myCatalog

Jumat, 28 Desember 2018

MASK CHAPTER ONE







CHAPTER ONE – MASK


Planet Bumi, merupakan satu dari jutaan jumlah planet yang berada di dalam sebuah tata surya, didalamnya terdapat jutaan kehidupan baik manusia hewan dan tumbuhan. Ribuan tahun lalu sebelum adanya kehidupan modern seperti sekarang ini terjadi fenomena aneh yang sampai saat ini belum bisa dijelaskan darimana awal mula kejadian tersebut dapat terjadi. Makhluk hidup dibumi bermutasi secara tiba-tiba tanpa diketahui darimana asal muasalnya mutasi tersebut bisa terjadi dan membuat sel genetik dalam tubuh manusia berkembang melampaui batas normal hingga memiliki kekuatan. Manusia yang berhasil memutasi dirinya sendiri dan menyesuaikan dirinya dengan keadaan baru dari tubuhnya hidup dengan kekuatan yang dimiliki dari hasil mutasi tersebut dan mereka lebih lambat dalam pertambahan usia bahkan ada yang menyebut mereka immortal berbeda dengan manusia biasa yang tidak dapat memutasi gen didalam tubuh mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang mengerti bagaimana kekuatan itu datang mutasi bagaikan penyakit menular pada masa itu, terjadi penangkapan besar-besaran oleh pemerintah karena manusia biasa merasa terancam dengan kehadiran para manusia yang sudah bermutasi. Mereka menjadi lebih kuat dalam segala hal, bahkan terkadang terlihat energy gelap dari balik tubuh mereka karena dampak dari gen di tubuh mereka yang bermutasi. Pemerintah berjanji penangkapan ini hanya sementara hingga mereka menemukan penyembuh untuk penyakit yang diderita manusia yang bermutasi tersebut.



Hingga suatu saat ada pihak-pihak tertentu dari pemerintah yang sangat ingin mengumpulkan para ‘Mutant’ ini untuk dijadikan sebagai alat mendapatkan keuntungan dan kekuasaan, menggunakan kekuatan mereka untuk menyerang yang lemah dan mengambil hak milik orang lain, mereka menggunakan kekuatan para mutant untuk melakukan tindak kejahatan kejam bahkan hingga membunuh orang yang tidak sejalan dengan mereka. Situasi seperti ini yang membuat Manusia dan Mutant yang tidak setuju dengan perbuatan keji terhadap kaum mereka akhirnya bersatu demi melawan pemerintah dari kekejamannya yang memperalat kekuatan mutant sebagai alat mendapatkan kekuasaan.

Namun ternyata begitu banyak rahasia yang tersimpan di muka bumi ini dan tidak diketahui oleh siapapun sebelumnya, bahwa didunia ini bukan hanya terdapat Manusia dan Mutant, karena merasa ekosistem mereka akan dirusak oleh manusia-manusia berfikiran rendah seperti itu maka kaum setengah dewa dan dewi yang biasa di sebut silumanpun keluar dari persembunyiannya selama ini. Pada dasarnya mereka pun hanya sekumpulan suku pedalaman dari balik hutan yang ternyata bukanlah manusia biasa, bahkan tidak akan ada yang mengetahui keberadaan mereka andai saja kejadian buruk yang dilakukan oleh manusia serakah itu tidak terjadi.

3 kelompok manusia yang berbeda jenis bersatu demi melumpuhkan satu kejahatan yang hampir merongrong seluruh negeri, Manusia yang disebut juga makhluk mortal memiliki keberanian yang tidak bisa diukur dengan apapun mereka rela mengorbankan nyawa hanya untuk memenangkan peperangan dijalan yang benar, Mutant yang memiliki kekuatan tanpa batas dapat membantu manusia untuk melewati perang, mereka saling bahu membahu bersama melawan pemerintah kala itu. Sedangkan Siluman mereka memiliki akal kepintaran tanpa batas, suara mereka akan di dengar dimanapun, suku ular, kucing, bunga, dan gagak mereka menggunakan kekuatan alam untuk mengetahui rencana pemerintah dengan mudah, mereka juga yang berusaha menciptakan 4 benda pusaka yang nantinya diharapkan akan mengunci kekuatan jahat dari mutant dan manusia yang sudah di manipulasi oleh pemerintah.

Peperangan berlangsung hampir ratusan tahun hingga seorang Superior dari kaum Mutant dan seorang manusia ternyata berhasil mengaktifkan keempat benda keramat tersebut dan membuat kekuatan jahat terkurung dan terkubur didalam tanah terdalam di muka bumi, namun Superiorpun memutuskan untuk ikut turun kedalam memastikan bahwa kekuatan jahat itu tidak akan keluar lagi sampai kapanpun.

Ketika perang usai ke-3 kelompok ini menuliskan perjanjian bahwa mereka tidak akan saling menganggu dan melukai satu sama lain dikemudian hari, para mutant memutuskan untuk mengikuti jejak Superior mereka untuk turun kebagian bawah bumi dan menetap disana agar tidak ada lagi yang merasa takut dan terganggu oleh kekuatan mereka dan berharap bahwa manusiapun tidak ada yang tahu tentang keberadaan mereka. Sedangkan perkumpulan siluman kembali lagi ketempat asal mereka, bersembunyi di balik hutan terdalam membangun kembali suku dan ekosistem mereka yang sempat rusak sebelumnya.

Sedangkan manusia? Dengan ijin dari kaum mutant dan siluman mereka menciptakan SIU tim rahasia milik pemerintah yang bertujuan menginvestigasi segala macam kasus yang terasa janggal, awalnya tim ini tidak terlalu mendapatkan kasus yang signifikan sampai ratusan tahun terlewati beberapa kejanggalan mulai terjadi ada beberapa kasus yang tidak dapat diselesaikan secara logika. Pemerintah yang mengetahui tentang sejarah ribuan tahun lalu pun kembali mengaktifkan SIU dibawah pimpinan Lee MoonJae, dari sini pemerintah mulai mengetahui bahwa ada beberapa mutants yang kini di sebut Undergroundians oleh para manusia atau mortals yang keluar dari tempat persembunyian mereka selama ini untuk membuat keonaran di muka bumi.


-          50 Tahun kemudian    


Seorang lelaki muda berumur sekitar 24 tahun dengan tubuh kurus berwajah tirus dan menggunakan kaos berlengan panjang longgar dengan celana jeans biru tua melangkah dengan kaki gemetar melewati kawasan sepi dan gelap di salah satu jalanan paling sunyi di Universe City (Nama kota buatan yang diambil dari salah satu tempat dalam dunia RolePlayer yang saya –writer- mainkan), kedua kakinya melangkah dengan ragu serta gemetar sedangkan kedua tangannya meremas surat pengantar yang dibawa dalam genggamannya kembali ia menatap sekeliling bahkan sesekali ia menoleh dan berbalik kebelakang sambil berjalan mundur ia waspada dengan sesuatu yang bisa saja muncul di belakangnya secara tiba-tiba dan akan membuat hidupnya didalam bahaya atau bisa saja dirinya tewas malam ini juga, padahal dia belum sampai ditempat tujuannya.

Salahkan dirinya yang sangat penakut, dan salahkan pamannya yang menyuruhnya untuk datang kemari menyerahkan laporan untuk pekerjaan baru yang akan dijalaninya setelah ia menyelesaikan wajib militer selama 2 tahun pada jam seperti ini, seolah-olah sudah tidak ada lagi hari esok. Kedua kakinya melangkah hampir tiba di pertigaan jalan hingga kedua telinganya mendengar suara deruan knalpot motor yang semakin kencang terdengar makin dekat kearahnya, didalam otak penakutnya ia sudah membayangkan bahwa bisa saja itu bukan manusia. Siapa juga manusia yang akan muncul ditengah malam seperti ini dengan motor di tengah kota Universe yang terkenal sangat menakutkan dimalam hari, kakinya berhenti melangkah ketika kedua matanya melihat nomor rumah yang dituju olehnya, 4. Kenapa mereka harus menggunakan angka itu sebagai nomor sebuah kantor dan hebatnya lagi tempat itu yang harus didatangi olehnya ditengah  malam seperti ini.

“AARRGHHH!!”

Lelaki itu berteriak ketika melihat cahaya lampu motor yang menyinari wajahnya dengan tiba-tiba bersamaan dengan suara knalpot motor yang tepat berada dihadapannya. Si pemilik motor menghentikan motornya dan menstandartkan serta mematikan mesin motor yang dinaikinya lalu membuka helm yang menutupi wajahnya. Rambut hitamnya yang rapi dengan poni tipis yang sedikit berantakan menutupi dahi dari pemilik wajah bulat bermata tajam tersebut yang saat ini mengerutkan keningnya menatap bingung pada lelaki muda yang berteriak dihadapannya sambil menutupi kepala dan wajahnya dengan kedua tangan yang diangkat tinggi-tinggi.

“Apa yang kau lakukan didepan markas SIU?” Tanya si pengedara motor semakin bingung, ia segera turun dari motor dan menghampiri si penakut tersebut.

“Namaku Kim Ryeowook umur 24 tahun aku membawa surat pengantar dan datang untuk melapor.” Sahut si penakut yang menjawab pertanyaan dengan cepat dan mengaku bernama Kim Ryeowook dia bahkan sudah mengangkat tinggi-tinggi surat pengantar di genggamannya lalu membuka surat itu lebar-lebar namun segera ia benarkan ketika ia sadar surat itu terbalik, sedangkan si pengendara motor ia hanya menggeleng kemudian menghela nafas malas sambil mengambil surat pengantar yang dimaksudkan lalu membacanya.

Jadi, pekerja baru yang dimaksudkan oleh kakaknya adalah anak penakut ini?

“Jadi kau orangnya? Ayo masuk.” Si penakut itu segera di rangkul dan dengan cepat diseret untuk masuk kedalam markas rahasia SIU di tengah kota Universe.

Kedua tungkainya melangkah masuk kedalam markas SIU, Secret Investigation Undergroundians. Lelaki ini  dengan langkah pasti menyeret si penakut yang mengaku bernama Kim Ryewook, keponakan dari petinggi pusat di pemerintah tentu saja dia tahu, karena kakaknya dengan semena-mena meminta dirinya untuk menerima si penakut yang baru saja selesai dari WAMILnya agar bisa bekerja di SIU.

‘Pengembangan karakter’ itu alasan tidak masuk akal yang diberikan sang kakak padanya.

“Kau sudah kembali Sungmin-ah?”

“Ya Hyung, kenalkan. Ini Kim Ryeowook anggota baru kita. Dan Ryeowook, orang disana adalah Park Jungsoo. Dia adalah pengurus tempat ini kau panggil dia Hyung sama seperti kami semua menghormatinya mengerti?” ucap si pemilik motor tersebut yang memiliki nama lengkap Lee Sungmin sambil menunjuk Jungsoo bergantian dengan wajah tirus Ryeowook.

“H-Hai?” sapa Ryeowook dengan kaku dan melambaikan tangannya membalas sapaan Park Jungsoo yang melambai terlebih dulu padanya bahkan tersenyum ramah padanya. Berkenalan dengan orang baru merupakan hal terberat dalam hidupnya. Maka dari itu jumlah temannya pun bisa ia hitung menggunakan jari jemarinya. “Tadi, siapa namamu? Sungmin?” Ryeowook sempat berfikir ia sangat familiar dengan nama tersebut, ia berfikir cukup keras untuk mendapatkan jawaban. Hingga akhirnya dia sadar bahwa Sungmin yang kini tengah merangkulnya adalah ketua SIU yang akan menjadi atasannya nanti di tempat ini “Kau Lee Sungmin?? Ketua Lee?” Ryeowook kembali terkejut dan gugup sama seperti ketika berada diluar tadi, ia bahkan membungkuk memberikan hormat beberapa kali. Sungmin tidak mengerti anak ini gugup atau takut atau apa?

Ryeowook bahkan melangkah mundur beberapa langkah lagi dan memberikan hormat lagi pada Lee Sungmin, lama kelamaan Sungmin bisa menjadi raja jika Ryeowook terus membungkuk dan memberikan hormat padanya “Kau tidak perlu seformal itu padaku. Tidak mungkin kau akan membungkuk setiap bertemu denganku setiap hari bukan?” Sungmin kembali mendekati Ryeowook dan merangkulnya membuat bocah penakut itu berhenti membungkuk, Sungmin sedikit tidak suka akan hal itu.

“Selamat datang anggota baru, kau seharusnya mengenal para anggota lainnya didalam.” Sungmin berniat mendorong tubuh Ryeowook agar masuk kedalam markas, benar-benar masuk kebagian tengah markas yang luas dan tidak tertutup apapun, namun tangan anak ini justru meremas ujung jaket hitam yang dipakai oleh Sungmin.

