkekeh melihat tingkah si anak
baru tersebut.
“Apa tadi kau diminta
Ketua Lee untuk menyusulku? Kau tadi benar-benar menyelamatkan nyawaku
Sunbae..”
Jongwoon berhenti
melangkah dan menghadap Ryeowook “Aku tidak datang untuk menyelamatkanmu, aku
disana karena memang Lee Sungmin memintaku berjaga-jaga di rumah Song Qian dan
ternyata kau datang kesana.” Ia melanjutkan lagi langkahnya dan meninggalkan
Ryeowook yang sedang berfikir “Sebaiknya kau cepat melapor.”
“Jadi nenek itu tadi...”
Ryeowook membulatkan mulutnya, ia baru saja melihat bayangan hitam di rumah
Song Qian dan bayangan hitam itu mencari sesuatu di rumah nenek itu. Ryeowook
mengeluarkan kotak yang tadi diambil olehnya tanpa ijin, mungkin ini bisa
menjadi bahan laporannya pada Sungmin.
Sungmin dan Xiumin yang
duduk di sofa menatap Jongwoon dan Ryeowook bersamaan dengan kotak kayu diatas
meja besar di tengah markas, dari laporan yang diberikan oleh kedua bawahannya
ini sepertinya Sungmin mulai mengerti ada apa sebenarnya disini bahkan mungkin
pembunuhan ini terjadi karena sesuatu yang dicari oleh bayangan hitam yang
dilihat oleh Song Qian, Ryeowook dan Jongwoon.
“Jika dugaanku benar
maka sebenarnya Soo-ie hanya korban salah bunuh, bisa saja sebenarnya yang
diincar oleh bayangan itu bukan Soo-ie tapi Song Qian. Melihat bahwa perawakan
mereka dari berbagai aspek cukup mirip.”
“Jadi maksudmu target
sesungguhnya adalah Song Qian??” si kucing terlihat tidak percaya, karena sama
seperti korban sebelumnya Song Qian terlihat biasa-biasa saja hanya mungkin
gadis itu terlihat jauh lebih pintar dari teman-teman sebayanya dan tentu saja
gadis itu menjadi seorang asisten dosen setampan Cho Kyuhyun. Ketuanya hanya
mengangguk analisisnya tidak pernah salah, jika mereka tidak bertindak cepat
maka Song Qian akan dalam bahaya.
Sungmin meraih kotak
kayu yang dibawa Ryeowook “Apa kau yakin bayangan itu mengambil kotak ini dari
tanganmu?” Ryeowook mengangguk dengan cepat ia sangat yakin, tidak akan ada
yang salah dengan ingatannya “Aku sangat yakin.”
Sejujurnya Sungmin
sedikit kecewa anak ini gagal membuntuti Kyuhyun yang tiba-tiba menyita
perhatian dan kecurgiaannya hanya dalam waktu 24 jam ia mengenal lelaki itu
“Walaupun kau gagal dalam tugasmu membuntuti Professor Cho tetapi kau
memberikan laporan yang bagus. Aku hargai itu Kim Ryeowook.” Ia menatap
Ryeowook yang sepertinya terlihat ketakutan karena gagal menjalankan tugas
pertamanya “Kau tenang aja, aku benar-benar tidak akan menyalahkanmu karena
gagal membuntuti Professor itu bahkan pria disampingmu saja tidak meyalahkanmu
sama sekali, kau sebaiknya kedepan dan makan malam dengan Jungsoo Hyung. Kau
terlihat lelah.”
“T-terimakasih Ketua
Lee.. ah Sungmin Hyung..”
Usai melihat Ryeowook
pergi sambil membungkuk pada Jongwoon yang memang tidak menunjukkan ekspresi
marah pada anak baru itu Xiumin segera meledek Sungmin yang menahan kekecewaan
terbesarnya “Munafik..”
“Ck, diam kau.”
“Siapa Professor Cho?
Apa dia ada kaitannya dengan kasus ini?”
Xiumin dan Sungmin
menoleh pada Jongwoon yang tiba-tiba bertanya, ini pertama kalinya pria dingin
itu tertarik dengan sebuah pembicaraan “Tidak, aku hanya penasaran dengan pria
itu. Aku bisa merasakan dia merahasiakan banyak hal hanya itu saja.” Jawaban
Sungmin sama sekali tidak menarik perhatian Jongwoon jika tidak menyangkut
kasus dirinya tidak akan tertarik.
“Oh.”
Usai merespon makhluk
bawah tanah itupun segera beranjak menyusul Ryeowook meninggalkan Sungmin dan
Xiumin, sudah dia katakan tadi bahwa ia akan makan setelah melapor. Aroma sup
yang dibuat oleh Jungsoo tidak bisa ia hiraukan dan sangat membuatnya lapar.
Sungmin yang sudah sangat terbiasa dengan kelakuan Jongwoon hanya bisa menghela
nafas lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa ia sedikit lelah memikirkan kasus yang
menurutnya tidak masuk akal ini, apa yang dicari oleh mutant itu sebenarnya?
“Bawa kotak itu pada
Donghae pastikan sidik jari pada kotak ini dan jendela di universitas memang
sama.”
Sungmin melemparkan
kotak yang sedari tadi diteliti olehnya pada Xiumin dan kucing itu dengan
menurut segera beranjak pergi menuju lab tempat dimana Donghae berada sepanjang
hari, hanya sebuah kotak tua dengan ukiran klasik yang ternyata tidak berisi. Apa
yang dicari oleh makhluk tersebut di kotak itu? Apa yang di miliki Song Qian
dan diincar oleh makhluk tersebut?
TO BE CONTINUED..........

Tidak ada komentar:
Posting Komentar