Ketika baru masuk kedalam kantor SIU selain pintu tentu saja akan terlihat parkiran luas disisi kiri namun hanya terisi oleh beberapa motor besar tentu saja milik Sungmin, disisi kanan ada meja khusus milik Park Jungsoo dan dapur pribadi miliknya, mengingat Park Jungsoo pengurus para anggota SIU dan juga dia tinggal ditempat ini, lalu begitu masuk kedalam bagian dalam akan segera menemukan tangga naik kelantai 2 di sisi kanan tempat dimana buku-buku serta arsip-arsip serta salinan kasus sejak 50 tahun yang lalu tersimpan dalam perpustakaan dan ada juga barang-barang yang tidak digunakan lagi oleh Sungmin disimpan di lantai 2. Dibagian tengah ruangan terdapat meja yang cukup besar yang digunakan untuk rapat darurat ataupun untuk makan malam atau setidaknya hanya untuk tempat seluruh anggota berkumpul.

Tepat di sisi kanan meja besar itu terdapat beberapa kursi, sedangkan disisi kiri terdapat sofa berwarna coklat yang senada dengan warna dinding bata di seisi markas. Tepat di belakang sofa, tidak jauh dari sana terdapat beberapa meja kerja yang melingkar agar masing-masing pekerja dapat saling berkomunikasi, bagi Sungmin tim mereka tidak harus terlalu serius ketika memecahkan sebuah kasus jadi humor itu sangat diperlukan ditempat ini. Dan di ujung ruangan ada beberapa anak tangga naik menuju ruangan khusus milik ketua SIU dan juga laboratorium pribadi serta ruang penyimpanan barang bukti.

“Sebentar... Ketua Lee, kenapa aku harus kemari dan melapor hampir tengah malam seperti sekarang?”

Gerakan tangan Lee Sungmin yang hampir mendorong kembali Ryeowook terhenti karena pertanyaan yang di ajukan oleh si anak baru ini “Tentu saja karena tengah malam adalah waktu yang spesial untuk orang-orang yang spesial seperti dirimu diriku dan seluruh anggota SIU dan juga waktu yang tepat untuk memulai sebuah pekerjaan, hanya tim kita yang bekerja hampir 24 jam di negeri ini. Berhentilah bertanya dan biasakan saja dirimu untuk terbangun di jam-jam seperti ini mulai hari ini.”

Sungmin menepuk punggung Ryeowook sambil tersenyum manis dan cukup lebar membuat Ryeowook bukan merasakan keramahan ia justru bergidik ngeri “Dan cukup panggil saja diriku Sungmin Hyung atau Hyung, kau bisa memanggilku ketua pada saat-saat tertentu. Jujur saja diriku tidak terlalu suka panggilan seformal itu.” Ia mendorong Ryeowook untuk masuk kebagian tengah markas bahkan anak itu hampir menabrak meja, kali ini dia berhasil mendorong anak itu menjauh darinya. “Anak baru sudah datang!! Sebaiknya kalian keluar untuk memberikan sambutan.” Panggil Sungmin pada teman-teman timnya yang lain agar keluar.

“Kau akan menakut-nakutinya Sungmin-ah.”

Sungmin sama sekali tidak akan merasa bersalah dirinya justru tersenyum puas dan merasa senang sambil menggendikkan bahunya tanda bahwa dirinya tidak tahu apa-apa dengan apa yang akan terjadi sebentar lagi didalam sana. Ketua SIU itu justru kembali keluar untuk memastikan motornya masih berada didepan agar ia bisa memasukkannya kedalam, hari ini dirinya benar-benar malas kembali kerumah dan bertemu dengan kakaknya mungkin ia akan menginap di markas saja atau mulai mencari tempat tinggal lain.

“Ah, kau anak baru?”

Ryeowook menunjukkan senyum canggungnya ketika seorang wanita yang duduk di salah satu meja kerja memanggil dan menyapanya dengan ramah “Perkenalkan, namaku Kim Ryeowo...” belum usai ia mengucapkan namanya dalam sekali kedipan sosok wanita yang menyapanya tadi sudah menghilang dan muncul dengan tiba-tiba dibelakangnya.

“Kau gugup sekali, sini akan Noona antarkan kau ke meja kerjamu.” Wanita itu segera menyentuh jemari Ryeowook, ia berniat untuk menunjukkan yang mana meja kerja yang akan di gunakan oleh anak baru ini nantinya. Namun Ryeowook tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya terutama karena wanita ini menghilang dari hadapannya dan muncul begitu saja dari balik tubuhnya. Ryeowook semakin gugup dan takut apalagi ketika jemarinya disentuh oleh wanita yang menyebut dirinya sendiri Noona, anak muda itu merasa jemari Noona tak bernama itu sangat dingin “Kenapa jemarimu sangat dingin No-Noona?? Padahal hari begitu panas malam ini?”

Wanita itu tersenyum simpul lalu melepaskan genggamannya dijemari Ryeowook, “Mau bagaimana lagi? Diriku tidak bisa disamakan dengan dirimu yang makhluk berdarah panas..”

Jawaban dari wanita itu mau tidak mau membuat Ryeowook mengerutkan keningnya kemudian menunduk dan menyadari bahwa kaki wanita itu tidak ada dan justru tergantikan dengan ekor ular yang sangat panjang “AAAAAHH!!” ia melangkah mundur sambil berteriak bahkan menutup kedua mulutnya rapat-rapat usai berteriak, Park Jungsoo yang mendengar teriakan Ryeowook hanya bisa menggeleng sambil menggoreng ikan untuk wakil ketua SIU yang sangat menyukai ikan ia menutup telinganya dengan earphone agar tidak mendengar teriakan-teriakan lagi setelahnya, ia sudah hafal dengan kejadian seperti ini sudah berapa orang anak baru yang pergi melarikan diri usai Sungmin memperkenalkan anak baru itu dengan anggota lainnya, Jungsoo hanya berharap anak baru kali ini tidak akan lari dan bertahan lama di SIU bersama dengan mereka.

“Ah, maaf. Noona lupa menyembunyikannya. Semoga kau terbiasa.” Wanita itu tertawa pelan lalu kembali ke meja kerjanya dan duduk disana dengan melata, ekor panjangnya terseret dilantai. Ryeowook sangat takut dan itu terlihat dengan jelas dari wajahnya, walau dia sudah tahu SIU itu berbeda dari tim investigasi lainnya di muka bumi ini bahkan termasuk dalam menangani kasus tapi ia belum pernah melihat hal-hal aneh dan berbeda secara langsung terlebih manusia setengah ular seperti barusan, ini pengalamannya yang pertama.

“Waw?? Darimana datangnya manusia penakut ini? Aku bisa merasakan rasa takutnya dari lantai 2.”

Ryeowook menatap sekeliling ia melihat tangga didekatnya tetapi tidak ada siapa-siapa disana, namun kedua matanya melihat seseorang menggunakan tangga spiral di sudut lain ruangan turun dengan cara merosot dari sisi pegangan tangga berputar-putar namun sebelum tiba di lantai bawah seseorang itu melompat kearahnya dan berubah menjadi seekor kucing hitam gemuk dengan bulu tebal nan menggemaskan.

“AAAAAAHHH”

Si penakut itu semakin berteriak dan berlari menaiki beberapa anak tangga andai saja itu memang kucing sungguhan dirinya tidak akan setakut ini tetapi ia sudah melihat bagaimana seorang manusia berubah menjadi seekor kucing dihadapannya baginya kucing hitam itu sudah tidak lucu lagi sama sekali dimatanya. Ryeowook berharap tidak akan ada kejutan lagi dari anggota lainnya namun ia justru mendengar suara ledakan dari bagian dalam markas, tidak ada yang panik hanya dirinya saja yang terlihat was-was karena suara ledakan itu. Hingga sesosok pria keluar dari dalam dengan wajah hitam dengan rambut berantakan dan naik keatas bahkan masih ada sisa asap dari kepala pria tersebut tidak lupa dengan wajah kesalnya. Ryeowook hampir mengira itu adalah perubahan super goku dari anime favoritnya.

“Super Saiyan??” gumamnya tapi tidak bisa di sebut gumaman karena suaranya cukup lantang hingga terdengar oleh subjek yang di maksud, ia tetap memeluk sisi tangga dengan takut, bisa saja pria itu tiba-tiba saja berubah menjadi sosok menakutkan lainnya, hulk misanya.

Sosok yang baru keluar dengan wajah kesal karena eksperiment gagalnya itu segera tersenyum padanya, sepertinya dia suka dengan panggilan Ryeowook untuknya “Ah, Kau bisa memanggilku terus seperti itu.” Ucapnya senang.

“Pasti penelitianmu gagal lagi?”

Pria berantakan itu baru saja senang dengan panggilan yang diberikan oleh si anak baru namun ucapan satu-satunya wanita ditempat ini membuatnya mendengus kesal ditambah dengan si kucing hitam itu yang ikut mengeong seolah-olah mengiyakan “Noona, jangan meremehkanku seperti itu. Seharusnya kau bersyukur kau bisa tenang duduk didalam markas tanpa harus merasa terancam saat seluruh lelaki ditempat ini keluar untuk menangani kasus, dan itu semua karena kepintaranku yang membuat batas pelindung agar Undergroundians tidak bisa menerobos masuk kemari.”

Ucapan panjang lebarnya tidak didengar dan ditanggapi sama sekali oleh 2 makhluk setengah manusia tersebut hanya Ryeowook yang masih mendengar dengan rasa takut tingkat tinggi, ia bersyukur sepertinya ada yang terlihat normal seperti dirinya lebih tepatnya akhirnya dia melihat seorang manusia ditempat ini selain ketua SIU “Hhh, dimana si tua Kim aku ingin dia mencicipi penemuan baruku.” Ia mencari satu-satunya undergroundians yang bekerja untuk SIU didalam markas, tapi sepertinya orang yang dimaksud olehnya tidak ada ditempat.

“Jongwoon sedang melakukan tugas luar seperti biasanya. Memang sejak kapan kau bisa melihat dia ada di kursinya lebih dari 5 jam sehari di tempat ini?”

“Kalian benar-benar berisik, ditambah dengan suara ledakan tadi. Aku tidak bisa membaca dengan tenang.” Suara protes keluar lagi dari seorang pria manis yang turun dari lantai 2 menggunakan tangga yang digunakan Ryeowook sebagai tempat perlindungan. “Oh, akhirnya kita mendapatkan anggota baru.” Sapanya ramah dan menuruni tangga melewati Ryeowook menuju meja kerjanya .

Baru saja si penakut itu ingin tersenyum karena merasa setidaknya ada lagi yang normal ditempat ini tapi ia justru terkejut setengah mati saat melihat kabut tipis yang menutupi kaki dari pria berwajah manis tadi perlahan menghilang ia bisa melihat dengan jelas dari betis hingga lantai pria itu tidak memiliki kaki pria itu melayang, apa baru saja dirinya melihat hantu??

“H...H....hhh..”

Sepertinya si penakut itu terlalu shock hingga tidak dapat berteriak dan tiba-tiba saja tubuh Kim Ryeowook merosot terjatuh lalu pingsan di lantai bertepatan dengan Sungmin masuk kedalam. Ia menatap timnya satu per satu yang tertawa cekikikan karena merasa senang setelah mengerjai seorang yang baru saja bergabung dengan tim mereka “Dia pingsan?” Tanya Sungmin tidak percaya, apa yang dilakukan anggota timnya pada anak baru ini hingga dia pingsan? Karena biasanya anak baru yang dikerjai oleh timnya akan berlari keluar setelah melihat penampakan ekor dari satu-satunya siluman ular di tempat ini.

“Baru kali ini kulihat seorang penakut seperti dia, tetapi tidak pergi berlari dan kabur keluar.” Ucap kucing hitam yang duduk dengan santai diatas meja besar dan mengintip kebawah kearah tubuh anak baru yang tengah lemas di atas lantai. Ucapannya disambut dengan cekikikan anggota tim yang lain dan anggukan si super saiyan, dirinya pun juga pernah merasa takut ketika awal bergabung dengan tim ini namun baru seminggu ia sudah terbiasa.

Pria Super Saiyan ini merupakan seorang ilmuan yang bekerja di SIU pemerintah langsung mengajukan namanya agar masuk ke SIU saat Sungmin baru menjabat dan mengganti seluruh anggota lama menjadi anggota baru, namanya Lee Donghae dia lebih muda 2 tahun dari Sungmin. Sedangkan satu-satunya wanita di tempat ini ia merupakan satu-satunya siluman dari suku ular yang masih tinggal di tengah kota dan bekerja di SIU karena sisa dari kaumnya sudah jauh bersembunyi didalam hutan, Sungmin merekrutnya untuk bekerja menjadi timnya karena sebuah pertemuan yang tidak di sengaja dia bernama Lee SunKyu tetapi dia lebih suka di panggil Sunny terlebih memang Sungmin yang memberikan nama itu padanya karena ketika wanita itu tersenyum wajahnya seperti hari yang cerah itu alasan Sungmin memberikan nama itu pada wanita yang lebih tua setahun darinya itu tetapi lebih kekanakan darinya. Sedangkan roh pria manis tadi, tidak ada yang tahu darimana dia berasal dan berapa umurnya, bahkan roh tersebut tidak mengingat apapun dari masa lalu tentang kehidupannya sebelum kematian bahkan bagaimana dia bisa menjadi roh dalam bentuk utuh seperti inipun ia lupa, Sungmin memberikannya nama Kim Kibum agar mereka dengan mudah bisa memanggil roh tersebut dengan mudah, ia ditemukan di kaki bukit pegunungan di utara kota oleh Sungmin dan siluman kucing hitam. Berpindah pada siluman kucing hitam yang masih asik bertengger di atas meja dengan bentuk aslinya, jujur saja Sungmin lebih menyukai kalau kucing itu berbentuk manusia seperti dirinya daripada dalam bentuk kucing, pemimpin itu lebih suka kalau ia harus menganggap kucing itu manusia daripada siluman, bahkan kucing ini merupakan peliharaan dari kakak Sungmin sebelum kakaknya memberikannya pada Sungmin 2 tahun sebelum kakaknya itu naik jabatan dan menyerahkan kursi kepemimpinan SIU pada adiknya, nama kucing itu Xiumin walau Sungmin sudah memberikan nama lain padanya yaitu Kim Minseok, agar Sungmin tidak harus menganggapnya kucing lagi. Baginya Xiumin dan yang lainnya sudah merupakan saudara dan keluarganya terutama kucing hitam ini, bahkan Sungmin lebih dekat dengan Xiumin daripada dengan kakaknya sendiri, tanpa ragu Sungmin menjadikan kucing itu wakilnya di SIU.

“Dia ini keponakan Menteri Kim apa kalian berniat tempat ini dicabut ijinnya oleh pemerintah?? Berhenti menakut-nakuti manusia.” Ucap Sungmin lantang karena timnya kini baru sadar mereka melakukan kesalahan dan sedikit berlebihan dalam menyambut ‘tamu’ baru mereka.

“Dan kau berhentilah menakut-nakuti dengan berubah tiba-tiba menjadi kucing, atau akan kucukur seluruh bulu hitammu itu.” Omel Sungmin pada Xiumin sambil menunjuk hidung hitam kucing itu yang hanya menatapnya dengan kedua mata bulatnya, hanya Sungmin yang tidak akan terperngaruh dengan penampilan menggemaskan Xiumin.

“Ck, iya aku tahu!” kucing hitam itu mau tidak mau harus mengiyakan ucapan Sungmin karena Sungmin adalah tuannya, pemiliknya dan tugasnya adalah mengikuti apa yang dikatakan oleh majikannya. Walau Sungmin sama sekali tidak pernah merasa bahwa ia memelihara kucing itu, baginya Xiumin ‘sang kucing’ adalah adik dan temannya selama ini.

“Angkat dia keatas sofa, jika sudah sadar berikan dia air dan jelaskan pekerjaannya.. kepalaku benar-benar pening..” Sungmin segera beranjak kedalam membiarkan anggotanya yang mengurus Ryeowook yang tengah pingsan, menerima seorang penakut dalam sebuah tim yang mengurus sesuatu yang berbau tidak normal sama saja seperti bunuh diri, apa kakaknya sekarang tengah mengerjainya atau apa?

“Lee Jang Hyuk.. apa kau sedang mentertawakanku sekarang.” umpatnya kesal sambil berjalan memasuki ruang kerjanya dan meninggalkan seluruh anggotanya yang tengah mengerumuni Ryeowook yang tengah pingsan.


                                                                                                         + The Mask +


Disebuah Universitas yang cukup terkenal di pusat kota Universe, seorang dosen dengan perawakan tinggi, rapi, serta terlihat sangat ramah baru saja usai menuliskan sebuah penjelasan di papan tulis dalam kelasnya khususnya hari ini yang berhubungan dengan peningkatan sel genetik atau banyak yang orang sebut mutasi genetik yang saat ini terdengar wajar ditelinga manusia, dan telinganya sendiri tentu saja, berbeda dengan ratusan tahun lalu. Tatapannya yang lembut dan tajam disaat bersamaan dibalik bingkai kacamata berwana coklat ditambah dengan rambut ikalnya yang berwarna auburn membuat beberapa murid yang ikut dalam kelasnya tidak henti-henti menatapnya.

“Vict..” Panggil dosen itu pada asisten pribadinya agar memutar slide penjelasan materi tentang mutasi genetik yang tengah ia teliti saat ini pada beberapa muridnya dan beberapa seniornya yang datang hari ini untuk melihat bagaimana kinerja si pengajar tersebut.

“Vict?” panggilnya lagi, namun ia tidak mendapatkan jawaban. Gadis cantik yang ia panggil sama sekali tidak merespon ataupun menoleh “Song Qian?” terpaksa ia harus memanggil gadis itu dengan nama asli miliknya. Asistennya adalah murid pertukaran dari China yang saat ini tengah belajar di Korea, ia tinggal bersama dengan neneknya yang ia bawa dari Negara kelahirannya.

“Ah, Professor Cho? Maaf.” Mendengar namanya di panggil gadis itupun tersentak kaget ia menatap dosen dihadapannya yang tengah menatapnya dan beberapa murid yang menatapnya, Song Qian pun sadar dari fase melamunnya dan dengan segera memutar penjelasan lewat layar proyektor.

Melihat gelagat Song Qian Professor Cho atau dikenal dengan Cho Kyuhyun pun merasa ada yang ganjil dengan keadaan muridnya tersebut namun ia urung untuk bertanya tentang keadaan Song Qian sekarang, ia segera melanjutkan penjelasan materi yang dimilikinya agar dimengerti oleh anak muridnya, mungkin Kyuhyun akan bertanya nanti setelah jam pelajaran sudah usai.

Cho Kyuhyun, siapapun akan suka dengan dirinya bahkan mungkin jatuh pada pandangan pertama dengannya. Dia tampan, tinggi, sangat rapi, bahkan kepintarannya diatas rata-rata. Ia sudah menyandang gelar Professor diumurnya yang baru mengginjak 28 tahun dan sekarang ini sudah tahun ke-4nya mengajar di universitas yang menjadi tempatnya belajar selama ini. Penampilan rapinya didukung dengan potongan pendek rambut ikal dengan warna auburn dan kaca mata yang bertengger di kedua matanya menambas kesan tanpan serta maskulin dari dirinya namun sayang hidupnya hanya diisi dengan buku, mengajar dan penelitian. Teman dekatnya hanya satu orang yaitu seorang pria dan orang tersebut merupakan guru kesenian dari SMA khusus seni di pusat kota Universe. Sedangkan teman lainnya ia memiliki banyak, namun tidak terlalu dekat. Kyuhyun membatasi pergaulannya hanya sebatas saling mengenal dan bertukar pendapat tentang buku, pelajaran, penelitian selebihnya tidak ada, ia lebih suka menyendiri dan melakukan apapun seorang diri.

“Cara mengajarmu sangat bagus sangat mudah untuk dimengerti berbeda dengan cara professor Ahn mengajar dahulu, seharusnya kau menerima pekerjaan di lab milik pemerintah bersama denganku dan gurumu.”

Kyuhyun hanya tersenyum ramah sebagai respon awalnya, ia sama sekali tidak terlalu tertarik dengan penelitian yang tengah dijalankan oleh rekan sesama professor dan seniornya ketika dirinya masih berkuliah dulu. Walaupun penelitian yang tengah mereka jalani sangat memiliki kaitan erat dengan bahan ajarannya di universitas ‘Mutasi Genetic dalam sel tubuh manusia’ namun Kyuhyun tidak pernah memiliki minat untuk bergabung, atau mungkin ia sengaja tidak ingin bergabung.

Usai mengajar ia dihampiri oleh seniornya sebagai rasa hormat dan mau tidak mau ia harus meladeni ajakan dari seniornya ini untuk yang kesekian kalinya dan hasilnyapun ia harus menolak juga untuk yang kesekian kalinya. Kini mereka tengah melangkah perlahan menuruni tangga didepan Universitas, Professor Cho akan mengantarkan seniornya menuju mobil pemerintah yang sudah menjemputnya ia yakin usai perbincangan basa basi ini seniornya akan kembali menuju laboratorium milik pemerintah dan melanjutkan penelitian.

“Yang kuajarkan itu hanya sebatas teori semata, apa yang kalian lakukan di lab melebihi batas kemampuanku. Diriku hanyalah seorang pengajar, mana berani aku menyamakan posisiku denganmu dan juga Professor Ahn.”

“Kau terlalu merendah Professor Cho. Baiklah, aku tidak akan memaksamu jika begitu, tapi hubungi gurumu sesekali mungkin kalian bisa bertukar fikiran.”

Professor Kim pun beranjak pergi terlebih dahulu setelah melihat anggukan dan senyuman simpul Kyuhyun yang selalu diberikan pria itu padanya setiap usai menolak ajakannya karena ia memang bukan sekali gagal kembali membujuk Kyuhyun untuk bergabung dengan mereka dalam penelitian tentang mutasi genetic. Kyuhyun membungkuk sebagai salam hormat setelah Professor Kim pergi lalu tidak lama ia menoleh pada Song Qian yang masih melangkah dengan setia dibelakangnya sambil memeluk buku-buku tebalnya namun Kyuhyun bisa melilhat tatapan kosong dikedua matanya seolah-olah ada yang menganggu fikirannya.

“Apa kau baik-baik saja Song Qian?”

Beruntung Kyuhyun memang seorang Professor yang sangat pintar, diapun bisa berkomunikasi dengan Song Qian menggunakan bahasa ibu dari gadis tersebut, ia tahu mungkin sangat kurang nyaman bagi gadis tersebut untuk hidup, belajar dan tinggal di Negeri orang lain.

“Maaf Professor Cho, aku hanya belum bisa melupakan kejadian kemarin malam.”

Kemarin malam? Kyuhyun memutar otaknya untuk mengingat tentang berita heboh yang masuk ketelinganya tadi pagi tentang pembunuhan yang terjadi kemarin malam dan ternyata asistennya yang justru menjadi saksi mata dari kejadian pembunuhan tersebut. Sangat berat menjadi saksi dari sebuah kasus pembunuhan sangat beruntung bahwa Song Qian tidak mengalami trauma berlebihan, sejauh ini bagi Kyuhyun reaksi yang ditunjukan gadis ini akan kejadian yang dilihatnya masih bisa disebut wajar.

“Polisi akan segera mengusut pembunuhan tersebut, kau sebaiknya beristirahat dan tidak memikirkan hal tersebut Song Qian. Saranku sekarang lebih baik kau pergi kekantin untuk mengisi perutmu atau UKS untuk berbaring dan mengistirahatkan tubuhmu, kau terlihat sangat lelah karena kejadian kemarin malam.”

Song Qian mengangguk, saran dari Professornya sama sekali tidak salah. Ia segera berpamitan untuk pergi mungkin gadis itu akan pergi makan siang terlebih dahulu baru mengistrahatkan tubunya yang jujur saja sangat merasa lelah, lelah akan segala hal yang menimpanya dalam waktu dekat ini.

“Pasti berat untuknya.” Gumam Kyuhyun seorang diri lalu ia kemudan melangkah melewati taman yang tidak jauh dari tempatnya berada sebelumnya, ia akan kembali ke asrama guru sebelum mengajar lagi satu jam mendatang.

Tepat ketika Kyuhyun melewati taman yang cukup luas di kawasan kampus tempatnya mengajar sebuah motor besar melewatinya menuju kearah sebaliknya dari gedung universitas yang menjadi TKP terjadinya pembunuhan kemarin malam. Motor itu berhenti di balik kerumunan beberapa mahasiswa yang tidak mengerti tentang apa yang terjadi, sosok dibalik helm itu adalah ketua SIU Lee Sungmin. Setelah menstandartkan motornya ia segera melangkah memasuki area TKP tetapi dengan cepat dihalangi oleh salah satu petugas polisi disana.

“Ini batas untuk orang biasa.”

Sungmin menatap orang itu sedikit kesal ketika dirinya disebut-sebut ‘orang biasa’ memang secara harafiah dirinya hanyalah manusia biasa bahkan didalam timnya dialah manusia biasa yang tidak memiliki kelebihan apapun kecuali martial art yang dikuasainya sejak kecil, tetapi orang biasa inilah yang memimpin seorang siluman ular, seorang siluman kucing, seorang undergroundians, seorang spirit, dan seorang ilmuan bahkan seorang keponakan dari petinggi pemerintahan.

“Oh.” Ia tidak perlu lagi berargument atau apapun, Sungmin mengerluarkan ID nya dan menujukkan bahwa dirinya adalah seorang ketua SIU tapi tetap saja polisi tersebut tidak mengijinkannya masuk, hingga salah satu polisi senior lain yang mengenalnya langsung menghampiri.

“Ketua Lee? Kau sudah datang? Maaf dia anggota baru jadi dia tidak mengenalmu.”

Kepalanya mengangguk-angguk sambil tersenyum, setidaknya kerahasiaan tentang adanya SIU memang benar adanya bahkan hanya segelintir orang yang tahu bahwa mereka memang ada “Tidak apa-apa, tidak perlu memanggilku seformal itu.” Ia sebenarnya merasa tidak enak di umurnya yang baru memasuki 30 tahun ia sudah dipanggil KETUA “Apa aku sudah bisa masuk?”

“Tentu saja tentu..”

Polisi senior tersebut membuka garis penutup agar Sungmin bisa masuk dan mengamati daerah TKP, meninggalkan kedua polisi yang tengah beradu argument tentang mengetahui tentang SIU atau tidak “Apa kau tidak tahu sama sekali tentang SIU? Mereka akan di panggil jika kasus yang terjadi di TKP sama sekali tidak bisa diselesaikan oleh detektif. Biasanya jika mereka datang pusat akan mengabari kita yang berada di lapangan.”

Ada rasa bangga terselip dalam senyum dari bibir Sungmin saat mendengar ucapan polisi tersebut, bagaimana ia tidak bangga. Walaupun timnya sangat dirahasiakan tapi tidak ada yang tidak bisa selesaikan oleh timnya, bahkan mereka menyelesaikan kasus yang tidak bisa diselesaikan oleh tim lainnya. Kedua matanya melirik kearah pohon tidak jauh darinya ia memberikan kode pada siluman kucing tersebut untuk turun dan menyusulnya untuk melihat bagaimana keadaan mayat gadis yang menjadi korban pembunuhan kali ini, lagi-lagi Xiumin datang dalam bentuk kucing Sungmin benar-benar ingin mencukur bulu tebalnya itu hingga habis.


                                                                                                   + The Mask +


Lebih dari 3 jam Lee Sungmin hanya diam menatap keadaan mayat gadis muda tersebut sambil mengelus-elus dagunya. Ia menunduk kemudian mendongak lagi keatas jendela ia memastikan tidak ada bukti atau petunjuk apapun yang terlewat dari pandangan matanya. Ia bisa memastikan bahwa analisis miliknya sama seperti detektif lainnya bahwa gadis ini tewas karena tercekik bahkan Sungmin bisa melihat tulang leher gadis ini remuk. Namun yang menganjal adalah kenapa bekas di leher gadis ini bukanlah jejak cengkraman tangan yang besar tetapi hanya sebuah garis yang tidak bisa dirinya definisikan sebagai tali tambang ataupun tali apapun. Garis dileher itu terlalu halus untuk di samakan dengan bentuk tali tambang.

“Gadis ini terlalu muda untuk terbunuh dalam keadaan seperti ini.”

Xiumin, sang siluman kucing yang masih dalam bentuk kucingnya dan duduk tidak jauh dari keberadaan mayat hanya menatap Sungmin dengan tatap malasnya “Berjam-jam kau menatapnya dalam diam hanya itu yang kau dapatkan?”

Sungmin melirik kearah kucing hitam itu, apa barusaja dirinya tengah disindir oleh kucing itu atau apa? Ia hiraukan ucapan Xiumin kemudian kembali menatap kebagian atas jendela yang terbuka, tidak ada tali diatas sana jika dia bunuh diri tidak mungkin dia tidak meninggalkan seutas tali, kalaupun memang dia bunuh diri tali jenis apa yang digunakan olehnya? Jika pembunuhan siapa yang bisa membunuhnya seperti ini? Tidak mungkin manusia biasa, hanya itu yang terlintas di kepalanya.

“Kau melihat keatas terus menerus, apa kau ingin aku mengecek keatas sana?”

Sungmin menggeleng, ia tidak ingin Xiumin menjadi kucing lebih dari 12 jam sehari. Sungmin sedang mengajarkan bagaimana cara menjadi manusia pada Xiumin bukan menjadi kucing selamanya “Dimana Wookie?” tanyanya sambil menatap sekeliling, Wookie adalah panggilan barunya untuk si anak baru yang penakut itu, mungkin karena Ryeowook lah yang paling muda di antara seluruh anggota Tim maka Sungmin memberikan nama panggilan itu untuknya.

“Ketua Lee?? Aku sudah datang, apa kau men...” Ryeowook datang secara tiba-tiba dari arah belakang segera melapor pada Sungmin, namun belum usai laporannya keluar dari bibir tipis anak itu dia hampir memuntahkan seluruh isi perutnya karena melihat mayat wanita dengan leher remuk dan wajah lebam serta penuh dengan darah itu.

“Hei..” Sungmin segera menahan Ryeowook yang akan pergi dari TKP “Tahan dulu muntahmu, ada yang ingin kutanyakan padamu.”

Susah payah Ryeowook menahan muntahnya namun aroma tidak enak itu masih tercium ketika dia membuka mulutnya untuk menyahuti Sungmin terlihat dari ekspresi Sungmin yang berusaha menahan aroma aneh yang keluar dari mulut juniornya ini “Aku ingin mendengar analisamu tentang apa yang terjadi pada gadis ini.” Sungmin memberikan Ryeowook sarung tangan karet agar menggunakannya sama seperti yang ia pakai.

Sambil menggunakan sarung tangan Ryeowook menunduk dan sesekali menatap pada mayat tersebut takut-takut sambil memberikan argumentasinya yang tidak jauh dari apa yang Sungmin fikirkan “Dia dibunuh, tidak ada tali tidak ada jejak apapun tapi lehernya patah dengan sangat parah.” Ucapnya dengan cepat, usai ia menjawab Sungmin menarik tangan Ryeowook dengan alasan meminjam tangannya untuk mengukur lebar leher gadis yang sudah remuk itu. Mau dilihat seperti apapun juga, tidak ada bekas cekikan dileher gadis ini.

Sungmin melepaskan tangan Ryeowook dari cengkramannya lalu menatap Xiumin “Temukan saksi mata yang melihat kejadian kemarin malam aku perlu berbicara dengannya nanti. Wookie, aku harus mengetes sesuatu dan kau akan menjadi medianya.” Ucap Sungmin tanpa meminta persetujuan Ryeowook anak itu bersedia atau tidak.

“KETUA LEEEE!!!!”

Ryeowook berteriak ketakutan ketika tubuhnya tergantung dari lantai 2 gedung yang tidak jauh letaknya dari mayat yang baru saja sudah dibawa oleh tim forensik untuk di otopsi. Bagian pinggangnya terikat dengan tali yang terhubung dengan jendela yang sedari tadi di perhatikan oleh Sungmin. Jika diperhatikan baik-baik bahkan jarak antara jendela dari atas kebawah pun tidak terlalu jauh ini bukan tempat yang tepat untuk bunuh diri bahkan walaupun terjatuh sekalipun tidak akan membuat leher seseorang patah seperti itu, mereka menggunakan Ryeowook sebagai refleksi dari korban kira-kira bagaimana posisi korban saat kematian berada dihadapannya. Sedangkan Sungmin dan Xiumin mereka berdua berdiri dibalik jendela dan menahan tali yang mengikat tubuh Ryeowook lebih tepatnya si siluman kucing yang menahannya sedangkan Sungmin ia sibuk menatap sekeliling jendela berharap mendapatkan sesuatu sebagai barang bukti.

Ia memang mendapatkan sesuatu ‘sidik jari’ hanya saja setelah ia mengambil bukti sidik jari ia baru menyadari kenapa sidik jari ini lebih besar daripada jemari korban, bahkan posisi jari ini pun mencurigakan. Hanya ada 1 telapak tangan saja di jendela dan mengarah kedalam seolah-olah seseorang bergantung diluar dan berpegangan pada tepi jendela dengan satu tangan lalu apa yang dilakukan oleh satu tangannya lagi dengan bebas? Itu sangat aneh baginya.

“Apa yang kau fikirkan?”

Sungmin menatap Xiumin lalu ia bersandar pada dinding di sebelah jendela “Mutant? Hanya itu yang terlintas dikepalaku. Semenjak kakakku memimpin SIU sudah banyak kasus mutant yang melarikan diri bukan? Bukan tidak mungkin kali ini kita juga berurusan dengan hal yang sama.”

“Maksudmu Undergroundians??”

“Kau jelas mengerti siapa yang kumaksud Kim Minseok.” Sungmin menegaskan bahkan sampai menyembut nama baru Xiumin yang sengaja ia berikan pada kucing hitam itu agar dia memiliki identitas yang sesungguhnya.

“Sudah sangat lama mereka tidak menampakkan diri, lagipula mereka tidak biasanya akan membunuh seperti ini. Apa penjaga disana melakukan kecerobohan hingga membiarkan penduduknya berkeliaran dan membuat onar ditempat ini, bahkan membunuh?”

Sungmin menendang kaki Xiumin “Apa kau fikir SIU dibuat hanya untuk ajang perkumpulan orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan dan tujuan? Untuk hal-hal seperti inilah kita di ciptakan, kita harus membuktikan bahwa ini memang perbuatan ‘mereka’ lalu menangkapnya dan membuatnya bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada gadis muda itu, atau kau akan dihantui oleh gadis itu selamanya” tambahnya sambil  menakut-nakuti Xiumin dengan roh yang akan menghantuinya jika kasus ini tidak selesai ditangan mereka.

“Tapi, kalaupun memang ini memang kejahatan yang dilakukan oleh Undergroundians. Apa motifnya? Gadis itu, sangat terlihat biasa-biasa saja hanya seorang gadis biasa dari keluarga biasa dengan keseharian yang biasa.”

Sungmin kembali menatap jejak sidik jari di jendela tersebut, “Maka dari itu kau harus menemukan saksi mata yang kumaksudkan tadi. Aku harus bertanya padanya apa yang terjadi sebenarnya ketika kejadian itu terjadi. Apa yang dicarinya, apa yang mereka inginkan dari dunia kita.”

“KETUA LEE, AKU INGIN KEMBALI KE MARKAS!!”

Baru saja ia mengeluarkan analisis terkerennya dan teriakan Ryeowook benar-benar sangat merusak moment, “Bertahanlah sebentar lagi, itu untuk melatih keberanianmu.” Sahutnya sedikit kesal sebenarnya, jika melihat Ryeowook ia akan teringat dengan kakaknya yang seolah-olah sedang mempermainkannya.

Sore itu dihari yang sama Kyuhyun baru selesai mengajar, ia membawa sebuah buku dalam genggamannya buku tersebut tidak tebal tapi juga tidak tipis sebagai acuan ajarannya salahkan dirinya yang terlahir sangat pintar buku sekecil itu hanya berisi beberapa rangkuman yang sudah ia buat sebagai intisari dari setiap bab ajaran-ajarannya sedangkan penjabaran selebihnya sudah terekam dengan matang didalam kepalanya. Langkah kakinya yang panjang terhenti saat ia melewati TKP yang sudah tidak seramai tadi pagi dan siang hari hanya saja masih terpasang garis polisi disana, namun bukan itu yang menjadi perhatiannya dan membuatnya berhenti melangkah. Melainkan ia melihat seorang anak muda yang mungkin saja seumuran dengan Song Qian tergantung dari lantai 2.

“Hei? Apa yang kau lakukan disitu? Itu sangat berbahaya.”

Ryeowook merasa ada yang memanggilnya dan begitu ia menoleh ia melihat seorang pria tengah menatapnya kebingungan, ia merasa seperti dipergoki tengah melakukan kejahatan. Karena panik tubuhnya bergerak agar bisa kembali menaikkan diri keatas tapi yang ia lakukan justru mengakibatkan Xiumin tidak dapat menahan berat tubuh Ryeowook dan membuat siluman kucing itu terpaksa melepas tali yang ia tahan ketika tambang yang di cengkramnya menggesek telapak tangannya hingga memerah.

“Tidak!”

“Arrghh!!” Ryeowook terjatuh dengan bokongnya yang mencium tanah terlebih dahulu, ia berteriak-teriak dan meronta-ronta seakan-akan dia akan segera mati setelah ini. Padahal dirinya baik-baik saja, beruntung Xiumin cukup kuat menahan tambang yang terulur tadi sebelum melepaskannya dan hanya menyebabkan Ryeowook terjatuh dari jarak yang tidak terlalu tinggi.

“Kau tidak apa-apa?” Kyuhyun menghampiri Ryeowook, walau ia tidak mengenal anak ini tetapi melihatnya jatuh dari atas tentu saja dirinya cukup panik, sifat alami seorang Cho Kyuhyun adalah panik akan apa yang tengah terjadi dihadapannya namun tetap berusaha tenang dalam menolong.

“Wookie? Kau tidak apa-apa?” Tanya suara lainnya dari lantai atas di balik jendela membuat Kyuhyun menoleh keatas sekilas namun ia terdiam sebelum sesaat kemudian dirinya kembali mendongak untuk memastikan penglihatannya sama sekali tidak salah dan ia tidak sedang bermimpi saat ini.

‘Wajah itu?’

Sungmin menghela nafas pelan bagaimana bisa anak itu jatuh dari atas padahal dalam keadaan terikat, benar-benar seorang penakut yang handal. Ia melemparkan pandangannya kearah lain hingga kedua matanya bertatapan dengan seorang pria yang tengah mendongak keatas dan beradu pandangan dengan dirinya. Ia segera kembali menarik dirinya untuk masuk dan menepuk keningnya yang tertutup oleh poni tipis “Sial, kenapa anak itu harus jatuh disaat ada orang lain yang melihat?? Ayo cepat turun.” Sungmin segera beranjak turun bersama dengan Xiumin yang segera berubah menjadi kucing hitam dan berlari paling cepat untuk sampai terlebih dahulu sampai di lantai bawah.

Wajah lelaki yang baru saja bertanya tentang keadaan anak dibawah ini benar-benar membuat ingatannya terlempar kembali ke masa lalu ketika ia bisa dikatakan masih sangat remaja. Namun rasanya ini bukan waktu yang tepat untuk mengingat hal itu, Kyuhyun segera menghampiri Ryeowook yang masih mengerang dan mengaduh kesakitan “Agh! Bokongku, kakiku, aku sekarat. Bawa aku kerumah sakit...”

Kyuhyun memeriksa keadaan kaki dan tubuh anak ini tidak ada yang salah tidak ada yang terluka parah, hanya sedikit lecet di bagian lengan dan siku. “Kau sepertinya baik-baik saja, hanya luka kecil. Nanti sebaiknya kau pergi ke UKS untuk mengobati lukamu.” Kyuhyun meraih lengan Ryeowook dan membantu pemilik tubuh kurus itu untuk bangkit berdiri “Ayo, kubantu kau bangun.”

Setelah Ryeowook bangkit dari jatuhnya, Kyuhyun masih melihat sesekali keatas jendela dan kembali menatap anak polos dihadapannya “Apa kau tahu bergelantungan dari lantai 2 itu berbahaya?” Kyuhyun menuntut jawaban atau setidaknya ucapan maaf dan rasa bersalah atas tindakan berbahaya yang dilakukan oleh pemuda didepannya beruntung ia hanya terluka sedikit, bagaimana jika lebih parah dari ini?

“Miaaaaw”

Bukan jawaban yang ia dapat dari pemuda didepannya melainkan suara mengeong dari kucing hitam yang menghampirinya dan Ryeowook, entah naluri atau memang dirinya menyukai binatang Kyuhyun segera berjongkok dan mengelus bulu hitam kucing itu seolah-olah kucing ini adalah miliknya, ia bahkan tidak ragu untuk menggaruk bagian leher kucing berbulu hitam tebal itu.

Sungmin yang baru saja tiba dibawah cukup terkejut melihat bagaimana Xiumin tiba-tiba saja mau disentuh oleh orang asing padahal dengan sesama anggota SIU saja kucing itu tidak begitu suka disentuh. Jangankan Sungmin, saat ini Xiuminpun tengah tidak mengerti dengan sikapnya. Orang ini, seperti pernah dilihatnya, pernah dikenalnya. Ada rasa familiar tetapi ia tidak tahu dimana dia pernah bertemu dengan orang ini sebenarnya.

“Waw, aku belum pernah melihat kucing ini sangat penurut dengan orang lain.” Sungmin datang dan segera ikut berjongkok berhadapan dengan Kyuhyun jemarinya terulur untuk ikut mengelus bulu-bulu tebal Xiumin, ini benar-benar sangat aneh, tetapi kesempatan untuk bisa mengelus bulu-bulu halus Xiumin tentu saja tidak akan dilewatkan oleh Sungmin. Keanehan Xiumin sampai-sampai membuat Sungmin tidak menyadari bahwa Kyuhyun lawan bicaranya saat ini tengah menatapnya dalam diam yang justru mengajak berbicara Xiumin.

Sungguh, Sungmin sangat bingung dengan kelakuan Xiumin tetapi ia tetap tersenyum sangat jarang bisa menyentuh bulu-bulu milik kucing ini. Merasa cukup iapun mendongak dan mendapati Kyuhyun ternyata sedang menatapnya namun pria itu segera mengalihkan kembali pandangannya dengan menunduk dan kembali mengelus kepala kucing hitam yang duduk dengan tenang diatas tanah.

“Kucingmu sangat cerdas, apa dia memiliki nama?”

Sungmin mengangguk mengiyakan pertanyaan Kyuhyun iapun kembali menunduk dan menatap kucing hitam miliknya “Xiumin namanya Xiumin. Nama itu sangat kuno memang dan aku berniat untuk menganti nama itu dengan nama lain.” Ucap Sungmin sebenarnya memberikan ancaman pada Xiumin yang lagi-lagi dengan tiba-tiba merubah dirinya menjadi seekor kucing, Sungmin abaikan lirikan tajam kucing itu padanya.

Jemari Kyuhyun berhenti mengelus kepala Xiumin, bahkan nama kucing inipun mengingatkannya akan masa lalu. Namun ia tersenyum begitu mendengar bahwa nama itu terdengar kuno, padahal baginya hal tersebut justru sebaliknya. “Sana pergi bermain saja.” Sungmin menepuk bokong Xiumin agar kucing itu pergi, bukan pergi dalam arti sungguhan. Ia hanya meminta kucing tersebut mencari saksi mata yang dibutuhkan olehnya sebagai sumber bukti.

Keduanya bangkit berdiri Kyuhyun masih menatap kucing hitam itu hingga Sungmin mengajaknya berbicara “Ngomong-ngomong, perkenalkan. Aku ketua Lee, aku yang tengah menangani kasus ini. Jika aku boleh tahu, siapa namu tuan?”

Kyuhyun menoleh kembali menatap Sungmin, ia hampir terkekeh mendengar dirinya dipanggil tuan apa penampilannya sangat tua dan kuno di hadapan Sungmin? “Jangan memanggilku Tuan. Aku Professor Cho, namaku Cho Kyuhyun. Aku pengajar di universitas ini.” Ucapnya sambil menunjukkan buku catatan pribadinya pada Sungmin yang sebenarnya tidak perlu dilakukannya.

Sungmin tersenyum dan mengerutkan keningnya “Kyuhyun?”

Senyum di wajah professor itu hampir memudar saat melihat respon Sungmin, apa pria itu mengenalnya? “Nama yang bagus.” Tapi nyatanya tidak, Kyuhyun hanya tersenyum simpul sebagai respon atas pujian tersebut, ada rasa kecewa didalam hati terdalamnya bahkan mungkin sulit disembunyikan olehnya kali ini. Sungmin memberikan kartu namanya pada Kyuhyun, ia berharap dilain kesempatan akan bisa saling mengenal dengan seorang professor pasti orang ini sangat pintar.

“Ini kartu namaku, lain kali kau harus menghubungiku setidaknya untuk mengobrol.” Sungmin mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan tidak lupa dengan senyuman ramah diwajahnya.

“Baiklah, aku akan menghubungimu.” Setelah menerima kartu nama tersebut, Kyuhyun segera menjabat tangan Sungmin. Tangan itu terasa hangat, bahkan dengan bodohnya Kyuhyun masih menggengam erat jemari Sungmin ketika pria itu sudah berniat melepaskan jabatan tangan mereka bahkan kedua matanya itu tidak lepas dari wajah Sungmin sedetikpun.

Sadar akan kebodohannya, Kyuhyun memutuskan kontak matanya dengan Sungmin yang sepertinya tengah menatapnya bertanya-tanya ‘Untuk apa kau terus menggenggam jemariku?’ dia pun segera melepas genggamannya dengan ragu, dan menjadikan keadaan Ryeowook sebagai bahan pertanyaan agar dirinya tidak lagi merasa canggung atas perbuatan bodohnya “Apa dia tidak apa-apa?”

“Tenang saja, dia tidak akan kenapa-kenapa. Walau anak ini kurus, tetapi dia yang paling kuat dan terlatih.” Sungmin mengedipkan sebelah matanya pada si anak baru itu, ia tidak salah bukan lagipula anak ini baru selesai wamil Kim Ryeowook memang terlatih. “Ayo pergi Wookie, masih ada yang harus kita kerjakan.”

Sungmin beranjak terlebih dahulu setelah memberikankan senyum tipis pada Kyuhyun sebagai salam perpisahan dan Ryeowook segera menyusul usai berpamitan pada Kyuhyun yang masih terlihat sedikit terkejut, mungkin karena perbuatan berbahayanya tadi pikirnya. Sepeninggal keduanya Professor muda itu segera menatap kartu nama dalam genggamannya tertera nama LEE SUNGMIN ketua dari SIU. Tidak ada yang bisa mengartikan betapa terkejutnya Kyuhyun dengan wajah, nama dan pekerjaan lelaki yang baru saja bertemu dengannya barusan, apa ini sebuah kebetulan? Tapi rasanya tidak mungkin, wajah itu, wajah yang tidak akan pernah Kyuhyun lupakan seumur hidupnya.


                                                                                                     + The Mask +


Keesokkan harinya, Song Qian baru saja menyelesaikan jam kuliah keduanya dan materi yang ia pelajari hari ini benar-benar tidak masuk kedalam kepalanya sama sekali ini semua karena kejadian malam itu, kenapa harus dirinya yang melihat kejadian mengerikan itu? Kenapa dia harus berurusan dengan hal-hal menakutkan seperti itu? Karena terlalu banyak yang ia fikirkan tubuhnya bahkan terkadang berjalan tidak seimbang dan menabrak beberapa orang yang lewat dan menghiraukan beberapa orang yang memakinya karena berjalan seperti itu.

“Miaaw”

Suara kucing membuat langkahnya terhenti dan berhasil membuatnya berhenti membayangkan kejadian malam itu di kepalanya yang berputar-putar terus menerus seperti rekaman kusut. Gadis itu mencari keberadaan sumber suara dari kucing yang membuatnya tersadar dari lamunannya, dan ternyata kucing itu berada tepat di dekat kakinya tidak jauh dari tanaman imitasi didalam gedung universitas. Song Qianpun segera menatap sekeliling dan mencari pemilik kucing ini tapi sepertinya kucing hitam ini tidak memiliki pemilik, gadis itupun segera berjongkok didepan kucing tersebut.

“Waw, ada kucing hitam gemuk didalam kampus.. apa kau tersesat?” tanyanya dengan ramah dan tersenyum lebar.

“Dia tidak tersesat, dia menuntunku untuk bertemu denganmu.”

Song Qian segera bangkit berdiri karena kaget dengan 2 pria yang menghampirinya dan salah satunya mengajaknya berbicara, ia baru mengerti siapa mereka ketika pria yang mengajaknya berbicara menunjukkan kartu identitasnya sebagai penyidik dari SIU.

“Apa kau saksi mata yang melihat kejadian malam itu?”

Awalnya gadis itu terdiam, dirinya benar-benar ingin melupakan kejadian malam itu tetapi nyatanya justru tidak ada satupun ingatan tentang malam itu yang bisa ia lupakan seluruh kejadian tersebut masih terekam dengan jelas dikepalanya. Song Qian pun mengangguk ia bersedia untuk di interogasi didalam ruang staff universitas, ia menjelaskan bagaimana ia  melihat ada sebuah bayangan hitam yang menarik tubuh temannya itu dari bawah hingga tergantung diatas dan mencekiknya dengan kuat bahkan hingga gendang telinganya bisa mendengar bagaimana suara tulang leher temannya itu remuk dan tewas seketika.

“Kau melihat wajah pelaku?”

Song Qian menggeleng, ia menatap Sungmin yang duduk dengan tidak sopannya ditepi meja kerja salah satu staff universitas sedangkan Ryeowook duduk di kursi tidak jauh dari posisi mereka mencatat seluruh jawaban dan pertanyaan 2 manusia dihadapannya. Sedangkan Xiumin, dengan tega Sungmin meminta kucing itu untuk berjaga-jaga dipintu.

“Tidak ada, dia tidak memiliki wajah, aku hanya melihat bayangan tubuh berwarna hitam. Dia melilit Soo-ie dengan bagian dari tubuhnya ia bahkan mencekik Soo-ie dengan sangat kuat semakin lama semakin kuat dan semakin kuat hingga aku bisa mendengar leher Soo-ie remuk saat itu juga. Setelah itu aku berlari pulang dan segera menghubungi polisi, aku sangat takut.”

Sungmin diam, apa dia tidak salah dengar bahwa Song Qian mengatakan ‘bayangan hitam’ itu artinya memang benar dugaannya kemarin bahwa hal ini ada hubungannya dengan ‘Undergroundians’ “Apa kau yakin itu bukan bayangannya sendiri?” ini pertanyaan bodoh tapi tidak ada salahnya mengajukan pertanyaan ini.

“Tidak, bukan. Itu bukan bayangan milik Soo-ie. Bayangan itu benar-benar hitam pekat dan suram. Walau keadaan malam itu sangat gelap tapi aku yakin dengan yang kulihat.”

Benar bukan, pertanyaannya membawanya pada jawaban yang sangat diharapkannya. Namun diamnya justru membuat Song Qian berfikir bahwa Sungmin tidak percaya dengan kesaksiannya, ucapannya seperti tengah mengada-ada dan berhalusinasi. “Kau pasti tidak percaya dengan kesaksianku..”

Sungmin tersenyum lalu menggeleng “Aku percaya, kami semua percaya. Itu gunanya SIU ditugaskan untuk menangani kasus ini, anak itupun tidak percaya dengan hal-hal seperti itu pada awalnya. Namun sekarang dia sudah percaya dan mulai terbiasa.” Sungmin menunjuk Ryeowook yang tengah menulis, dan subjek yang ditunjukpun menunjukkan cengiran miliknya sambil melambai pada Song Qian, mungkin dia fikir Sungmin tengah memperkenalkan mereka berdua.

Berbeda dengan Sungmin dan Ryeowook, Xiumin diluar ruangan sibuk menggerutu mempertanyakan kenapa dirinya yang ditugaskan untuk menjaga pintu apa tidak ada tugas lain yang lebih keren daripada ini? Kim JongWoon sedang bertugas lapangan berjaga-jaga dan mengawasi rumah Song Qian entah apa yang harus di awasi dari rumah saksi itu, Kibum, Donghae dan Sunny sedang bersantai di markas dan ia yakin tanpa melakukan apapun. Bagi Xiumin hal ini benar-benar tidak adil. “Aku kucing berusia hampir 1000 tahun, aku juga wakil ketua SIU, kenapa aku harus ditugaskan untuk menjaga pintu? Ini tidak bisa diterima, aku akan mengajukan protes dengan mogok makan nanti malam.”

Ia masih mengoceh sambil bersandar di sisi pintu hingga Kyuhyun datang menghampirinya dari belakang tubuhnya walau yang sebenarnya ia sudah memperhatikan gerak garik Xiumin dan mendengar umpatannya cukup lama dari balik tubuh Xiumin yang kurang waspada ketika sedang kesal “Permisi?”

“Hmm, ya?” Xiumin berbalik dan ia melihat Kyuhyun tengah berdiri dihadapannya, lagi Xiumin terdiam. Ia kembali berfikir kenapa Kyuhyun terasa sangat familiar baginya tapi dirinya sangat yakin dia tidak pernah melihat Kyuhyun sebelumnya.

Menyadari tatapan Xiumin padanya Kyuhyun melambai didepan wajah siluman kucing itu yang masih terdiam menatapnya “Hei? Apa kita saling kenal sebelumnya?” tanyanya, sesungguhnya ia membutuhkan jawaban saat ini namun lamunan Xiumin membuktikan bahwa Kyuhyun tidak akan mendapatkan jawaban apapun “CHOGI?!” kali ini Kyuhyun memanggil sekali lagi agar Xiumin sadar dari fase melamunnya.

“Hah? Ya? Oh, ada apa?”

“Apa Song Qian ada didalam?”

Xiumin mengangguk “O, iya dia ada didalam.”

“Terima kasih..” Kyuhyun segera masuk kedalam dan membiarkan Xiumin sibuk kembali dengan lamunannya bahkan kucing itu tidak melepaskan tatapan bingungnya dari langkah Kyuhyun yang sudah melangkah masuk kedalam menghampiri Song Qian dan Sungmin.

“Aku sudah menebak kita akan segera bertemu lagi Professor Cho, tapi apa ini tidak terlalu cepat untuk kau kembali bertemu denganku?”

Bisa dikatakan Sungmin sangat terlalu percaya diri saat ini bahkan senyum lebar dari bibirnya tidak lepas ketika kalimat itu sudah usai ia ucapkan, karena memang Kyuhyun datang sama sekali bukan untuknya. Bahkan Kyuhyun sama sekali tidak menoleh kearah Sungmin saat masuk, ia memberikan senyum terbaik miliknya pada muridnya Song Qian yang segera bangkit berdiri begitu melihat kedatangannya.

“Song Qian adalah muridku, dia memiliki jadwal sore ini dan yang kutahu dia tidak sempat membawa materi kelas nanti sore, jadi aku datang untuk menjemputnya dan mengantarkannya pulang untuk mengambil materi yang tertinggal.” Jawabannya menyanggah tuduhan Sungmin bahwa ia datang untuk bertemu dengan ketua dari SIU tersebut.

Sungmin sedikit kecewa yang dicari Kyuhyun memang bukan dirinya, tapi ya sudahlah toh dia juga sudah menanyakan semua yang ingin ia tanyakan pada saksi mata jadi menahan keduanya ditempat ini juga tidak akan menghasilkan apapun “Aku sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaanku, jadi jika kau ingin membawanya silahkan saja.”

Song Qian segera menghampiri Kyuhyun dan berdiri di sisi kanannya, “Terima kasih kalau begitu.” Dengan senyum simpul pada Sungmin ia segera beranjak sambil tersenyum hangat pada Song Qian yang tersenyum lebar padanya. Siapa sangka professor favoritnya akan datang dan menjemputnya tentu saja gadis ini merasa sangat senang dan tersanjung, tenang saja dia tidak menyukai Kyuhyun ia hanya mengaggumi Kyuhyun sebagai seorang professor yang sangat pintar di umur yang cukup muda dan tentu saja sangat baik serta sopan, sudah berapa kali ia mengeluarkan kata-kata sopan seperti permisi dan terima kasih hari ini.

“Soo-ie juga muridmu bukan?”

Ryeowook yang mengira pembicaraan sudah selesai dan bersiap-siap untuk berkemas terpaksa harus kembali menatap Sungmin dan Kyuhyun, yang satu menunduk dalam duduknya yang satu menghentikan langkahnya bahkan Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk menarik Song Qian keluar dari ruangan kepala Universitas, ia tidak bisa mengabaikan pertanyaan Sungmin padanya walau sepertinya ada maksud lain dari pertanyaan yang diajukan Sungmin padanya “Dan aku yakin kau juga sudah melihat jenazahnya yang sangat aneh bukan? Tapi kenapa kau sama sekali tidak memberikan reaksi apapun Professor Cho?”

Tanpa menoleh Kyuhyun tetap tersenyum tipis, lebih menyerupai smirk namun bukan dalam konten negatif ia mengerti kenapa Sungmin menanyakan hal itu padanya. Dalam otak pintarnya ia tahu ketua SIU itu mencurigainya sedikit atau banyak “Karena aku tahu bahwa ada banyak hal aneh dan tidak bisa dijelaskan yang terjadi didunia ini. Lagipula aku hanya orang biasa walaupun diriku penasaran, aku tahu sampai mana batas diriku harus bertanya dan tahu tentang sesuatu.”

Sungmin turun dari meja yang didudukinya lalu menghampiri Kyuhyun yang masih membelakanginya “Baiklah, kalau begitu. Apa kau bisa menjelaskan padaku hal-hal aneh seperti apa yang kau maksudkan barusan Professor Cho?”

Air wajah Kyuhyun yang sebelumnya tenang cukup berubah tegang saat Sungmin sudah berdiri dihadapannya menatapnya dan menuntut sebuah jawaban dengan pertanyaan singkat dan tenang, cukup sulit untuk memaksakan tersenyum saat ini namun Kyuhyun sudah terbiasa. Ia menyunggingkan senyumnya dan menatap Sungmin “Aku adalah Professor biologi, lebih spesifiknya ajaranku berkonstrasi pada hasil mutasi genetik ditubuh manusia. Sejak dahulu kala, dari sejarah belum tertulis hingga manusia memilik teknologi seperti sekarang. Manusia sudah merasakan perubahan teknologi selama beratus bahkan beribu-ribu tahun lamanya. Diantara masa perubahan itu berapa banyak mutasi genetik yang terjadi? Berapa banyak penggabungan genetik yang terjadi? Apakah menghasilkan spesies baru atau tidak? Aku khawatir bukan hanya diriku, bahkan Ketua Lee sendiri pun tidak mungkin tahu ada berapa banyak spesies baru diluar sana.”

Sungmin dan Kyuhyun terdiam dan saling bertatapan usai penjelasan Kyuhyun yang sangat masuk akal dengan alasannya tidak merasa terkejut dengan kasus yang tengah terjadi saat ini dikampus tempatnya mengajar. Tapi tetap Sungmin merasa ada yang aneh dengan pria ini, pria ini terlalu santai dan terlalu mencurigakan. Namun sayangnya Sungmin tidak memiliki bukti apapun selain rasa curiganya dan rasa lain yang ia rasakan begitu ia melihat Kyuhyun pertama kali kemarin sore. “Ternyata kau memang ahlinya dalam hal ini. Jika suatu saat kau ingin membahas tentang mutasi gen atau apapun namanya bagimu atau kau memiliki beberapa buku yang berhubungan dengan penjelasanmu barusan kau bisa menghubungiku dan aku akan segera mendatangimu.”

Kyuhyun cukup merasa tersanjung namun ia tahu bukan kearah itu ucapan Sungmin barusan, ia tidak bisa menutup kepekaannya untuk merasakan aura curiga yang dimiliki Sungmin terhadap dirinya disetiap kalimat yang dilontarkan pria itu terhadapnya “Ketua Lee,.. Soo-ie memang muridku dia yang terbaik, jadi kumohon kau harus menemukan pelakunya secepat mungkin.”

“Tentu saja..” Mood pemimpin SIU itu kembali berubah ia tersenyum dan menepuk bahu Kyuhyun seolah-olah mereka memang teman lama hanya saja terlalu banyak rahasia dibalik pertemanan lama mereka, dan pembicaraan serius mereka barusan tidak pernah terjadi. “Itu sudah tugasku dan tim ku.”

“Kalau begitu, aku dan Song Qian harus segera pergi.” Kyuhyun menarik lengan gadis itu yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan yang terasa tidak normal diantara kedua lelaki dihadapannya. Gadis itu hanya mengikuti Kyuhyun keluar karena ia merasa bahwa gurunya itu memang tidak nyaman dengan cara Sungmin mencari tahu sesuatu, mereka berdua melewati Xiumin yang ternyata masih menatap Kyuhyun yang melewatinya sambil menggaruk-garuk tengkuknya ia bahkan benar-benar tidak bisa menutupi rasa penasaran dari wajahnya saat ini, ia yakin pernah melihat Kyuhyun sebelumnya hanya saja ia tidak tahu dimana.

“Wookie, kemari.”

Ryeowook segera menyimpan catatannya dan langsung menghampiri Sungmin yang masih menatap pintu setelah Kyuhyun dan Song Qian pergi sambil memakai tas selempang hitam miliknya “Kau ikuti Song Qian, jangan sampai kehilangan jejak mereka terutama Professor Cho jangan sampai kau melepaskan pandanganmu darinya. Dia seseorang yang sangat sulit untuk dipahami.”

“Baiklah, aku akan pergi sekarang ket... Sungmin Hyung.” Ryeowook hampir memanggil Sungmin ketua andai saja Sungmin tidak melirik kearahnya, lagipula sudah tidak ada lagi orang diruangan ini jadi tidak perlu terlalu formal bukan. Pemuda itupun pergi untuk membuntuti Kyuhyun dan Song Qian meninggakan Sungmin dan Xiumin yang sudah masuk kedalam menghampiri tuannya.

“Kenapa kau meminta Wookie mengikuti mereka berdua?”

Sungmin terdiam ia menghela nafasnya sebentar lalu menoleh menatap Xiumin “Aku tidak tahu, hanya merasa penasaran dengan keduanya. Terutama dengan professor biologi itu.” Ia menepuk bahu Xiumin, “Ayo kita kembali ke markas aku akan membelikan ikan untukmu.”

“Ikan? Baiklah.”

Xiumin segera mengikuti langkah Sungmin untuk pergi dari Universitas dengan semangat didalam kepalanya sudah terbayang-bayang berapa banyak ikan yang akan di belikan Sungmin untuknya, bahkan kucing itu sudah lupa bahwa ia tadi akan protes dan mogok makan nanti malam. Ikan mengalihkan isi otaknya.


                                                                                                    + The Mask +


Kim Ryeowook melangkah perlahan mengikuti Kyuhyun dan Song Qian yang tengah berjalan ditengah kota, sepertinya mereka tidak akan pulang kerumah Song Qian. Langkah kaki Ryeowook yang ingin mengikuti terhenti dan ia kembali bersembunyi di balik dinding tembok sebuah rumah ketika ia melihat Kyuhyun menoleh dan berbicara pada Song Qian. Namun sayangnya ketika dia kembali ingin mengikuti keduanya Ryeowook justru kehilangan jejak mereka ia tidak tahu kemana Professor Cho dan Song Qian pergi, apakah mereka berbelok atau lurus kalaupun berbelok kearah mana mereka berbelok?

“Qian Qian..”

Ryeowook menoleh saat mendengar suara seorang nenek dari arah belakangnya tengah berbicara dengan bahasa cina bukan korea tengah mencari-cari seseorang. Beruntung Ryeowook sempat kursus bahasa mandarin saat masih duduk di sekolah menengah atas jadi dia bisa mengerti apa yang diucapkan oleh nenek itu, ia memutuskan untuk mengurungkan niat mencari keberadaan Kyuhyun dan Song Qian. Ryeowook sudah terima jika memang nantinya dia akan di marahi dan tentu saja dia mungkin akan kehilangan pekerjaan ini karena tidak becus mengikuti jejak 2 orang.

“Nenek? Apa kau tersasar?”

“Apa kau melihat Qian-Qianku? Apa kau bisa mencari Qian-Qianku? Aku lapar aku ingin makan.”

Ryeowook tidak mengenal siapa itu Qian-Qian yang dimaksudkan oleh sang nenek, kedua matanya fokus pada kalung yang tergantung di leher sang nenek terlihat seperti nametag tapi bukan, itu adalah catatan nama dan alamat mungkin ini alamat si nenek ini “Apa ini alamatmu? Kau ingin kuantarkan pulang?” tawar Ryeowook menggunakan bahasa mandarin dan diiyakan oleh nenek tersebut.

Tanpa menunggu lagi disaat orang lain menghiraukan keadaan sang Nenek Ryeowook justru membantunya dan mengantarkan nenek itu pulang, ia bukan melalaikan tugasnya ia juga sudah kehilangan jejak dari awal dan mungkin memang dirinya tidak cocok dengan tugas sebagai pengintai dalam timnya berbeda dengan Xiumin yang bisa berubah menjadi kucing dan bisa mengikuti siapa saja tanpa takut ketahuan oleh siapapun “Baiklah, akan kuantarkan kau pulang..” ia menuntun sang nenek untuk menyebrang dan mengantarkannya pulang, tanpa Ryeowook sadari Kyuhyun dan Song Qian ternyata berada tidak jauh dari posisinya mereka baru saja memasuki sebuah cafe yang berada agak menjorok dari pertigaan tempat dimana Ryeowook kehilangan jejak keduanya tadi.

“Kau baik-baik saja?” Kyuhyun menutup buku menu dan memesan secangkir kopi untuknya “Mungkin sebaiknya kau beristirahat disini, materi itu tidak perlu kau ambil aku masih menghafal dengan jelas isi dari materi yang kau tinggal dirumah.”

“Apa tidak apa-apa seperti itu?” Song Qian merasa tidak enak, sepanjang perjalanan ia masih saja mengingat pembicaraan mereka dengan Sungmin, bahkan kejadian malam itu masih terulang-ulang dikepalanya. “Apa karena kasus itu kau terseret kedalamnya Professor Cho? Ketua Lee sepertinya terlihat mencurigaimu.”

Kyuhyun terkekeh lalu menggeleng, muridnya sama sekali tidak melibatkannya dalam hal buruk apapun justru tanpa dirinya sadari Kyuhyunlah yang justru mendekatkan dirinya pada kasus ini. Seharusnya ia tidak perlu menjemput Song Qian yang justru menimbulkan kecurigaan Sungmin “Kau tidak melakukan kesalahan apapun, Ketua Lee adalah seorang polisi, kecurigaan akan apapun memang sudah menjadi sifat dasarnya tidak ada yang bisa menyalahkan kepekaannya dalam segala hal walaupun itu terkadang salah.”

Song Qian yang merasa tidak enak hanya bisa menggaruk keningnya, ia tidak tahu Professor Cho sebaik ini bahkan ketika dirinya di curigai oleh orang lainpun pria tersebut masih bisa berfikir positif sangat positif justru. “Apa kau mengajakku kemari untuk minum saja? Jika memang tidak perlu mengambil materi yang tertinggal seharusnya kita bisa kembali ke kampus Professor Cho.”

“Biar aku saja nanti yang kembali ke kampus sendiri, kau sebaiknya menjernihkan fikiran setelah itu pulang kerumah beristirahat. Lagipula aku..”

“Kyuhyun..”

Kyuhyun dan Song Qian menoleh ketika seorang pria datang memasuki cafe dan menghampiri keduanya. Gadis itu segera berdiri dan memberikan hormat, dia kenal dengan pria yang baru saja datang ini Lee HyukJae sahabat dekat Professor Cho yang merupakan seorang guru di sekolah seni “Song Qian? Kau juga di ajak si tua ini kemari?”

Gadis itu tertawa malu bukan karena mendengar godaan guru seni itu padanya tapi karena sebutan pria itu pada dosennya “Aku ada sedikit masalah jadi Professor Cho mengajakku untuk minum disini sebelum kami kembali ke kampus.”

“Sudah kukatakan sebaiknya kau pulang kerumah untuk beristirahat. Ketua Lee mungkin terlalu menekanmu saat interogasi tadi.”

Lee Hyukjae yang baru saja datang dan duduk segera mengerti arah tujuan pembicaraan kedua orang dihadapannya ini mungkin ada kaitannya dengan data seseorang yang Kyuhyun minta carikan untuknya kemarin malam “Apa kalian sedang membicarakan Lee Sungmin dan kasus dilingkungan kampus kalian?”

Bukan jawaban yang didapatkan oleh Lee Hyukjae melainkan tatapan tajam Kyuhyun ketika sahabatnya ini menyebut nama Sungmin dihadapannya dan Song Qian, Hyukjae terbatuk dan segera meminum air putih yang memang sudah tersaji diatas meja cafe mereka “Lalu bagaimana perkembangan kasusnya? Sudah menemukan pelakunya?” ia memutuskan untuk mengajukan pertanyaan lain daripada ia mendapat tatapan tidak mengenakkan dari Kyuhyun yang sejak kemarin sebenarnya tidak bisa mengontrol emosi dan ekspresinya.

“Belum, sepertinya sulit untuk menangkap pembunuh aneh tersebut terlebih setelah Ketua Lee mendengarkan kesaksianku. Diriku sendiri yakin bahwa pelakunya bukanlah seorang manusia.”

Mendengar jawaban Song Qian, Kyuhyun dan Hyukjae saling menoleh dan menatap satu sama lain. Sejujurnya mungkin mereka tahu siapa pelakunya atau setidaknya mereka tahu makhluk jenis apa yang melakukan kejahatan seperti itu “Kau sebaiknya segera pulang ketika sudah jauh lebih tenang, aku akan kembali ke kampus dengan Hyukjae.” Kyuhyun menghabiskan kopi yang dipesannya dalam sekali teguk bahkan dia tidak menambahkan gula dalam minumannya, apa yang dilakukan Kyuhyun membuat Hyukjae menjulurkan lidahnya ia bisa merasakan betapa pahitnya kopi yang mengalir ditenggorokan professor itu saat ini.

“Tapi..”

“Tidak ada tapi-tapian Song Qian, Professormu mengkhawatirkan keadaanmu jadi sebaiknya kau ikuti saja sarannya. Kami akan pergi..” Hyukjae menepuk bahu Song Qian lalu segera beranjak untuk membayar minuman milik Kyuhyun dan Song Qian padahal dirinya sendiri belum memesan sama sekali. Ia segera beranjak pergi dari cafe bersama dengan Kyuhyun kembali menuju kampus dan meninggalkan Song Qian di cafe agar lebih bisa menjernihkan fikiran dari segala kejadian-kejadian yang menganggu fikirannya.

Lain dengan Ryeowook, ia membukakan pintu disebuah rumah susun sesuai dengan alamat yang tertera di nametag milik nenek itu “Kita sudah sampai nek..”

“Ayo masuk Qian-Qian waktunya kita makan..”

Ryeowook tersenyum canggung bagaimana dirinya yang jelas-jelas seorang lelaki dipanggil dengan sebutan Qian-Qian yang sangat jelas adalah nama seorang perempuan, tapi karena takut menyinggung perasaan sang nenek yang bisa dilakukannya hanyalah mengikuti kemauan sang nenek. Bahkan ia mengikuti kemauan nenek tersebut untuk duduk di kursi ruang tamu yang tidak terlalu besar tersebut.

“Nenek, karena kau sudah pulang bagaimana jika kuambilkan kau makanan sebaiknya kau duduk disini lalu aku akan menyiapkan makanan untukmu?” tawarnya dan segera berdiri tanpa melepaskan tas hitam miliknya, namun langkahnya ditahan oleh si nenek yang merasa takut akan ditinggalkan “Tenang nenek, aku tidak akan pergi.” Ia memutuskan untuk membuatkan makanan bagi nenek ini sambil menunggu cucunya pulang jauh dalam nurani Ryeowook ia juga tidak akan tega meninggalkan nenek pikun ini seorang diri.

Kedua kakinya melangkah menuju dapur ia mencoba melihat apakah ada makanan yang setidaknya sudah disiapkan oleh si cucu, dan ternyata memang ada beberapa lauk dengan nasi yang sudah ada di meja hanya tinggal di makan saja. Ryeowook mengambil nampan untuk membawa nasi dan beberapa sayur tersebut kedepan dimana nenek tersebut menunggunya “Ini makananmu nek, kau bisa memakannya sekarang.” Ryeowook mendudukkan dirinya di sofa setelah meletakkan nampan berisi nasi dan lauk pauk di atas meja ia akan menemani nenek makan sambil menunggu, namun posisi duduknya terasa kurang nyaman tidak seperti sebelumnya mau tidak mau Ryeowook mengecek ada apa di balik bantal sofa dan menemukan sebuah kotak kayu dengan desain yang cukup kuno. Tanpa ragu pemuda itu mengambilnya dan menunjukkan pada nenek tersebut “Apa ini milikmu nek?”

Nenek itu mengangguk sambil memakan makan siangnya yang terlambat “Iya, itu milikku.” Ryeowook mengangguk-angguk, walau ragu ia sebenarnya penasaran dengan isi dari kotak itu perlahan dia membuka kotak tersebut namun dalam sekejap kotak dalam genggamannya hilang dari hadapannya karena sebuah bayangan hitam muncul dengan tiba-tiba dihadapannya lalu mengambil kotak itu dan berpindah tempat untuk mengecek isi dari kotak itu.

“S-Siapa kau?!” Ryeowook tersentak kaget sampai kedua kakinya naik keatas sofa, dirinya pun bertanya dengan mengumpulkan keberanian sekuat tenaga saat ini.

“Pencuri! Kau mengambil benda milikku... Qian-Qian, dia pencuri Qian-Qian..”

“Nenek??”

Ryeowook yang tengah panik dengan sosok bayangan yang dilihatnya barusan bertambah panik ketika nenek tersebut justru pingsan dihadapannya, pemuda itu berusaha menarik sang nenek untuk bangkit berdiri dari pingsannya dan pergi dari tempat ini tetapi hasilnya nihil tubuh nenek itu sangat berat dan Ryeowook tidak kuat untuk mengangkatnya melarikan diri dari tempat ini. “Apa yang kau inginkan? Pe-Pergi!” dengan keberaniannya yang setengah-setengah Ryeowook melemparkan buah apel yang cukup besar pada bayangan itu, ia fikir mungkin saja lemparannya gagal karena itu hanyalah sebuah bayangan hitam berbentuk tubuh manusia sama seperti yang di deskripsikan oleh Song Qian tadi.

Namun perkiraannya salah, apel itu justru hancur begitu saja ketika mengenai bagian kepala bayangan tersebut, itu artinya asap hitam yang membentuk bayangan tersebut hanyalah sebuah objek penyamaran agar identitasnya tidak diketahui oleh siapapun. Ryeowook kembali melemparkan hampir seluruh buah yang ada di atas meja sambil melangkah mundur menjauh dari sosok hitam yang kini justru menghampirinya dan terlihat sama sekali tidak bersahabat.dan mungkin berniat untuk melenyapkan dirinya.

“Menjauh menjauh menjauh..” gumamnya pada diri sendiri hingga tubuhnya terjatuh karena rasa takut, walau ia sudah melihat siluman ular, kucing bahkan roh sekalipun tetap saja jika berhadapan dengan hal seperti ini sendirian ia akan gemetar ketakutan. Ryeowook sudah menutup kepalanya dengan kedua tangan sebagai perlindungan karena ia melihat bayangan hitam itu akan menyerangnya dengan sekali pukulan. Tapi beruntung baginya karena seseorang menolongnya... tunggu, itu bukan sosok seseorang.. Ryeowook mengintip dari balik lengannya ia bisa melihat sosok boneka melayang didepannya dan memukul bayangan itu hingga terlempar cukup jauh dari posisinya.

“Apalagi sekarang?? Apa kau pinokio??” Sejujurnya Ryeowook tidak tahu harus merasa takut atau bersyukur karena pertolongan yang diterimanya dari sosok boneka tersebut, namun melihat boneka itu menoleh padanya karena pertanyaan bodohnya pemuda itupun menelan air liurnya dan memilih untuk menutup mulut saja daripada bersuara. Tiba-tiba saja seseorang dengan pakaian serba hitam masuk kedalam kedua tangannya bergerak sama persis dengan gerakan tangan boneka yang melayang dihadapan Ryeowook dan kini beranjak untuk menyerang  bayangan itu.

Pria dengan postur tegap dan berwajah dingin itu meninju udara berkali-kali bersamaan dengan boneka tersebut yang memukul wajah bayangan tersebut berkali-kali tanpa ampun, tidak sekalipun pria itu membiarkan bayangan tersebut mengambil kesempatan walaupun sedetik dia segera mencekik udara dihadapannya sama seperti boneka tersebut mencekik leher bayangan tersebut dan membuatnya meronta-ronta karena tidak bisa bernafas. Dalam sekali gerakan pria itupun segera mengarahkan tubuhnya seperti gerakan melempar bersamaan dengan tubuh bayangan tersebut yang terlempar keatas lantai sehingga kotak yang tadi di ambilnya terjatuh dan terguling dekat dengan kaki Ryeowook.

Dengan susah payah Kim Ryeowook mengumpulkan keberaniannya untuk mengambil kotak itu dan menjauhkannya dari arena pertarungan dihadapannya. Namun yang dilakukannya justru membuat pria yang sepertinya ahli dalam mengendalikan boneka tersebut menjadi tidak fokus ia khawatir pemuda penakut tersebut akan terluka karena gerakan yang dibuatnya dan berakibat boneka miliknya terlempar oleh bayangan tersebut yang melakukan perlawanan lalu pergi melarikan diri lewat jendela.

“Sial”

Si pengendali boneka tersebut menghampiri jendela dan mencoba untuk melacak kemana arah perginya bayangan hitam tersebut tetapi nihil ia tidak melihat apapun dibawah sana selain jalanan yang cukup ramai dengan pejalan kaki. Ia menoleh den menatap Ryeowook dengan tatapan tajamnya yang seolah menusuk langsung pada jantung pemuda yang masih gemetar karena ketakutan.

“Apa kau si anak baru itu? Kim Ryeowook?”

Ryeowook mengerutkan keningnya, darimana orang ini tahu namanya dan tahu bahwa dia anak baru? Jangan-jangan orang ini adalah pekerja lapangan yang dicari oleh Donghae Hyung saat dirinya datang melapor? “Kau si tua Kim?” bibirnya hanya mengulang apa yang disebut oleh Donghae kemarin saat ia pertama kali datang, tapi dirinya tidak mengerti kenapa sampai Donghae menyebut pria ini si tua? Park Jungsoo Hyung terlihat jauh lebih dewasa daripada pria dingin ini.

“Kau memanggilku apa?” tanyanya dengan nada terdingin yang pernah Ryeowook dengar seumur hidupnya.

“Ummm Kim Sunbaenim..”

Kim Jongwoon atau yang biasa di sebut Old Kim oleh Donghae adalah satu-satunya Undergroundians yang bekerja untuk SIU ia langsung di rekrut oleh salah satu Superior yang berasal dari Underground dan saat itu Sungmin pun mau tidak mau menerima rekomendasi dari superior tersebut, perintah dari petinggi underground tidak bisa diganggu gugat itu yang ia tahu walaupun hanya dari selembar kertas sekalipun, lagipula memberikan seseorang kesempatan kedua tidak akan ada salahnya bagi Sungmin. Kekuatannya cukup menyeramkan sejujurnya Puppet Mastery, ia memang sejauh ini hanya mengendalikan boneka sebagai obyek pertarungannya dengan musuh tetapi ia juga biasanya menggunakan benang-benang yang bisa keluar dari telapak tangannya untuk mengikat pergelangan tangan ataupun tubuh manusia dan mengendalikannya sesuai keinginannya. Namun sejak ia di rekrut oleh Superior dirinya tidak pernah lagi menggunakan kekuatannya untuk mengendalikan manusia secara sembarangan.

Jongwoon menghela nafas ia kemudian berjalan dan melangkahi kaki Ryeowook setelah menendangnya “Apa kau sudah cukup gemetaran di atas lantai, cepat bangkit dan kembali ke markas untuk melapor.” Dengan menahan rasa takutnya Ryeowook bangkit berdiri namun ia menahan ujung pakaian yang dipakai oleh Jongwoon agar dirinya tidak ditinggalkan seorang diri.

“Ada apa?” tanyanya malas, sejujurnya ini pertama kalinya ada seseorang yang berani menahan langkahnya bahkan Lee Sungmin saja harus berfikir 2x untuk menahan langkahnya.

“Aku akan melapor, tapi bisa kah kau membantuku membereskan kekacauan ini sebentar dan membantu nenek itu pindah ke kasur?”

Jongwoon menatap sekeliling ruang tamu yang terlihat berantakan akibat perkelahiannya dengan bayangan hitam tadi lalu menoleh pada tubuh si nenek pemilik rumah yang pingsan di sofa. Dirinya fikir anak ini akan berlari ketakutan dan tidak akan memikirkan apapun yang tertinggal di belakangnya “Baiklah, kau bereskan ini semua aku akan memindahkan nenek ini setelah itu aku akan kembali kemarkas. Jika kau tidak cepat membereskannya aku akan meninggalkanmu disini sebagai umpan untuk bayangan hitam tadi.” Ancamnya dan segera menggendong tubuh nenek tua itu untuk masuk kedalam dan meletakkannya di atas kasur.

Pria dingin itu sudah menyelesaikan pekerjaannya hanya dalam hitungan menit, ia akan segera keluar andai saja dia tidak melihat Ryeowook benar-benar sedang membereskan ruang tamu dengan cepat karena takut ditinggalkan oleh seniornya bahkan rasa takut yang membuatnya gemetaran tadi dilupakannya dengan cepat. Jongwoon memutuskan untuk keluar lebih lama dari kamar nenek ini, ia mengambil selimut tebal lalu menyelimuti nenek tersebut hingga sebatas leher lalu duduk di tepi kasur menunggu anak itu selesai dengan pekerjaannya didepan.

“Terima kasih kau sudah menungguku Kim Sunbaenim.”

Ryeowook dan Jongwoon sudah kembali ke markas mereka memasuki pintu markas bersamaan, setelah selama perjalanan keduanya hanya saling diam lebih tepatnya Ryeowook tidak tahu pembicaraan apa yang harus ia mulai dengan seniornya yang sangat pendiam itu.

“Aku tidak menunggumu.” Sanggahnya singkat, padahal memang dia menungggu Ryeowook selesai baru keluar dari kamar si nenek dengan alasan bahwa pria itu mencarikan selimut untuk dipakaikan pada si nenek. “Hyung?” sapanya dengan ramah pada Jungsoo yang seperti biasa tengah memasak sup untuk makan malam.

“Kalian sudah kembali?”

“Iya, dan aku sangat lapar Hyung.. aku akan segera makan setelah melapor.” Jongwoon segera melesat masuk kedalam diikuti oleh Ryeowook yang sudah membungkuk beberapa kali kepada Jungsoo sampai-sampai membuat pengurus SIU itu terkekeh melihat tingkah si anak baru tersebut.

“Apa tadi kau diminta Ketua Lee untuk menyusulku? Kau tadi benar-benar menyelamatkan nyawaku Sunbae..”

Jongwoon berhenti melangkah dan menghadap Ryeowook “Aku tidak datang untuk menyelamatkanmu, aku disana karena memang Lee Sungmin memintaku berjaga-jaga di rumah Song Qian dan ternyata kau datang kesana.” Ia melanjutkan lagi langkahnya dan meninggalkan Ryeowook yang sedang berfikir “Sebaiknya kau cepat melapor.”

“Jadi nenek itu tadi...” Ryeowook membulatkan mulutnya, ia baru saja melihat bayangan hitam di rumah Song Qian dan bayangan hitam itu mencari sesuatu di rumah nenek itu. Ryeowook mengeluarkan kotak yang tadi diambil olehnya tanpa ijin, mungkin ini bisa menjadi bahan laporannya pada Sungmin.

Sungmin dan Xiumin yang duduk di sofa menatap Jongwoon dan Ryeowook bersamaan dengan kotak kayu diatas meja besar di tengah markas, dari laporan yang diberikan oleh kedua bawahannya ini sepertinya Sungmin mulai mengerti ada apa sebenarnya disini bahkan mungkin pembunuhan ini terjadi karena sesuatu yang dicari oleh bayangan hitam yang dilihat oleh Song Qian, Ryeowook dan Jongwoon.

“Jika dugaanku benar maka sebenarnya Soo-ie hanya korban salah bunuh, bisa saja sebenarnya yang diincar oleh bayangan itu bukan Soo-ie tapi Song Qian. Melihat bahwa perawakan mereka dari berbagai aspek cukup mirip.”

“Jadi maksudmu target sesungguhnya adalah Song Qian??” si kucing terlihat tidak percaya, karena sama seperti korban sebelumnya Song Qian terlihat biasa-biasa saja hanya mungkin gadis itu terlihat jauh lebih pintar dari teman-teman sebayanya dan tentu saja gadis itu menjadi seorang asisten dosen setampan Cho Kyuhyun. Ketuanya hanya mengangguk analisisnya tidak pernah salah, jika mereka tidak bertindak cepat maka Song Qian akan dalam bahaya.

Sungmin meraih kotak kayu yang dibawa Ryeowook “Apa kau yakin bayangan itu mengambil kotak ini dari tanganmu?” Ryeowook mengangguk dengan cepat ia sangat yakin, tidak akan ada yang salah dengan ingatannya “Aku sangat yakin.”

Sejujurnya Sungmin sedikit kecewa anak ini gagal membuntuti Kyuhyun yang tiba-tiba menyita perhatian dan kecurgiaannya hanya dalam waktu 24 jam ia mengenal lelaki itu “Walaupun kau gagal dalam tugasmu membuntuti Professor Cho tetapi kau memberikan laporan yang bagus. Aku hargai itu Kim Ryeowook.” Ia menatap Ryeowook yang sepertinya terlihat ketakutan karena gagal menjalankan tugas pertamanya “Kau tenang aja, aku benar-benar tidak akan menyalahkanmu karena gagal membuntuti Professor itu bahkan pria disampingmu saja tidak meyalahkanmu sama sekali, kau sebaiknya kedepan dan makan malam dengan Jungsoo Hyung. Kau terlihat lelah.”

“T-terimakasih Ketua Lee.. ah Sungmin Hyung..”

Usai melihat Ryeowook pergi sambil membungkuk pada Jongwoon yang memang tidak menunjukkan ekspresi marah pada anak baru itu Xiumin segera meledek Sungmin yang menahan kekecewaan terbesarnya “Munafik..”

“Ck, diam kau.”

“Siapa Professor Cho? Apa dia ada kaitannya dengan kasus ini?”

Xiumin dan Sungmin menoleh pada Jongwoon yang tiba-tiba bertanya, ini pertama kalinya pria dingin itu tertarik dengan sebuah pembicaraan “Tidak, aku hanya penasaran dengan pria itu. Aku bisa merasakan dia merahasiakan banyak hal hanya itu saja.” Jawaban Sungmin sama sekali tidak menarik perhatian Jongwoon jika tidak menyangkut kasus dirinya tidak akan tertarik.

“Oh.”

Usai merespon makhluk bawah tanah itupun segera beranjak menyusul Ryeowook meninggalkan Sungmin dan Xiumin, sudah dia katakan tadi bahwa ia akan makan setelah melapor. Aroma sup yang dibuat oleh Jungsoo tidak bisa ia hiraukan dan sangat membuatnya lapar. Sungmin yang sudah sangat terbiasa dengan kelakuan Jongwoon hanya bisa menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa ia sedikit lelah memikirkan kasus yang menurutnya tidak masuk akal ini, apa yang dicari oleh mutant itu sebenarnya?

“Bawa kotak itu pada Donghae pastikan sidik jari pada kotak ini dan jendela di universitas memang sama.”

Sungmin melemparkan kotak yang sedari tadi diteliti olehnya pada Xiumin dan kucing itu dengan menurut segera beranjak pergi menuju lab tempat dimana Donghae berada sepanjang hari, hanya sebuah kotak tua dengan ukiran klasik yang ternyata tidak berisi. Apa yang dicari oleh makhluk tersebut di kotak itu? Apa yang di miliki Song Qian dan diincar oleh makhluk tersebut?






TO BE CONTINUED..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar